“Qrisp.Qies” Dari Camilan Kampus Jadi Peluang Bisnis Kuliner

Menurut Kementerian Koperasi dan UKM (2023), UMKM di Indonesia menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap sekitar 97% tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja. Namun, dalam rating kewirausahaan, Indonesia masih termasuk pada strata menengah-tengah. Menurut GEDI (Global Entrepreuneurship Development Institution) pada tahun 2019 posisi Indonesia pada peringkat 75 dari 137 negara, di bawah Vietnam. Dalam hal digital platform, berdasarkan GDPEI (Global Digital Platform Economy Index), Indonesia berada pada posisi ke-76 dari 116 negara, dibawah Filipina dan Kazakhstan. Rendahnya pemanfaatan platform digital menunjukkan bahwa transformasi teknologi dalam UMKM masih belum merata, terutama di sektor informal atau bisnis kecil berbasis komunitas.

Konteks ini memperlihatkan betapa pentingnya mendorong lahirnya inisiatif-inisiatif kewirausahaan baru, khususnya di kalangan generasi muda, dengan kreativitas, keberanian memulai dari hal kecil, serta pemanfaatan sumber daya lokal dan teknologi secara cerdas.

Dengan latar belakang tersebut, Qrisp.qies tak hanya menjadi contoh keberhasilan usaha kecil, tetapi juga mendorong tumbuhnya kewirausahaan berbasis komunitas dan digital, yang dapat mengerek posisi Indonesia di tingkat global dalam hal pengembangan UMKM dan ekonomi digital. Salah satu contoh nyata dari semangat tersebut dapat dilihat dari lahirnya usaha-usaha kecil yang muncul di lingkungan kampus. Di tengah kesibukan akademik dan aktivitas organisasi, tidak sedikit mahasiswa yang mulai melihat peluang bisnis dari kebutuhan sehari-hari yang ada di sekitar mereka. Kebutuhan akan makanan ringan yang praktis, terjangkau, dan menggugah selera, misalnya, menjadi ide usaha. Dengan modal minim, keterampilan dasar, dan jaringan sosial yang terbatas, mahasiswa bisa mulai merintis usaha sendiri baik untuk menambah penghasilan, membangun jiwa wirausaha, maupun sebagai pembelajaran.

Camilan bukan hanya sekadar pengganjal lapar di tengah jadwal kuliah yang padat, tetapi juga sering berperan sebagai penambah semangat atau mood booster. Aktivitas belajar dan padatnya jadwal organisasi yang berjalan secara bersamaan membuat mahasiswa mencari solusi makanan yang praktis, terjangkau, dan tentunya lezat. Dari sinilah muncul inisiatif seperti Qrisp.qies, sebuah usaha kuliner yang menawarkan camilan berbasis lumpia dan pangsit goreng dengan chilli oil homemade sebagai ciri khasnya. Usaha ini bukan hanya menjual makanan, tetapi juga merepresentasikan semangat kewirausahaan sosial yang membumi dan memberdayakan, dimulai dari lingkungan terdekat. Mulai dari pertemanan di lingkungan kampus atau pertemanan di dalam lingkungan organisasi luar maupun dalam kampus.

Qrisp.qies adalah usaha kuliner yang berfokus pada penyediaan makanan ringan berupa lumpia dan pangsit goreng yang disajikan bersama chilli oil homemade. Usaha ini tidak hanya menjual produk makanan ringan berupa lumpia dan pangsit goreng, tetapi juga membawa semangat kewirausahaan sosial berbasis lokal yang sederhana, praktis, dan berorientasi pada kualitas. Hal ini menjadi nilai tambah tersendiri, terutama di kalangan generasi muda yang semakin sadar pentingnya mendukung produk lokal dan UMKM.

Bermula dari dari bulan Juni 2024 dan dikembangkan berdasarkan tren konsumsi makanan ringan pedas dan praktis. Harga yang terjangkau menjadi pertimbangan utama agar produk ini tetap relevan dan diminati oleh target pasar utamanya, yaitu mahasiswa dan pelajar. Oleh karena itu, produk Qrisp.qies dirancang agar tetap terjangkau, memiliki cita rasa khas, dan diproses secara fresh dengan sistem pre-order. Inilah yang membuat produk ini bukan sekadar camilan biasa, tetapi punya peluang besar untuk tumbuh sebagai brand kuliner kampus yang punya daya tarik tersendiri.

