Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Strategi Pemasaran UMKM Mahasiswa di Era Digital

27 Juni 2025

Abstrak

Perkembangan teknologi informasi mendorong transformasi dalam cara pelaku usaha, termasuk mahasiswa, memasarkan produk dan jasa mereka. Media sosial menjadi alat pemasaran yang efektif, efisien, dan murah bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya di kalangan mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana media sosial dimanfaatkan oleh UMKM mahasiswa dalam memasarkan produk mereka, serta tantangan dan peluang yang dihadapi. Metode penulisan dilakukan dengan pendekatan studi pustaka dan observasi terhadap beberapa UMKM mahasiswa di kota Bandung. Hasilnya menunjukkan bahwa platform seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp Business sangat berperan dalam membangun brand awareness, meningkatkan interaksi pelanggan, serta mendorong penjualan. Namun, kendala seperti konsistensi konten, algoritma media sosial, dan keterbatasan skill digital masih menjadi tantangan yang perlu diatasi. Diperlukan pelatihan serta dukungan kampus untuk mengoptimalkan strategi pemasaran digital bagi wirausahawan muda.

Kata kunci: media sosial, pemasaran digital, UMKM

Abstract

The development of information technology has driven a transformation in the way business actors, including students, market their products and services. Social media has become an effective, efficient, and inexpensive marketing tool for Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs), especially among students. This study aims to examine how social media is utilized by student MSMEs in marketing their products, as well as the challenges and opportunities faced. The writing method is carried out using a literature study approach and observation of several student MSMEs in the city of Bandung. The results show that platforms such as Instagram, TikTok, and WhatsApp Business play a very important role in building brand awareness, increasing customer interaction, and driving sales. However, obstacles such as content consistency, social media algorithms, and limited digital skills are still challenges that need to be overcome. Campus training and support are needed to optimize digital marketing strategies for young entrepreneurs.

Keywords: social media, digital marketing, MSMEs

Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah lanskap ekonomi secara signifikan. Salah satu perubahan paling mencolok terlihat pada cara pelaku usaha memasarkan produk dan jasanya. Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi salah satu alat pemasaran paling kuat yang dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, termasuk mahasiswa yang menjalankan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Mahasiswa sebagai bagian dari generasi digital (Gen Z dan milenial) memiliki keunggulan dalam hal adaptasi teknologi dan kreativitas konten. Hal ini menjadikan mereka kelompok yang potensial dalam mengembangkan kewirausahaan berbasis digital, terutama dengan dukungan media sosial sebagai sarana pemasaran. Data dari We Are Social dan Hootsuite (2023) menunjukkan bahwa lebih dari 72% penduduk Indonesia aktif menggunakan media sosial, dengan usia pengguna terbanyak berasal dari rentang 18–34 tahun. Ini menunjukkan bahwa pasar digital sangat relevan dan dapat diakses secara luas oleh mahasiswa wirausaha.

UMKM mahasiswa kini memanfaatkan platform seperti Instagram, TikTok, WhatsApp Business, dan Facebook untuk memperkenalkan produk mereka. Platform-platform ini memungkinkan pemasaran dengan biaya rendah, jangkauan luas, serta interaksi langsung dengan konsumen. Selain itu, fitur-fitur seperti reels, live streaming, dan shoppable posts memberi peluang besar untuk membangun brand dan menjalin engagement dengan pelanggan secara real time (Kotler & Keller, 2016).

Namun demikian, strategi pemasaran digital melalui media sosial tidak serta-merta menjamin kesuksesan usaha. Banyak mahasiswa mengalami kendala seperti kurangnya pemahaman tentang strategi konten, perubahan algoritma media sosial, dan keterbatasan waktu untuk mengelola akun usaha secara konsisten. Di sisi lain, sebagian besar kampus belum memiliki sistem dukungan yang kuat dalam bentuk pelatihan digital marketing atau inkubator bisnis untuk mahasiswa.

Menurut Kementerian Koperasi dan UKM RI (2023), mahasiswa yang menjadi pelaku UMKM berperan penting dalam mendorong ekonomi kreatif dan digital. Mereka tidak hanya menciptakan peluang kerja mandiri, tetapi juga membawa inovasi dalam model bisnis berbasis platform. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana media sosial digunakan sebagai strategi pemasaran oleh UMKM mahasiswa, serta tantangan apa saja yang mereka hadapi dalam implementasinya.

