PERANCANGAN WALK IN CLOSET

ISPAN FAJAR SATRIA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

EMAIL : ISPAN.52022018@MAHASISWA

ABSTRAK

Walk-in closet merupakan media penyimpanan fashion berupa lemari yang cukup besar di mana manusia dapat berjalan di dalamnya. Segala kebutuhan fashiondapat disimpan dan ditata dengan menarik di dalam walk-incloset. Namun walk-in closet membutuhkan area yang cukup luas, sedangkan living space yang ada semakin lama semakin terbatas
sehingga sistem walk-in closet pada umumnya hanya dapat dinikmati oleh masyarakat dengan living space yang cukup luas. Oleh karena itu dibutuhkan storage yang dapat secara efektif memenuhi kebutuhan pengguna yang semakin berkembang. Dengan survei lapangan dan studi literatur mengenai perancangan walk-in closet, perancangan portable walk-in closet dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan media penyimpanan fashion dengan lebih efektif oleh sebagian besar masyarakat khususnya masyarakat dengan living space terbatas.

Kata Kunci— Walk-in closet, Perancangan,
Lemari.

PENDAHULUAN

Maraknya fashion di setiap kalangan, semakin membuat aksesibilitas fashion bergerak ke seluruh penjuru dunia yang akhirnya berlomba – lomba menciptakan sesuatu yang
baru dan terkini untuk dipamerkan, diproduksi dan akhirnya dipasarkan pada masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa fashion telah menjadi salah satu peluang bisnis yang
berprospek dewasa ini (Nopita 150).

Fashion sendiri tidak lepas dari media penyimpanannya. Pada umumnya media penyimpanan kebutuhan pakaian yang paling dikenali masyarakat umum merupakan lemari. Jenis media penyimpanan busana pada zaman dahulu berbeda dengan sekarang. Masyarakat zaman dulu tidak memiliki busana yang beragam seperti dewasa ini, sehingga jenis media penyimpanannya juga berbeda dan lebih sederhana.

Tidak jauh berbeda dengan fashion, lemari sebagai media penyimpanan sendiri telah mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan fashion dan zaman. Walk-in
closet
merupakan salah satu contoh perkembangan lemari. Khususnya pada gaya hidup barat, walk-in closet sudah merupakan bagian umum dari rumah tinggal.

Walk-in closet merupakan lemari yang besar, di mana manusia dapat berjalan di dalamnya (Wikipedia). Sebagai media penyimpanan, segala kebutuhan fashion pakaian disimpan dan ditata di dalam walk-in closet. Mulai dari pakaian, celana, gaun, sepatu, sampai dengan perhiasan, semuanya ditampung dalam walk-in closet. Dengan adanya walk-in closet, penataan benda diharapkan menjadi lebih rapi dan terorganisir. Walk-in closet sendiri tidak jarang berada dalam ruang tidur dan menjadi unsur dekorasi ruang.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, jumlah populasi semakin berkembang pesat dan berdampak pada living space yang semakin terbatas sehingga sistem walk-in
closet
pada umumnya hanya dinikmati oleh kalangan masyarakat dengan gaya hidup modern dan memiliki living space yang cukup besar sementara realita masyarakat Indonesia yang ada menunjukkan bahwa fashion semakin marak digemari, didukung dengan perkembangan teknologi yang menyediakan beragam jejaring sosial dimana sosialita sosialita semakin bersaing untuk memamerkan busana mereka dan mendapat perhatian banyak penggemar mereka. Tidak jarang, para sosialita juga memamerkan media penyimpanan fashion mereka secara keseluruhan dan menarik minat masyarakat Indonesia untuk memiliki sistem yang sama dengan idola mereka

Berdasarkan hal tersebut, perancangan portable walkin closet pada interior small living space dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan media penyimpanan fashion dengan
efektif dan terjangkau oleh sebagian besar masyarakat khususnya masyarakat yang memiliki rumah tinggal dengan luasan yang terbatas.

Dari hal tersebut, perancangan portable walk-in closet dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan media penyimpanan fashion pengguna dengan lebih maksimal khususnya pengguna dengan living space yang terbatas.

