Vertical Garden pada Arsitektur Modern

Dunia Arsitektur termasuk Indonesia mengalami sebuah perubahan yang menekankan pada peraturan GBCI (Green Building Council Indonesia) mendata serta memberikan Sertifikasi bertujuan untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan pada sektor properti di Indonesia, serta memiliki aturan tertentu pada sertifikasi tersebut.

Green Building/Arsitektur Hijau tidak hanya menerapkan penggunaan material ramah lingkungan material yang sustain atau berkelanjutan serta meminimalisir penggunaan energi, tetapi adapun yang mencangkup pada bangunan yang mengikuti kesetaraan dengan alam baik dalam segi harmonisasi bangunan, material, dan bentuk bangunan serta lansekap. Green Building/Arsitektur hijau pun menerapkan sistem Green Fasad / Muka bangunan Hijau seperti penggunaan tanaman hias, tanaman yang memiliki fungsi tertentu sesuai keperluan pengguna, Vertical Forest, Tropical Fasad, Vertical Farm.

banyak biro atau arsitek yang sudah menerapkan sistem ini sebagai ketetapan desain maupun ciri khas nya, Seperti :

  • BIG (Bjarke Ingles Group)
  • SHAU
  • D-Associates
  • AKANOMA
  • H2O Farms

Pada artikel ini akan membahas salah satu penerapan yaitu Vertical Farm (Pertanian Vertikal). Vertical Farm merupakan salah satu kemajuan arsitektur didunia termasuk Indonesia. Penggunaan Vertical Farm/Vertical Garden sebagai pengganti area lansekap yang terpakai oleh bangunan yang berdiri diatas tanah, serta keinginan pemilik bangunan yang ingin memiliki taman tetapi minim lahan.

Metode inovatif yang menggabungkan pertanian dengan lingkungan perkotaan melalui penanaman tanaman dalam lapisan vertikal. Teknik ini semakin populer di Indonesia karena urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang menekan metode pertanian tradisional. Dengan mengintegrasikan pertanian vertikal dalam desain arsitektur, Indonesia dapat meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi dampak lingkungan, dan mendorong kehidupan yang berkelanjutan. Metode ini sangat cocok dipergunakan bagi bangunan yang memiliki lahan minim.

Pertanian vertikal (Vertical Farm) melibatkan penanaman tanaman dalam lingkungan terkendali tanpa tanah, menggunakan teknik seperti hidroponik, aeroponik, atau akuponik. Di bawah sistem tersebut, produksi tanaman dimungkinkan sepanjang waktu terlepas dari kondisi cuaca dan mengkonsumsi jauh lebih sedikit air dan ruang dibandingkan dengan pertanian konvensional. Pertanian vertikal dapat disematkan ke dalam bangunan sehingga dapat diintegrasikan ke dalam struktur perkotaan.

Sudah banyak inovasi yang menerapkan Vertical Farm (Pertanian Vertikal) bukan hanya sebagai hobby pengguna hunian, bukan hanya sebagai cadangan makanan yang berkelanjutan, tetapi sudah menerapkan sebagai penggunaan muka bangunan (Fasad). Vertical Farm memiliki perawatan yang bermacam-macam, ada yang menggunakan sistem manual serta otomatis, untuk penggunaan sistem manual biasanya diterapkan pada bangunan dengan jumlah lantai 2-3 dan pada biasanya yang menggunakan sistem otomatis pada bangunan yang berjumlah lebih dari 3 lantai. Hal tersebut terjadi karena faktor perawatan serta sistem utilitas dan pemasangan yang cukup rumit, penggunaan Vertical belum banyak diterapkan diIndonesia, karena pengeluaran perawatan yang cukup mahal. tetapi nilai positif yang ada pada penggunaan vertical farm seperti :

Keuntungan dari Pertanian Vertikal

Pertanian vertikal rasanya menawarkan berbagai kelebihan :

  • Pertama adalah meningkatkan target produksi pangan: Dengan metode pertanian vertikal, sejumlah besar makanan bisa diproduksi di area kecil untuk memenuhi permintaan konsumsi akan produk segar di perkotaan.
  • Kedua adalah keberlanjutan: Dengan memanfaatkan lebih sedikit air dan lahan, resiko proses pertanian terhadap lingkungan juga berkurang.
  • Ketiga adalah memproduksi secara lokal: Pertanian vertikal seharusnya bisa menghasilkan bahan pangan segar secara lokal dengan mengurangi kebutuhan akan transportasi berjarak jauh yang semakin menambah emisi gas karbon.
  • Keempat adalah kesempatan edukasi: Pertanian vertikal juga bisa menjadi pusat pendidikan dan pengajaran kepada masyarakat perkotaan dengan memberikan contoh pertanian yang baik dan pola makan yang bersih dan sehat.

