Perkembangan AI dalam dunia kreatif: Sebuah keuntungan atau justru sebuah Kerugian

Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) merupakan sebuah terobosan yang selama beberapa dekade terakhir mengalami banyak kemajuan besar. tujuan utama diciptakannya sistem atau terobosan ini adalah untuk meningkatkan efisiensi pengerjaan tugas manusia, terutama untuk meng-otomatisasi tugas-tugas rutin dan berulang.

Kecerdasan Buatan ini sendiri sekarang sudah mulai masuk ke dunia desain, dimana sudah banyak aplikasi atau perangkat lunak yang mulai menambahkan Kecerdasan Buatan sebagai sebuah fitur yang dapat digunakan.

Contoh Aplikasi AI dalam dunia kreatif

Aplikasi atau Perangkat Lunak berbasis AI dalam dunia kreatif memiliki berbagai tujuan, mulai dari media penyempurnaan elemen-elemen grafis unutk desain bahkan sampai untuk benar-benar meng-otomatisasi tugas. Benerapa contoh dari aplikasi berbasis AI dalam dunia kreatif diantaranya:

Adobe Sensei

Adobe Sensei merupakan platform kecerdasan buatan dan framework Machine Learning yang digunakan oleh Adobe untuk beragam aplikasi buatannya, seperti Photoshop, Illustrator, Premiere Pro, dan lain sebagainya. Fungsi utama dari Adobe Sensei adalah menyediakan fitur-fitur yang dapat membantu meningkatkan produktifitas dan kreatifitas desainer.

Canva

Canva merupakan platform kecerdasan buatan berbasis online yang memanfaatkan algoritma AI untuk memberikan saran desain dengan mengambil referensi dari desain-desain yang sudah ada di internet untuk menyempurnakan elemen-elemen visual dan juga mempermudah pengguna yang tidak memiliki latar belakang desain.

ScriptBook

ScriptBook merupakan platform kecerdasan buatan yang dibuat sebagai alat bantu penulisan sebuah naskah film. Cara kerja dari ScriptBook adalah dengan menganalisis skenario dan memprediksi potensi keberhasilannya dengan menilai elemen-elemen seperti struktur plot, pengembangan karakter, dan alur emosional.

Keunggulan AI dalam Dunia Kreatif

Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dalam dunia kreatif memiliki banyak kelebihan . berikut beberapa kelebihannya:

Meningkatkan Eksplorasi Kreatifitas dan Inovasi

AI membuka pintu baru untuk eksplorasi kreatif. Dengan menganalisis sejumlah besar data, AI dapat mengungkap pola, menyarankan kemungkinan baru, dan membantu kreator berpikir di luar batasan konvensional. Misalnya, dalam seni visual, alat yang digerakkan AI seperti DeepArt memungkinkan seniman menerapkan berbagai gaya pada karya mereka, menggabungkan yang tradisional dengan yang kontemporer. Demikian pula, perangkat pembuat musik AI seperti MuseNet dan Jukedeck dari OpenAI dapat menggubah musik orisinal, sering kali memadukan genre dengan cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh manusia. Selain itu, AI dapat menginspirasi bentuk-bentuk baru ekspresi artistik. Dalam literatur, perangkat AI seperti chatGPT dapat membantu penulis mengembangkan narasi, menghasilkan ide plot, dan bahkan melengkapi paragraf, menawarkan saran kreatif saat imajinasi manusia menghadapi hambatan.

Meningkatkan Efisinensi

Salah satu keuntungan terbesar AI dalam dunia kreatif adalah efisiensi yang dibawanya ke dalam proses desain. Alat AI dapat mengotomatiskan banyak tugas yang memakan waktu yang biasanya ditangani oleh seorang desainer secara manual. Misalnya, alat berbasis AI seperti Adobe Sensei dapat secara otomatis menyesuaikan skema warna, meng-crop gambar, dan mengidentifikasi objek dalam gambar untuk fast editing. Alat-alat ini menghemat banyak waktu desainer, memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada aspek kreatif suatu proyek.