Filosofi Nama

Dalam dunia bisnis, pemilihan nama bukanlah hal sepele. Nama bisa mencerminkan karakter produk sekaligus menjadi identitas yang membedakan dengan yang lain. Nama “Qrisp.qies” sendiri adalah pelesetan dari kata “crispy” dan “chilli oil snack”. Nama ini dengan tepat menggambarkan tekstur renyah dari lumpia dan pangsit goreng, serta sensasi pedas gurih dari chilli oil homemade yang menjadi andalan produk ini. Penamaan kreatif ini sekaligus menjadi daya tarik dari sisi branding yang mudah diingat dan unik, terlebih bagi generasi muda yang menyukai nama-nama catchy dan relevan.

Sistem Produksi dan Penjualan

Semua bahan baku untuk produksi dibeli dari pasar tradisional. Dengan cara ini, usaha ini turut mendukung UMKM dan pedagang lokal. Tak hanya itu, proses produksi pun dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan dapur pribadi. Hanya menggunakan peralatan seperti chopper mini, rolling pin, dan wajan, hal ini menunjukkan bahwa memulai usaha tidak harus dengan modal besar, tetapi dengan semangat, niat, dan kreativitas yang kuat. Cara ini sangat cocok diterapkan oleh mahasiswa atau pemula yang ingin berwirausaha tanpa perlu khawatir dengan keterbatasan modal awal.

Usaha kecil seperti ini juga memungkinkan pengusaha untuk tetap terlibat langsung dalam setiap tahapan, sehingga kualitas dan konsistensi produk bisa lebih terjaga dan tentunya sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Dengan model produksi yang fleksibel dan berskala kecil, Qrisp.qies juga memiliki keunggulan dari segi kontrol kualitas. Setiap pesanan diproduksi secara langsung dan hanya dalam jumlah sesuai kebutuhan, sehingga makanan yang dikirim ke konsumen dijamin fresh dan baru dibuat.

Eksperimen awal dimulai secara sederhana melalui sistem pre-order (PO) via WhatsApp. Dengan memanfaatkan circle kampus terlebih dahulu untuk menguji minat pasar dan mendapat feedback langsung. Ini strategi yang bagus dan minim risiko, tapi tetap efektif. Keuntungan sistem pre order untuk usaha ini adalah:

  • Produk disiapkan dalam keadaan fresh karena langsung di produksi sejumlah pesanan yang masuk melalui sistem PO via Whatsapp tadi,
  • Memberikan waktu produksi yang lebih efisien karena sudah direncanakan sebelumnya.
  • Mengurangi potensi pemborosan bahan baku.

Konten promosi yang dibagikan dalam pre-order berisi foto produk, informasi harga, hingga jadwal ketersediaan. Dalam hal pemasaran, Qrisp.qies mengandalkan pendekatan yang sederhana tapi efektif. Lewat status WhatsApp dan promosi dari mulut ke mulut di lingkungan kampus, produknya mulai dikenal dan punya pelanggan tetap. Cara ini tidak membutuhkan biaya besar, tetapi justru membuat orang lebih percaya karena merasa dekat. Beberapa customer juga dengan senang hati memberikan testimoni yang positif. Hal ini cukup membantu untuk membangun kepercayaan dan citra brand pada awal-awal usaha.

Pengembangan Produk dan Inovasi

Seiring bertambahnya permintaan dan antusiasme pelanggan, Qrisp.qies memiliki peluang besar untuk terus berkembang. Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan adalah penambahan variasi menu. Tidak hanya berfokus pada lumpia dan pangsit goreng, produk camilan bisa dikembangkan menjadi varian rasa baru, seperti lumpia isi keju pedas, pangsit rebus, atau bahkan camilan kering berbasis chilli oil. Inovasi ini bertujuan untuk memperluas jangkauan pasar sekaligus memperkaya pilihan konsumen.

Penambahan variasi menu ini juga memungkinkan Qrisp.qies mendaftar ke platform layanan pesan antar makanan seperti Gojek (GoFood) dan GrabFood. Dengan memanfaatkan platform digital tersebut, produk bisa menjangkau konsumen yang lebih luas di luar lingkungan kampus, termasuk masyarakat umum yang ingin menikmati camilan unik dan khas. Hal ini tentu memperbesar potensi pemasukan dan memperkuat posisi Qrisp.qies sebagai brand lokal yang siap bersaing.

Strategi Pemasaran Digital

Selain melalui sistem pre-order via WhatsApp dan promosi dari mulut ke mulut, Qrisp.qies juga dapat mengoptimalkan pemasaran melalui platform media sosial seperti Instagram dan TikTok. Kedua platform ini sangat efektif menjangkau pasar muda, terutama mahasiswa dan pelajar yang merupakan target utama Qrisp.qies.

