Davi Arrizky Gustiana
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Email: Davi.52022012@MAHASISWA.UNIKOM.AC.ID
Perkembangan dunia desain, khususnya di bidang desain interior, telah memberikan dampak signifikan pada berbagai sektor, termasuk sektor kesehatan. Di era modern ini, desainer interior tidak hanya dituntut untuk menciptakan ruang yang estetis, tetapi juga harus mampu merancang fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan fungsional dan memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Salah satu bidang yang semakin mendapat perhatian adalah desain interior rumah sakit, terutama rumah sakit ibu dan anak. Perkembangan di bidang kesehatan, khususnya dalam layanan kesehatan ibu dan anak, semakin penting untuk mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat, mengingat tingkat kelahiran yang terus meningkat dan tantangan kesehatan yang masih ada di Indonesia.
Rumah sakit ibu dan anak memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, wanita yang melahirkan, bayi baru lahir, dan seluruh anggota keluarga. Meningkatnya angka kelahiran di berbagai kota, termasuk Bandung, serta adanya masalah kesehatan yang spesifik pada ibu dan anak, mendorong para profesional medis dan desainer interior untuk mengembangkan fasilitas rumah sakit yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, perancangan desain interior rumah sakit ibu dan anak harus memperhatikan berbagai aspek, mulai dari kebutuhan medis hingga psikologis pasien.
1. Kenyamanan dan Keamanan Pasien
- Pencahayaan alami: Menggunakan pencahayaan alami dengan banyak jendela atau ruang terbuka dapat memberikan rasa nyaman dan mengurangi kesan dingin dan steril dari ruang rumah sakit. Ini juga dapat meningkatkan mood pasien.
- Pemilihan warna: Warna-warna lembut seperti pastel, biru muda, atau hijau dapat menenangkan pasien. Warna-warna ini sering digunakan di ruang ibu dan anak karena memberikan kesan ketenangan dan kehangatan.
- Perabotan yang nyaman: Kursi dan tempat tidur harus dirancang dengan memperhatikan kenyamanan ibu dan anak. Tempat tidur dengan posisi yang bisa disesuaikan dan ruang tunggu yang nyaman akan membuat pasien merasa lebih baik.
2. Pendekatan Desain yang Human-Centered (Berfokus pada Manusia)
Perancangan desain interior rumah sakit ibu dan anak harus berorientasi pada pengalaman pengguna, baik ibu, bayi, keluarga, maupun tenaga medis. Pendekatan ini berfokus pada kebutuhan fisik dan psikologis penghuninya, sehingga ruang yang ada bisa mendukung penyembuhan serta kesejahteraan mereka.
- Kenyamanan Ibu dan Bayi: Desain ruang rawat inap ibu dan bayi harus memperhatikan kenyamanan ibu yang sedang dalam masa pemulihan setelah melahirkan, dan bayi yang baru lahir. Kasur ergonomis untuk ibu dan tempat tidur bayi yang aman dan dekat dengan ibu menjadi faktor utama. Selain itu, pencahayaan yang lembut dan tenang, serta ventilasi yang memadai, dapat menciptakan atmosfer yang nyaman. Fasilitas untuk menyusui yang privat dan mendukung kenyamanan juga sangat penting.
- Ruang Keluarga: Keluarga juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung ibu dan bayi selama masa perawatan. Oleh karena itu, rumah sakit ibu dan anak harus menyediakan ruang keluarga yang nyaman, yang memungkinkan anggota keluarga untuk mendampingi pasien, beristirahat, dan berinteraksi. Ruang tunggu yang nyaman, ruang keluarga yang tenang, serta fasilitas untuk menjalin ikatan emosional antar keluarga dan pasien sangat penting dalam desain ini.
3. Zonasi dan Pembagian Ruang
Zonasi yang baik dalam rumah sakit ibu dan anak akan mendukung alur kerja yang efisien bagi tenaga medis serta membantu meminimalkan stres bagi pasien dan keluarga.