Metode Penelitian

Dalam penyusunan artikel ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang diambil dari berbagai jurnal artikel, serta menyusun dan menganalisis berbagai referensi dari artikel tersebut. Semua data yang disajikan dalam artikel ini dirangkum menjadi data kualitatif, bukan angka, tabel, grafik, atau diagram.

Penelitian dengan menggunakan teknik deskritif adalah menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan.

Pembahasan

Media sosial telah mengalami evolusi dari sekadar platform komunikasi menjadi alat pemasaran yang sangat efektif. Platform seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp Business kini dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk memperkenalkan produk mereka secara lebih luas, interaktif, dan personal.

Menurut Armstrong & Kotler (2017), media sosial memungkinkan pemasaran yang bersifat dua arah, yaitu antara produsen dan konsumen. Ini menciptakan hubungan yang lebih dekat antara pelaku usaha dengan pelanggan. Dalam konteks mahasiswa, pendekatan ini sangat relevan mengingat kedekatan mereka dengan teknologi digital serta kemampuan untuk mengelola konten kreatif secara mandiri.

Pola Pemanfaatan Media Sosial oleh Mahasiswa Wirausaha

Berdasarkan observasi terhadap beberapa UMKM mahasiswa di lingkungan kampus (khususnya Bandung), ditemukan bahwa penggunaan media sosial memiliki pola sebagai berikut:

  • Instagram digunakan sebagai galeri visual produk, dengan pemanfaatan fitur Reels, Story, dan Highlight untuk promosi, testimoni pelanggan, dan promo berkala.
  • TikTok dimanfaatkan untuk konten kreatif yang bersifat edukatif atau lucu (edutainment), yang bertujuan meningkatkan visibilitas dan potensi viralitas.
  • WhatsApp Business digunakan untuk menjalin komunikasi langsung, menjawab pertanyaan konsumen, dan melakukan transaksi.
  • Beberapa juga mengintegrasikan media sosial dengan platform marketplace seperti Shopee atau Tokopedia, sehingga menciptakan alur pemasaran yang lebih lengkap.

Menurut Rahmawati & Prasetyo (2022), penggunaan media sosial meningkatkan brand awareness dan penjualan secara signifikan, terutama jika konsisten dan sesuai dengan selera target audiens.

Strategi Konten yang Efektif

Mahasiswa wirausaha umumnya menggunakan strategi konten berbasis:

  • Storytelling: menceritakan latar belakang usaha atau proses pembuatan produk.
  • User-Generated Content: repost testimoni atau konten dari pelanggan.
  • Promo dan Giveaway: untuk meningkatkan interaksi dan follower.
  • Behind-the-scenes: konten ringan seperti packing, proses produksi, atau kehidupan sehari-hari pelaku usaha.

Hal ini sejalan dengan hasil riset dari OECD (2022) yang menunjukkan bahwa konten yang bersifat personal dan natural lebih efektif dalam membangun loyalitas pelanggan di kalangan Gen Z dan milenial.

Tantangan yang Dihadapi UMKM Mahasiswa

Meski potensial, pemasaran digital melalui media sosial juga memiliki tantangan tersendiri, khususnya bagi mahasiswa yang memiliki keterbatasan waktu dan sumber daya. Tantangan yang umum ditemui meliputi:

  • Ketidakpahaman tentang algoritma media sosial, yang memengaruhi jangkauan konten.
  • Kurangnya konsistensi dalam membuat konten karena padatnya aktivitas perkuliahan.
  • Keterbatasan pengetahuan digital marketing, seperti copywriting, analisis insight, dan manajemen iklan berbayar (ads).
  • Keterbatasan modal untuk membuat konten profesional (foto produk, video promosi, desain grafis).

Masalah ini menunjukkan perlunya pelatihan kewirausahaan digital secara menyeluruh. Kampus dapat berperan penting melalui penyediaan workshop, mata kuliah praktik, atau kolaborasi dengan pelaku industri digital.

Peran Kampus dan Komunitas Wirausaha Mahasiswa

Beberapa kampus telah memiliki unit khusus seperti Inkubator Bisnis Mahasiswa, yang memberikan pelatihan, mentoring, hingga akses modal awal. Namun, di banyak perguruan tinggi, program ini masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh mahasiswa.

Selain itu, muncul berbagai komunitas kewirausahaan berbasis mahasiswa, seperti Startup Campus, GenBI UMKM, dan Unikompreneur Community, yang berperan sebagai tempat berbagi pengalaman, memperluas jejaring, serta mengadakan kompetisi usaha.

