Desain Interior yang kita sering jumpai sekarang, adalah hasil perkembangan/perubahan desain-desain interior pada jaman dahulu. Setiap daerah, bahkan negara mempunyai Desain Interior yang memiliki keunikan sendiri. Seperti di Yunani. Sejak saat itu, bangsa Yunani dan Bangsa Roma mulai terbiasa menghias seisi rumah dengan vas bunga yang indah, lantai mozaik, dan lukisan di dinding untuk mempercantik interior tempat tinggalnya.
Bukan hanya Yunani yang dikenal dengan konstruksi bangunan dan interior bernuansa megah, bangsa Timur tengah juga mengembangkan ciri khas gaya Bizantium yang identik dengan bangunan berkubah dan interior serba mewah. Sedangkan Bangsa Eropa memiliki kebanggaan tersendiri dengan bangunan ala Gothic berbentuk vertikal yang disempurnakan dengan mural pada dindingnya.
Berikut macam-macam perkembangan Interior dari masa ke masa.
Zaman Victoria
Gaya ini sangat populer pada abad ke 19, Perkembangan desain interior pada masa ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang mana ketika itu baja dan besi baru digunakan dalam konstruksi bangunan. Gaya ini menginspirasi masyarakat di era ini untuk menciptakan arsitektur, fashion, serta furnitur yang menonjolkan keindahan daripada fungsinya.
Selama Revolusi Industri, terjadi perubahan besar dalam produksi barang-barang rumah tangga. Ini menyebabkan ketersediaan furnitur dan dekorasi yang lebih terjangkau dan bervariasi, yang memungkinkan kelas menengah untuk mengakses barang-barang yang sebelumnya hanya dapat dijangkau oleh kalangan elit.
Gaya Victoria banyak dipengaruhi oleh aliran seni dari berbagai penjuru dunia, seperti Gothic Revival, Renaissance Revival, Baroque, dan Chinoiserie (pengaruh budaya China dan Jepang). Berbagai elemen ini dikombinasikan untuk menciptakan ruang yang elegan, namun juga sarat dengan ornamen dan simbolisme.
Era Victoria menyaksikan popularitas rumah keluarga besar dengan desain yang terbagi menjadi beberapa kamar dengan fungsi yang sangat spesifik. Ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, dan ruang keluarga memiliki desain dan perabotan yang terpisah dengan estetika yang saling mendukung.
Ada pun beberapa ciri interior pada zaman ini, diantaranya :
Interior pada Zaman Victoria (sekitar 1837 hingga 1901) mencerminkan kemewahan, formalitas, dan perhatian terhadap detail yang sangat tinggi. Gaya ini sering menggabungkan berbagai elemen dekoratif yang menampilkan status sosial dan kekayaan pemilik rumah. Berikut adalah beberapa ciri-ciri interior pada Zaman Victoria:
- Kemewahan dan Keanggunan:
- Desain interior pada masa ini sering kali mencerminkan kemewahan dan status sosial pemiliknya. Ruangan dihias dengan perabotan yang kaya dan mewah, seperti kursi berlengan, meja ukir, dan rak buku berukir.
- Penggunaan bahan mewah seperti sutra, beludru, dan katun berkualitas tinggi untuk tirai dan pelapis furnitur.
- Penggunaan Ornamen yang Berlebihan:
- Hiasan dan detail dekoratif sangat penting. Furnitur, dinding, dan lantai sering dihiasi dengan ukiran halus, seperti motif bunga, geometris, atau daun.
- Karpet yang tebal dan berwarna cerah sering kali menjadi ciri khas ruang tamu.
- Warna yang Kaya dan Gelap:
- Palet warna yang digunakan pada interior Zaman Victoria cenderung gelap dan kaya, dengan warna-warna seperti merah marun, hijau zamrud, biru tua, coklat, dan emas. Warna-warna ini memberi kesan elegan dan formal.
- Dinding sering kali dihiasi dengan wallpaper bermotif, baik itu motif bunga, pola damask, atau motif geometris.