Selain itu, algoritme AI dapat dengan cepat memproses sejumlah besar data dan menyarankan elemen desain (seperti font, layout, dan palet warna) yang dioptimalkan untuk proyek tertentu. Dalam perangkat lunak desain, fitur-fitur yang digerakkan oleh AI seperti content-aware fill, smart selection, dan auto-resize memudahkan manipulasi gambar dan tata letak tanpa mengoreksinya secara manual.

Potensi penghematan waktu ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memungkinkan desainer untuk menangani volume pekerjaan yang lebih besar tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini sangat bermanfaat bagi desainer lepas (Freelance) atau agensi kecil yang perlu menyelesaikan proyek dengan cepat.

Membuat semua orang dapat berkreasi

Perangkat AI dapat memberikan akses bagi orang-orang yang tidak memiliki sumber daya atau pendidikan agar mereka juga dapat menghasilkan sebuah karya yang berkualitas profesional. dimana perangkat AI dapat memberikan masukan-masukan bagi orang-orang tersebut, aspek apa yang dapat mereka kembangkan untuk menghasilkan karya yang bagus.

Dalam hal ini, AI memberikan kesempatan bagi siapapun, bahkan orang-orang yang tidak secara resmi belajar mengenai desain, untuk ikut bersaing dalam menekuni dunia kreatif. Hasilnya, AI dapat mendorong terciptanya lebih banyak suara dalam bidang kreatif, memungkinkan keberagaman dan memperluas batasan artistik.

Selain itu, hal ini juga dapat membantu bisnis kecil maupun perorangan yang mungkin tidak memiliki sumber daya untuk menyewa desainer profesional. Platform seperti Canva, yang mengintegrasikan AI ke dalam alat desainnya, memungkinkan pengguna tanpa pengalaman desain untuk membuat grafis, kiriman media sosial, dan materi pemasaran yang tampak profesional dengan biaya yang jauh lebih murah daripada menyewa desainer.

Mengotomatosasikan Tugas-tugas yang rutin dan berulang

Dunia kreatif seperti desain grafis sering kali melibatkan tugas yang berulang seperti mengubah ukuran gambar untuk platform yang berbeda, memproses gambar dalam jumlah banyak, atau mengonversi jenis file. Tugas-tugas ini dapat membosankan dan mengalihkan perhatian desainer dari pekerjaan yang membutuhkan aspek kreatif. AI membantu mengotomatiskan fungsi-fungsi ini, yang memungkinkan desainer grafis untuk fokus pada tugas-tugas tingkat tinggi.

Misalnya, perangkat lunak berbasis AI seperti “Auto-Blend” atau “Content Aware Fill” dari Adobe Photoshop secara otomatis mengidentifikasi bagian-bagian gambar dan memadukannya dengan mulus, sehingga menghemat waktu yang dihabiskan untuk penyesuaian manual. Demikian pula, platform bertenaga AI seperti RelayThat memungkinkan desainer untuk membuat beberapa versi desain yang dioptimalkan untuk format yang berbeda (postingan media sosial, poster, spanduk situs web, dll.) hanya dengan beberapa klik.

Dengan mengotomatiskan tugas-tugas berulang ini, AI tidak hanya mempercepat proses desain tetapi juga memastikan konsistensi di seluruh keluaran desain yang berbeda. Ini mengurangi kemungkinan kesalahan dan meningkatkan alur kerja secara keseluruhan.

Kostumisasi dan Personalisasi Desain

Alat yang didukung AI memungkinkan desainer untuk membuat desain yang sangat personal yang disesuaikan dengan preferensi individu atau kebutuhan pelanggan. Dengan pembelajaran mesin dan algoritma AI, desainer dapat membuat desain yang beradaptasi secara real-time terhadap masukan pengguna, menciptakan pengalaman yang dinamis dan personal bagi klien.

