Dengan urbanisasi yang terus berkembang, ruang publik kini harus beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan estetika, kenyamanan, dan keberlanjutan. Salah satu ruang publik yang krusial adalah lanskap fasilitas kesehatan. Lanskap di fasilitas kesehatan harus memberikan lingkungan yang mendukung penyembuhan pasien, membantu staf medis, dan menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi pengunjung.
Arsitektur lanskap mencakup berbagai elemen yang dapat dikelompokkan menjadi softscape dan hardscape. Elemen softscape melibatkan komponen alami seperti tanaman, air, dan vegetasi lainnya. Di sisi lain, hardscape mencakup elemen buatan seperti jalan, bangku, dan struktur lainnya yang memberikan dukungan struktural serta estetika. Dalam perencanaan lanskap, kedua elemen ini harus diintegrasikan secara harmonis
Tujuan dari desain lanskap di fasilitas kesehatan adalah menciptakan lingkungan yang berfungsi sebagai area relaksasi, ruang interaksi sosial, dan tempat untuk terapi. Pemilihan material yang tepat menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Artikel ini membahas berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih material lanskap di fasilitas kesehatan, dengan fokus pada keberlanjutan dan integrasi estetika
Pengertian Lanskap
Lanskap didefinisikan sebagai suatu ruang terbuka yang dirancang untuk menciptakan keseimbangan antara elemen alami dan buatan. Lanskap tidak hanya berfungsi sebagai elemen dekoratif, tetapi juga sebagai ruang yang mendukung aktivitas manusia, baik dalam skala pribadi maupun publik. Lanskap dapat mencerminkan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya melalui elemen-elemen yang menyusun dan memengaruhi persepsi pengguna terhadap ruang tersebut.
Menurut Simonds (1983), lanskap adalah kombinasi dari elemen-elemen alami dan buatan yang menciptakan pengalaman visual dan multisensori bagi manusia. Lanskap juga dapat dibagi menjadi dua jenis utama:
- Lanskap Alami (Natural Landscape): Lanskap yang terbentuk secara alami tanpa banyak campur tangan manusia, seperti hutan, pegunungan, dan pantai.
- Lanskap Buatan (Man-Made Landscape): Lanskap yang dirancang dan dikelola oleh manusia dengan menggunakan elemen buatan seperti paving, kolam, bangku, dan elemen struktural lainnya.
Dalam desain lanskap modern, elemen-elemen ini dikelompokkan menjadi dua kategori utama, yaitu:
- Softscape: Elemen alami yang meliputi vegetasi, air, dan elemen lainnya yang berasal dari alam. Elemen ini meningkatkan fungsi ekologis lanskap, seperti menyerap karbon, mengurangi panas, dan memperbaiki kualitas udara.
- Hardscape: Elemen buatan yang memberikan struktur pada lanskap, seperti jalan, dinding, kolam buatan, dan elemen dekoratif lainnya. Hardscape memberikan stabilitas dan kenyamanan bagi pengguna, serta melengkapi fungsi elemen softscape.
Karakteristik dan Kriteria Pemilihan Material
Pemilihan material lanskap menjadi salah satu aspek penting dalam desain karena berpengaruh terhadap estetika, fungsi, dan keberlanjutan lingkungan. Setiap material yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan desain, karakter ruang, dan dampaknya terhadap lingkungan.
a. Softscape
Softscape mencakup semua elemen alami yang memberikan kehidupan pada lanskap. Berikut adalah karakteristik utama softscape serta kriteria pemilihannya:
- Elemen Air
Elemen air, seperti air terjun, kolam, dan air mancur, memiliki fungsi estetika sekaligus ekologis.- Manfaat:
- Memperkuat suasana relaksasi dengan menciptakan suara gemericik yang menenangkan.
- Meningkatkan kelembapan udara, yang bermanfaat bagi kenyamanan pengguna di daerah tropis.
- Kolam air dapat mendukung ekosistem mikro dengan menambahkan ikan hias atau tanaman air.
- Kriteria Pemilihan:
- Material kolam harus tahan terhadap air, seperti beton atau batu alam.
- Desain elemen air harus memungkinkan sirkulasi yang baik untuk mencegah genangan dan pertumbuhan lumut berlebih.
