PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN KONTEMPORER DALAM PERANCANGAN RUSUNAWA

Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) merupakan solusi perumahan yang penting dalam upaya mengatasi kebutuhan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat dengan pendapatan rendah. Namun, perancangan rusunawa yang tepat sangat penting untuk menciptakan lingkungan hunian yang nyaman, fungsional, dan estetis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pendekatan arsitektur modern kontemporer dalam perancangan rusunawa pada daerah dengan pemukiman padat penduduk bersubsidi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, analisis literatur, dan wawancara dengan penduduk sekitar pemukiman padat dan penduduk pemukiman rusunawa. Hasil penelitian menunjukan bahwa perancangan rusunawa dengan pendekatan arsitektur modern kontemporer menawarkan beberapa karakteristik penting. Pertama, desain rusunawa mengedepankan prinsi keberlanjutan dengan penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan teknologi energy terbarukan seperti panel surya. Kedua, desain mengutamakan fungsionalitas dan fleksibilitas ruang yang dapat di sesuaikan dengan kebutuhan penghuni. Ketiga, desain interior dan eksterior rusunawa memanfaatkan pencahayaan alami, ventilasi silang, dan tata letak yang memungkinkan sirkulasi udara yang baik. Keempat, desain eksterior menampilkan elemen kontemporer seperti garis-garis bersih, penggunaan kaca transparan, dan penekanan pada bentuk yang sederhana namun menarik. Penerapan pendekatan arsitektur modern kontemporer dalam perancangan rusunawa di daerah sadang serang yang dapat memberikan manfaat yang signifikan. Hunian yang dihasilkan akan menciptakan lingkungan yang nyaman, fungsional, dan estetis bagi penghuninya. Selain itu, pendekatan ini juga berkontribusi pada penggunaan sumber daya yang efisien, pengurangan dampak lingkungan, kepedulian terhadap lingkungan dan menciptakan lingkungan hunian yang berkualitas tinggi bagi masyarakat berpendapatan rendah.

1. Latar Belakang

      Sadang Serang merupakan lingkungan permukiman perbukitan yang berada di pinggiran area utara kota Bandung tepatnya di kelurahan Sekeloa kecamatan Coblong. Lokasi nya berada di tempat strategis karena berada di tengah Kota Bandung. Penelitian tentang jumlah penduduk tiap tahun di Daerah Sadang Serang, Kota Bandung memiliki relevansi yang signifikan dalam memahami dinamika populasi dan perbuahan social ekonomi di wilayah tersebut. Daerah Sadang Serang merupakan wilayah penting di Kota Bandung yang telah mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang perkembangan jumlah penduduk di daerah ini menjadi penting untuk perencanaan dan pengelolaan wilayah yang berkelanjutan.

      Pertumbuhan penduduk yang cepat di Daerah Sadang Serang Bandung dapat memberikan dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dalam konteks ini, analisis data jumlah penduduk tiap tahun menjadi penting untuk melacak dan memhami kepadatan, dan distribus penduduk didaerah tersebut. Data ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang perubahan demografi, struktur usia, migrasi, dan perubahan social-ekonomi yang dapat mempengaruhi kebijakan pembangunan di tingkat local.

      2. Kajian Pustaka

      2.1 Rusunawa

      Rumah susun atau Rusun berdasarkan UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, Rumah Susun adalah sebuah bangunan bertingkat baik secara horizontal maupun vertical yang merupakan satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, distrukturkan secara fungsional, dan dilengkapi dengan area bersama, benda bersama, dan tanah bersama> Rusun dibagi menjadi tiga jensi berdasarkan dari tingkat ekonomi penghuninya yaitu, pertama, Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) yang merupakan rusun milik pemerintah yang disewakan kepada masyarakat dengan penghasilan dibawah UMR (dibawah 3.6 juta). Kedua, Rusunami (Rumah Susun Sederhana Milik) rusun yang bias dibeli dengan bantuan subsidi dari pemerintah oleh masyarakat dengan penghasilan menengah maksimal 4.5 juta. Ketiga, apartemen yang merupakan rusun komersial untuk mendapatkan keuntungan, diperuntukan untuk masyarakat dengan penghasilan menengah ke atas (Putra, 2018).

      Menurut Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman sebuah Rusunawa harus memenuhi kriteria-kriteria dibawah ini (DPU, 2020)

      1. Dekat tempat kerja; tempat berkerja atau tempat beraktivitas yang masih bisa diakses dengan berjalan kaki atau angkutan umum sehingga dapat menghemat pengeluaran penghuni.
      2. Hunian; dilengkapi oleh ruang tidur, kamar mandi, dan dapur serta luas ruangan minimal 7,2 m2/orang.
      3. Tingkat sosialisasi antara warga rusunawa tinggi; memiliki koridor tengah disetiap lantai agar dapat terjadi interaksi antar penghuni, dengan ketentuan lebar 2,4m (20% luas lantai).
      4. Mempunyai ventilasi alami; bukaan permanen paling sedikit 5% luas lantai yang cukup besar mengarah ke ruang terbuka dan teras, untuk pencahayaan alami diperlukan jendela yang luasannya paling sedikit 15% dari luas lantai.
      5. Biaya sewa rendah; penghuninya merupakan kelompok masyarakat berpenghasilan dibawah UMR.
      6. Prasarana dasar penghuni terpenuhi (akses, sirkulasi, air bersih, limbah, pembuangan sampah, dan jaringan listrik).

