Mahasiswa Semester 4 Program Studi Desain Interior Universitas Komputer Indonesia yang mengambil mata kuliah SDI4 (Studio Desain Interior 4) akan dihadapkan dengan berbagai masalah pada pembuatan desain residensial, salah satu contohnya adalah permasalahan dengan lingkungan sekitar terutama kondisi iklim. Sebagai negara tropis, Indonesia menghadapi beberapa permasalahan terkait suhu dan iklim yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik itu lingkungan maupun kesehatan.
Dengan suhu dan kelembapan yang tinggi, lingkungan di Indonesia sering terasa sangat panas, hal ini menyebabkan tingkat kenyamanan yang rendah baik di ruang terbuka maupun di dalam ruangan terutama tanpa adanya pendingin ruangan (AC), peningkatan penggunaan energi untuk pendingin ruangan akan berdampak pada konsumsi energi yang tinggi dan lebih banyak emisi karbon. Di kota kota besar yang padat penduduk, kasus ini mengakibatkan meningkatnya suhu secara drastis saat siang hari karena keterbatasan lahan hijau.
Lahan hijau, seperti taman dan pepohonan, berfungsi untuk menyerap panas dan melepas kelembapan melalui proses evapotranspirasi, yang dapat mendinginkan lingkungan sekitar. Tanpa lahan hijau yang cukup, permukaan kota, seperti aspal, beton, dan bangunan akan menyerap dan menyimpan panas dan menyebabkan suhu di area perkotaan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan atau kawasan hijau.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, konsep desain “Rumah Cahaya” bisa menjadi solusi bagi user yang tinggal di perkotaan dengan sirkulasi padat penduduk. Rumah cahaya adalah konsep ramah lingkungan yang dibuat untuk memenuhi kenyamanan pengguna saat berada di dalam rumah karena memiliki banyak bukaan jendela besar sehingga perputaran sirkulasi udara dapat membantu mengontrol hawa panas di rumah. Rumah cahaya juga bertujuan untuk membuat hunian yang dapat mengurangi pelepasan emisi karbon karena penggunaan pendingin ruangan. Selain itu, konsep ini dapat menekan penggunaan daya listrik yang mana berdampak pada ekonomi dari user itu sendiri.
Penggunaan gaya interior yang cocok untuk menjawab permasalahan iklim di negara tropis adalah penggayaan interior tropis. Penggayaan interior tropis merupakan salah satu pendekatan desain interior yang terinspirasi oleh iklim tropis, karakteristik alam, dan budaya daerah tropis. Gaya ini menekankan kenyamanan, fungsi, dan keselarasan dengan lingkungan tropis yang berciri khas suhu hangat, kelembapan tinggi, serta keindahan alam tropis seperti pepohonan, bambu, dan elemen alami lainnya. ada juga pengertian menurut para ahli yaitu:
- Menurut Sugeng Santoso, interior tropis adalah pendekatan desain yang menyesuaikan tata ruang dengan iklim tropis dengan ciri pemanfaatan ventilasi alami untuk meningkatkan sirkulasi udara, kemudian penggunaan material lokal yang memiliki kemampuan menahan panas dan kelembapan, dan Pemilihan elemen dekoratif yang terinspirasi dari alam, seperti kayu, bambu, dan rotan.
- Menurut Francis D. K. Ching, gaya tropis mengedepankan desain yang responsif terhadap iklim. Penggayaan ini menonjolkan elemen desain yang memaksimalkan cahaya alami, kombinasi material yang mencerminkan estetika lingkungan tropis seperti serat alam, kain ringan, dan warna-warna netral, serta fokus pada hubungan antara ruang dalam dan luar untuk menciptakan harmoni dengan lingkungan sekitar.
- Menurut Cliff Tuttle, gaya ini berfokus pada menciptakan suasana relaksasi dan keterbukaan, dengan ciri khas penggunaan warna-warna alami seperti hijau, cokelat, dan biru yang merefleksikan unsur alam tropis, kemudian furnitur berbahan dasar alami seperti kayu keras, rotan, dan bambu, serta elemen dekorasi seperti tanaman hias, kain bermotif daun, dan perabot berdesain minimalis yang cocok untuk iklim tropis.