Vertical Farm memiliki sistem pemasangan yang rumit tergantung jenis bangunannya serta kondisi lingkungannya. Berikut beberapa sistem umum yang digunakan:

  1. Indoor Vertical Farming: Pertanian vertikal dilakukan di dalam ruangan dengan menggunakan teknologi seperti LED untuk pencahayaan, serta sistem pengendalian suhu dan kelembapan. Bangunan ini biasanya memiliki lapisan luar yang transparan untuk memungkinkan masuknya sinar matahari.
  2. Outdoor Vertical Farming: Pertanian vertikal dilakukan di luar ruangan, seperti di balkon, pekarangan, atau di atas atap bangunan. Sistem ini menggunakan teknologi hidroponik, akuaponik, atau aeroponik untuk menanam tanaman tanpa tanah2.
  3. Hybrid Systems: Sistem ini menggabungkan elemen indoor dan outdoor, dengan menggunakan teknologi canggih untuk mengendalikan lingkungan pertanian di dalam ruangan, sementara bangunan itu sendiri dirancang untuk memanfaatkan sinar matahari dan udara segar.
  4. Integrated Systems: Pertanian vertikal yang terintegrasi dengan bangunan, seperti gedung pencakar langit, gudang bekas, atau kontainer pengiriman. Sistem ini memanfaatkan ruang yang sudah ada untuk menghasilkan hasil pertanian tanpa memerlukan lahan tambahan.
  5. Modular Systems: Sistem ini terdiri dari unit-unit modular yang mudah dipasang dan dipindahkan. Unit-unit ini bisa berupa pot tanaman atau pipa yang disusun secara vertikal dengan saluran air yang mengalir di antara mereka.

Setiap sistem memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, dan pilihan sistem pemasangan akan tergantung pada kebutuhan spesifik dan kondisi lingkungan di lokasi tersebut.

Kondisi bangunan dan karakteristiknya merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan sistem pertanian vertikal yang sukses. Dimensi ruangan dan ruang seperti ukuran ruangan dan tinggi langit-langit berkaitan dengan kemungkinan lokasi pemasangan rak vertikal atau modul. Lokasi konstruksi juga sangat penting terkait dengan penyediaan cahaya karena bangunan yang memiliki sinar matahari yang cukup akan membutuhkan penerangan buatan lebih sedikit. Sistem ventilasi dan iklim di dalam bangunan juga penting untuk pertumbuhan tanaman, sementara jarak dari sumber daya seperti air dan tenaga listrik menentukan efektivitas operasi. Pertimbangan keamanan dan aksesibilitas diperlukan untuk memenuhi persyaratan bahwa sistem harus aman dan mudah untuk dirawat. Kapasitas beban struktural gedung harus cukup untuk menampung beban tambahan yang disebabkan oleh tanaman, rak, dan sistem irigasi. Dengan pertimbangan ini, sistem pertanian vertikal dapat disesuaikan untuk produktivitas maksimum, penggunaan energi yang optimal, dan keberlanjutan yang lebih baik.

APAKAH COCOK VERTICAL FARM DITERAPKAN DIINDONESIA?