METODE PENELITIAN

Dalam perancangan portable walk-in closet, beberapa rumusan masalah perancangan menjadi tolak ukur perancangan ini diantaranya:
A. Bagaimana mendesain portable walk-in closet pada
interior small living space agar dapat meyimpan beragam
kebutuhan busana yang bervariasi?

B. Bagaimana mendesain sebuah portable walk-in closet
dengan kebutuhan yang besar sementara ruang yang
tersedia terbatas?

C. Bagaimana mengemas portable walk-in closet secara
menarik sehingga dapat menjadi unsur dekorasi ruang?

Dengan menggunakan pendekatan partisipatif serta metode kualitatif dan kuantitatif serta rumusan masalah sebagai tolak ukur, diharapkan desain dapat memenuhi tujuan perancanga yaitu menciptakan portable walk-in closet yang dapatmemenuhi kebutuhan aktivitas pengguna sebagai media penyimpanan fashion dengan lebih maksimal, nyaman, dan ergonomis, menciptakan keselarasan antara portable walk-in closet dengan ruang pengguna sebagai ruang pelingkupnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Walk-In Closet merupakan sebuah lemari yang cukup besar di mana manusia dapat berjalan di dalamnya (Wikipedia), dan berguna sebagai media menyimpan kebutuhan fashion, mulai dari baju, gaun, kacamata, aksesoris seperti anting, kalung, gelang, jam, maupun cincin, topi, dasi bahkan sepatu. Semua keperluan fashion di simpan dalam sebuah ruang yaitu walk-in
closet.
Dimensi walk-in closet sendiri tergantung pada besar ruang yang tersedia.

Pada umumnya pada walk-in closet terdapat island dan kursi sebagai tambahan dalam meningkatkan kenyamanan dan memberikan kemudahan ketika beraktivitas dalam walk-in
closet.

Berdasarkan hasil kuisioner online Februari 2014 oleh Mega Jaya Sari Je kepada lebih dari 70 respondent mengenai masyarakat Indonesia dan walk-in closet, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum mengenal walk-in closet. Respondent pengguna walk-in closet sendiri hanya mencapai 9% dari 77 respondent yang ada, sedangakan 87% respondent yang tidak memiliki walk-in closet tertarik untuk memiliki.

Walk-in closet memiliki beberapa alternatif bentukan ruang dan dimensi, namun seharusnya luasannya mencapai minimal 20m2 dan memiliki lebar sirkulasi lorong mencapai 60cm.

Dinding yang stabil, akurat dan simetris akan memberikan kesan formal, yang oleh beberapa pihak dapat diperbaiki dengan menggunakan tekstur halus. Dinding berbentuk tak
teratur sebaliknya terlihat dinamis. Apabila kombinasi dengan tekstur yang kasar, dinding ini dapat memberi kesan internal terhadap suatu ruang (184) [2].

Dinding berwarna terang memantulkan cahaya secara efektif dan dapat dipakai sebagai latar belakang untuk elemen-elemen yang ada di depannya. Warna-warna terang dan hangat pada dinding menimbulkan kesan hangat, sedangkan warna-warn terang dan dingin meningkatkan kesan besarnya ruang (185),[2].

Program Perancangan

A. Target Lokasi dan Dimensi Perancangan

Target utama lokasi perancangan portable walk-in closet berupa ruang tidur pada rumah tinggal atau hunian. Berdasarkan hasil survei online melalui beberapa jejaring sosial yang melibatkan 86 (delapan puluh enam) orang masyarakat umum di Indonesia (tanpa batasan usia).

Hasil data kuisioner online tersebut menunjukan luas ratarata ruang tidur respondent. Pada data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa luas ruang tidur masyarakat Indonesia yang
paling sering ditemui merupakan ruang tidur dengan luas 3m x 4m dan 4m x 4m. Luas ini yang kemudian digunakan sebagai batasan dimensi perancangan portable walk-in closet.

B. Bentuk Portable Walk-in Closet

Mempertimbangkan tujuan perancangan portable walk-in closet yang bersifat modular, bentuk yang aplikasikan merupakan bentuk dasar yaitu segi empat, baik persegi maupun persegi panjang.