- Manfaat:
- Tanaman
Tanaman menjadi elemen utama dalam softscape yang memberikan warna, tekstur, dan manfaat ekologis.- Jenis Tanaman dan Fungsinya:
- Peneduh: Pohon seperti kiara payung dan cemara memberikan naungan dan meningkatkan kualitas udara dengan menyerap karbon.
- Tanaman Obat: Lidah buaya, jahe, dan kunyit tidak hanya memberikan manfaat kesehatan tetapi juga memperbaiki kualitas tanah.
- Tanaman Hias: Bunga bougenville dan mawar menambahkan nilai estetika dengan warna dan bentuk yang menarik.
- Kriteria Pemilihan:
- Tanaman harus dipilih berdasarkan kesesuaian iklim dan jenis tanah.
- Tanaman peneduh diprioritaskan di area yang membutuhkan pengurangan panas.
- Tanaman berbunga atau ornamental ditempatkan di zona yang membutuhkan elemen visual yang kuat.
- Jenis Tanaman dan Fungsinya:
- Sirkulasi dan Penerangan
Jalan setapak dan penerangan menjadi bagian dari elemen softscape yang mendukung aksesibilitas dan keamanan lanskap.- Manfaat:
- Jalan setapak menghubungkan berbagai zona lanskap dengan memastikan akses yang aman dan nyaman.
- Penerangan taman meningkatkan keamanan, terutama pada malam hari, sekaligus menambah estetika visual lanskap.
- Kriteria Pemilihan:
- Material jalan harus tahan lama dan ramah lingkungan, seperti paving block yang memungkinkan resapan air.
- Lampu taman dengan teknologi surya mendukung keberlanjutan dan mengurangi konsumsi energi.
- Manfaat:
b. Hardscape
Hardscape memberikan kerangka dan struktur pada lanskap. Elemen ini dirancang untuk mendukung fungsi lanskap sekaligus memberikan kestabilan pada elemen softscape.
- Material Ramah Lingkungan
Pemilihan material hardscape harus mempertimbangkan dampak lingkungannya.- Contoh Material:
- Beton: Digunakan untuk area sirkulasi kendaraan karena daya tahan dan efisiensinya.
- Batu Coral: Digunakan di sekitar kolam untuk memperkuat resapan air dan memberikan fungsi estetika serta terapi kaki.
- Paving Block: Cocok untuk jalan setapak karena mendukung resapan air dan mudah dipasang ulang jika diperlukan.
- Kriteria Pemilihan:
- Material harus ramah lingkungan dan mendukung siklus air alami.
- Material dengan permukaan kasar lebih aman untuk area yang sering dilalui pejalan kaki.
- Contoh Material:
- Warna Material
Warna material juga memengaruhi kenyamanan visual dan termal lanskap.- Manfaat Warna Cerah:
- Warna seperti putih, abu-abu terang, atau hijau mengurangi efek pantulan panas matahari.
- Warna cerah juga menciptakan kesan bersih dan modern pada lanskap.
- Kriteria Pemilihan:
- Warna material harus sesuai dengan tema desain lanskap.
- Material dengan warna gelap digunakan untuk menciptakan kontras pada area tertentu.
- Manfaat Warna Cerah:
- Elemen Tambahan
Elemen tambahan, seperti lampu taman dan bangku, melengkapi fungsi hardscape sekaligus meningkatkan kenyamanan pengguna.- Lampu Taman: Lampu taman bertenaga surya adalah solusi keberlanjutan yang efisien untuk penerangan di malam hari.
- Bangku Taman: Bangku dengan desain ergonomis memberikan kenyamanan dan mendukung aktivitas sosial di lanskap.
- Pagar dan Dinding: Elemen ini digunakan untuk menciptakan batas visual dan fisik pada lanskap.
- Kriteria Pemilihan:
- Material harus tahan terhadap cuaca, seperti kayu daur ulang, logam antikarat, atau beton.
- Elemen tambahan harus ditempatkan secara strategis untuk meningkatkan fungsi dan estetika ruang.