Pertanian vertikal sangat cocok untuk Indonesia karena dapat mengatasi keterbatasan lahan yang disebabkan oleh urbanisasi yang pesat. Dengan menggunakan ruang vertikal, pertanian vertikal memaksimalkan penggunaan lahan yang terbatas dan memungkinkan penanaman tanaman sepanjang tahun tanpa tergantung pada kondisi cuaca. Selain itu, teknologi hemat air dan energi seperti hidroponik dan pencahayaan LED sangat sesuai dengan tantangan sumber daya di Indonesia. Pertanian vertikal juga mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida, serta meminimalkan dampak lingkungan. Ini mendukung ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan ekonomi lokal dengan memproduksi hasil segar untuk pasar lokal. Meskipun ada tantangan seperti biaya awal yang tinggi dan kebutuhan akan teknologi canggih, dengan inovasi dan dukungan, pertanian vertikal memiliki potensi besar untuk menjadi bagian penting dari sistem pertanian di Indonesia. terutama pada kota-kota besar diIndonesia karena faktor Polusi serta makanan yang sudah tidak organik dan sehat, hal tersebut memperkuat fungsionalitas penggunaan Vertical Farm, diindonesia sebenarnya sudah banyak wacana desain pada setiap rumah rumah warga yang ada dikota-kota besar tetapi wacana tersebut belum tersebar merata karena faktor ekonomi serta ketidak siapan warga. Namun tidak sedikit juga beberapa rumah sudah menerapkan sistem tersebut, Faktor-Faktor tersebut memberikan dampak yang cukup serius demi keberlangsungan sebuah wilayah maupun negara, efek rumah kaca yang semakin tahun semakin meningkat, efek rumah kaca memberikan dampak buruk bagi manusia, solusi penggunaan Vertical Farm adalah hal terbaik.

Selain efek rumah kaca faktor polusi serta kebisingan suara pada sebuah kawasan hunian dapat memberikan efek yang buruk bagi warga yang berada disekitar kawasan tersebut, setidak nya menanam tanaman yang dapat meredam polusi serta kebisingan suara, ada beebrapa tanaman yang berpengaruh baik diluar ruangan maupun didalam ruangan seperti:

  1. Palem (Arecaceae): Tanaman ini dikenal mampu menyaring xylene, sebuah zat kimia beracun yang sering ditemukan dalam cat dan pernis.
  2. Pakis Boston (Nephrolepis exaltata): Tanaman ini berasal dari daerah tropis dan rawa, dan dapat membantu menghilangkan xylene dan formaldehida dari udara.
  3. Spider Plant (Chlorophytum comosum): Tanaman ini tidak hanya mudah dirawat tetapi juga mampu menghilangkan formaldehida dan karbon monoksida dari udara.
  4. Angsana (Pterocarpus indicus): Pohon ini memiliki kemampuan menyerap karbon yang sangat baik dan dapat mengurangi polusi udara hingga 70%.
  5. Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis): Tanaman ini dapat menyerap kandungan nitrogen dari udara, membantu mengurangi polusi.
  6. Bougenville Merah (Bougainvillea glabra): Tanaman ini juga dikenal mampu menyerap polutan dari udara.

Selain mengurangi polusi udara, beberapa tanaman ini juga dapat membantu mengurangi kebisingan dengan menyerap suara melalui daun dan batangnya. Tanaman-tanaman ini tidak hanya membantu menjaga kualitas udara tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman.

Pertanian vertikal dapat memiliki banyak dampak positif bagi hunian. Pertama, integrasi pertanian vertikal ke dalam bangunan hunian dapat memiliki dampak positif pada kualitas udara di dalam dan sekitar bangunan. Tanaman menyerap polutan seperti karbon dioksida dan mengembalikan oksigen, sehingga para penghuni dapat hidup di lingkungan yang lebih sehat. Selain itu, keberadaan tanaman dalam sistem pertanian vertikal juga dapat berfungsi sebagai penghalang dalam mengurangi suhu di sekitar bangunan, menyediakan pendinginan alami yang dapat mengurangi kebutuhan pendingin udara.

Kedua, pertanian vertikal juga dapat menyediakan sumber makanan lokal yang berkelanjutan bagi penghuni. Dengan menanam makanan segar di rumah, penghuni akan mengurangi ketergantungan pada pasokan makanan dari luar kota yang memerlukan perjalanan jauh dan berdampak pada lingkungan. Ini juga membawa manfaat ekonomi karena biaya transportasi yang berkurang dan membantu memastikan pasokan makanan segar yang bergizi.

