Psikologi Warna dalam Karya Digital: Membangun Persepsi dan Emosi 

Warna merupakan salah satu elemen krusial dalam desain. Fungsi warna sendiri bukan hanya untuk membangun estetika dalam suatu karya desain, tetapi juga dapat membangun persepsi dan emosi audiens dalam melihat suatu karya. Sehingga diperlukan pemilihan warna yang tepat agar pesan dalam suatu karya dapat tersampaikan dengan baik, serta dapat membangun emosi audiens. Artikel ini akan membahas mengapa warna dalam pembuatan karya digital sangat penting untuk membangun persepsi, emosi dan penyampaian pesan.

Di era digital ini, pembuatan suatu desain visual tentunya tidak hanya menggunakan alat gambar manual. Sudah banyak smartphone dan alat elektronik lainnya yang support aplikasi untuk membuat desain digital. Pilihan warna dalam aplikasi digital tentu lebih bervariatif daripada cat atau alat warna manual lainnya. Tentu lebih mudah untuk designer membuat karya yang colorful dengan berbagai macam warna yang ada dalam aplikasi digital.

Hampir semua kalangan tentunya memiliki social media. Social media sendiri bukan hanya sarana untuk berkomunikasi, melainkan bisa menjadi salah satu wadah untuk saling berbagi informasi dan berita terkini. Kebanyakan orang akan lebih tertarik ketika melihat suatu bacaan atau berita yang isinya mencolok, baik dari gambar, elemen pendukung lainnya maupun dari pemilihan palet warna. Ketika melihat suatu gambar yang menarik, orang akan dibuat penasaran dengan gambat tersebut dan akhirnya mencari tahu apa sih yang dimaksud dari gambar tersebut. Oleh karena itu, pemilihan warna sangat penting dalam membangun persepsi dan emosi serta menyampaikan pesan dari suatu karya agar dapat diterima dan dipahami oleh audiens.

Pemilihan warna yang benar akan membuat karya yang dibuat menjadi lebih menarik. Warna berperan penting untuk membuat gambar menjadi lebih hidup, enak dipandang dan terlihat lebih estetik. Namun, tentu saja penggunaan warna bertujuan untuk membangun persepsi dan emosi audiens terhadap suatu karya. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan perasaan audiens ketika melihat suatu karya, agar nantinya audiens dapat benar-benar menikmati karya dan memahami pesan yang ingin disampaikan oleh designer dalam karya yang dibuatnya.

Warna juga berperan penting untuk membangun identitas suatu brand. Banyak brand yang memfokuskan untuk iklan produknya menggunakan satu warna yang digunakan terus menerus sehingga membangun persepsi audiens terhadap produk tersebut. Kebanyakan audiens akan langsung mengingat warna khas dari produk atau brand tertentu ketika nama brand tersebut disebutkan. Hal ini terjadi karena warna memiliki pengaruh yang besar untuk membangun persepsi audiens terhadap objek yang dilihat atau diamati oleh audiens.

Selain untuk membangun identitas suatu brand, warna juga berperan sebagai sarana komunikasi antara objek dan audiens. Baik berupa interaksi maupun pembangunan emosi audiens.

Sebagai contoh, ketika melihat sign system yang ada di jalan. Saat melihat sign berwarna merah, orang akan langsung terkoneksi pada suatu peraturan yang dibuat menggunakan sign warna merah. Tentunya sign tersebut memiliki simbol tersendiri, namun warna merah kerap kali menujukkan larangan dalam suatu peraturan. Sehingga ketika melihat sign tersebut orang akan langsung tahu bahwa itu merupakan larangan hanya dari warna sign saja.