Keberlanjutan dalam Desain Lanskap
Keberlanjutan merupakan prinsip penting dalam desain lanskap modern yang bertujuan untuk menciptakan ruang yang tidak hanya fungsional dan estetis, tetapi juga ramah lingkungan. Desain lanskap yang berkelanjutan memperhatikan keberlanjutan ekologis, sosial, dan ekonomi, serta mendukung kelestarian lingkungan untuk generasi yang akan datang. Salah satu cara untuk mencapai keberlanjutan adalah dengan memilih material yang tidak hanya memenuhi kebutuhan estetika dan fungsional tetapi juga memiliki dampak minimal terhadap lingkungan. Dalam konteks ini, desain lanskap berkelanjutan berfokus pada penggunaan material yang dapat mendukung ekosistem lokal, meningkatkan efisiensi energi, serta mengurangi dampak negatif terhadap alam.
1. Material Ramah Lingkungan dan Ekosistem Lokal
Material yang digunakan dalam desain lanskap harus dapat mendukung ekosistem lokal dan berfungsi untuk memperbaiki kondisi lingkungan. Penggunaan material ramah lingkungan mengurangi penggunaan bahan berbahaya yang dapat merusak tanah dan air. Selain itu, material yang dipilih harus berkontribusi pada keseimbangan ekologis, misalnya dengan meningkatkan biodiversitas atau memperbaiki kualitas tanah dan air.
Contoh material ramah lingkungan:
- Batu Coral: Batu coral sering digunakan di sekitar kolam atau area resapan air. Batu ini membantu memperlancar peresapan air ke dalam tanah, yang sangat penting untuk menjaga siklus hidrologi alami. Dengan mempercepat proses peresapan air, batu coral dapat membantu mencegah genangan air di permukaan yang berpotensi menyebabkan erosi dan kerusakan pada permukaan tanah. Selain itu, batu coral juga memiliki tampilan yang estetis, menambah keindahan lanskap sambil menjaga fungsionalitas lingkungan
- Paving Block Permeabel: Paving block yang terbuat dari bahan ramah lingkungan dan memiliki permukaan berpori dapat memungkinkan air meresap ke tanah, mengurangi dampak limpasan air hujan. Ini sangat penting di kawasan perkotaan, di mana permukaan keras menghalangi peresapan air dan dapat menyebabkan banjir atau kerusakan pada ekosistem air tanah
- Tanaman Lokal: Memilih tanaman asli daerah setempat untuk softscape sangat bermanfaat karena tanaman ini telah beradaptasi dengan iklim dan kondisi tanah lokal, sehingga lebih mudah dirawat dan tidak memerlukan banyak air atau pupuk kimia. Tanaman lokal juga mendukung ekosistem dengan menyediakan habitat bagi satwa liar dan membantu menjaga keanekaragaman hayati
2. Efisiensi Energi melalui Pemilihan Material
Selain memperhatikan ekosistem lokal, keberlanjutan dalam desain lanskap juga mencakup efisiensi energi. Pemilihan material yang dapat mengurangi penggunaan energi dalam jangka panjang berperan penting dalam mendukung keberlanjutan desain lanskap. Penggunaan material yang dapat membantu mengurangi suhu mikroklimat di sekitar area lanskap dan mengoptimalkan pencahayaan alami adalah contoh bagaimana keberlanjutan dapat dicapai dengan desain yang tepat.
Contoh efisiensi energi dalam pemilihan material:
- Material yang Mempengaruhi Termal Lanskap: Material dengan kemampuan untuk memantulkan atau menyerap panas dapat mempengaruhi suhu mikroklimat di sekitarnya. Material seperti beton atau aspal yang berwarna gelap cenderung menyerap lebih banyak panas dan meningkatkan suhu di sekitarnya, yang dapat menyebabkan fenomena urban heat island (UHI). Sebaliknya, material dengan warna cerah, seperti putih, abu-abu terang, atau hijau, membantu memantulkan panas dan mengurangi suhu udara sekitar. Penggunaan material berwarna terang seperti ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dengan mengurangi kebutuhan akan pendinginan buatan seperti AC
- Lampu Taman Bertenaga Surya: Menggunakan lampu taman bertenaga surya dapat mengurangi konsumsi energi dari sumber daya alam. Lampu taman surya menggunakan panel surya untuk menyerap energi matahari pada siang hari dan mengubahnya menjadi cahaya pada malam hari, yang sangat bermanfaat untuk efisiensi energi di luar ruangan, terutama di fasilitas kesehatan atau area publik. Ini tidak hanya mengurangi konsumsi energi tetapi juga meminimalkan jejak karbon fasilitas tersebut
3. Pengelolaan Sumber Daya Alam
Pengelolaan sumber daya alam seperti air, energi, dan bahan bangunan harus dilakukan dengan bijaksana dalam desain lanskap yang berkelanjutan. Beberapa desain lanskap berkelanjutan fokus pada penggunaan sistem pengelolaan air hujan yang efisien, penggunaan sumber daya energi terbarukan, serta pemilihan bahan bangunan yang memiliki daya tahan lama dan sedikit memerlukan pemeliharaan.