      2.2 Arsitektur Kontemporer

      Arsitektur kontemporer merupakan suatu bentuk karya arsitektur yang sedang terwujud di masa sekarang dan masa depan. Karya ini dibangun dalam satu decade terakhir dan cukup menggambarkan perkembangan arsitektur di Indonesia. Arsitektur kontemporer merupakan salah satu pendekatan dalam melancarang secara global sehingga banyak ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian dari arstektur kontemporer, diantaranya sebagai berikut :

      1. Konnemann, (World of Contemporary Architecture) “Arsitektur Kontemporer adalah gaya arsitektur yang bertujuan untuk memberikan contoh suatu kualitas tertentu terutama dari segi kemajuan teknologi dan juga kebebasan dalam mengekspersikan suatu gaya arsitektur.”
      2. Y. Sumalyo, Arsitektur Kontemporer Akhir Abad XIX dan Abad XX (1996) “Kontemporer adalah bentuk-bentuk aliran arsitektur yang tidak dapat dikelompokkan dalam suatu aliran arsitektur atau sebaliknya berbagai arsitektur tercakup di dalamnya”.

      L. Hilberseimer, Contemporary Architects  (1964) “Arsitektur Kontemporer adalah suatu style aliran arsitektur tertentu pada eranya yang mencerminkan kebebasan berkarya sehingga menampilkan sesuatu yang berbeda, dan merupakan suatu aliran baru, atau penggabungan dari beberapa gaya arsitektur lainnya.

      3. Pembahasan dan Hasil

        Preseden Penelitian 1, Setioadi, C. D., & Apritasari, Y. D. (2022). IDENTIFIKASI KUALITAS HIDUP DI RUSUNAWA DENGAN KRITERIA ARSITEKTUR EKOLOGI. Lakar: Jurnal Arsitektur, 5(2), 128-140.

        Penelitian ini mengidentifikasi mengenai penyelesaian permasalahan kualitas hidup penghuni pada rusunawa dengan keterbatasan lahan pada permukiman kumuh di perkotaan diselesaikan dengan hunian vertical atau rusunawa.

        NO.AspekPoin
        1.Lingkungan / AlamPenyedia taman, ruang terbuka hijau, air bersih, dan kualitas udara yang baikPengolahan limbahPenggunaan panel suryaPassive design
        2.ManusiaPenyediaan tempat olahraga dan jalur sepedaAkses yang mudah dana man bagi pejalan kaki dan kendaraan serta akses mudah transportasi umumMerespon kebutuhan target penggunaTersedia area UMKM permanen dan temporaryTersedia PAUD.
        3.SosialAntar bangunan terhubung, penyediaan community space, creative space, koridor yang luas, dan taman.
        4.PsikologisPenyediaan ruang-ruang terbuka.

        Preseden Penelitian 2, Van, H., & Hardi, J. (2017). Pola Pemanfaatan Ruang Bersama pada Rusunawa Jatinegara Barat. Vitruvian: Jurnal Arsitektur, Bangunan, dan Lingkungan, 6(3), 185918.

                   Penelitian ini mengidentifikasi mengenai pola pemanfaatan ruang bersama pada rusunawa. Baik dari pola sifat kegiatan dan juga pola ruang yang direncanakan.

        NO.FORMALINFORMAL
        1.Kegiatan formal yang terjadi di Rusunawa adalah bersih bersih (bekerja), menjaga keamanan (bekerja), rapat RT, dan rapat RW. Kegiatan ini jalarang dilakukan, kegiatan yang sering dilakukan adalah bersih bersih dan menjaga keamanan sekitar rusunawa.Kegiatan informal yang sering ditemukan antara lain yaitu mengobrol, bermain, berdagang, bermain hp, belanja, mengasuh anak, melihat pemandangan luar, duduk, dan sebagainya. Ruang bersama juga sering digunakan yaitu selasar lantai hunian, plaza terbuka, area puja sera, dan taman bermain.