- Penggunaan Cermin dan Lampu Chandelier:
- Cermin besar dengan bingkai berukir dan lampu kristal (chandelier) adalah elemen penting di banyak ruang dalam rumah, terutama di ruang tamu dan ruang makan. Cermin juga digunakan untuk menciptakan kesan ruang yang lebih besar dan terang.
- Perabotan yang Kuat dan Menghiasi:
- Furnitur pada masa ini umumnya besar, kokoh, dan dihiasi dengan ukiran rumit, terutama pada meja, kursi, dan lemari.
- Beberapa perabotan juga dilapisi dengan bahan yang lebih lembut, seperti kain beludru atau kain rajutan yang dihias dengan bordir.
- Ruang yang Terpisah dan Formal:
- Rumah Victorian sering memiliki banyak ruang terpisah, masing-masing dengan fungsi tertentu, seperti ruang tamu, ruang makan formal, dan kamar tidur. Setiap ruang dirancang untuk mencerminkan status sosial dan sesuai dengan kegiatan tertentu.
- Aksesori dan Detail Kecil:
- Peralatan rumah tangga yang menghiasi interior juga sering kali rumit dan sangat terperinci, seperti jam meja berukir, vas bunga besar, pelbagai patung kecil, dan benda seni lainnya.
- Vas bunga dan tanaman hias sering diletakkan untuk menambah kesan segar dan alami.
- Teknologi dan Perubahan Baru:
- Dengan berkembangnya teknologi pada masa Victoria, beberapa interior rumah mulai memiliki peralatan modern seperti pemanas ruangan (kondisi yang lebih nyaman untuk iklim yang dingin), serta lampu gas atau minyak.
- Gaya Seni:
- Pada masa ini, berbagai gaya seni seperti Gothic Revival, Rococo Revival, Queen Anne, dan Neoclassical sangat berpengaruh dalam desain interior. Perpaduan antara berbagai gaya ini menghasilkan tampilan yang kaya dan beragam di dalam rumah.
Art Nouveau
Seiring berjalannya waktu, interior mulai berubah pada zaman “Art Nouveau” sekitar tahun 1819-1914. Tetapi pada zaman ini para Desainer/Arsitek harus mempertimbangkan estetika dan fungsinya. Tidak seperti pada zaman Victoria yang dimana para Desainer dan Arsitek lebih sering menonjolkan estetikanya.
Gerakan Arts and Crafts yang dipelopori oleh William Morris di Inggris sangat berpengaruh dalam menciptakan semangat Art Nouveau, dengan menekankan seni kerajinan tangan dan penolakan terhadap produksi massal.
Simbolisme dan Impresionisme juga memberikan pengaruh terhadap bentuk dan estetika Art Nouveau, yang menekankan keindahan alam, kehidupan, dan elemen-elemen mistis atau fantastis.
Ciri-ciri Interior di zaman Art Nouveau :
- Garis Melengkung dan Organik:
- Salah satu ciri utama dari Art Nouveau adalah penggunaan garis-garis melengkung dan bentuk organik yang menyerupai elemen-elemen alam seperti tanaman, bunga, dan hewan. Desain interior sering kali menghindari garis lurus dan sudut tajam, lebih memilih bentuk yang halus dan mengalir.
- Kusen jendela, pintu, dan furnitur sering kali memiliki desain lengkung yang sangat khas.
- Motif Alam:
- Desain interior Art Nouveau sangat dipengaruhi oleh alam dan flora. Motif bunga, daun, akar, dan tanaman merambat sering ditemukan pada furnitur, wallpaper, kaca, dan aksesori rumah.
- Dekorasi berupa ukiran atau lukisan yang menggambarkan alam dengan gaya yang lebih simbolis dan artistik menjadi sangat umum.