- Ruang Persalinan: Ruang persalinan harus dirancang agar memberikan rasa aman dan nyaman bagi ibu yang melahirkan. Selain dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih, ruang ini juga harus mampu menciptakan suasana yang menenangkan, dengan pencahayaan lembut, dan ruang yang cukup untuk mendukung proses kelahiran alami. Elemen-elemen dekoratif yang tidak terlalu steril, seperti tanaman atau gambar yang menenangkan, dapat membantu mengurangi kecemasan ibu.
- Ruang Rawat Inap Ibu dan Bayi: Ruang ini harus dirancang untuk memudahkan komunikasi antara ibu dan bayi, serta memfasilitasi perawatan bayi yang efisien oleh tenaga medis. Tempat tidur ibu dan bayi harus dekat, sehingga ibu bisa dengan mudah merawat bayinya. Selain itu, ruang ini juga harus memberi privasi untuk aktivitas menyusui, serta ruang gerak yang cukup untuk perawatan medis.
- Ruang Perawatan Khusus Bayi (NICU): Bayi prematur atau yang membutuhkan perawatan intensif memerlukan ruang yang didesain khusus, dengan peralatan medis yang memadai namun tetap memperhatikan kenyamanan bayi. Pencahayaan yang lembut dan sistem ventilasi yang baik sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi bayi.
- Ruang Konsultasi dan Edukasi: Rumah sakit ibu dan anak perlu menyediakan ruang konsultasi untuk memberikan edukasi kepada ibu tentang perawatan bayi, pemberian ASI, serta informasi terkait kesehatan ibu dan bayi. Ruang ini harus dirancang dengan suasana yang nyaman, menyediakan ruang untuk diskusi yang intim antara tenaga medis dan pasien.
4. Desain yang Menenangkan dan Membantu Proses Penyembuhan
Selain aspek medis, lingkungan fisik di rumah sakit ibu dan anak harus menciptakan suasana yang mendukung penyembuhan psikologis pasien.
- Penggunaan Warna dan Material: Warna yang dipilih untuk desain interior rumah sakit ibu dan anak harus mampu menciptakan suasana yang tenang dan mengurangi kecemasan. Warna pastel, seperti biru muda, hijau mint, atau kuning lembut, cocok digunakan karena terbukti dapat menenangkan suasana hati. Selain itu, penggunaan material alami seperti kayu atau kain lembut dapat memberikan sentuhan hangat pada ruang yang sering kali terasa dingin dan steril.
- Pencahayaan dan Sirkulasi Udara: Pencahayaan yang lembut dan alami sangat penting untuk menciptakan atmosfer yang menenangkan. Pencahayaan buatan yang digunakan juga harus terkontrol agar tidak terlalu terang atau menyilaukan. Selain itu, sirkulasi udara yang baik akan menjaga kualitas udara, menghindari kelembapan berlebihan, serta memastikan kenyamanan bagi ibu, bayi, dan keluarga.
- Ruang Hijau dan Taman: Elemen alam, seperti tanaman hijau dan taman, dapat memberikan efek terapeutik yang signifikan. Rumah sakit ibu dan anak dapat merancang taman atau ruang hijau terbuka di dalam atau sekitar bangunan, yang dapat digunakan oleh keluarga dan pasien untuk beristirahat dan mengurangi stres. Keberadaan ruang hijau ini juga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien selama perawatan di rumah sakit.
5. Penggunaan Material yang Tepat
Penggunaan material yang tepat pada desain interior rumah sakit ibu dan anak sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan fungsional, serta mendukung proses penyembuhan pasien. Selain itu, material yang digunakan juga harus memenuhi standar kebersihan, keselamatan, dan kesehatan. Berikut adalah beberapa kategori material yang tepat untuk digunakan di rumah sakit ibu dan anak.
- Vinyl: Lantai vinyl sering dipilih untuk rumah sakit karena tahan lama, mudah dibersihkan, dan memiliki ketahanan terhadap kelembapan. Lantai ini juga tersedia dalam berbagai desain yang dapat disesuaikan dengan tema ruang. Vinyl juga lebih aman karena tidak licin, mengurangi risiko kecelakaan.