- Menurut Penny Sparke, interior tropis sering kali menekankan kesederhanaan, ventilasi alami, dan estetika alam yang terintegrasi dengan kehidupan modern. Gaya ini cocok untuk daerah beriklim hangat dengan ciri-ciri desain ruang terbuka untuk memaksimalkan aliran udara dan cahaya, kemudian pemanfaatan ornamen lokal yang mencerminkan budaya tropis, serta fokus pada keberlanjutan melalui penggunaan material ramah lingkungan.
- Menurut Putra Gani, interior tropis di Indonesia sering dikaitkan dengan kehangatan budaya dan lingkungan. Menurutnya, ciri khas desain interior tropis meliputi penggunaan material lokal seperti kayu jati, rotan, dan batu alam, kemudian tata ruang yang menciptakan koneksi dengan ruang luar, seperti taman atau teras, dan sentuhan dekorasi yang memperkuat nuansa tropis seperti ukiran khas daerah dan motif etnik.
Tema yang akan diterapkan pada konsep ini adalah “Cool and Calm”, yang mengusung makna sejuk dan tenang sebagai inti dari perancangan hunian. Konsep ini tidak hanya sekadar menawarkan estetika yang menarik, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penghuni dengan menciptakan suasana yang nyaman dan mendukung kesejahteraan. Hunian ini dirancang untuk tetap memberikan rasa nyaman meskipun berada di daerah dengan suhu panas yang berlebih, dengan memperhatikan berbagai elemen yang mampu mengurangi rasa gerah dan memberikan ketenangan. Melalui penggunaan material yang tepat, seperti bahan yang mendukung isolasi termal, serta pengaturan ruang yang memungkinkan ventilasi alami berjalan optimal, rumah ini akan menjadi tempat yang ideal untuk beristirahat dan melepas penat. Selain itu, konsep ini juga melibatkan penataan elemen hijau dan pencahayaan alami yang terintegrasi untuk memberikan suasana sejuk sekaligus menambah keindahan visual. Dengan menggabungkan elemen-elemen tersebut, “Cool and Calm” mampu menjadi solusi desain yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mendukung kenyamanan penghuni di tengah tantangan lingkungan yang panas.
Penggayaan yang akan digunakan pada rumah tinggal ini adalah penggayaan tropis, sebuah konsep desain yang sangat sesuai untuk mengatasi permasalahan suhu panas berlebih di daerah beriklim tropis. Gaya ini dirancang untuk memanfaatkan elemen-elemen alami yang mampu menciptakan lingkungan hunian yang sejuk dan nyaman meskipun berada di tengah cuaca yang panas. Salah satu ciri utama penggayaan tropis adalah penggunaan ceiling yang tinggi, yang berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi udara sehingga suhu di dalam rumah tetap terasa sejuk. Selain itu, pengaturan ruang yang minim sekat membantu menciptakan aliran udara yang lebih lancar, memungkinkan angin masuk dengan bebas untuk menyejukkan seluruh ruangan. Gaya ini juga menonjolkan keberadaan banyak bukaan, seperti jendela besar atau pintu geser, yang tidak hanya memberikan ventilasi alami tetapi juga memaksimalkan pencahayaan sehingga rumah terasa terang tanpa membutuhkan terlalu banyak energi listrik. Material alam seperti kayu, bambu, atau batu alam digunakan secara luas dalam penggayaan ini untuk menciptakan kesan hangat sekaligus berfungsi sebagai isolator yang baik untuk menjaga suhu ruangan tetap stabil. Tidak ketinggalan, vegetasi dalam ruangan juga menjadi elemen penting yang tidak hanya mempercantik interior, tetapi juga membantu meredam panas dan meningkatkan kualitas udara di dalam rumah. Dengan berbagai keunggulan tersebut, penggayaan tropis menghadirkan solusi yang menyeluruh untuk menciptakan hunian yang ramah lingkungan, sehat, dan nyaman, sesuai dengan kebutuhan di daerah tropis.
