Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ilmu komunikasi terhadap motivasi kerja karyawan. Hasil menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan motivasi kerja. Komunikasi yang baik menciptakan lingkungan kerja yang positif, mengurangi ketidakpastian, dan meningkatkan kepuasan karyawan. Dengan demikian, pengembangan keterampilan komunikasi dalam organisasi sangat penting untuk memaksimalkan motivasi kerja, yang berdampak langsung pada kinerja dan produktivitas karyawan. Artikel ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya di bidang ini.
Kata Kunci : Ilmu Komunikasi, Motivasi Kerja
Pendahuluan
Peran karyawan dalam dunia kerja tentunya di pengaruhi oleh segala bentuk dorongan dan kebutuhan baik secara personal maupun untuk mencapai tujuan bagi perusahaan ataupun organisasi itu sendiri. Dalam membentuk karakter setiap individu tentunya sangat perlu bagi seorang pimpinan perusahaan ataupun organisasi mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) didalamnya agar segala bentuk tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi secara efektif dan efisien tanpa adanya merugikan pihak manapun dalam memenhi segala bentuk hak dan kewajiban di dalamnya. Hal ini tidak terlepas dari peran komunikasi sebagai sarana untuk berkoordinasi ataupun bertukar pikiran untuk dapat menganalisis segala bentuk kebutuhan dari Perusahaan ataupun organisasi dalam menjalankan fungsinya dikarenakan tanpa adanya peran komunikasi segala bentuk tujuan yang ingin dicapai akan sulit untuk didapatkan. Hal ini dipengaruhi oleh komunikasi yang berfungsi sebagai sarana untuk dapat menyamakan suatu persepsi dan pandangan yang pada akhirnya dapat menghasilkan suatu output dalam menyusun ide-ide yang disusun secara sistematis dengan adanya pola strategi didalamnya.
Maka daripada itu penulis tertarik untuk mengangkat suatu judul “Pengaruh Ilmu Komunikasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan” sebagai alat ukur dan melihat sejauhmana peran komunikasi yang dapat merubah mindset para karyawan agar segala bentuk kebutuhan yang ingin dicapai dapat terpenuhi.
Tinjauan Pustaka
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa komunikasi adalah salah satu aktivitas manusia dan topik yang amat sering diperbincangkan sehingga arti dari kata komunikasi beragam. Komunikasi memiliki variasi definisi dan rujukan yang tidak terhingga seperti, saling berbicara satu sama lain, televisi, penyebaran informasi, gaya rambut kita, kritik sastra, dan masih banyak lagi. Hal ini pada akhirnya memunculkan suatu pandangan baru bahwa komunikasi bukan merupakan subjek di dalam pengertian akademik normal, namun sebuah bidang ilmu yang multidisipliner (Fieske,2012:1). Sedangkan Carl I. Hovland berpendapat bahwa lmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi ini menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi melainkan juga pembentukan pendapat (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial memainkan peranan yang amat penting. Bahkan, dalam definisi khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Menurut Hovland, komunikasi untuk mengubah perilaku itulah yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi, yakni masalah bagaimana caranya seseorang atau sejumlah orang berperilaku tertentu (melakukan kegiatan-kegiatan tertentu atau melakukan tindakan tertentu).
Dengan demikian komunikasi merupakan suatu ilmu multidisipliner yang menjelaskan tentang bagaimana segala bentuk interaksi yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari bisa mengubah baik dari persepsi hingga perilaku dari audiens atau komunikan yang menerima informasi ataupun pesan tersebut dan memaknainya dengan sama atau adanya kesesuaian, selain daripada itu ilmu komunikasi tidak hanya menjelaskan dalam penyampaian suatu pesan atau informasi saja melainkan ilmu komunikasi sangat bergantung daripada pendapat dari audiens atau khalayak yang menerima pesan atau informasi tersebut dengan berbagai bentuk media atau cara penyampaiannya, contohnya media massa ataupun melakukan suatu komunikasi secara langsung baik secara interpesonal maupun organisasi.