- Keramik atau porselen: Lantai keramik atau porselen juga populer karena tahan lama dan mudah dibersihkan. Keramik juga lebih tahan terhadap kerusakan fisik dan perawatan yang lebih mudah, menjadikannya pilihan baik untuk area umum atau ruang tunggu.
- Cat Tahan Bakteri: Penggunaan cat dinding dengan kandungan anti-bakteri atau antibakterial yang membantu mencegah penyebaran infeksi sangat penting, terutama di rumah sakit. Cat dengan teknologi ini dapat mencegah pertumbuhan bakteri pada permukaan dinding, menjaga kebersihan ruangan lebih lama.
- Panel PVC atau Laminasi: Dinding yang terbuat dari panel PVC atau laminasi bisa digunakan karena sifatnya yang tahan air, mudah dibersihkan, dan tidak mudah rusak akibat kelembapan tinggi atau tumpahan cairan. Panel ini juga dapat menciptakan kesan bersih dan modern.
- Wallcovering (pelapis dinding): Penggunaan wallcovering berbahan kain atau vinil dapat memberikan tampilan estetika yang lebih menarik, terutama pada ruang pasien atau ruang keluarga. Pilihan ini memberikan kesan yang lebih ramah dan hangat.
- Plester atau wallpaper tematik: Pada ruang anak-anak, penggunaan wallpaper tematik dengan desain ceria dapat menciptakan suasana yang lebih menyenangkan dan menenangkan, serta mendukung proses penyembuhan anak-anak.
- Material anti-bakteri dan mudah dibersihkan: Rumah sakit ibu dan anak rentan terhadap kontaminasi mikroorganisme. Oleh karena itu, penggunaan material seperti lantai vinyl atau keramik yang mudah dibersihkan dan tahan terhadap infeksi sangat dianjurkan.
- Sirkulasi udara yang baik: Desain interior juga harus memperhatikan kualitas udara dalam ruangan, dengan memastikan ventilasi yang baik untuk menghindari penumpukan zat berbahaya atau bau yang tidak sedap.
6. Integrasi Teknologi untuk Efisiensi dan Keamanan
Dalam desain interior rumah sakit ibu dan anak, teknologi harus diintegrasikan untuk mendukung perawatan medis tanpa mengorbankan kenyamanan pasien.
- Pemantauan Kesehatan Pasien: Ruang rawat inap ibu dan bayi harus dilengkapi dengan sistem pemantauan kesehatan terkini, seperti alat untuk memonitor detak jantung bayi dan kondisi ibu. Pemantauan kesehatan secara real-time memungkinkan tenaga medis untuk mengambil tindakan yang tepat, namun teknologi ini harus dirancang agar tidak mengganggu kenyamanan pasien.
- Sistem Informasi dan Komunikasi: Rumah sakit ibu dan anak harus memiliki sistem komunikasi yang baik antara staf medis, pasien, dan keluarga. Sistem rekam medis elektronik (EMR) memungkinkan data pasien dikelola dengan lebih efisien. Selain itu, alat komunikasi digital dapat mendukung alur kerja yang lebih cepat dan tepat.
- Keamanan dan Aksesibilitas: Keamanan pasien, terutama ibu dan bayi, harus menjadi prioritas. Desain interior rumah sakit harus memperhatikan sistem keamanan seperti alarm, pengawasan, dan akses kontrol untuk memastikan keselamatan pasien, keluarga, dan staf medis. Sistem ini harus diterapkan dengan cara yang tidak mengganggu kenyamanan atau kebebasan pasien.
7. Desain Berkelanjutan (Sustainable Design)
Desain rumah sakit ibu dan anak yang berkelanjutan bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dan memperhatikan efisiensi sumber daya.