- Furnitur yang Dihias dan Berfungsi:
- Furnitur Art Nouveau sering kali diproduksi dengan teknik kerajinan tangan yang tinggi dan mengutamakan keindahan, namun juga tetap mempertimbangkan kenyamanan. Furnitur biasanya memiliki bentuk melengkung dan ornamen yang terinspirasi oleh alam.
- Kursi, meja, lemari, dan rak sering dihiasi dengan motif floral atau garis melengkung yang memberikan kesan elegan dan artistik.
- Penggunaan Bahan yang Berbeda:
- Material yang digunakan pada interior Art Nouveau bervariasi, namun sering kali melibatkan kombinasi bahan alami seperti kayu, kaca, besi tempa, dan keramik. Kaca dekoratif (terutama kaca patri) sering digunakan untuk jendela dan lampu.
- Kayu sering digunakan dalam furnitur dan aksesoris, dengan ukiran dan desain yang rumit dan melengkung.
- Pencahayaan Unik dan Lampu Gantung:
- Lampu Art Nouveau sering kali memiliki desain yang sangat khas dan artistik. Lampu gantung atau lampu meja dengan bentuk melengkung dan dihiasi dengan kaca berwarna atau kaca patri sering ditemukan di ruang tamu atau ruang makan.
- Lampu-lampu ini sering memiliki desain yang menyerupai bunga atau daun, menciptakan efek yang lembut dan atmosferik di ruang tersebut.
- Wallpaper dan Pola Ornamental:
- Wallpaper pada zaman Art Nouveau sering memiliki pola yang rumit dengan motif alami seperti bunga, tanaman merambat, atau bentuk-bentuk geometris yang terinspirasi oleh alam.
- Pola-pola ini dapat diterapkan di seluruh dinding atau hanya di bagian tertentu untuk menciptakan fokus artistik di dalam ruangan.
- Gaya Elegan dan Simbolis:
- Art Nouveau sering kali mencerminkan simbolisme, dengan elemen-elemen yang menggambarkan kekuatan alam dan dunia spiritual. Misalnya, desain yang terinspirasi dari siklus kehidupan alam atau simbol-simbol mitologi.
- Penggunaan ornamen yang elegan, sering kali sangat terperinci dan penuh dengan makna.
- Desain Kaca Patri dan Keramik:
- Penggunaan kaca patri yang indah adalah salah satu ciri khas dari interior Art Nouveau. Kaca patri sering kali digunakan untuk jendela, lampu, atau elemen dekoratif lainnya, menampilkan desain alam seperti bunga dan daun.
- Keramik, seperti ubin atau pot bunga dengan motif alami, sering digunakan untuk menambah kesan artistik pada interior.
- Harmoni Antara Desain dan Fungsi:
- Desain Art Nouveau sangat mementingkan keselarasan antara estetika dan fungsionalitas. Setiap elemen, baik itu furnitur, dinding, atau aksesori, dirancang dengan detail artistik namun tetap mempertimbangkan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Furnitur dan aksesori sering dibuat dengan sangat ergonomis, memastikan kenyamanan tanpa mengurangi keindahan.
- Perpaduan Gaya Seni dan Desain:
- Art Nouveau tidak hanya berpengaruh pada desain interior, tetapi juga pada seni, arsitektur, dan desain grafis. Oleh karena itu, Anda sering menemukan desain yang mengalir dari dinding hingga furnitur, dengan kesatuan gaya yang kuat dan konsisten di seluruh ruang.
Era Modern
Desain interior modern menekankan pada kesederhanaan, garis bersih, dan penekanan pada bahan-bahan dan tekstur alami. Sebagai contoh, penggunaan material seperti kayu, batu, kaca, logam, dan beton dapat memberikan efek yang elegan dan minimalis pada ruangan.
Jenis desain ini didasarkan pada prinsip modern yang dapat memberikan tampilan elegan dan minimalis. Desain interior modern seringkali memanfaatkan teknologi canggih dan sistem terintegrasi untuk memberikan kenyamanan dan fungsionalitas pada penghuni ruangan.
