Menjadikan Kewirausahaan Sebagai Tujuan di Tengah Krisis

Kewirausahaan berasal dari kata “entrepreneurship” yang sering disebut sebagai tulang punggung ekonomi sebuah bangsa. Ini menunjukkan bahwa peran pengusaha sangat penting untuk menggerakkan perekonomian. Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melihat dan mengevaluasi peluang bisnis, mengumpulkan sumberdaya yang dibutuhkan, dan bertindak secara tepat untuk meraih keuntungan dan pertumbuhan. Kewirausahaan juga merupakan proses mengubah ide inovatif menjadi kenyataan. Proses ini melibatkan kebranian untuk mengambil resiko di tengah ketidakpastian demi mewujudkan visi dan menciptakan usaha baru. Seiring waktu, pemahaman tentang kewirausahaan semakin berkembang, terutama sebagai respon terhadap krisis dan tantangan ekonomi yang membutuhkan solusi kreatif dan mandiri.

Dalam konteks Indonesia saat ini, kewirausahaan menjadi semakin penting. Kondisi ekonomi Indonesia saat ini tidak baik-baik saja. Ekonomi yang melambat, terbukti pada triwulan I 2025 ini pertumbuhan PDB hanya 4,87% YoY. Bahkan OECD memperkirakan pertumbuhan akan mencapai sekitar 4,7% di 2025 dan 4,8% di 2026. Konsumsi domestik dan inflasi pun lemah. Dengan konsumsi rumah tangga relatif stagnan turun menjadi sekitar 4,89% YoY. Terdajinya deflasi pada Februari 2025 untuk pertama kalinya dalam 25 tahun turut menjadi sinyal melemahnya daya beli masyarakat.

Akibat perlambatan ekonomi ini, banyak PHK terjadi dimana-mana dan bertambahnya pengangguran. Per Februari 2025, jumlah penggangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang. Naik sekitar 83 ribu orang dibandingkan tahun lalu. Bahkan banyak lulusan pendidikan tinggi seperti sarjana yang menganggur. Berdasarkan data BPS per Februari 2025, tingkat pengangguran di kalangan lulusan pendidikan tinggi mencapai 13,89%. Bahkan menurut BPS 2024, lulusan S1 justru memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi dibanding lulusan SMK di beberapa sektor. Hal itu bisa saja terjadi karena adanya ketidak selarasan antara jurusan kuliah dengan industri.

Tak heran jika banyak mahasiswa tingkat akhir merasakan kekhawatiran menjelang kelulusan. Apalagi pasti banyak orang yang akan lulus juga. Mungkin lapangan pekerjaan yang dibuka tidak sebanding dengan banyaknya lulusan yang bertambah setiap tahunnya. Berwirausaha bisa menjadi salah satu solusi untuk menghadapi beberapa kekhawatiran yang dirasakan. Dengan berwirausaha, tidak hanya menciptakan pekerjaan untuk diri sendiri tetapi juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Hal ini juga bisa mengurangi rasa ketergantungan kepada lowongan pekerjaan yang dibuka. Mungkin tidak semua orang akan cocok tapi kalau belum dicoba maka tidak akan tahu. Dan perlu diingat bahwa ini bukan jalan untuk cepat kaya, melainkan proses yang membutuhkan ketekunan. Banyak proses yang akan dilalui.

Wirausaha dapat menciptakan produk-produk yang inovatif dan mengedepankan efisiensi, dengan begitu daya saing Indonesia di pasar global dapat meningkat. Usaha kecil bisa tumbuh di wilayah-wilayah kecil sehingga dapat mengurangi ketimpangan antarwilayah. Dengan menciptakan lapangan pekerjaan dapat membantu konflik yang dipicu oleh kekurangan lapangan pekerjaan. Usaha yang dibangun bisa dikembangkan menjadi UMKM untuk membantu perekonomian Indonesia.

Kewirausahaan juga dapat membantu dalam pengembangan industri berbasis sumber daya alam, menghasilkan devisa, menumbuhkan daya kreasi bangsa, mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan per kapita, dan meningkatkan daya beli masyarakat. Ini menunjukkan bahwa wirausaha memiliki dampak ekonomi makro yang nyata.

