Penerapan Warna untuk Menunjukkan Emosi dalam Film Animasi Terbaru: Inside Out 2

sumber gambar: detik.com

Di tahun ini (2024), tepatnya 14 Juni 2024 kemarin film animasi yang terkenal Inside Out merilis sekuel terbarunya yakni Inside Out 2. Film ini diproduksi Pixar Animation Studios, disutradarai oleh Kelsey Mann, diproduksi oleh Mark Nielsen dan ditulis oleh Meg LeFauve. Karakter dalam film ini dibintangi oleh pengisi suara Amy Poehler, Phyllis Smith, Lewis Black, Maya Hawke, Kensington Tallman, Tony Hale, Liza Lapira, Ayo Edebiri, Lilimar, Grace Lu, Sumayyah Nuriddin-Green, Adèle Exarchopoulos, dan Paul Walter Hauser. Pada film terbaru ini menampilkan kelanjutan kehidupan Riley Andersen si karakter utama kita yang mulai memasuki masa remajanya. Seperti film sebelumnya, dalam film kedua ini tetap membahas tentang perubahan emosi yang dialami Riley, namun dengan pendekatan yang lebih kompleks.

Sinopsis Inside Out

sumber gambar: imdb.com

Sebagai pengingat, di film Inside Out pertama menceritakan seorang anak perempuan bernama Riley Andersen (Kaityln Dias) yang memiliki emosi yang digambarkan sebagai karakter di dalam dirinya. Emosi tersebut digambarkan dalam sosok lima karakter yakni Joy (Amy Poehler), Sadness (Phyllis Smith), Anger (Lewis Black), Disgust (Mindy Kaling), dan Fear (Bill Harder). Kelima karakter emosi tersebut yang bertugas untuk mengontrol emosi Riley di tempat yang bernama headquarter. Setiap karakter emosi bertanggung jawab untuk emosi yang mereka wakilkan.

sumber gambar: pixarpost.com

Karakter Inside Out

Joy

Joy bertugas untuk membuat Riley tersenyum bahagia. Dia digambarkan memiliki sikap yang optimis. Joy juga merupakan sosok pemimpin bagi para emosi yang lain.

Sadness

Sadness bertugas untuk membuat Riley selalu mengingat masa-masa sedihnya. Namun pada awalnya, emosi lain tidak mengerti tentang perannya dan hanya menganggap Sadness membuat Riley terpuruk akan kesedihannya.

Anger

Anger adalah perwujudan kemarahan dalam diri Riley. Anger berperan mengatur emosi Riley ketika dia berhadapan dengan sesuatu yang dia tidak sukai. Anger juga selalu berupaya untuk mengambil alih sesuatu agar sesuai dengan harapan Riley.

Disgust

Disgust bertugas untuk mengatur selera Riley dan membuat Riley selalu bersikap hati-hati. Di dalam film, salah satu tugas Disgust adalah untuk memastikan Riley tidak memakan sayur brokoli karena Disgust tahu Riley tidak menyukai sayur brokoli.

Fear

Fear berperan untuk memberikan Riley rasa aman dan terlindungi dengan cara memberikan Riley rasa takut dan cemas terhadap hal-hal yang berpotensi bahaya.1

Riley anak yang digambarkan ceria dan pandai bergaul itu mulai berubah ketika keluarganya memutuskan untuk pindah ke San Fransisco. Riley mulai menjadi anak yang pemurung dan muram setelah kepindahannya. Joy yang selalu ingin memastikan Riley bahagia, mulai berkonflik dengan Sadness. Karena konflik tersebut, membuat mereka terjebak di luar headquarter dan berjuang untuk kembali ke headquarter. Selama mereka terjebak, mereka menjadi saling mengerti peran masing-masing dan saling bekerja sama untuk kembali ke headquarter dan membantu Riley agar bisa jujur akan perasaannya sehingga bisa tumbuh dan hidup dengan lebih baik.

Sinopsis Inside Out 2

Kembali ke sekuelnya (Inside Out 2), kini Riley mulai memasuki masa remajanya. Menginjak masa remajanya, Riley mengalami berbagai tantangan emosional yang lebih mendalam, termasuk perasaan campur aduk akan identitas diri, persahabatan dan ekspektasi sosial. Di dalam film kedua ini, emosi-emosi baru yang tidak ditampilkan dalam film pertama mulai diperkenalkan. Hal ini membuat pandangan yang lebih kaya dan kompleks akan emosi yang bisa dirasakan seseorang, terutama saat beranjak dewasa. Emosi-emosi baru ini berperan penting dalam memperkaya dinamika kehidupan Riley yang dapat mencerminkan realita kehidupan remaja yang penuh warna dan sedang mencari jati diri.