Pengertian Ilmu Komunikasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari, di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat ataupun di tempat lainnya ketika manusia itu berada. Apabila dengan sedikit menelaah kembali para pemikir komunikasi terdahulu memaknai dan memahami komunikasi berdasarkan etimologi secara filosofis, yakni komunikasi sebagai proses untuk menyatukan sejumlah orang. Hal ini berkaitan dengan makna satu “kata” sebelum rangkaian kata-kata. Dengan penjelasan sebelumnya bisa dimaknai bahwa komunikasi merupakan suatu bentuk interaksi yang dilakukan oleh manusia didalam kehidupan sehari-hari dengan segala bentuk media penyampaiannya, selain itu komunikasi sendiri tergantung dari etimologi dalam setiap kata yang disampaikan dan secara pemaknaannya. Seperti yang disampaikan oleh Steven A Beebe, Susan J. Beebe, and Diana K. Ivy, 1999 Adalah seringkali kita melupakan peranan “kata” padahal misterius dari kata ini terletak pada kekuatan dari kata-kata tersebut. Maka dari itu pemaknaan komunikasi seperti yang dijelaskan oleh William J. Seller Seiler (1988) memberikan suatu pandangan bahwa komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti. Secara paradigmatik, komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara langsung melalui komunikasi lisan maupun secara tidak langsung melalui media (Effendy, 2006).
Maka dari segala bentuk penjelasan sebelumnya bisa dimaknai dan disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu rangkaian untuk memberikan suatu informasi (message) dalam menjalankan kehidupan sosial di ruang lingkup masyarakatnya itu sendiri dengan berbagai bentuk media penyaluran untuk menyampaikan setiap kata atau simbol baik secara verbal maupun nonverbal dan memiliki arti atau pemaknaan untuk menyatukan sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama.
Fungsi Komunikasi Instrumental
Menjadi kepentingan manusia dalam menjalankan kehidupan dengan komunikasi. Untuk mencapai tujuan bersama. Itulah kenapa terkadang komunikasi ini menjadi senjata paling tajam dalam mempengaruhi perilaku seseorang ataupun sebuah kepercayaan kelompok. Fungsi komunikasi sendiri secara instrumental memiliki tujuan umum menurut Riswandi (2009) dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi yang dikutip oleh Rismawaty, Eka Surya dan Juliono tahun 2014 sebagai berikut :
- Menginformasikan
- Mengajar
- Mendorong
- Mengubah sikap, keyakinan, dan perilaku
- Menggerakkan tindakan
- Menghibur (Riswandi, 2009:21)
Jika diringkas, maka kesemua tujuan tersebut di atas dapat dikelompokkan membujuk atau bersifat persuasif. Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. (Riswandi, 2009:21) dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi yang dikutip oleh Rismawaty,dkk 2014.
Sebagai instrumen, menurut Riswandi dalam bukunya Pengantar I Komunikasi menjelaskan bahwa :
“komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, akan tetapi juga sekaligus untuk merusak dan menghancurkan hubungan tersebut. Itulah sebabnya, dalam ilmu komunikasi dikenal studi tentang strategi komunikasi, yang antara lain dapat digunakan agar kita dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain demi keuntungan bersama” (Riswandi dalam Rismawaty dkk., 2014:79).
Dengan demikian dari segala bentuk penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwasannya Ilmu Komunikasi merupakan suatu ilmu yang dapat merencanakan, membangun, hingga dapat mempengaruhi segala bentuk kehidupan manusia, dengan segala bentuk tujuan yang ingin di capai baik dilakukan secara Interpersonal, Kelompok, Organisasi, atau bahkan didalam pendidikan dengan memanfaatkan segala bentuk saluran yang hadir saat ini.
Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi ini sangat penting keberadaannya, persaingan antarlembaga, organisasi, dan asosiasi satu sama lain dalam upaya mengambil nilai kebermanfaatan dari masyarakat semakin berkembang. Setiap kelembagaan berupaya terus merumuskan strategi kelembagaannya secara efektif dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan, dan keberhasilan seluruh program kerjanya. Kondisi ini terjadi juga dalam dunia pendidikan, sosial, politik, ekonomi, pertahanan, keamanan, budaya sampai dengan bisnis. Secara khusus kajian-kajian tersebut membutuhkan strategi yang benar. Demikian juga dengan proses komunikasi yang harus dilakukan oleh setiap pihak yang terlibat terus ditingkatkan.
Secara Definisi Strategi Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy (1981 :84) dalam buku berjudul Dimensi- Dimensi Komunikasi menyatakan bahwa “strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi (Suryadi, 2021 : 5).