Saat ini, pemerintah sudah menyediakan beberapa program untuk mendukung usaha. Bahkan beberapa aplikasi e-commerce pun bisa untuk membantu usaha. Membuka usaha tidak harus dimulai dengan ide yang sangat sempurna. Bisa saja dimulai dengan hal-hal yang dekat dengan kehidupan seperti makanan, jasa desain, atau jasa mengajar. Bisa juga melakukan uji coba dengan sistem pre-order, atau titip jualan. Untuk promosi bisa dimulai dari platform sosial media seperti Instagram atau TikTok.

Tetapi karena ekonomi melemah, bukankah membuka usaha akan semakin berat? Mungkin, tetapi saat seperti ini bisnis kecil atau menengah bisa lebih adaptif terhadap perubahan ekonomi. Bisa berinovasi juga agar lebih dekat dengan pelanggan. Bisa juga untuk membuka sektor pertumbuhan ekonomi baru apalagi dengan keterampilan di bidang digital yang sudah dipelajari di perkuliahan. Dengan berwirausaha pun bisa meningkatkan kemandirian ekonomi karena tidak ketergantugan dengan sistem kerja yang ada.

Mungkin banyak sekali yang akan terpikirkan seperti takut gagal atau takut akan pandangan orang lain. Padahal, memulai usaha bukan berarti harus langsung sukses. Justru dari kegagalan yang terjadi dapat menjadi pelajaran dan pengalaman. Tergantung bagaimana itu terjadi dan bagaimana menyikapinya. Dari mencoba kita bisa belajar banyak hal seperti memahami kebutuhan pasar, berkomunikasi dengan pelanggan, mengatur waktu, dan mengatur keuangan. Intinya kegagalan di awal adalah hal yang sangat wajar. Yang penting adalah adanya keberanian untuk mencoba dan belajar.

Maka dari itu, untuk memulai usaha diharuskan memiliki mental yang kuat. Karena banyak ketidak pastian yang menunggu. Sebagian orang pasti merasakan tekanan. Tanpa mental ynag kuat, maka akan mudah sekali untuk goyah ketika adanya tantangan yang datang. Dengan mental ynag tangguh, akan membuat orang tetap berdiri bahkan saat dihadapi dengan kegagalan.

Memulai usaha bukan hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga soal bagaimana seseorang mengelola pikirannya. Penting bagi wirausahawan pemula untuk selalu berpikir positif, melihat peluang di balik masalah, dan yakin bahwa setiap tantangan membawa pelajaran. Kreativitas menjadi senjata utama dalam berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Saat kegagalan datang, jangan menyerah. Belajar dari kesalahan adalah bagian penting dari proses tumbuh. Justru dari kegagalan awal, banyak pelaku usaha menemukan arah yang lebih tepat. Yang terpenting adalah terus melangkah, bukan menyerah.

Meski begitu, memulai usaha tetap memiliki tantangan. Akses pada modal dan kredit terbatas, Prosedur prizinan yang rumit juga menjadi tantangan bagi pengusaha. Kurangnya keterampilan dan pendidikan terhadap kewirausahaan menjadikan tidak siap untuk memulai usaha. Karena itu diperlukan pengetahuan untuk memulainya terlebih dahulu.

Untuk mendukung peran wirausaha diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Seperti pemerintahan dan lembaga keuangan yang perlu memperluas akses untuk pendanaan dengan syarat yang lebih sederhana agar pelaku usaha dapat memulai usaha tanpa terbebani birokasi yang rumit. Perizinan dan regulasi bisnis pun harus disederhanakan agar tidak mengahambat usaha untuk berkembang. Institusi pendidikan pun berperan dalam hal ini dengan melakukan pembelajaran serta praktik.

Selain itu, kewirausahaan juga perlu diperkuat dengan menyediakan inkubator bisnis yang mendukung inovasi, memberikan akses teknologi, jaringan pasar, serta fasilitas pengembangan produk.  Kolaborasi strategis antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas juga penting untuk menciptakan peluang usaha yang lebih luas.