sumber gambar: youloveit.com

Emosi-emosi baru yang diperkenalkan dalam Inside Out 2 antara lain Anxiety (Maya Hawke), Envy (Ayo Edibiri), Embarrassment (Paul Walter Hauser), dan Ennui (Adèle Exarchopoulos). Keempat emosi baru ini cukup relevan dengan emosi yang dirasakan ketika menginjak remaja. Keempat emosi ini membawa emosi baru bagi Riley, yakni rasa cemas (Anxiety), rasa iri (Envy), malu (Embarrassment) dan bosan (Ennui).

sumber gambar: inspirethemind.org

Keempat emosi yang baru mulai mengalami konflik dengan para emosi lama. Emosi baru yang dipimpin Anxiety mulai menguasai headquarter dan memenjarakan kelima emosi awal karena perbedaan pendapat mereka. Kelima emosi mulai berjuang untuk keluar dari penjara dan mengambil kembali “jati diri” Riley yang dibuang oleh Anxiety. Singkat cerita, setelah kelima emosi mendapatkan kembali “jati diri” Riley, mereka kembali ke headquarter tetapi sayangnya ketika sampai di sana keadaan headquarter kacau balau karena kecemasan Anxiety yang berlebihan. Kekacauan di headquarter berdampak pada kondisi Riley yang mengalami pergolakan batin. Pada akhirnya, mereka (para emosi) memutuskan untuk tidak mengatur “jati diri” Riley yang sebenarnya, mereka hanya bisa menuntun dan membantu Riley saja.

Film Inside Out baik yang pertama atau kedua erat kaitannya dengan ilmu psikologi, di lihat dari pergolakan batin Riley. Dalam pengerjaannya, tim produksi Inside Out 2 berkonsultasi dengan psikolog agar bisa menggambarkan secara akurat bagaimana emosi remaja berubah selama masa pubertas. Selain melakukan konsultasi dengan psikolog, tim produksi juga meminta sekelompok remaja untuk menggambarkan bagaimana kehidupan remaja modern.

Psikologi Warna

Kembali ke pembahasan seperti di judul, di sini kita tidak akan membahas di sisi emosional atau psikologis karakter dalam animasi ini tetapi kita akan membahas lebih ke arah visualnya. Di sini kita akan membahas penggunaan warna untuk menggambarkan emosi pada setiap karakter emosi yang ada di film Inside Out 2 menurut psikologi warna. Tetapi sebelum membahas tentang karakter, kita harus tahu dulu apa itu warna dan psikologi warna.

sumber gambar: stock.adobe.com

Warna merupakan unsur cahaya yang dipantulkan oleh benda dan diinterpretasikan oleh mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda tersebut. Menurut Prawira (2002), warna merupakan suatu fenomena alam yang berupa cahaya dan mengandung warna spektrum atau pelangi dan pigmen. Warna memiliki beberapa jenis antara lain warna primer (merah, kuning, dan biru), warna sekunder (oranye, hijau, dan ungu), warna tersier (campuran warna primer dan warna sekunder) dan ada juga warna netral.

Psikologi Warna merupakan studi tentang bagaimana warna dapat memengaruhi emosi, perilaku, dan persepsi manusia. Menurut Johann Wolfgang von Goethe dalam bukunya Theory of Colours, mengemukakan bahwa setiap warna memiliki efek emosional tertentu. Ia mengaitkan warna kuning dan merah dengan kegembiraan dan kehangatan, sementara biru dapat menimbulkan perasaan sedih.

Dalam desain penggunaan psikologi warna merupakan hal yang sangat penting. Warna tidak hanya berfungsi sebagai estetika belaka, tetapi juga memiliki dampak emosional dan psikologis yang kuat terhadap audiens. Pengaruh warna dalam desain dapat membentuk identitas visual, memandu perhatian, memicu respons emosional, meningkatkan daya ingat dan pengenalan merek.

Warna pada Setiap Emosi

Joy (Riang)

sumber gambar: tatlerasia.com

Joy digambarkan dengan warna kulit kuning cerah, berambut biru dan baju berwarna hijau cerah. Warna kuning melambangkan kesenangan, keceriaan, keramahan dan kegembiraan, mencerminkan sifat Joy yang selalu ceria dalam situasi apapun. Warna kuning cerah pada Joy menciptakan suasana ceria dan positif. Berbeda dengan warna kuning yang bersifat bahagia, rambut Joy yang berwarna biru memiliki sifat sedih, tetapi biru di sini lebih melambangkan ketenangan dan tenteram. Baju Joy yang berwarna hijau cerah melambangkan perasaan segar dan penuh harapan.