Contoh pengelolaan sumber daya alam:
- Sistem Pengelolaan Air Hujan: Menggunakan sistem resapan air atau rainwater harvesting adalah salah satu langkah untuk mengelola air hujan dengan efisien. Penggunaan sistem ini memungkinkan air hujan yang jatuh di atas permukaan keras untuk disalurkan ke area resapan atau digunakan kembali untuk penyiraman tanaman, mendinginkan area sekitar, atau bahkan untuk kebutuhan sanitasi ringan di fasilitas. Sistem ini mengurangi beban pada saluran drainase kota dan menghemat penggunaan air bersih dari sumber lain
- Penggunaan Material Daur Ulang: Material yang terbuat dari bahan daur ulang seperti plastik, kaca, atau logam bisa digunakan untuk elemen hardscape seperti bangku taman, pagar, dan jalan setapak. Penggunaan material daur ulang ini mengurangi permintaan terhadap bahan baku baru dan mengurangi volume limbah di tempat pembuangan akhir. Selain itu, penggunaan material daur ulang sering kali lebih murah dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan material baru
4. Pengurangan Dampak Lingkungan Melalui Pemilihan Material
Pemilihan material dalam desain lanskap juga harus mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dalam jangka panjang. Material yang dipilih harus memiliki daya tahan yang tinggi untuk mengurangi kebutuhan akan perawatan dan penggantian, yang pada gilirannya dapat mengurangi penggunaan energi dan sumber daya dalam proses produksi dan pemeliharaan material.
Contoh pengurangan dampak lingkungan:
Penggunaan Material dengan Siklus Hidup yang Pendek: Sebaliknya, material yang memiliki siklus hidup pendek dan memerlukan penggantian sering kali menyebabkan dampak lingkungan yang lebih besar karena pengolahan dan produksi ulang material tersebut. Material seperti plastik atau bahan sintetis yang cepat rusak sebaiknya dihindari, kecuali jika dapat didaur ulang dengan efisien
Material Tahan Lama dan Minim Pemeliharaan: Penggunaan material seperti batu alam atau beton yang memiliki daya tahan lebih lama dapat mengurangi frekuensi perawatan dan penggantian. Ini berarti lebih sedikit penggunaan energi, air, dan sumber daya untuk memperbaiki atau mengganti material yang rusak, serta mengurangi produksi limbah. Batu alam, misalnya, dapat digunakan untuk jalur setapak, dinding, atau dekorasi taman karena kemampuannya yang tahan terhadap cuaca dan tidak memerlukan banyak perawatan
Kesimpulan
Pemilihan material hardscape dan softscape yang tepat memainkan peran penting dalam menciptakan lanskap yang estetis, fungsional, dan berkelanjutan di fasilitas kesehatan. Elemen softscape seperti pohon peneduh dan tanaman obat tidak hanya memberikan manfaat estetika tetapi juga kesehatan. Di sisi lain, material hardscape yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan baik memastikan daya tahan serta kenyamanan lanskap.
Melalui pendekatan yang tepat, desain lanskap dapat mendukung suasana penyembuhan, memberikan ruang relaksasi, dan meningkatkan kualitas lingkungan bagi semua pengguna fasilitas kesehatan.
Referensi
- Sugianto, dkk. (2013). Arsitektur Lanskap.
- Simonds, J.O. (1983). Landscape Architecture.
- Wahyuni, E., & Qomarun, Q. (2015). Identifikasi Elemen Softscape dan Hardscape.
- Handayani, T. (2009). Arsitektur Lanskap.
- Hakim, R. (2000). Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap.