Strategi Digital Marketing dan Branding Produk di Era Digital: Belajar dari Bisnis UMKM

Di era digital seperti sekarang, siapa pun bisa menjadi pelaku bisnis hanya dengan bermodalkan ide, internet, dan sedikit keberanian untuk memulai. Namun, untuk bisa bertahan dan bersaing dengan bisnis yang sudah punya masa yang besar, kita tidak cukup hanya sekadar menjual produk. Strategi pemasaran digital (digital marketing) dan citra merek (branding) memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan arah bisnis, khususnya bagi UMKM yang sedang berkembang dan berjuang agar dapat membangun basis pelanggan setia.

Kenapa Sih Digital Marketing Penting Saat Ini?

Digital marketing bukan sekadar memposting foto produk di Instagram. Ini adalah strategi menyeluruh yang melibatkan media sosial, SEO (Search Engine Optimization), konten video, dan iklan berbayar. Dengan penggunaan digital marketing yang tepat, pelaku usaha bisa menjangkau ribuan bahkan jutaan calon pembeli tanpa harus membuka toko fisik dan mengeluarakn modal yang besar untuk mengiklankan produk.

Salah satu keunggulan dari penggunaan digital marketing adalah kemampuannya untuk mengukur hasil secara real-time. Misalnya, berapa orang yang melihat iklan kita, berapa yang tertarik, dan berapa yang benar-benar membeli. Bandingkan dengan cara konvensional seperti menyebar brosur, yang hasilnya sulit dilacak dan kurang dapat menjangkau semua kalangan.

Sebagai contoh, saat covid usaha yang saya punya mengalami penurunan penjualan karena saya hanya membuka toko saja di rumah, karena saat itu semua orang hanya bisa berdiam diri dirumah saya balajar bagai mana cara berjualan di media sosial, saya mulai mengunakan facebook, ig dan platform penjualan oline dan saat itu penjualan saya mengalami kenaikan yang sangat signifikan daripada sebelumnya. Bukan hanya angka penjualannya saja yang meningkat tapi cakupan pembeli juga menjadi luas yang tadinya hayan teman dan sekitar rumah ini bisa sampai beda kota dan beda pulau.

Membangun Branding Bukan Cuma Sekeadr Punya Logo Saja!

Banyak orang mengira branding hanya soal logo atau nama bisnis. Padahal, branding adalah tentang bagaimana produk kita dikenal dan diingat agar produk dapat menyampaikan perasaan dan pesan untuk pelanggan. Branding juga mencakup warna, gaya komunikasi, desain kemasan, hingga nilai-nilai yang ingin disampaikan menarik pembeli.

Branding yang baik akan menciptakan persepsi emosional. Contohnya, jika kamu mendengar kata “Pocky”, yang terbayang bukan cuma biskuit stik, tapi juga suasana ceria, ringan, dan kebersamaan. atau kata “Eiger” pasti yang terbayang produk camping yang bukan hanya bagus secara fisual tapi juga produk yang berkualitas dan nyaman digunakan untuk semua rentang usia.

seperti yang sudah di jelaskan branding bukan hanya sebuah logo atau nama bisnis, tapi identitas agar prodak kita di kenal dan dapat di ingiat pelanggan saat merekah membutuhkan prodak yang ingin kamu jual.

Elemen Branding yang Harus Diperhatikan:

  1. Nama Produk – harus mudah diingat, diucapkan, dan mencerminkan produk.
  2. Logo dan Warna – gunakan desain yang mencerminkan karakter bisnis.
  3. Pesan Inti (Brand Message) – apa yang ingin disampaikan kepada pelanggan? Misalnya, “Sehat itu nikmat” untuk produk makanan sehat.
  4. Konsistensi – semua hal harus seragam, dari kemasan sampai media sosial.

Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan Digital Marketing

Tidak semua pelaku usaha digital langsung berhasil. Ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan, misalnya:

  1. Terlalu fokus jualan tanpa memberi nilai: Misalnya hanya upload foto produk tanpa edukasi, tips, atau hiburan.
  2. Ingin hasil instan: Padahal algoritma media sosial butuh waktu untuk mengenali akun kita.
  3. Tidak mengenal target pasar: Akibatnya, konten dan gaya komunikasi jadi tidak relevan.