Bentuk segi empat merupakan bentuk dasar yang sederhana dan paling umum digunakan sehingga proses pengolahan pada umumnya dapat lebih sederhana, lebih cepat, dan memiliki banyak alternative. Proses pengolahan yang lebih sederhana
dan tidak rumit dapat berdampak baik pada biaya produksi. Apabila pengolahan lebih rumit dan terdiri dari proses yang cukup panjang, maka dibutuhkan biaya produksi yang lebih
tinggi. Biaya produksi akan meningkat dan berdampak pada harga jual produk yang lebih tinggi.

C. Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang didapat dari hasil wawancara serta studi eksisting. Dari kebutuhan ruang dan fasilitas di bawah ini menunjukan kebutuhan ruang yang ditinjau dari aktivitas yang
mempengaruhi tata letak zooning dan grouping portable walkin closet, serta besaran ruang yang ada pada portable walk-in closet.

Media Penyimpanan

Jenis media penyimpanan walk-in closet sendiri dipengaruhi oleh jenis busana yang ada serta tata cara penyimpanan busana sendiri. Terdapat beragam jenis busana yang di simpan dalam walk-in closet, mulai dari busana pakaian atasan, bawahan, aksesoris kepala sampai aksesoris kaki. Semua mempunyai bentuk serta karakter masing-masing yang berbeda sehingga cara penyimpanannya juga bervariasi.

A. Media Penyimpanan Busana Lipat

Salah satu jenis media penyimpanan yang dibutuhkan busana lipat merupakan jenis media penyimpanan berupa rak. Sebagian besar kebutuhan busana yang dikenakan sehari-hari disimpan dengan cara dilipat kemudian disusun menumpuk. Berdasarkan hasil angket ‖ Koleksi Busana Pribadi Anda‖ oleh Mega Jaya Sari Je pada Februari 2014, tingkat prioritas
kebutuhan busana lipat menduduki tingkat prioritas pertama dari 4 (empat) kategori. 3 (tiga) kategori lainnya merupakan fasilitas busana gantung.

Standart ukuran kebutuhan busana lipat (folded garment) yang pada umumnya disimpan di dalam rak menurut Canyon Creek Cabinet Plus

jenis kebutuhan lipat terpanjang berupa selimut, dan membutuhkan panjang 35cm–45cm, serta kedalaman mencapai 45cm–61cm. Sedangkan busana pada umumnya membutuhkan panjang 30cm–40cm dengan kedalaman mencapai 25cm-40cm. Standart ukuran tersebut
berdasarkan tata cara umum melipat busana.

Analisis ketinggian rak yang dibutuhkan didapat berdasarkan analisis jumlah tumpukan busana lipat yang ditata dalam rak. Gambar di atas menunjukkan contoh perbedaan
jumlah dan tinggi tumpukan busana lipat.

Tumpukan busana ideal pada rak dan laci umumnya tidak lebih dari 15cm sehingga dapat memudahkan pengguna dalam menemukan busana yang diinginkan dan memudahkan
pengguna ketika mengambil busana yang diinginkan. Untuk rak penyimpanan busana, dibutuhkan ketinggian tambahan pada rak minimal 8cm-10cm untuk mengangkat tumpukan busana ketika mengambil busana yang dibutuhkan.

Selain rak, media penyimpanan busana lipat juga dapat berupa laci (drawer). Busana yang paling umum disimpan dalam laci merupakan kaos kaki. Tidak jarang juga aksesoris
seperti dasi, perhiasan sampai busana sehari-hari seperti kaos, dan busana yang lebih bersifat private dan tidak ingin di expose seperti pakaian dalam sehingga dapat dengan rapih tersimpan di dalam laci dan tidak langsung terlihat.

B. Media Penyimpanan Busana Gantung

Cara penyimpanan busana tidak hanya dengan dilipat. Beberapa busana disimpan dengan cara digantung. Busana yang digantung lebih berkesan exclusive dan rapi selain itu
busana juga akan lebih mudah dilihat dan dicari, tidak mudah kusut, serta proses menyimpan dan akses busana juga lebih mudah dari busana lipat.