                   Ada juga bagian ruang pola yang akan direncanakan dalam merancang rusunawa yaitu

        NO.POLA RUANG DIRENCANAKAN
        1.Selasar Lantai Hunian, dari hasil mapping behavior diketahui persentase penggunaan selasar lantai hunian yaitu pagi hari 1,88%, siang hari 3,13%, dan sore hari 2,68%. Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan selasar lantai hunian lebih banyak digunakan di siang hari. Kegiatan yang terjadi di selasar yaitu didominasi oleh kegiatan informal.
        2.Plaza Terbuka, dari hasil mapping behavior diketahui persentase penggunaan plaza terbuka yaitu pagi hari 2,86%, siang hari 1,79%, dan sore hari 2.95%. dapat disimpulkan bahwa plaza terbuka lebih banyak digunakan di sore hari. Kegiayan yang terjadi di plaza terbuka didominasi oleh kegiatan informal.
        3.Area Pujasera, dari hasil mapping behavior diketahui persentase penggunaan area pujasera yaitu pagi hari 2,23%, siang hari 1,34%, dan sore hari 0,54%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan area pujasera lebih banyak dilakukan di pagi hari, biasanya digunakan penghuni untuk kegiatan interaksi dan berniaga.
        4.Aula, Aula biasa digunakan untuk kegiatan seperti pernikahan, rapat RW, rumah duka, dan sebagainya. Interaksi yang dilakukan di aula adalah antar penghuni rusunawa.
        5.Masjid, masjid biasanya digunakan seperti untuk shalat berjamaah pada waktu shalat yang sudah ditentukan dan dipakai untuk pengajian anak anak pada sore hari menjelang maghrib, dan juga dipakai untuk shalat jumat pada waktu siang hari.

        5. Kesimpulan

                   Untuk meningkatkan kualitas hidup di rusunawa Indonesia, maka dapat menggunakan desain arsitektur dengan pendekatan arsitektur modern kontemporer digabung dengan environmental care, pendekatan ini memperhatikan manusia, alam, dan bangunan dalam perancangannya. Arsitektur environmental care juga dapat membantu mengurangi dampak buruk pada lingkungan seperti pencemaran lingkungan dan perusakan ekosistem serta membantu meningkatkan kualitas hidup para penghuni dengan memberikan tempat tinggal lingkungan yang sehat dan modern.

                   Dari hasil dua analisis preseden jurnal dapat diketahui poin – poin penting yang dapat diterapkan dengan menciptakan area kumpul yang sehat dan nyaman. Menghimbau agar pengguna lebih sehat dengan menaiki tangga, berjalan atau bersepeda, memiliki tempat aktifitas yang dekat dan mudah, merespon kebutuhan target yang dibutuhi dan dekat dengan area informal dan formal. Membawa budaya kampong horizontal ke kampong vertical itu sangat dibutuhkan dalam desain sehingga pengguna masih bisa saling berinteraksi dengan lainnya.

        Referensi

           [1]        Van, H., & Hardi, J. (2017). Pola Pemanfaatan Ruang Bersama pada Rusunawa Jatinegara Barat. Vitruvian: Jurnal Arsitektur, Bangunan, dan Lingkungan, 6(3), 185918.

          [2]         Hidayatullah, R. (2018). Evaluasi Penerapan Karakteristik Arsitektur Kontemporer (Studi Kasus: Design Masjid Ontowiryo Di Purworejo, Jawa Tengah) (Master’s thesis, Universitas Islam Indonesia).

          [3]         Setiawan, A. Pengendalian Jalan Di Lingkungan Permukiman Perkotaan (Studi Kasus: Perumnas Sadang Serang Bandung). SMARTek, 4(1).

          [4]         Saliim, A. M., & Satwikasari, A. F. (2022). Kajian Konsep Desain Arsitektur Tropis Modern Pada Bangunan Rusunawa Kota Madiun. PURWARUPA Jurnal Arsitektur, 6(2), 1-6.

          [5]         Bashri, A., Hasan, M., & Pramono, L. B. (2021). PERANCANGAN RUSUNAWA SOROSUTAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS Di Kota Yogyakarta (Doctoral dissertation, University Of Technology Yogyakarta).

          [6]         Puspitaningrum, A., & Subagya, K. (2018). PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU PADA RUSUNAWA DI RAWA BUAYA, CENGKARENG, JAKARTA BARAT. MAESTRO, 1(2), 182-191.

          [7]         Setioadi, C. D., & Apritasari, Y. D. (2022). IDENTIFIKASI KUALITAS HIDUP DI RUSUNAWA DENGAN KRITERIA ARSITEKTUR EKOLOGI. Lakar: Jurnal Arsitektur, 5(2), 128-140.

          [8]         Hermawan, M. R. (2020). Penerapan Tema Tanggap Iklim Melalui Pendekatan Arsitektur Tropis Pada Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Di Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur Dan Perencanaan, 4(3), 22-26.

          [9]         Pambudi, S. K., Harris, S., & Budiarto, A. (2019). PERANCANGAN ARSITEKTUR MODERN MERUBAH HUNIAN VERTIKAL DI MANGGARAI. In Seminar Nasional Komunitas dan Kota Berkelanjutan (Vol. 1, No. 1, pp. 288-291).