Digital marketing adalah maraton, bukan sprint. Konsistensi dan evaluasi sangat penting agar hasil yang kita dapatkan sesuai dengan target yang kita buat.

Tips Praktis Bagi Mahasiswa yang Ingin Mulai Bisnis

  1. Kenali Produkmu

Apa keunikan produkmu? Mengapa orang harus beli dari kamu, bukan dari yang lain?

  1. Pilih Platform yang Tepat

Jika target pasarmu anak muda, maka Instagram dan TikTok adalah tempat yang strategis. Kalau kamu jual produk untuk ibu rumah tangga, pertimbangkan Facebook dan WhatsApp.

  1. Konsisten dalam Konten

Upload secara rutin, pakai desain yang seragam, dan tulis caption yang jujur tapi menarik agar sesuai tengan apa yang ingin kamu sampaikan melalui produk yang kamu jual.

  1. Gunakan Tools Gratis

Canva untuk desain, CapCut untuk video, dan Insight Instagram untuk analisis performa konten. Untuk langkah awal kamu memasarkan prodak mu jika sudah stabil dan besar kamu bisa menggunaka tools yang berbayar agar kontenmu lebin premium dan terlihat lebih profesional.

  1. Bangun Interaksi dengan Pelanggan

Balas komentar, buat polling, atau gunakan fitur Q&A. Pelanggan suka jika merasa didengar, dan dengan adanya ini kita juga jadi dapat melihat apa kekurangan yang prodak kita miliki dan apa yang di inginkan oleh pembeli, tapi ingat jangan sapai kita kehilangan identitas kita karna semua saran kita ambil.

  1. Minta Feedback dan Evaluasi Berkala

Jangan takut minta kritik. Kadang justru dari situ kita bisa lebih berkembang dan dapat mendapatkan kepercayaan dari pelanggan.

  1. Personal Branding untuk Owner

Di era digital, bukan cuma produk yang harus punya citra kuat, tapi juga pemilik usahanya. Personal branding artinya bagaimana kamu sebagai pemilik bisnis dikenali, dipercaya, dan dilihat punya nilai unik karena yang dengan kamu memiliki personal branding yang baik itu juga akan membuat pelangan percaya akan keamanan dan kualitas prodak yang kamu jual.

Misalnya, kamu aktif berbagi tips di Instagram Story, menunjukkan proses pembuatan produk, atau sekadar menyapa pelanggan setiap pagi. Itu semua membentuk image kamu sebagai orang yang ramah, profesional, dan bisa dipercaya.

Contoh nyata bisa kita lihat dari banyak pelaku UMKM yang dikenal justru karena kepribadiannya. Bahkan banyak yang akhirnya jadi influencer dan menambah penghasilan dari situ. Jadi, bangun citra dirimu di balik bisnis, jangan hanya sembunyi di balik logo.

  1. Pentingnya Storytelling dalam Konten

Salah satu strategi digital marketing yang efektif adalah storytelling—cara menyampaikan cerita yang menarik tentang produk atau pengalaman pelanggan yang menarik dari bukan hanya dari segi tampilan tapi juga cerita yang mendukung.

Alih-alih hanya menulis, “Promo sepatu diskon 30%”, coba ubah menjadi:

“Dulu saya juga pernah nggak percaya diri karena sepatu saya rusak dan nggak nyaman dipakai. Makanya saya buat produk ini: kuat, ringan, dan tetap stylish. Karena setiap langkah itu berharga.”

Cerita seperti ini membuat pelanggan lebih terhubung secara emosional. Mereka merasa kamu mengerti kebutuhan mereka. Ini juga meningkatkan kemungkinan pembelian karena mereka merasa nyambung secara hati, bukan hanya logika.