Contoh lainnya, dalam membangun emosi audiens ketika seseorang merasakan emosi dalam dirinya. Seperti ketika sedang marah atau menggebu, marah identik dengan warna merah, maka ketika audiens melihat karya dengan warna yang dominan merah, perasaannya akan tergugah mengikuti warna yang ia lihat. Atau ketika seseorang ingin mengekspresikan kesejukan atau kesegaran, pikiran akan langsung terkoneksi dengan warna hijau. Hal tersebut terjadi karena warna memiliki makna tersendiri yang dapat memengaruhi persepsi seseorang.

Maka dari itu, warna berperan penting dan dapat digunakan sebagai sarana komunikasi karena warna memiliki identitas dan makna tersendiri dalam tiap-tiap warna. Dalam desain, ada yang dinamakan psikologi warna yang harus dipahami oleh designer sebelum membuat sebuah karya agar karya yang dibuat nantinya dapat membangun emosi dan persepsi audiens.

Psikologi warna merupakan suatu cabang ilmu yang membahas bagaimana warna dapat memengaruhi persepsi seseorang. Warna memiliki peranan penting sebagai penyampai pesan. Tiap-tiap warna memiliki makna tersendiri yang dapat mengubah persepsi audiens.

Dalam warna ada suatu emosi yang dapat memicu respon dari audiens. Sebagai contoh, warna merah kerap dikaitkan dengan keberanian, kekuatan, agresivitas sehingga siapapun yang melihat warna merah dapat tergugah perasaannya dan merasa bahwa warna merah memiliki makna yang sangat berani dan membara. Selain warna merah, warna-warna lain juga memiliki makna dan emosi tersendiri.

Warna orange melambangkan kehangatan dan semangat. Warna kuning melambangkan keceriaan, optimisme, dan kehangatan. Warna biru melambangkan ketenangan, kesunyian, kesendirian, dan rasa sedih. Warna hijau melambangkan kesejukan, kesegaran, kedamaian, dan relaksasi. Warna hitam melambangkan misteri dan ketakutan. Warna putih melambangkan kebebasan dan kesucian. Warna coklat melambangkan rasa nyaman, relaksasi, dan rasa aman. Warna pink melambangkan feminisme, romantis, dan lemah lembut. Warna ungu melambangkan keanggunan, kemewahan, dan kebijaksanaan.

Warna-warna tersebut memiliki makna tersendiri sehingga ketika digunakan dalam suatu karya desain dapat menghasilkan karya desain yang terlihat lebih hidup. Maka dari itu, penting bagi seorang designer untuk memahami arti dari tiap warna, sehingga karyanya dapat menarik perhatian audiens dan pesan dalam karya dapat tersampaikan dengan baik.

Dalam karya digital, tentu warna yang dihasilkan lebih jelas dan beragam. Namun tetap saja pemilihan warna diperlukan untuk membangun pesan dan emosi dalam suatu karya. Pemilihan warna juga akan membangun persepsi seseorang ketika melihat karya tersebut.

Pemilihan warna disini juga perlu memerhatikan kontras dan irama dari warna yang dipadukan. Penggunaan kontras antara background dan objek utama harus diperhatikan agar sebisa mungkin membuat warna dari objek utama lebih mencolok dibandingkan background atau elemen pendukung lainnya. Hal tersebut akan membuat objek utama menjadi lebih dikenali dan lebih terlihat menonjol dibanding elemen pendukung lainnya. Sehingga akan membuat fokus audiens kepada objek utama.

Penggunaan gelap terang dalam suatu design digital juga penting. Gelap terang berfungsi menegaskan warna dari objek serta elemen pendukung lainnya yang digambar agar terlihat lebih hidup.

Selain itu, pemilihan palet warna yang cenderung berwarna cerah tentunya akan menghasilkan karya yang terkesan ceria dan penuh energi. Dan jika menggunakan palet yang cenderung gelap akan membuat gambar terlihat lebih simple, menggambarkan keanggunan atau bahkan misteri. Hal ini perlu diperhatikan agar penyampaian pesan dalam gambar dapat membangkitkan perasaan atau suasana hati audiens ketika melihat suatu karya desain.