Busana yang disimpan dengan cara digantung pada umumnya merupakan busana yang terbuat dari bahan yang mudah kusut dan busana yang berukuran panjang.

  • Long hang (gantungan panjang).

Gantungan panjang pada umumnya mencakup kebutuhan gaun yang panjang, setelan jas, coat dan celana panjang, dan terusan panjang.

  • Mid hang (gantungan sedang).

Gantungan sedang pada umumnya mencakup kebutuhan setelan semi dengan panjang hingga lutut, kemeja panjang, jaket. Short hang (gantungan pendek). Gantungan pendek pada umumnya mencakup kebutuhan busana atasan seperti kaoskaos, kemeja pendek, dan celana pendek.

Aktivitas Walk-in Closet

  • Sirkulasi jalan. Lebar minimal sirkulasi yang dibutuhkan pengguna untuk mengakses walk-in closet mencapai 86cm-91cm.
  • Lebar jarak akses. Jarak akses pengguna ketika meraih display mencapai 45cm.
  • Mencoba sepatu. Panjang bentang pengguna ketika beraktivitas mencoba sepatu mencapai 106cm. Jadi, perancangan portable walk-in closet tidak hanya berdasarkan dimensi media penyimpanan saja, namun harus dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan aktivitas yang ada.

Material

Material utama yang digunakan merupakan plywood, sedangkan produk jadi yang ditawarkan di pasar Indonesia lebih banyak menggunakan particle board. Pemilihan bahan
dasar plywood dengan pertimbangan kualitas yang lebih baik dari jenis kayu olahan lainnya. Tekstur lapisan kayu pada plywood lebih rapat sehingga memiliki kekuatan yang lebih baik untuk menahan beban. Selain kekuatan yang lebih baik, daya tahan terhadap air juga lebih kuat dari jenis kayu olahan lainnya dimana kelembapan merupakan masalah utama di negara tropis seperti Indonesia.

Hasil desain

Walk-in closet dirancang dengan sistem portable, yaitu berbentuk lemari pada umumnya berdimensi 145cm x 85cm x 237cm dengan fungsi normal yang kemudian dapat ditarik ke
depan dan membentuk ruang berupa lorong dengan fasilitas media penyimpanan pada bagian kiri dan kanan, membentuk sebuah walk-in closet berdimensi 145cm x 185cm x 237cm. Walk-in closet dapat dengan mudah diringkas kembali menjadi dimensi semula sehingga dapat menghemat ruang ketika melakukan aktivitas lain di ruang tidur hunian.

KESIMPULAN

Setelah proses perancangan dilaksanakan maka jawaban terhadap rumusan masalah dirumuskan sebagai berikut:

  1. Untuk mendesain portable walk-in closet pada interior small living space agar dapat menyimpan beragam kebutuhan busana yang bervariasi dibutuhkan pengaplikasian sistem-sistem yang sesuai sehingga dapat memaksimalkan fungsi media penyimpanan.
  2. Pemanfaatan space vertical sebagai contoh jawaban permasalahan living space atau luas ruang yang terbatas.
  3. Agar dapat mengemas portable walk-in closet secara menarik agar dapat menjadi unsur dekorasi ruang sementara ragam ruang yang ada beragam, maka penggunaan sistem produk modular dan konsep yang dapat mengarahkan pengguna memadukan sendiri atau mendekorasi produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dapat menjadi nilai tambahan pada produk.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Organized Living. Closet Design Guide For New Construction.
Cincinnati: Organizedliving.com, (2012).
[2] Ching, Francis. D. K.. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Erlangga,
(1996).

[3] Panero, J., Zelnik, M., & Chiara, J. Time Saver Standards For Interior
Design and Space Planning. McGraw-Hill: Singapore, (1992).
[4] www.alejandra.tv
[5] www.laclosetdesign.com
[6] Canyon Creek Cabinet Company. Closet Design Guidlines.
Monroe:Canyoncreek.com.
[7] Panero, Julius and Zelnik, Martin. Human Dimension & Interior Space.
The architectural press L.td. London, (1979).