Selain itu, pertanian vertikal juga dapat meningkatkan estetika dan kualitas mental penghuni. Telah terbukti secara ilmiah bahwa keberadaan unsur hijau di area hunian meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi stres. Tanaman memang merupakan elemen kontras yang memberikan sentuhan menenangkan di lingkungan, tetapi mereka juga dapat diintegrasikan sebagai fitur dekoratif yang meningkatkan estetika taman dan keindahan lingkungan. Dan adapun efek yang memberikan hal positif kepada diri kita saat menggunakan vertical Farm seperti :

Mengurangi Stres: Studi telah menunjukkan bahwa kehadiran tanaman hijau dapat mengurangi stres. Penghuni atau pengguna bangunan dapat merasakan efek menenangkan dari tanaman dalam lingkungan hunian atau umum yang memiliki pertanian vertikal. Kegiatan berkebun atau sekadar melihat tanaman dapat membantu rileks dan mengurangi kecemasan.

Meningkatkan Produktivitas dan Konsentrasi: Tanaman hijau di tempat kerja atau ruang publik dapat meningkatkan produktivitas dan konsentrasi. Studi menunjukkan bahwa lingkungan yang mengandung elemen alami, seperti tanaman, dapat meningkatkan fokus dan kinerja kognitif. Ini sangat bermanfaat di kantor atau sekolah, di mana produktivitas dan konsentrasi tinggi sangat penting.

Meningkatkan Kesejahteraan Emosional: Berinteraksi dengan tanaman, baik melalui perawatan atau hanya melihat pertumbuhannya, dapat meningkatkan kesejahteraan emosional. Merawat tanaman memberi Anda rasa pencapaian dan ikatan dengan alam, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan emosional.

Mengurangi Kelelahan dan Kebosanan: Tanaman hijau dan ruang hijau di dalam bangunan dapat membantu mengurangi kebosanan dan kelelahan psikologis. Tempat yang penuh dengan unsur-unsur alami menciptakan suasana yang menyegarkan dan meningkatkan energi mental. Ini sangat penting di kantor dan pusat perbelanjaan, di mana orang sering lelah karena banyak aktivitas.

Meningkatkan Kualitas Udara Dalam Ruangan: Tanaman yang ditanam dalam sistem pertanian vertikal memiliki kemampuan untuk menyaring polutan udara dan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Tanaman tidak hanya menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen, tetapi juga memfilter formaldehida dan benzena, yang merupakan zat berbahaya. Udara yang lebih bersih meningkatkan kesehatan fisik dan mental penghuni dan pengguna bangunan.

Kesimpulannya, pertanian vertikal adalah solusi yang ideal untuk diterapkan di Indonesia karena dapat mengatasi berbagai masalah, seperti peningkatan permintaan pangan dan keterbatasan lahan akibat urbanisasi. Pertanian vertikal dapat menghemat air dan energi, memproduksi makanan sepanjang tahun, dan mengurangi dampak negatif lingkungan. Integrasi pertanian vertikal dalam bangunan hunian dan umum juga membantu kesehatan mental, dengan mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Ini bukan hanya keuntungan lingkungan. Melalui penciptaan lapangan kerja baru, pertanian vertikal meningkatkan interaksi sosial dan komunitas serta peluang ekonomi lokal. Pertanian vertikal memiliki potensi besar untuk membantu pembangunan berkelanjutan di Indonesia, meskipun ada beberapa hambatan, seperti biaya awal yang tinggi. Namun, dengan dukungan yang tepat dan inovasi yang tepat, hal ini dapat dicapai.

Penulis : Firli Hildan Fahrurrozi (10421033)_Teknik Arsitektur

REFERENSI

“Perancangan Pertanian Vertikal yang Terintegrasi untuk Mengatasi Masalah Pangan Masa Depan” oleh Caroline Natalie dan Martin Halim. Jurnal STUPA, Vol. 4, No. 1, April 20221.

“Pengembangan Metode Pertanian Vertikal Untuk Meningkatkan Produksi Dalam Keterbatasan Lahan” oleh Riska Sukmawati. Jurnal Literasi Indonesia, Vol. 1, No. 2, 20242.

“Urban Farming dalam Kampung Vertikal sebagai Upaya Efisiensi Keterbatasan Lahan” oleh Atik Dwi Nur’aini dan Johanes Krisdianto. Jurnal Sains dan Seni Pomits, Vol. 6, No. 2, 20173.

“Manfaat Berkebun bagi Kesehatan Mental” oleh Widia Primastika. Artikel di Tirto.ID, 19 Agustus 20184.

“Plant Therapy sebagai Upaya Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi” oleh Ainur Zafira Efendi dan Indah Purbasari. Buletin Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Vol. 1, No. 1, September 2021