Disebut sebagai gaya desain modern karena desain yang diusung cenderung merujuk pada perkembangan desain pada satu periode tertentu. Meski begitu, ada beberapa karakteristik dari desain ini, seperti penggunaan ruangan yang minim sekat, penggunaan unsur geometris, hingga penggunaan furnitur minimalis.
Ciri-ciri interior pada era modern :
1. Kesederhanaan dan Fungsi
- Desain Minimalis: Gaya modern sangat mengutamakan kesederhanaan dan fungsionalitas. Ruang interior dibuat agar tidak terlalu ramai, dengan furnitur yang bersih dan tanpa hiasan berlebihan.
- Fokus pada Kebutuhan Fungsional: Setiap elemen dan furnitur dirancang untuk memenuhi fungsi praktis tanpa banyak dekorasi.
2. Penggunaan Garis Lurus dan Bentuk Geometris
- Garis Bersih dan Sederhana: Furnitur dan desain ruang cenderung memiliki garis-garis lurus, kotak, atau geometris. Tidak ada detail ukiran atau bentuk yang rumit.
- Furnitur: Cenderung memiliki bentuk yang sederhana dan fungsional, dengan desain yang tegas dan simetris.
3. Penggunaan Material Baru dan Teknologi
- Material Modern: Penggunaan material seperti kaca, baja, beton, plastik, kayu lapis, dan lembaran vinil menjadi sangat populer. Bahan-bahan ini lebih mudah diproduksi dan lebih murah dibandingkan dengan bahan-bahan tradisional.
- Teknologi dan Inovasi: Interior modern juga mencerminkan kemajuan teknologi, dengan elemen-elemen seperti lampu LED, perangkat elektronik, dan sistem rumah pintar.
4. Palet Warna Netral dan Monokromatik
- Warna Netral: Warna-warna seperti putih, abu-abu, hitam, coklat, dan beige dominan di interior modern. Palet warna ini menciptakan kesan bersih dan tenang, serta membuat ruang terasa lebih lapang.
- Kontras yang Dikelola dengan Baik: Kadang-kadang ada penggunaan warna aksen yang lebih cerah (seperti merah, biru, atau kuning) untuk menambah energi pada ruangan.
5. Pencahayaan yang Terpadu dan Fokus
- Pencahayaan yang Terpadu: Lampu sering kali dipilih dengan desain yang sederhana dan modern, seperti lampu gantung dengan bentuk geometris atau lampu sorot untuk menciptakan suasana yang lebih fokus.
- Pencahayaan Alam: Interior modern mengutamakan pencahayaan alami dengan jendela besar dan akses terbuka ke luar ruangan.
6. Furnitur yang Sederhana dan Fungsional
- Furnitur Minimalis: Furnitur dirancang untuk efisiensi dan kenyamanan tanpa detail hiasan berlebihan. Kursi, meja, lemari, dan sofa memiliki desain yang bersih dan simpel.
- Furnitur Modular: Banyak furnitur modern memiliki kemampuan untuk disesuaikan dengan kebutuhan pemilik rumah, seperti sofa modular atau rak yang dapat diubah-ubah.
7. Penggunaan Ruang Terbuka dan Terhubung
- Ruang Terbuka: Desain interior modern mengutamakan ruang terbuka dan tata letak yang tidak terkotak-kotak. Konsep ruang terbuka menggabungkan ruang tamu, ruang makan, dan dapur menjadi satu area besar yang fungsional dan fleksibel.
- Keterhubungan dengan Alam: Jendela besar yang membuka pemandangan luar dan penggunaan material alami seperti kayu atau batu memberikan nuansa keterhubungan dengan alam.
8. Dekorasi yang Minimalis
- Aksesori yang Sedikit: Berbeda dengan gaya masa lalu yang penuh dengan ornamen, interior modern lebih sedikit dekorasi. Aksesori yang ada, seperti vas, pot tanaman, atau karya seni, umumnya memiliki desain yang sederhana dan minimalis.