Seperti ketika menggunakan warna monochrome atau hitam putih dalam karya bisa saja atau bahkan sering dikaitkan dengan hal-hal mistis atau masa lalu. Ketika melihat suatu gambar atau karya dengan warna hitam putih, orang akan melihatnya sebagai gambar yang tidak hidup, monoton atau mungkin menyeramkan dan dapat membuat takut ketika melihatnya. Mungkin kebanyakan akan membiarkan begitu saja atau melewatinya ketika suatu gambar yang memiliki warna monochrome muncul, terkesan kurang menarik bagi beberapa orang atau mungkin terlihat membosankan.

Namun lain cerita ketika suatu karya yang memiliki warna kontras dan colorful sehingga terkesan asing. Orang akan penasaran dengan gambar atau karya tersebut sehingga ia mencari tahu dan mengamati gambar apa yang tengah ditampilkan tesebut. Itu berarti warna sangat memengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu karya yang dilihatnya.

Meskipun begitu, designer tetap harus bisa menempatkan palet warna yang digunakan dengan tepat agar pesan dapat tersampaikan secara jelas kepada audiens. Jangan asal menggunakan warna, tetap harus sesuai dengan topik yang dibahas dan tetap menghasilkan estetika dari karya tersebut agar enak dipandang dan menarik bagi audiens.

Seperti contoh, dalam design poster untuk lowongan pekerjaan biasanya menggunakan warna netral dan desain yang simple. Biasanya terkesan lebih formal, karena merupakan suatu hal yang memang formal dan berisikan informasi penting. Lain halnya dengan poster lomba atau iklan akan dibuat se menarik mungkin, bukan hanya menggunakan layout biasa tetapi juga vektor yang menarik dan elemen pendukung lainnya dengan warna yang beragam agar memikat audiens.

Adapun ketika akan membuat karya digital untuk suatu brand, diperlukan pemilihan warna yang disesuaikan dengan brand yang diiklankan. Hal ini tentunya akan lebih memudahkan audiens untuk mengingat brand tersebut hanya dari melihat warnanya saja. Warna yang menjadi khas suatu brand nantinya dapat membangun identitas brand tersebut dan menjadi ciri khas yang akan mudah diingat oleh audiens dan membedakan dengan produk dari brand lain.

Sebagai contoh, dari ketiga brand besar Coca-Cola, Sprite dan Fanta. Ketiganya memiliki warna brand tersendiri. Coca-Cola menggunakan warna merah gelap dalam brandingnya, Sprite menggunakan warna hijau dan Fanta menggunakan warna merah yang cenderung lebih terang. Ketika seseorang mendengar salah satu atau bahkan ketiga brand tersebut, orang akan langsung dengan mudah membedakan ketiga brand tersebut dengan mengingat warna yang digunakan oleh ketiga brand tersebut. Karena warna tersebut sudah menjadi ciri khas dan digunakan berulang-ulang oleh brand tersebut dalam iklan produknya.

Dalam pembuatan suatu karya desain digital, designer harus berani mengkombinasikan warna yang akan digunakan dalam karyanya. jangan hanya terfokus pada satu warna atau satu gabungan warna. Harus berani dan jangan ragu untuk mencoba mengkombinasikan berbagai warna ke dalam suatu karya. Apalagi karya yang dibuat merupakan poster lomba atau iklan. Maka alangkah baiknya jika menggunakan kombinasi warna yang beragam dan terlihat lebih colorful. 

Selain mengtahui warna primer, sekunder, tersier, designer juga harus tahu dan harus pandai menggunakan warna yang mengikuti tren masa kini. Seperti penggunaan gradasi, warna-warna futuristik maupun warna yang terkesan santai dan kalem atau akrab disebut dengan warna pastel.

Penggunaan warna yang mengikuti tren masa kini akan banyak menarik audiens terhadap suatu karya. Karena di era modern ini, kebanyakan orang pasti mengikuti dan mengetahui tren masa kini. Termasuk tentang istilah warna-warna yang semakin beragam penyebutannya.