Dengan efektivitas ini tercapai, maka kita dengan mudah dan cepat dalam waktu dan ruang untuk menciptakan perubahan pada lawan bicara kita atau sekelompok orang. Maka seperti yang dikatakan oleh Onong Uchajana Effendy dalam bukunya yang berjudul Dimensi-Dimensi Komunikasi lalu dikutip oleh Edi Suryadi dalam bukunya Strategi Komunikasi tahun 2022 menyebutkan bahwasannya strategi komunikasi ini sebuah paduan dari perencaan komunikasi dan manajemen untuk mencapai tujuan.
Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari kata Latin yakni “Motive” yang berarti dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang menyebabkan organism itu bertindak atau berbuat. Selanjutnya diserap dalam bahasa Inggris “motivation” yang berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.
Dengan penjelasan sebelumnya ada beberapa ahli yang mengungkapkan definsi motif seperti, W.H. Haynes dan J.L Massie dalam Ruliana (2014: 113) mengatakan “motive is a something within the individual which incities him to action“. Selanjutnya Cut Zurnali mengutip pendapat Fremout E. Kast dan James E. Rosenzweig (1970) yang mendefinisikan motive sebagai :
“a motive what prompts a person to act in a certain way or at least develop appropensity for specific behavior. The urge to action can tauched off by an external stimulus, or it can be internally generated in individual thought processes.” Atau dalam bahasa Indonesia,
Motif adalah apa yang mendorong seseorang untuk melakukan sebuah tindakan atau setidaknya mengarahkan manusia ke perilaku tertentu. Dorongan itu bisa berasal dari faktor luar dan dapat juga lahir dari dalam diri manusia tersebut.
Penjelasan tersebut bisa dimaknai bahwasannya motif sendiri adalah suatu dorongan yang dilakukan kepada setiap individu manusia yang terpengaruhi oleh 2 faktor, yaitu terjadi atas adanya pengaruh extrinsik dan intrinsik. Faktor extrinsik sendiri sering dimaknai sebagai (motivasi yang ditimbulkan oleh “dorongan buatan”), sedangkan faktor intrinsik sendiri merupakan faktor sendiri dimaknai sebagai ( motivasi yang timbul dari dalam diri setiap individu).
Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi kerja merupakan suatu proses atau usaha yang mengarahkan sikap dan perilaku manusia dalam bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam dirinya dan tujuan organisasi. Proses motivasi kerja sendiri dimulai dari kebutuhan yang dimiliki oleh setiap individu. Kebutuhan itu timbul manakala terdapat ketidakseimbangan baik yang bersifat fisik maupun psikis. Sedangkan proses dorongan yang terdapat dalam diri individu dan perlu pengendalian merupakan proses keadaan kekurangan yang telah disertai adanya pengarahan, penghargaan, petunjuk, dan perlunya penguasaan pedoman kerja dari suatu organisasi di mana yang bersangkutan bekerja/bertugas, proses dorongan pada Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) berorientasi pada tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal ini disampaikan juga oleh Herbert G. Hicks (Ruliana,2014:116) bahwa, hubungan antara motivasi dan pelaksanaan pekerjaan, manajer yang mementingkan hasil pekerjaan dengan sendirinya harus pula mementingkan motif-motif pribadi atau tujuan pribadi.
Kesimpulan
Fungsi Komunikasi Terhadap Motivasi Kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Artikel menunjukkan bahwa komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan dapat meningkatkan motivasi, yang pada gilirannya meningkatkan kinerja karyawan. Komunikasi efektif membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif, mengurangi ketidakpastian, dan memperkuat hubungan interpersonal, sehingga karyawan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk bekerja lebih baik. Dengan demikian, pengembangan keterampilan komunikasi dalam organisasi sangat penting untuk memaksimalkan motivasi kerja dikarenakan komunikasi berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan dengan segala bentuk strategi yang dijalankan menyesuaikan dengan kebutuhan serta tujuan dari perusahaan atau organisasi itu sendiri. Sehingga pada outputnya Perusahaan ataupun organisasi dapat dengan secara efektif dan efisien mengarahkan para karyawan untuk mendorong motivasi secara intrinsik ataupun extrinsik yang tertanam di setiap individu karyawan agar kebutuhan secara hak dan kewajiban para karyawan dapat sejalan dengan visi dari suatu perusahaan ataupun organisasi itu sendiri.