- Pentingnya Karya Seni: Kadang-kadang, karya seni atau patung dengan desain abstrak atau kontemporer menjadi titik fokus dalam ruangan.
9. Transparansi dan Integrasi dengan Alam
- Penggunaan Kaca: Dinding kaca dan elemen transparan digunakan untuk memungkinkan aliran cahaya alami masuk dan memberikan tampilan visual yang lebih terbuka dan luas.
- Berkaitan dengan Alam: Dalam interior modern, sering kali terdapat penggunaan tanaman indoor atau akses ke ruang terbuka (seperti taman atau balkon) untuk mendekatkan penghuninya dengan alam.
10. Gaya yang Terus Berkembang
- Pengaruh Kontemporer: Interior modern juga sering kali menerima elemen-elemen kontemporer atau gaya desain yang lebih baru, menggabungkan tren seperti desain eklektik atau industri.
Era Kontemporer
Desain interior kontemporer merujuk pada gaya yang sedang berlangsung atau berkembang pada waktu tertentu. Gaya ini muncul pada abad ke-20 dan berlanjut hingga sekarang, mencakup pengaruh dari berbagai aliran desain yang muncul sebelumnya.
Desain interior kontemporer memiliki akar yang kuat pada gerakan modernisme yang berkembang pada awal abad ke-20. Modernisme menekankan fungsionalitas, minimalisme, dan penggunaan material baru. Desain ini bertujuan untuk menghilangkan ornamen berlebihan dan lebih menekankan bentuk sederhana, garis bersih, dan efisiensi.
Pada pertengahan abad ke-20, konsep minimalisme berkembang, yang sangat memengaruhi desain interior kontemporer. Fokus utama adalah mengurangi elemen-elemen yang tidak diperlukan dan menciptakan ruang yang bersih, sederhana, dan efisien, tanpa mengorbankan estetika.
Teknologi baru dan bahan konstruksi seperti kaca besar, beton, dan baja memungkinkan desain interior untuk lebih terbuka dan mengalir. Banyak ruang kontemporer kini menggunakan elemen-elemen ini untuk menciptakan kesan luas dan terang, sekaligus memungkinkan interaksi antara ruang dalam dan luar.
Ciri interior pada zaman ini
1. Gaya yang Fleksibel dan Eklektik
- Perpaduan Gaya: Desain interior kontemporer sering kali mencampurkan berbagai gaya, seperti modern, minimalis, industri, mid-century modern, dan skandinavia. Ini menciptakan tampilan yang lebih bebas dan eklektik, tanpa terikat pada satu aliran desain tertentu.
- Pemilihan elemen secara selektif: Meskipun banyak pengaruh dari masa lalu, elemen-elemen tersebut dipilih dengan cermat untuk menciptakan keseimbangan yang harmonis dan tidak terkesan berlebihan.
2. Penggunaan Ruang Terbuka dan Terhubung
- Ruang Terbuka: Seperti desain modern, interior kontemporer sering mengutamakan konsep ruang terbuka. Ruangan-ruangan seperti ruang tamu, ruang makan, dan dapur sering digabungkan menjadi satu area besar yang fleksibel dan memungkinkan komunikasi lebih mudah antar ruang.
- Keterhubungan dengan Alam: Jendela besar, dinding kaca, dan pintu geser yang menghubungkan ruang interior dengan ruang luar semakin banyak digunakan untuk menciptakan rasa keterbukaan dan kedekatan dengan alam.
3. Penggunaan Material dan Teknologi Modern
- Material Beragam dan Inovatif: Dalam desain interior kontemporer, penggunaan material seperti beton, batu, kaca, logam, dan kayuarah sangat umum. Material ini sering dikombinasikan dengan bahan alami seperti kayu dan keramik.
- Teknologi Terkini: Penggunaan teknologi dalam rumah, seperti smart home (rumah pintar), sistem pencahayaan otomatis, dan perangkat elektronik canggih, adalah ciri khas interior kontemporer. Integrasi teknologi ini mempermudah kehidupan sehari-hari.