Misalnya, AI dapat digunakan untuk menyesuaikan elemen desain berdasarkan perilaku atau preferensi pengguna sebelumnya. Dalam konteks pemasaran, ini dapat melibatkan pembuatan logo yang dipersonalisasi, landing page, atau iklan produk yang sesuai dengan berbagai segmen target audiens. Tingkat personalisasi ini, yang dulunya merupakan proses yang memakan waktu dan manual, kini dapat dicapai dengan cepat dan dalam skala besar dengan alat AI.

Mengoptimalkan dan Meningkatkan Konsistensi Desain

AI dapat digunakan untuk memberikan inspirasi dan saran kreatif kepada desainer dan membantu mereka untuk mengoptimalkan desain yang sedang mereka buat. Dengan menggunakan algoritma AI, desainer dapat diberikan pilihan warna, layout, atau elemen desain berdasarkan tren terkini dan referensi pengguna sehingga selain mengoptimalkan desain yang dibuat, AI juga dapat membuat desainer dapat mencapai konsistensi yang tinggi atas desain mereka.

Ketersediaan 24/7

AI merupakan sistem yang bekerja dengan menggunakan algoritma dan pembelajaran mesin (Machine Learning) sehingga dapat bekerja tanpa henti tidak seperti manusia. Hal ini membuat Perangkat AI tersedia selama 24/7, sehingga dapat digunakan untuk membantu pekerjaan yang mendesak.

Kerugian AI dalam Dunia Kreatif

Meskipun AI dapat membantu pengerjaan suatu tugas, tetapi seperti berbagai sistem lainyang sudah ada sebelumnya, AI tidaklah sempurna dan memiliki kelemahan, diantaranya kelemahan-kelemahan yang perlu dipertimbangkan antara lain:

Hilangnya Sentuhan dan Keaslian Manusia

Salah satu kritik paling signifikan terhadap AI di dunia kreatif adalah hilangnya “sentuhan manusia.” Kreativitas telah lama dipandang sebagai sifat yang sangat manusiawi, yang berakar pada pengalaman pribadi, emosi, dan konteks budaya. Kritikus berpendapat bahwa seni, musik, dan sastra yang dihasilkan AI tidak memiliki kedalaman dan nuansa emosional yang dihadirkan oleh kreator manusia ke dalam karya mereka.

Desain yang dihasilkan oleh AI mungkin tampak menarik secara visual, tetapi mungkin tidak memiliki resonansi emosional atau keunikan yang sama yang berasal dari pengalaman, intuisi, dan orisinalitas desainer manusia. AI mungkin kesulitan memahami nuansa identitas merek, konteks budaya, atau dampak emosional suatu desain.

Untuk pekerjaan pencitraan merek dan desain khusus kelas atas, kurangnya kedalaman emosional atau inovasi ini dapat menjadi kerugian yang signifikan bagi bisnis yang ingin menonjol di pasar yang ramai.

Ancaman terhadap Pekerjaan di Bidang Kreatif

Salah satu kekhawatiran paling signifikan tentang AI dalam desain grafis adalah potensi tergesernya pekerjaan. Seiring dengan semakin canggihnya dan mudahnya mengakses alat AI, muncul kekhawatiran bahwa alat tersebut akan menggantikan desainer manusia, khususnya dalam peran tingkat pemula atau yang kurang kreatif. Dimana bahkan orang awam pun sudah bisa menciptakan sebuah karya. Hal ini dapat dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan permintaan desainer untuk melakukan pekerjaan berulang ini.

Pekerja lepas (Freelance) dan agensi desain kecil, khususnya, dapat menghadapi tantangan karena platform AI seperti Canva, Logojoy, dan Designhill menawarkan desain terjangkau yang dihasilkan AI untuk bisnis kecil. Alat-alat ini memudahkan siapa pun untuk membuat logo atau materi pemasaran tanpa memerlukan keahlian desainer terlatih.

Meskipun AI tidak mungkin menggantikan kebutuhan desainer yang sangat kreatif dan strategis, ada kekhawatiran yang berkembang tentang hilangnya pekerjaan di bidang desain yang dapat dengan mudah diotomatisasi, khususnya untuk tugas-tugas yang lebih mendasar.