Melalui Instagram, Qrisp.qies bisa mengelola feed visual yang estetik untuk menampilkan foto produk, testimoni pelanggan, hingga pengumuman jadwal PO. Sementara TikTok dapat digunakan untuk membuat konten pendek yang menarik seperti proses produksi, review makanan, hingga behind the scene produksi. Konten semacam ini terbukti memiliki daya tarik besar dan bisa dengan cepat menyebar secara viral.

Sistem open PO mingguan juga bisa dipublikasikan secara konsisten melalui story dan reel TikTok/Instagram, dengan respons yang cepat melalui DM atau link WhatsApp. Ini menjadikan proses pemesanan lebih interaktif dan memudahkan konsumen untuk terlibat.

Berdasarkan beberapa hal diatas yang sudah disebutkan, produk Qrisp.qies menunjukkan bahwa sebuah inisiatif kecil dari mahasiswa bisa tumbuh menjadi peluang bisnis nyata. Fokus pada kualitas produk, efisiensi produksi, dan pendekatan pemasaran yang tepat sasaran menjadi kunci keberhasilan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

  • Ide bisnis yang relevan dengan kebutuhan pasar atau tren mempunyai peluang besar
  • Memulai usaha tidak selalu memerlukan dana besar, asal punya perencanaan dan kreativitas.
  • Kepercayaan konsumen bisa dibangun dari pelayanan yang jujur dan produk yang konsisten.

Bisnis ini tidak hanya menjual makanan, tetapi juga menginspirasi mahasiswa lain untuk berani mencoba memulai sesuatu, meski dari kecil. Sering kali, hambatan terbesar dalam memulai usaha adalah rasa ragu, takut gagal, atau berpikir terlalu besar dari awal. Qrisp.qies membuktikan bahwa kita bisa memulai dari hal yang dekat dengan kita yeitu: lingkungan kampus dan teman-teman sendiri sebagai konsumen awal. Qrisp.qies menunjukkan bahwa usaha kuliner sederhana pun bisa tumbuh dan berkembang dengan strategi yang tepat. Usaha ini bisa menjadi contoh bagaimana ide kecil bisa diwujudkan menjadi peluang nyata.

Hal ini menegaskan bahwa bisnis kecil seperti Qrisp.qies tidak hanya penting bagi individu pelakunya, tetapi juga berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Selain itu, menurut Zimmerer dan Scarborough dalam buku “Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management“, kewirausahaan memungkinkan individu untuk mengejar peluang tanpa terlalu dibatasi oleh sumber daya yang saat ini mereka miliki, menjadikannya alat penting untuk perubahan sosial dan ekonomi.

Qrisp.qies memberikan gambaran nyata bahwa semangat kewirausahaan tidak harus selalu dimulai dengan modal besar atau alat yang mewah. Justru, keberanian untuk memulai dari skala kecil, dengan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar kita, mulai dari dapur rumah, lingkaran pertemanan, hingga media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan TikTok dapat menjadi langkah awal yang berdampak besar. Usaha seperti ini bukan hanya menambah penghasilan, tetapi juga mengasah kemampuan manajerial, kreativitas, dan ketangguhan mental bagi pelakunya, terutama di kalangan mahasiswa.

Di tengah tantangan tingkat kewirausahaan nasional yang masih berada pada posisi menengah, seperti ditunjukkan oleh data GEDI (Global Entrepreuneurship Development Institution) dan GDPEI (Global Digital Platform Economy Index), inisiatif kecil yang tumbuh dari lingkungan kampus sangat layak untuk diapresiasi dan didorong. Merekalah benih-benih pelaku usaha masa depan yang akan membentuk wajah UMKM Indonesia yang lebih adaptif, berdaya saing, dan berorientasi pada teknologi. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang memadai, usaha kecil ini sangat berpotensi berkembang menjadi usaha atau bisnis yang lebih besar dan profesional.

Qrisp.qies juga menjadi pengingat bahwa kesuksesan dalam bisnis bukan semata-mata ditentukan oleh seberapa besar modal awal, melainkan oleh seberapa kuat tekad, ketekunan, dan kemampuan beradaptasi terhadap kebutuhan pasar. Seperti yang dikatakan Eric Ries dalam The Lean Startup, keberhasilan sering kali berasal dari kemampuan belajar dan beradaptasi lebih cepat daripada yang lain. Maka, memulai dari kecil bukanlah kelemahan, melainkan strategi cerdas untuk tumbuh secara berkelanjutan.

Untuk teman-teman mahasiswa lainnya, semoga kisah ini bisa jadi motivasi. Jika kamu punya ide, jangan tunggu sempurna. Mulailah dari yang kecil, evaluasi terus, dan jangan takut mencoba. Karena siapa tahu, usaha sederhana hari ini bisa jadi brand besar di masa depan. Siapa tahu, besok giliran kamu?