4. Kesederhanaan dan Keteraturan
- Minimalis yang Terorganisir: Interior kontemporer lebih mengutamakan kesederhanaan dan keteraturan. Furnitur dan elemen dekoratif biasanya tidak berlebihan, dengan garis bersih, desain simpel, dan struktur yang jelas.
- Fungsionalitas: Setiap elemen dalam ruangan dirancang dengan fungsionalitas yang tinggi, memastikan kenyamanan dan kegunaan, tanpa mengorbankan estetika.
5. Warna Netral dan Aksen yang Berani
- Palet Warna: Warna netral seperti putih, abu-abu, hitam, beige, dan tan menjadi dasar yang kuat dalam interior kontemporer. Warna-warna ini menciptakan ruang yang tenang, elegan, dan terbuka.
- Aksen Warna Cerah: Warna aksen yang berani (seperti merah, kuning, atau biru) sering digunakan untuk memberikan energi dan menambah dimensi pada ruangan. Aksen ini biasanya muncul dalam furnitur, karya seni, atau aksesoris dekoratif.
6. Furnitur dan Aksesori yang Bersih dan Praktis
- Furnitur Sederhana dan Fungsional: Furnitur dalam desain kontemporer lebih menekankan pada kenyamanan dan fungsi, dengan bentuk geometris yang tegas dan garis-garis bersih. Furnitur modular atau multi-fungsi juga populer.
- Aksesori Terbatas: Aksesori sering kali dipilih dengan hati-hati untuk menambah estetika tanpa membuat ruang terasa sesak. Beberapa aksesori yang sering digunakan termasuk lampu desain modern, karya seni abstrak, perabotan desain kontemporer, atau tanaman indoor.
7. Pencahayaan yang Terkontrol dan Menarik
- Pencahayaan yang Fleksibel: Pencahayaan dalam interior kontemporer tidak hanya berfungsi untuk penerangan, tetapi juga menjadi elemen desain. Lampu dengan desain inovatif, lampu sorot, serta pencahayaan tersembunyi atau LED strip lighting sangat populer.
- Pencahayaan Alami: Seperti pada gaya modern, pencahayaan alami juga sangat dihargai, dengan jendela besar dan desain yang memaksimalkan masuknya cahaya ke dalam ruangan.
8. Penggunaan Karya Seni dan Dekorasi yang Minimal
- Karya Seni Kontemporer: Gaya interior ini sering kali menampilkan karya seni modern atau abstrak yang memberikan sentuhan pribadi dan dinamis pada ruang.
- Dekorasi Sederhana: Aksesori dan dekorasi di interior kontemporer cenderung lebih terbatas, dengan fokus pada kualitas dan bukan kuantitas. Pot tanaman, meja kopi artistik, atau bantal dengan desain geometris adalah contoh aksesori yang sering digunakan.
9. Sentuhan Alam dan Keberlanjutan
- Bahan Alami dan Ramah Lingkungan: Interior kontemporer sering kali mencakup penggunaan bahan yang ramah lingkungan, seperti kayu daur ulang, batu alam, dan material daur ulang lainnya. Desain yang berkelanjutan semakin menjadi bagian penting dalam tren desain kontemporer.
- Tanaman Hidup: Tanaman indoor sering dimanfaatkan untuk menambah elemen alami dan kesejukan dalam ruang, memberi kesan segar dan sehat.
10. Pentingnya Kenyamanan dan Kepraktisan
- Fokus pada Kenyamanan: Interior kontemporer juga sangat memprioritaskan kenyamanan penghuninya. Sofa empuk, kasur yang nyaman, dan furnitur yang ergonomis memastikan kenyamanan dalam penggunaan sehari-hari.
- Fleksibilitas: Ruangan sering didesain untuk bisa disesuaikan dengan kebutuhan penghuni, seperti furnitur yang dapat diubah atau disesuaikan.