Konsep bentuk yang digunakan pada hunian ini adalah implementasi bentuk geometris yang dirancang dengan tujuan memberikan persepsi tenang dan harmonis. Pendekatan ini tercermin dalam pemilihan furnitur yang memiliki bentuk simetris dan terukur, menciptakan kesan rapi, teratur, dan nyaman di mata. Dalam penggayaan tropis, konsep bentuk geometris diaplikasikan melalui garis-garis bersih dan bentuk-bentuk sederhana yang memadukan estetika modern dengan sentuhan kehangatan alami. Elemen-elemen desain seperti jendela besar berbentuk kotak atau bulat digunakan untuk memaksimalkan masuknya pencahayaan alami, sehingga ruang terasa lebih terang dan terbuka. Selain itu, bentuk geometris juga diterapkan pada elemen vertikal yang memberikan kesan tinggi, lapang, dan meningkatkan sirkulasi udara secara optimal. Bentuk-bentuk ini tidak hanya mendukung nilai estetika, tetapi juga memberikan fungsi praktis, seperti membantu meningkatkan ventilasi, menciptakan suasana nyaman, dan mendukung efisiensi energi di dalam rumah. Dengan perpaduan desain yang elegan, sederhana, dan fungsional, konsep geometris ini menjadi solusi ideal untuk menciptakan hunian yang selaras dengan karakter tropis dan kebutuhan penghuni.
Konsep material yang akan diterapkan pada hunian ini menekankan pada penggunaan bahan alami dan ramah lingkungan untuk menciptakan suasana yang hangat, sejuk, dan selaras dengan lingkungan tropis. Material seperti kayu dan rotan dipilih karena mampu memberikan sentuhan hangat yang tidak hanya estetis, tetapi juga menambah kenyamanan visual dan integrasi dengan nuansa alami. Selain itu, untuk menghadapi tantangan iklim tropis yang cenderung panas, digunakan material yang memiliki sifat menahan atau menyerap panas, seperti batu alam dan keramik dingin. Kedua material ini efektif menjaga suhu interior tetap sejuk, sehingga menciptakan kenyamanan termal yang optimal bagi penghuni. Kombinasi material alami ini tidak hanya memberikan nilai estetika yang harmonis, tetapi juga mendukung sirkulasi udara yang baik dengan memaksimalkan ventilasi alami. Untuk menambah kesan alami dan tekstur yang lebih kaya, elemen dekoratif seperti rug berbahan serat alam dan kain kanvas juga digunakan untuk menciptakan suasana ruang yang segar sekaligus nyaman. Dengan pendekatan ini, konsep material yang diterapkan tidak hanya berorientasi pada fungsi dan estetika, tetapi juga keberlanjutan lingkungan dan kenyamanan penghuni dalam menghadapi kondisi iklim tropis.
Konsep warna yang akan diterapkan pada hunian dengan penggayaan tropis ini mengadopsi palet earth tone yang hangat dan dekat dengan nuansa alam. Warna-warna ini dipilih karena mencerminkan karakter tropis yang natural dan menciptakan hubungan emosional yang lebih kuat dengan ruang. Palet seperti cokelat tanah, beige, cream, dan abu digunakan untuk menghadirkan suasana yang tenang, harmonis, dan menyatu dengan lingkungan sekitar. Cokelat tanah memberikan kesan hangat dan solid, sementara beige dan cream menghadirkan kelembutan serta rasa lapang yang mendukung kenyamanan visual. Elemen abu-abu, yang netral dan modern, menambah dimensi kontemporer pada estetika rumah. Kombinasi warna-warna ini tidak hanya menonjolkan kesan stabilitas, tetapi juga mampu menciptakan kenyamanan yang mendalam bagi penghuni, menjadikan rumah sebagai tempat perlindungan yang menenangkan di tengah kondisi iklim tropis yang dinamis. Dengan penggunaan warna-warna alami yang harmonis, hunian ini mampu memancarkan estetika tropis yang elegan sekaligus menyambut.
