Scroll, Klik, Cuan: Seni Digital Marketing Ala Gen Z

Di era digital seperti sekarang, generasi Z tidak hanya menjadi konsumen teknologi—mereka juga menjadi game changer dalam dunia bisnis. Lewat media sosial, kreativitas, dan kemauan untuk belajar, Gen Z membuktikan bahwa siapa pun bisa menghasilkan uang dari internet, asal tahu caranya. Salah satu kunci utama? Digital marketing.

Apa Itu Digital Marketing?

Digital marketing adalah strategi pemasaran produk atau jasa melalui platform digital, seperti media sosial, website, email, hingga mesin pencari. Tujuannya? Meningkatkan visibilitas, menarik perhatian calon pelanggan, dan tentu saja: menjual.

Berbeda dari pemasaran konvensional, digital marketing memungkinkan interaksi dua arah antara brand dan audiens. Konsumen bisa langsung memberikan komentar, berbagi konten, atau bahkan ikut mempromosikan produk lewat review dan repost.

Kenapa Digital Marketing Cocok untuk Gen Z?

1. Melek Teknologi

Gen Z tumbuh bersama internet. Mereka paham tren, tahu cara bikin konten menarik, dan cepat belajar tools baru seperti Canva, TikTok Ads, atau Google Analytics. Ini memberi mereka keunggulan besar dalam memanfaatkan platform digital.

2. Kreatif dan Autentik

Konten orisinal yang relatable adalah kekuatan Gen Z. Audiens lebih suka kejujuran ketimbang promosi berlebihan. Gen Z tahu cara membangun brand yang “ngena” dan terasa personal.

3. Modal Minim, Hasil Maksimal

Dengan modal kuota dan HP, banyak dari mereka sudah bisa mulai berjualan online. Tak perlu menyewa toko fisik atau bikin iklan mahal—cukup dengan kreativitas, algoritma bisa jadi sahabat terbaik.

4. Adaptif terhadap Perubahan

Tren digital bergerak cepat. Gen Z cepat beradaptasi, baik terhadap tren visual, algoritma platform, maupun tools baru yang muncul hampir tiap bulan.

    Strategi Digital Marketing Favorit Gen Z

    • Soft Selling di Media Sosial
      Daripada promosi langsung, Gen Z lebih suka menyisipkan produk dalam konten yang menghibur atau mengedukasi. Misalnya, bikin tutorial make-up sambil pakai produk sendiri.
    • Personal Branding & Storytelling
      Gen Z suka cerita. Mereka lebih tertarik dengan kisah perjuangan membangun bisnis daripada katalog produk. Storytelling membangun koneksi emosional.
    • Konten FYP-able
      Di TikTok atau Instagram Reels, Gen Z jago menciptakan konten yang mudah viral. Hal ini meningkatkan jangkauan secara gratis.
    • Kolaborasi & Giveaway
      Kolaborasi antar kreator Gen Z atau mengadakan giveaway adalah cara cepat memperluas audiens.

    Studi Kasus Nyata: Konten Jadi Karier

    Kisah Sukses: Fadil Jaidi – Dari Konten Keluarga Jadi Raja Endorse Gen Z

    Fadil Jaidi (@fadiljaidi), awalnya hanya iseng membuat video lucu bareng ayahnya, kini jadi influencer TikTok dan YouTube dengan jutaan pengikut. Gaya kontennya yang hangat, lucu, dan jujur membuat banyak orang merasa dekat.

    Apa yang membuat Fadil sukses?
    • Ia konsisten dengan gaya khasnya.
    • Menjadikan keluarganya bagian dari branding yang kuat.
    • Membuat konten yang membumi, mudah dinikmati berbagai usia.

    Kini, Fadil dipercaya oleh brand besar seperti Tokopedia, Samsung, Shopee, hingga muncul di berbagai event nasional. Ia membuktikan bahwa jadi diri sendiri bisa menjadi kekuatan utama dalam digital marketing.

    Strategi yang Dipakai:

    1. Human Touch
      Konten Fadil kuat dalam storytelling yang personal dan menyentuh. Ia menunjukkan kehidupan nyata, bukan yang dibuat-buat demi konten.
    2. Family Branding
      Jarang ada konten kreator muda yang membawa keluarganya ke dalam konten secara rutin. Fadil menjadikannya nilai unik.
    3. Kolaborasi dengan Brand
      Ia pintar memilih brand yang sesuai dengan audiensnya (fashion, F&B, hiburan). Gaya promosi Fadil tetap menghibur walau berisi iklan.