  1. Pentingnya Kolaborasi dan Komunikas

UMKM tidak harus berjuang sendirian. Kolaborasi dengan UMKM lain, kreator konten lokal, atau komunitas mahasiswa bisa sangat memperluas jangkauan pasar. Misalnya:

  • Kolaborasi produk dengan usaha teman (contoh: minuman + snack)
  • Giveaway bareng influencer kampus
  • Live bareng di Instagram dengan topik seputar bisnis

Ini bukan hanya soal promosi, tapi juga memperkuat kepercayaan publik. Apalagi kalau kamu berkolaborasi dengan orang yang sudah punya audiens.

  1. Pemanfaatan Tren dan Hastag

Di era digital, algoritma media sosial sangat dipengaruhi oleh tren dan hashtag. Mengikuti tren bukan berarti ikut-ikutan tanpa arah, tapi bisa jadi strategi cerdas untuk menaikkan visibilitas kontenmu.

Contohnya:

  • Gunakan hashtag populer seperti #UMKMIndonesia, #BisnisAnakMuda, atau #TipsBisnis.
  • Ikuti tren audio atau gaya video yang sedang viral di TikTok atau Reels untuk menarik perhatian.

Tapi ingat, tetap sesuaikan dengan nilai dan identitas brand kamu. Jangan sampai demi ikut tren, malah pesan brand jadi kabur atau tidak konsisten.

  1. Ingat Kualitas Produk Tetap Nomor Satu

Meskipun pembahasan kita fokus pada digital marketing, jangan lupa: strategi terbaik tidak akan bisa menyelamatkan produk yang buruk. Digital marketing adalah cara untuk menarik perhatian, tapi kualitas produklah yang membuat pelanggan datang kembali. Jadi, pastikan kamu selalu:

  • Jujur dalam promosi (jangan terlalu berlebihan)
  • Menjaga kualitas dan konsistensi produk
  • Terbuka terhadap komplain dan cepat merespons

Kalau kualitas bagus dan pelayanan ramah, digital marketing akan jauh lebih efektif karena pelanggan akan merekomendasikan produk kamu secara organik.

  1. Manajemen Waktu dan Produktifitas

Mahasiswa yang merangkap jadi pelaku bisnis sering menghadapi tantangan manajemen waktu. Tapi inilah kenyataannya: bisnis digital bukan kerja santai, tetap butuh disiplin dan penjadwal yang baik. Beberapa tips:

  • Buat kalender konten mingguan
  • Gunakan tools seperti Trello atau Notion untuk manajemen tugas
  • Atur waktu belajar, produksi, dan promosi dengan seimbang

Dengan pengelolaan waktu yang baik, kamu bisa tetap produktif tanpa harus mengorbankan akademik atau kualitas hidup.

  1. Legalitas dan Profesionalitas Sejak Awal

Meskipun UMKM berskala kecil, sangat disarankan untuk mulai berpikir legal dan profesional. Contohnya:

  • Daftarkan merek dagang (jika sudah siap)
  • Gunakan akun rekening bisnis terpisah dari rekening pribadi
  • Pelajari pajak UMKM dan aturan digital marketplace

Dengan memulai sejak dini, bisnismu akan lebih siap jika suatu saat berkembang lebih besar.

Penutup

Melalui program INBISKOM ini, saya belajar bahwa membangun bisnis bukan hanya tentang produk, tapi tentang bagaimana kita “bercerita” kepada pasar melalui branding dan digital marketing. Sebagai mahasiswa, kita punya peluang besar karena sudah terbiasa hidup di dunia digital. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya untuk membangun bisnis yang kuat dan berkelanjutan.

Kuncinya adalah konsisten, kreatif, dan terus belajar dari kesalahan. Kita tidak harus langsung sempurna, tapi harus mau bergerak dan mencoba. Karena dalam bisnis, yang bertahan bukan yang paling pintar, tapi yang paling adaptif dan tidak takut kritik.

Referensi:

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management. Pearson.

DigitalMarketer. (2022). The Ultimate Guide to Digital Marketing.

Harvard Business Review. (2021). What Strong Brands Do Differently in the Digital Era.