Memulai usaha tentu bukan hanya sekedar niat. Butuh langkah-langkah strategis untuk memulainya:

  • Analisis Peluang Usaha

Lakukan analisis untuk mengetahui kebutuhan konsumen, resiko, dan hal yang dapat meningkatkan daya saing. Analisis dapat dilakukan dengan cara analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

  • Kenali Pasar dan Konsumen

Tentukan siapa target pasar dan pahami bagaimana karakteristiknya.

  • Pahami Saingan

Identifikasi siapa saja yang akan menjadi saingan untuk mengetahui celahnya.

  • Buat Minimum Variable Product (MVP)

Uji produk secara sederhana untuk mendapatkan feedback di awal. Ini dilakukan agar produk yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan.

  • Susun Model Bisnis dan Rencana Operasional

Gunakan Bussiness Model Canvas (BMC) untuk pemetaan aspek-aspek penting dalam bisnis.

  • Persiapkan Modal dan Sumber Daya

Hitung kebutuhan awal secara realistis. Baik itu uang, waktu, tenaga kerja, maupun alat yang dibutuhkan.

  • Manfaatkan Digital Marketing

Gunakan media sosial untuk membantu promosi. Buat strategi konten menarik dan interaktif yang akan menarik pembeli.

  • Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan

Lakukan evaluasi rutin. Hasil evaluasi dapat dipakai untuk mengetahui apa yang perlu diperbaiki kedepannya. Hal ini diperulukan untuk beradaptasi dan berkembang.

Untuk memulai usaha, perlu menentukan produk atau layanan terlebih dahulu. Dalam menentukan, tentukan sesuai keahlian, tren yang ada, dan peluang yang ada. Dengan memanfaatkan keahlian diri sendiri akan memungkinkan untuk menjalankan usaha dengan lebih percaya diri dan efisien. Mengikuti tren agar yang dijual tidak ketinggalan zaman dan mudah dikenal oleh pasar. Dengan melihat peluang, membantu memastikan usaha memiliki nilai dan relevan.

Selain itu, diperlukan untuk membangun kepercayaan dari pelanggan dan mempertahankannya, perlu juga menjaga kualitas produk dan layanan. Kualitas yang konsisten akan membuat konsumen merasa puas. Untuk itu, penting untuk meminta feedback dari pelanggan secara rutin. Masukan yang jujur bisa membuat usaha lebih berkembang. Dengan memperhatikan pengalaman pelanggan, pelaku usaha dapat terus beradaptasi, memperbaiki kekurangan, dan menjaga reputasi.

Dalam melakukan usaha, sangat penting untuk mengelola uang secara cermat. Banyak usaha yang gagal karena keuangannya tidak tertata. Catat semua pemasukan dan pengeluaran, pisahkan uang untuk usaha dengan uang pribadi, dan buat anggaran untuk kebutuhan usaha. Dengan aliran uang yang tercatat jelas, pelaku usaha dapat mengetahui kondisi keuangan yang bisa digunakan untuk acuan pengambilan keputusan yang bijak. Hal ini dapat membantu dimasa yang sulit.

Untuk bersaing di dunia bisnis, diperlukann keunikan dari produk atau layanan yang ditawarkan. Keunikan tidak harus sesuatu yang benar-benar baru, bisa saja berupa nilai tambah, ciri khas, atau cara penyampaian yang berbeda dari kompetitor. Misalnya kemasan yang menarik, pelayanan yang personal, pelayanan yang lebih cepat, pelayanan yang tersedia setiap waktu dibutuhkan, cerita dari produk, atau penggunaan bahan lokal yang berkualitas. Usaha yang memiliki keunikan dapat dengan mudah dikenali dan diingat oleh pelanggan. Serta jika keunikannya memberikan nilai positif akan meningkatkan daya saing.

Disetiap tindakan pasti ada resiko, begitu pula dengan berwirausaha. Setiap keputusan bisnis berpotensi kegagalan, bisa jadi karena produk yang ditawarkan kurang diminati, biaya operasinal bengkak, persaingan yang ketat, atau bisa saja karena perubahan kebijakan dan kondisi ekonomi. Oleh karena itu penting sekali untuk menyadari dan mengelola resiko dari awal. Dengan paham adanya potensi kerugian dan membuat plan lain, akan membuat lebih siap untuk menghadapi tantangan.