Kolaborasi antara kampus, komunitas, dan instansi pemerintah sangat diperlukan untuk memperkuat ekosistem wirausaha muda yang berbasis digital.

Dampak Media Sosial terhadap Pertumbuhan Bisnis Mahasiswa

Pemanfaatan media sosial secara tepat tidak hanya berdampak pada peningkatan penjualan jangka pendek, tetapi juga memengaruhi pertumbuhan jangka panjang UMKM mahasiswa. Pertumbuhan tersebut mencakup beberapa aspek:

  • Brand Awareness (Kesadaran Merek): Mahasiswa yang konsisten menggunakan media sosial membangun identitas merek lebih cepat. Konsumen mulai mengenali logo, gaya visual, hingga “suara” dari bisnis tersebut. Menurut Keller (2003), brand awareness adalah fondasi dari ekuitas merek (brand equity) yang kuat.
  • Peningkatan Penjualan: Laporan Shopee Indonesia (2023) menunjukkan bahwa pelaku usaha mikro yang aktif di media sosial mengalami kenaikan penjualan hingga 45% dibandingkan pelaku yang hanya mengandalkan penjualan offline atau marketplace tanpa promosi sosial.
  • Peluang Kolaborasi dan Kemitraan: UMKM mahasiswa yang aktif di media sosial sering kali mendapatkan tawaran kerja sama, baik dari sesama pelaku usaha, influencer mikro, hingga program kampus atau pemerintah.
  • Kemampuan Analitik dan Adaptasi: Dengan media sosial, mahasiswa belajar membaca insight, memahami preferensi pelanggan, serta bereksperimen dengan berbagai bentuk konten dan strategi harga. Ini melatih mereka menjadi wirausahawan yang responsif dan berbasis data (data-driven).

Dampak-dampak ini menunjukkan bahwa media sosial bukan sekadar alat bantu promosi, melainkan bagian penting dari strategi pertumbuhan bisnis mahasiswa di era digital. Keunggulan ini menjadi pembeda utama antara UMKM tradisional dan UMKM mahasiswa yang berbasis teknologi.

Kesimpulan

Media sosial telah menjadi alat yang sangat penting dan strategis dalam aktivitas pemasaran UMKM mahasiswa di era digital. Platform seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp Business tidak hanya memberikan kemudahan dalam menyampaikan informasi produk, tetapi juga membuka akses pasar yang lebih luas dengan biaya yang relatif rendah. Pemanfaatan fitur-fitur interaktif dan konten kreatif memungkinkan mahasiswa membangun kedekatan dengan pelanggan serta meningkatkan penjualan secara signifikan.

Mahasiswa sebagai pelaku UMKM juga menunjukkan kemampuan beradaptasi yang tinggi terhadap perkembangan teknologi digital. Mereka memanfaatkan strategi pemasaran berbasis storytelling, konten visual, dan promosi berbasis tren sebagai bentuk respons terhadap karakteristik pasar anak muda yang dinamis dan cepat berubah. Namun, tantangan seperti keterbatasan waktu, kurangnya pemahaman algoritma media sosial, serta minimnya pelatihan digital marketing menjadi hambatan yang perlu segera diatasi.

Dengan demikian, peran kampus dan pemerintah menjadi sangat penting dalam mendukung pengembangan UMKM mahasiswa melalui pelatihan digital, pembentukan komunitas wirausaha, serta penyediaan inkubator bisnis. Sinergi antara kemampuan mahasiswa dan dukungan institusi akan menciptakan ekosistem kewirausahaan yang berkelanjutan dan mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital nasional.

Daftar Pustaka

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson Education.
We Are Social & Hootsuite. (2023). Digital 2023: Indonesia Report. https://wearesocial.com
Kementerian Koperasi dan UKM RI. (2023). Laporan Tahunan UMKM dan Kewirausahaan Mahasiswa di Indonesia.
Armstrong, G., & Kotler, P. (2017). Marketing: An Introduction (13th ed.). Pearson Education.
Rahmawati, T., & Prasetyo, D. (2022). “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Peningkatan Penjualan UMKM Mahasiswa.” Jurnal Ekonomi Digital dan Inovasi, 4(2), 101–115.
OECD. (2022). The Digital Transformation of SMEs. OECD Publishing