    Tips Memulai Digital Marketing untuk Gen Z

    Mulai dari yang Dikuasai

    Pilih platform tempat kamu paling nyaman: TikTok, Instagram, X, ataupun YouTube Shorts.

    Pelajari Dasar Tools
    Rekomendasi Tools Digital Marketing Gratis untuk Pemula

    Untuk kamu yang baru mulai, berikut beberapa tools gratis dan user-friendly yang wajib dicoba:

    🎨 Canva

    Untuk desain feed Instagram, story promosi, brosur digital, dan lainnya. Tersedia banyak template gratis.

    🎞 CapCut & VN Editor

    Edit video pendek untuk TikTok, IG Reels, YouTube Shorts dengan efek menarik dan audio sinkron.

    📈 Google Analytics & Meta Insights

    Lacak performa konten dan pahami audiensmu lebih dalam: usia, minat, hingga waktu aktif mereka.

    📧 Mailchimp (Gratis hingga 500 kontak)

    Untuk membangun email list dan kirim promosi produk secara rutin.

    📝 Notion atau Trello

    Bantu kamu menyusun rencana konten, deadline, dan ide kreatif dengan rapi.

    Bangun Personal Branding

    Jaga konsistensi nama, gaya, warna, dan pesan dari kontenmu. Jadikan akunmu sebagai portofolio berjalan.

    Manfaatkan Waktu & Tren

    Ikuti tren viral tapi beri sentuhan orisinal. Misalnya tren dance, kamu ubah jadi tutorial produk.

    Evaluasi dan Adaptasi

    Gunakan fitur analytics di tiap platform untuk melihat konten mana yang paling berhasil, lalu perbaiki.

    Siapkah Kamu Jadi Bagian dari Generasi Cuan?

    Digital marketing bukan hanya tren sementara. Ini adalah cara baru Gen Z membangun bisnis, membangun personal branding, dan bahkan membentuk masa depan mereka. Dengan kreativitas dan konsistensi, siapa pun bisa berubah dari penonton menjadi pemain utama.

    Jadi, jika kamu masih ragu, ingat: cukup dengan scroll, klik, dan ide—cuan bisa datang dari mana saja.

    Kesalahan Umum dalam Digital Marketing oleh Gen Z (dan Cara Menghindarinya)

    Meski Gen Z cepat belajar dan adaptif, tidak sedikit dari mereka yang melakukan kesalahan umum dalam praktik digital marketing. Berikut beberapa yang sering terjadi:

    Asal Ikut Tren Tanpa Tujuan

    Banyak yang ikut-ikutan tren TikTok atau Reels tanpa tahu apakah itu relevan dengan brand mereka. Konten yang viral memang bagus, tapi tanpa arah, audiens bisa bingung dengan identitas brand.

    Solusi:
    Tentukan tujuan sebelum membuat konten. Apakah ingin membangun awareness, mengedukasi, atau mendorong pembelian?

    Terlalu Fokus pada Jumlah Follower

    Follower banyak memang bagus, tapi yang lebih penting adalah engagement. Banyak brand kecil sukses meski hanya punya ratusan pengikut karena audiens mereka aktif dan loyal.

    ✅ Solusi:
    Bangun komunitas yang aktif, bukan sekadar angka.

    Tidak Konsisten Upload

    Salah satu kunci sukses di dunia digital adalah konsistensi. Banyak kreator gagal berkembang karena upload konten hanya saat “mood”.

    ✅ Solusi:
    Buat kalender konten mingguan. Bahkan seminggu sekali pun, asalkan konsisten, akan lebih berdampak.

    Tren Digital Marketing 2025 yang Wajib Diikuti Gen Z

    Mengikuti tren bukan berarti latah, tapi bisa jadi peluang emas jika dimanfaatkan dengan strategi. Berikut beberapa tren yang diprediksi akan booming tahun ini:

    🔊 Konten Suara & Podcast Mini

    Gen Z mulai menyukai konten berbasis audio karena fleksibel. Bahkan banyak brand mulai membuat podcast 1–3 menit di TikTok atau Spotify.

    🛍 Social Commerce (Belanja Langsung dari Sosmed)

    Instagram, TikTok, dan bahkan WhatsApp kini mendukung pembelian langsung dari aplikasi. Gen Z yang jualan harus mulai mengoptimalkan fitur toko ini.

    🧠 Konten Edukasi Microlearning

    Alih-alih konten panjang, konten edukasi cepat seperti “3 tips sukses jualan online” atau “cara buat poster di 1 menit” akan semakin diminati.