Sadness (Sedih)

sumber gambar: tatlerasia.com

Sadness yang merupakan emosi kesedihan digambarkan dengan kulit dan rambut berwarna biru, berpostur tubuh pendek dan berbaju berwarna abu-abu. Warna biru di dalam film diartikan dengan emosi-emosi negatif seperti sedih, kesepian, tidak bersemangat, dan hilang harapan. Warna biru sendiri dalam psikologi warna diartikan dengan ketenangan, profesionalisme, kepercayaan, dan stabilitas.2 Warna abu-abu pada pakaian Sadness menggambarkan sifat kurang percaya diri dan tidak berenergi seperti sifat dari Sadness.

Anger (Marah)

sumber gambar: tatlerasia.com

Anger ditandai dengan kulit yang berwarna merah, berpostur tubuh pendek. Anger merupakan karakter yang paling emosional dan agresif di antara para emosi yang lain. Warna merah melambangkan kemarahan, keberanian, kekuatan, percaya diri dan energi. Anger digambarkan dengan sifat yang penuh gairah, penuh dengan energi, agresif dan memiliki kemauan yang keras.

Disgust (Jijik)

sumber gambar: tatlerasia.com

Disgust diwakilkan dengan warna hijau untuk menggambarkan rasa jijik dan selektivitas. Disgust dalam film digambarkan dengan kulit, rambut dan pakaian yang semuanya berwarna hijau. Warna hijau biasanya dihubungkan dengan alam, harapan, dan kesehatan. Menurut psikologi warna, warna hijau memiliki sifat menenangkan, seimbang dan aman. Dalam film, Disgust digambarkan sebagai penengah dari segala konflik yang terjadi. Disgust juga digambarkan merupakan sosok yang percaya diri.

Fear (Takut)

sumber gambar: tatlerasia.com

Fear digambarkan dengan nuansa berwarna ungu dengan postur tubuh tinggi, berkulit ungu dan beralis tebal. Warna ungu biasanya merepresentasikan kemewahan, kekayaan dan spiritualitas.3 Selain itu, warna ungu sering diasosiasikan dengan keseimbangan dan kedamaian. Tetapi warna ungu yang lebih gelap dapat mewakili kesedihan dan frustrasi, yang bisa menjadi pemicu ketakutan atau kecemasan. Dalam film warna ungu Fear mencerminkan sifat waspada dan kehati-hatian. Sesuai dengan perannya sebagai pelindung Riley untuk membantu dia menghindari situasi yang berbahaya.

Anxiety (Cemas)

sumber gambar: tatlerasia.com

Anxiety digambarkan dengan kulit berwarna oranye, baju garis-garis putih oranye dengan celana berwarna coklat dan rambut oranye yang berdiri. Warna oranye dapat diasosiasikan dengan energi, keceriaan, dan kehangatan tetapi penggunaan warna oranye yang berlebihan dapat menyebabkan efek sebaliknya. Begitu pula dengan warna coklat, coklat sering dikaitkan dengan kehangatan dan keamanan tetapi penggunaan secara berlebihan memberikan kesan kaku atau kolot.

Sepertinya hal tersebut yang ingin disampaikan melalui Anxiety. Memikirkan sesuatu secara berlebihan (overthinking) itu tidak selalu baik, bisa saja membuat hal positif menjadi negatif seperti warna oranye dan coklat yang dapat berubah makna jika digunakan secara berlebihan.

Envy (Iri)

sumber gambar: tatlerasia.com

Envy diwakili dengan warna hijau. Meskipun sama-sama diwakili dengan warna hijau sama seperti Disgust, hijau Envy dapat diartikan dengan perasaan iri dan ketidakpuasan. Sosok Envy digambarkan dengan postur tubuh pendek, dengan kulit dan rambut berwarna kehijauan.

Konsep warna hijau yang diasosiasikan dengan rasa iri dan kecemburuan telah ada sejak zaman dulu. Dalam karya sastra klasik, seperti yang ditulis oleh William Shakespeare dalam Othello ada istilah “green-eyed monster” yang digunakan untuk menggambarkan kecemburuan. Dalam drama Anthony and Cleopatra, Shakespeare menggambarkan iri hati sebagai penyakit hijau. Ada kepercayaan bahwa keterkaitan warna hijau dengan kecemburuan sudah ada sejak zaman Yunani Kuno. Mereka percaya kecemburuan terjadi karena produksi empedu yang berlebihan, yang membuat kulit manusia sedikit berwarna hijau.4

Karena hal itu bisa jadi tim produksi memilih untuk menggunakan warna hijau sebagai representasi iri dari Envy.