Dilema Etika dan Kepemilikan

Seiring dengan semakin terlibatnya AI dalam proses kreatif, muncul pertanyaan rumit tentang authorship dan ownership. Jika AI menciptakan sebuah karya musik, seni, atau sastra, siapa pemiliknya? Apakah programmer yang mengembangkan AI, orang yang menggunakan AI, AI itu sendiri, atau orang yang menyediakan data masukan ke sistem?

Pertanyaan tentang hak kekayaan intelektual menjadi lebih rumit jika menyangkut karya yang diciptakan AI. Hal ini berhubungan dengan cara kerja AI yang mengambil referensi dari karya orang lain dan memodifikasinya menjadi karya yang baru. dan banyak yang beranggapan bahwa AI “Mencuri” artstyle atau gaya seni seseorang.

Selain itu, AI dilatih pada kumpulan data yang sangat besar, yang sering kali berisi materi berhak cipta. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang plagiarisme dan potensi AI untuk melanggar hak kekayaan intelektual.

Ketergantungan Berlebih pada Teknologi

Kekhawatiran lainnya adalah ketergantungan berlebihan pada AI dapat menghambat kreativitas manusia. Jika seniman dan penulis mulai terlalu bergantung pada perangkat AI untuk menghasilkan konten, mereka mungkin kehilangan keterampilan dan naluri yang menyertai praktik kreatif tradisional.

Ada juga kekhawatiran bahwa AI dapat menghasilkan kreativitas yang homogen. Karena banyak sistem AI dilatih pada kumpulan data yang serupa, sistem tersebut dapat menghasilkan karya yang mengikuti pola atau tren yang sudah dikenal, sehingga mengakibatkan kurangnya keragaman dalam hasil karya yang kreatif. Seiring dengan semakin populernya alat AI, terdapat risiko bahwa kreativitas menjadi terformulasi dan dapat diprediksi, sehingga menghambat inovasi sejati.

Kontrol Kualitas dan Kurangnya Koneksi Emosional

Meskipun perangkat AI dapat menghasilkan desain dengan cepat dan efisien, perangkat tersebut mungkin tidak selalu memenuhi standar tinggi yang diharapkan oleh klien. Perangkat desain yang digerakkan oleh AI bekerja berdasarkan algoritma dan pola, yang berarti perangkat tersebut mungkin tidak memperhatikan hal-hal kecil yang akan dipertimbangkan oleh desainer manusia, seperti keselarasan dengan nilai merek atau nada emosional dari desain.

Kemampuan desainer untuk berempati dengan klien, memahami tujuan mereka, dan menyusun solusi yang unik dan disesuaikan tidak dapat dengan mudah ditiru oleh AI. Akibatnya, kualitas desain yang dihasilkan AI mungkin kurang memuaskan dalam situasi desain yang lebih bernuansa atau berisiko tinggi, seperti upaya mengubah merek, membuat logo untuk perusahaan baru, atau merancang kampanye pemasaran yang rumit.

Kesimpulan

AI dalam dunia kreatif dapat menjadi pedang beramata dua, dimana pada satu sisi, AI menawarkan manfaat yang sangat besar, seperti meningkatkan kreativitas, mempercepat produksi, mendemokratisasi alat-alat artistik, dan menciptakan kemungkinan-kemungkinan kolaboratif yang baru. Di sisi lain, AI menimbulkan berbagai masalah kritis, termasuk hilangnya keaslian manusia dalam seni, hilangnya pekerjaan, dilema etika seputar kepemilikan, dan potensi penguatan bias dalam karya-karya kreatif.

Seiring AI terus berkembang dan membentuk industri-industri kreatif, sangat penting bagi kita untuk mencapai keseimbangan antara merangkul potensinya dan melindungi kualitas-kualitas manusia yang membuat seni menjadi bermakna. Demi masa depan kreativitas, AI harus dilihat sebagai alat untuk menambah inovasi manusia bukan menggantikannya. Dengan menggunakan AI untuk mendukung dan meningkatkan imajinasi manusia, kita dapat memastikan bahwa dunia kreatif tetap kaya, beragam, dan setia pada akarnya.