    🤖 AI Tools dalam Produksi Konten

    Tools AI seperti ChatGPT, Jasper, atau Canva AI akan banyak digunakan untuk mempercepat proses penulisan caption, ide konten, bahkan desain.

    Kekuatan Emosi di Balik Konten Gen Z

    Digital marketing di tangan Gen Z nggak melulu tentang diskon dan estetika. Justru konten yang menyentuh emosi lebih mudah diingat dan dibagikan.

    Jenis Emosi yang Sering Dipakai Gen Z:
    • Lucu: Meme jualan, respon lucu dari konsumen, suara orang tua saat bantu packing
    • Bangga: Testimoni pelanggan pertama, milestone order ke-100
    • Sedih / Mengharukan: Cerita gagal jualan, semangat bangkit, atau momen dibantu orang tua
    • Marah / Sakit Hati (Tapi Elegan): Cerita ditolak market tapi tetap lanjut jualan

    👀 Tanpa Sadar, Kamu Sudah Jadi Digital Marketer

    Banyak Gen Z yang bilang, “Aku nggak ngerti digital marketing.”
    Padahal, coba pikir lagi:

    • Kamu pernah bantu temen jualan dengan share produk di story? ✅
    • Pernah bikin konten aesthetic biar dapet likes banyak? ✅
    • Suka mikir caption lucu biar engagement naik? ✅
    • Pernah edit video TikTok buat promosiin barang? ✅

    Kalau jawaban kamu iya, selamat!
    Tanpa sadar, kamu sudah menerapkan dasar-dasar digital marketing.

    🔄 Dari Konsumen Jadi Kreator

    Gen Z itu unik. Mereka bisa jadi target market, promotor, dan penjual—dalam waktu bersamaan.

    Misalnya:

    Kamu beli minuman di kafe estetik → foto → upload ke IG → ditanya orang → promosiin → kafe itu dapet pembeli baru.
    Dan kamu? Tanpa dibayar, udah jadi micro influencer.

    📌 Bayangkan kalau kamu lakukan itu untuk produk sendiri. Atau produk temanmu. Atau kamu mulai kenakan fee?

    Inilah kekuatan digital marketing Gen Z:
    Bukan soal teori rumit, tapi soal keseharian yang dimaksimalkan jadi peluang.

    🧠 Kreatif Aja Nggak Cukup — Konsisten Itu Kunci

    Banyak Gen Z punya ide bagus, bisa bikin konten keren, bahkan punya skill edit yang oke banget. Tapi…
    kenapa masih belum berkembang?

    Karena kreatif itu awal, tapi konsisten itu bahan bakar.

    “Yang viral belum tentu sukses, tapi yang konsisten pasti bertumbuh.”

    Bikin konten pertama itu gampang. Tapi bikin konten ke-30 saat viewers turun drastis? Itu yang sulit.
    Di sinilah banyak orang berhenti — padahal bisa jadi konten ke-31 itu yang akhirnya bikin kamu dilirik brand.

    Tips Tetap Konsisten ala Gen Z:

    • Buat kalender konten mingguan (Senin s/d Minggu, 1 topik/hari)
    • Gunakan template supaya proses lebih cepat
    • Ikut komunitas sesama kreator untuk saling dukung dan sharing insight
    • Luangkan 1 hari untuk bikin 3–4 konten sekaligus, lalu schedule posting

    Kamu nggak perlu jadi sempurna di awal. Cukup jadi lebih baik dari kemarin, satu scroll dan satu klik pada satu waktu.

    Digital marketing bukan hanya untuk perusahaan besar. Di tangan Gen Z, strategi ini berubah jadi alat kreatif untuk menyalurkan passion sekaligus menghasilkan penghasilan. Jadi, kalau kamu masih ragu buat mulai, ingat: cukup dengan scroll, klik, dan niat—cuan bisa datang kapan saja.

    Jadi, digital marketing bukan cuma untuk orang yang jago desain atau punya kamera mahal. Bukan pula milik perusahaan besar. Sekarang, siapa pun—asal punya ide dan niat—bisa mulai.

    Kamu nggak harus nunggu viral. Mulailah dari apa yang kamu suka, dan manfaatkan platform digital dengan cara yang jujur, konsisten, dan kreatif.

    “Scroll, klik, cuan.”
    Di tangan Gen Z, tiga kata ini bukan sekadar slogan—tapi peluang masa depan.