- Penggunaan Energi Efisien: Teknologi hemat energi, seperti lampu LED, sistem pendingin udara yang efisien, serta penggunaan energi terbarukan seperti panel surya, dapat membantu mengurangi konsumsi energi rumah sakit dan menjaga biaya operasional.
- Pengelolaan Air dan Limbah: Rumah sakit ibu dan anak bisa mengimplementasikan sistem pengelolaan air yang efisien, seperti pemanfaatan air hujan untuk irigasi taman. Selain itu, pengelolaan limbah medis dan non-medis yang ramah lingkungan sangat penting untuk mengurangi dampak rumah sakit terhadap lingkungan.
8. Pengalaman Keluarga yang Terlibat
Keterlibatan keluarga dalam proses perawatan ibu dan bayi sangat berpengaruh pada keberhasilan proses penyembuhan. Oleh karena itu, desain ruang rumah sakit harus mencakup area yang mendukung interaksi keluarga dengan pasien.
- Ruang Keluarga dan Area Komunikasi: Desain ruang tunggu dan ruang keluarga harus memfasilitasi komunikasi antara pasien dan keluarga. Ruang ini bisa dilengkapi dengan fasilitas untuk bersantai, seperti kursi yang nyaman, area untuk makan bersama, serta area komunikasi pribadi. Keberadaan fasilitas ini akan mempermudah keluarga untuk mendukung pasien secara emosional.
9. Fokus pada Kesejahteraan Emosional
- Desain yang menenangkan: Sebuah rumah sakit ibu dan anak harus memberikan rasa tenang, baik bagi ibu yang sedang dalam proses persalinan, bayi yang baru lahir, maupun keluarga yang menunggu. Desain interior yang menenangkan dapat mengurangi kecemasan dan stres, baik dari warna, bentuk, hingga perabotan yang digunakan.
- Sentuhan alami: Adanya tanaman hias atau elemen alami lainnya dapat menambah kesan relaksasi dan meningkatkan kesejahteraan emosional bagi pasien dan pengunjung.
10.Fleksibilitas dan Adaptasi Ruang
- Ruang yang mudah diubah: Ruang rumah sakit harus dirancang agar mudah diubah atau diadaptasi sesuai kebutuhan. Misalnya, ruang-ruang tertentu bisa disesuaikan fungsinya untuk menampung pasien dengan kondisi tertentu atau untuk kebutuhan darurat.
Kesimpulan
Perancangan desain interior rumah sakit ibu dan anak sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan fisik, mental, dan emosional ibu, bayi, dan keluarga. Desain yang human-centered, zonasi yang efisien, integrasi teknologi yang tepat, serta elemen keberlanjutan akan membuat rumah sakit ibu dan anak menjadi tempat yang tidak hanya fokus pada perawatan medis, tetapi juga pada kesejahteraan pasien dan keluarga. Dengan mempertimbangkan kebutuhan fisik dan psikologis ibu dan bayi, rumah sakit ini dapat menjadi lingkungan yang mendukung proses penyembuhan, mempercepat pemulihan, dan menciptakan pengalaman positif bagi keluarga yang terlibat. Secara keseluruhan, perancangan desain interior rumah sakit ibu dan anak memerlukan pendekatan yang seimbang antara fungsionalitas medis dan kenyamanan psikologis bagi pasien. Fokus utama adalah menciptakan ruang yang mendukung pemulihan, memperhatikan aspek emosional pasien, dan memastikan efisiensi dalam layanan medis.
Daftar Pustaka
- Juhan, S. (2013). Desain Interior Rumah Sakit: Pendekatan Estetika dan Fungsional. Jakarta: Gramedia.
- Kurniawan, A. (2015). Penerapan Desain Interior Rumah Sakit yang Ramah Pasien dan Keluarga. Bandung: ITB Press.
- Tjandra, S. & Hidayat, S. (2020). Fungsi Desain Interior dalam Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak. Jakarta: Pustaka Alvabet.
- .Law, S. (2018). The Role of Interior Design in Health Care Settings. London: Routledge.
- Wheeler, E. Todd. (1963). FAIA Hospital Design and Function.