Konsep pencahayaan untuk penggayaan hunian tropis ini difokuskan pada pengoptimalan pencahayaan alami yang melimpah dan pencahayaan buatan yang menciptakan suasana yang nyaman, sejuk, dan menenangkan. Untuk itu, penggunaan jendela besar dan pintu kaca sangat dianjurkan, sehingga aliran cahaya matahari dapat masuk secara maksimal ke dalam ruangan, memberikan kesan terbuka dan terang sepanjang hari. Untuk menjaga kenyamanan dan privasi, tirai tipis dipilih sebagai solusi untuk mengontrol intensitas cahaya yang masuk, tanpa mengurangi kedekatan dengan alam luar. Pada malam hari, penggunaan lampu dengan suhu warna hangat sangat penting untuk menciptakan atmosfer yang lembut dan akrab, memberikan rasa tenang dan relaksasi di dalam rumah. Lampu gantung atau lampu meja dengan desain alami, seperti yang terbuat dari rotan atau bambu, tidak hanya berfungsi sebagai sumber cahaya tetapi juga memperkuat kesatuan konsep penggayaan tropis yang diusung. Untuk menciptakan efek visual yang lebih dramatis dan memperkuat kesan menyatu dengan alam, lampu sorot di area taman serta pencahayaan tersembunyi di langit-langit rumah dapat digunakan. Pencahayaan-pencahayaan ini akan memberikan dimensi pada ruang serta menambah kedalaman dan keindahan pada elemen-elemen tropis di sekitar hunian.
Konsep penghawaan dalam penggayaan tropis hunian “Rumah Cahaya” ini dirancang dengan fokus utama pada menciptakan aliran udara yang optimal guna menjaga kenyamanan interior, terutama di daerah dengan iklim panas. Desain rumah ini mengutamakan penerapan ventilasi silang yang efisien, di mana jendela dan pintu diletakkan secara strategis agar angin dapat mengalir dengan lancar, memaksimalkan sirkulasi udara alami yang akan menjaga suhu dalam rumah tetap sejuk tanpa perlu bergantung pada pendingin ruangan. Selain itu, penggunaan ceiling yang tinggi berfungsi untuk meningkatkan peredaran udara pada siang hari, mengurangi rasa pengap dan memberikan rasa lapang di dalam rumah. Untuk lebih mendukung suasana sejuk, tanaman indoor jenis tertentu seperti monstera juga ditambahkan, karena selain memperindah ruang, tanaman ini juga dapat membantu meningkatkan kelembapan udara, menciptakan lingkungan yang lebih segar dan nyaman. Dengan pendekatan ini, “Rumah Cahaya” tidak hanya menghadirkan desain yang estetik, tetapi juga memastikan kenyamanan yang berkelanjutan, menjadikan rumah ini sebuah ruang yang menyegarkan dan ramah lingkungan meskipun terletak di area tropis yang panas.
Dengan segala pendekatan desain yang telah dijelaskan, “Rumah Cahaya” hadir sebagai solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan suhu panas berlebih yang sering terjadi di wilayah perkotaan padat penduduk, yang umumnya gersang dan minim lahan hijau. Melalui penerapan konsep penghawaan yang optimal, penggunaan material alami, serta penerangan dan penataan ruang, rumah ini dirancang untuk menciptakan kenyamanan dan kesejukan meskipun berada di tengah iklim perkotaan yang panas dan padat. Desain ini tidak hanya memperhatikan faktor estetika dan fungsi, tetapi juga mengutamakan keberlanjutan dan keharmonisan dengan lingkungan sekitar. Dengan demikian, rumah ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang dalam menciptakan ruang hunian yang nyaman, sehat, dan ramah lingkungan, serta menjadi contoh penerapan desain yang responsif terhadap permasalahan iklim di daerah perkotaan.