Tentunya dalam kasus pembuatan karya digital ini, lebih mudah ketika designer merasa kurang dengan kombinasi warna atau merasa tidak cocok menggunakan suatu warna dalam karya digitalnya. Designer cukup menghapus atau mengubah warna yang tadinya digunakan dengan mudah dalam aplikasi digital. Designer juga bisa menentukan gelap terangnya warna yang diinginkan melalui palet yang tersedia dalam aplikasi hingga cocok dan sesuai dengan konsep dari karya yang dibuat.

Dalam aplikasi digital tentunya mengkombinasikan warna lebih mudah. Karena jika warna terlalu gelap atau terang, bisa langsung diubah di aplikasi tersebut. Designer bisa memilih sendiri warna yang seperti apa yang diinginkan. Lebih efisien dibanding dengan gambar yang diberi warna secara manual menggunakan pensil warna, crayon atau alat gambar lainnya.

Hal ini tentunya akan lebih memangkas waktu yang diperlukan designer untuk membuat suatu karya. Sehingga ketika karya sudah siap posting di social media, designer tidak perlu scan manual karena gambar dari aplikasi digital hanya tinggal save dan otomatis akan tersimpan di galeri.

Dalam membuat gambar digital tentu saja pasti ada hambatannya. Hambatan dalam membuat gambar digital seringkali terjadi, dan salah satu penyebabnya adalah aplikasi yang bug. Hambatan lainnya yaitu perbedaan warna yang dihasilkan ketika di aplikasi dan setelah dicetak jika diperlukan hasil gambar cetak. Dalam kasus ini, biasanya ketika membuat karya digital dalam satu aplikasi kemudian designer sudah menggunakan warna yang bagus dan menarik, lalu ketika dicetak warnanya akan berubah kadang menjadi lebih gelap atau lebih pucat dari warna yang dihasilkan sebelum proses cetak. Sehingga ketika membuat karya digital yang hasilnya dicetak, harus diperhatikan settingan warna agar hasil cetaknya dapat sesuai dengan gambar digital.

Untuk membuat suatu karya digital yang nantinya akan di posting di social media, tentunya diperlukan pemahaman tentang target audiens. Diperuntukkan bagi siapakah desain yang dibuat nanti. Maka dari itu sebelum membuat karya digital, harus menentukan karya apa yang akan dibuat dan ditujukan kepada siapa karya tersebut.

Misal target audiens merupakan anak usia dini, maka warna yang digunakan harus colorful. Karena anak-anak cenderung melihat warna suatu benda yang menurutnya menarik terlebih dahulu dibanding dengan objek utamanya. Penggunaan warna-warna yang mencolok dan didominasi dengan warna yang cerah cenderung menarik perhatian anak-anak.

Ketika membuat karya yang berisikan suatu informasi, tentu saja diperlukan elemen lain seperti vektor dan teks yang jelas dan kreatif sebagai pendukung. Sehingga informasi yang disampaikan tidak membuat pembaca bosan. Penggunaan warna untuk informasi ini juga perlu diperhatikan. Bagaimana nantinya penggunaan warna untuk background dan teks tetap kontras namun cocok dipadukan sehingga membangkitkan minat baca audiens. Penempatan dan pemilihan warna untuk vektor juga perlu diperhatikan agar tidak menggangu informasi utama yang disampaikan.

Warna di dalam karya desain digital bukan hanya sebagai estetika dari suatu karya, melainkan berfungsi sebagai alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dalam suatu gambar, menciptakan emosi audiens dan membangun persepsi seseorang terhadap suatu karya. Dalam membuat suatu karya digital, diperlukan pemahaman mengenai target audiens, pemilihan palet warna, kecerahan dan juga penggunaan gelap terang dalam desain sehingga dapat menghasilkan karya yang menarik perhatian dan dapat menarik minat audiens.