Embarrassment (Malu)

sumber gambar: tatlerasia.com

Embarrassment digambarkan dengan warna merah muda untuk menunjukkan rasa malu dan perasaan tidak nyaman yang sering dialami ketika berada dalam situasi awkward atau memalukan. Warna ini menciptakan kesan lembut dan kuat secara bersamaan, sehingga karakter ini digambarkan dengan sosok yang besar tetapi pemalu. Embarrassment berperan dalam mempengaruhi kepercayaan diri Riley.

Penggunaan warna merah muda untuk menggambarkan Embarrassment mungkin terinspirasi dari wajah seseorang yang memerah karena malu. Ketika pipi atau wajah memerah dapat mencerminkan bahwa seseorang sedang mengalami perasaan tidak nyaman atau malu. Ketika merasa malu, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin. Hormon ini yang menyebabkan pembuluh darah melebar yang meningkatkan aliran darah ke kulit. Akibatnya, pipi atau wajah berubah menjadi merah.5

Ennui (Bosan)

sumber gambar: tatlerasia.com

Ennui memiliki kemiripan dengan Fear yakni sama-sama digambarkan dengan nuansa warna ungu. Meskipun sama-sama ungu, warna Ennui digambarkan dengan warna yang lebih gelap sedangkan Fear digambarkan dengan ungu yang lebih cerah.

Warna ungu merupakan gabungan dari warna merah yang energik dan biru yang menenangkan, sehingga sifat warna ungu merupakan gabungan dari kedua warna tersebut. Warna ungu memiliki efek fisiologis yang menciptakan perasaan tenang. Namun, penggunaan ungu yang berlebihan dapat menyebabkan perasaan frustrasi dan kesal.6 Menurut Santoso, B. (2019), warna ungu bisa menimbulkan perasaan kedamaian dan introspeksi, namun dalam beberapa kasus, juga bisa menimbulkan perasaan sedih atau melankolis.

Warna ungu gelap pada Ennui menggambarkan suasana hati yang suram dan perasaan apatis yang sering kali menyertai kebosanan. Tim produksi menjelaskan, warna ungu gelap ini memberikan kesan “blah” atau tidak menarik, yang secara langsung berhubungan dengan kebosanan dari karakter Ennui.7

Kesimpulan

Penggunaan warna di dalam film animasi Inside Out 2 bukan hanya sekedar agar filmnya terlihat colorful saja. Melalui film animasi ini kita bisa belajar bagaimana warna dapat berfungsi untuk memperkuat identitas dan emosional dari setiap karakter. Misalnya kuning untuk menunjukkan kesenangan, biru untuk menunjukkan kesedihan dan sebagainya. Hal ini membuktikan bagaimana warna memiliki dampak yang begitu kuat untuk menciptakan sebuah emosi. Oleh karena itu, di dalam desain pemilihan warna merupakan hal yang sangat penting agar emosi yang ingin disampaikan pada suatu desain bisa dirasakan oleh audiens.

Sumber

  1. CNN Indonesia, “Sinopsis dan Karakter Film Animasi Inside Out” https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20230929131747-225-1005145/sinopsis-dan-karakter-film-animasi-inside-out (diakses 10 November 2024) ↩︎
  2. Info Psikologi, “7 Psikologi Warna dalam Desain berserta Maknanya” https://kumparan.com/info-psikologi/7-psikologi-warna-dalam-desain-beserta-maknanya-23huxTOi8dT/full (diakses pada 10 November 2024) ↩︎
  3. Line Bank, “Hey Penyuka Warna ungu, Ternyata Warna Ini Memiliki Arti Bermakna Lho!” https://linebank.co.id/blog/general/hey-penyuka-warna-ungu-ternyata-warna-ini-memiliki-arti-bermakna-lho/ (diakses 10 November 2024) ↩︎
  4. sharecare.com, “Why do people describe envy and jealousy in shades of greens?” https://www.sharecare.com/health/feelings-emotions-relationships/why-describe-jealousy-shades-green (diakses pada 11 November 2024) ↩︎
  5. hellosehat.com, “Kok Pipi Merah Saat Malu? Ternyata karena Ini Sebabnya” https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/pipi-merah-saat-malu/ (diakses 11 November 2024) ↩︎
  6. Ken Phillips, “The Color Purple – History, Meaning and Facts” https://www.hunterlab.com/blog/the-color-purple-history-meaning-and-facts/ (diakses 11 November 2024) ↩︎
  7. Tina Kendall, “Inside Out 2 introduces Ennui – here’s what the character teaches us about boredom” https://theconversation.com/inside-out-2-introduces-ennui-heres-what-the-character-teaches-us-about-boredom-232657 (diakses 11 November 2024) ↩︎