Mengenal Prinsip Dasar dalam Desain

Desain bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang bagaimana sebuah pesan dapat disampaikan dengan cara yang efektif dan jelas. Baik itu dalam pembuatan logo, desain grafis, iklan, maupun desain produk, prinsip dasar desain menjadi pedoman yang penting untuk menciptakan karya yang tidak hanya menarik, tetapi juga mudah dipahami dan berfungsi dengan baik. Tanpa prinsip yang kuat, desain bisa kehilangan arah dan tujuan, bahkan menjadi kurang efektif dalam berkomunikasi dengan audiens.

Dalam dunia desain, terdapat beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan oleh setiap desainer untuk menciptakan karya yang harmonis, fungsional, dan estetik. Prinsip-prinsip ini membantu desainer untuk merancang komposisi visual yang seimbang, memberi penekanan pada elemen penting, dan menciptakan kesan keseluruhan yang menyenangkan. Prinsip dasar ini sangat penting tidak hanya untuk desainer profesional, tetapi juga untuk siapa saja yang ingin memahami bagaimana elemen-elemen visual bekerja bersama dalam suatu karya desain. Berikut adalah beberapa prinsip dasar yang perlu Anda ketahui.

1. Hierarchy (Hierarki)

Hierarki visual merupakan bagian terpenting dari desain yang baik. Jika seluruh objek yang ada di dalam lembar kerja mempunyai komposisi yang sama, tidak akan ada salah satu bagian yang menonjol. Hierarki mengharuskan orang lain melihat sesuatu yang menjadi pusat perhatian pertama, kedua, ketiga, dan sebagainya.

Pembuatan hierarki visual dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui skala (ukuran relatif dari suatu elemen) dan warna. Sementara itu, hierarki tipografi dapat disusun dengan memakai tipografi, ukuran, dan bobot tulisan yang berbeda-beda.

Secara umum, hierarki berfungsi untuk memastikan berbagai elemen utama menonjol di halaman dibandingkan dengan elemen yang lainnya.

Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/10-prinsip-dasar-desain-grafis-yang-perlu-kalian-ketahui/

2. Balance (Keseimbangan)

Keseimbangan dalam hal komposisi dapat dicapai dengan beberapa langkah yang berbeda. Keseimbangan simetris merupakan yang termudah. Hal tersebut dapat dicapai saat elemen di kedua sisi sumbu vertikal memiliki dasar yang sama. Sebagai contoh, dua blok teks di kedua sisi halaman akan memanifestasikan keseimbangan simetris, meskipun konten blok itu tidak identik.

Sementara itu, keseimbangan asimetris dapat didapatkan saat elemen yang berada di kedua sisi sumbu pusat tidak sama. Sebagai contoh, gambar besar di satu sisi yang diikuti dengan tulisan yang menonjol di sisi yang lain. Hal tersebut juga dapat didapatkan saat sumbu vertikal yang membagi dua elemen tidak diletakkan langsung di tengah-tengah halaman.

Elemen yang lebih sempit dalam hal ini harus mempunyai kualitas visual yang “lebih bagus” dibandingkan elemen yang lebih lebar untuk memperoleh tampilan yang seimbang. Apa pun tipe teknik keseimbangan yang dipakai, hasilnya akan cocok. Hal tersebut seharusnya membuat seseorang yang melihatnya merasa selaras dan justru merasa nyaman.

Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/10-prinsip-dasar-desain-grafis-yang-perlu-kalian-ketahui/

3. Alignment (Keselarasan)

Keselarasan adalah salah satu prinsip dasar dalam desain yang merujuk pada cara elemen-elemen dalam sebuah desain diatur sehingga membentuk struktur yang terorganisir dan teratur. Prinsip ini berfokus pada penempatan elemen-elemen secara rapi dan saling terkait, baik itu secara vertikal, horizontal, maupun diagonal. Keselarasan yang baik akan memberikan desain yang lebih mudah dibaca, lebih terstruktur, dan lebih nyaman dilihat.

Ada beberapa jenis keselarasan yang dapat diterapkan dalam desain:

  • 1. Keselarasan Kiri: Elemen-elemen desain diatur sejajar dengan sisi kiri ruang desain. Ini sering digunakan untuk teks atau elemen yang ingin memberikan kesan formal dan rapi.
  • 2. Keselarasan Tengah: Elemen-elemen desain diatur di tengah ruang desain. Ini memberikan kesan simetris dan bisa digunakan untuk menarik perhatian pada pusat desain.
  • 3. Keselarasan Kanan: Elemen-elemen diatur sejajar dengan sisi kanan ruang desain, memberikan kesan keseimbangan atau ketegasan di sisi tersebut.
  • 4. Keselarasan Diagonal: Elemen-elemen desain diatur pada garis diagonal, memberikan kesan dinamis dan gerakan yang lebih energik dalam desain.

    Kenapa Keselarasan Itu Penting?

    • a. Keterbacaan: Dengan keselarasan yang baik, desain akan lebih mudah dibaca dan dipahami oleh audiens. Misalnya, teks yang tersusun dengan rapi akan memudahkan pembaca mengikuti alur informasi.
    • b. Keteraturan Visual: Keselarasan menciptakan struktur yang jelas dalam desain, menghindari kesan kacau atau acak. Hal ini akan membuat desain lebih profesional dan mudah dipahami.
    • c. Fokus dan Alur: Dengan mengatur elemen-elemen secara terorganisir, keselarasan memandu mata penonton untuk mengikuti urutan elemen-elemen dalam desain. Ini akan menciptakan alur visual yang jelas dan memastikan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan mudah.

    Penerapan Keselarasan dalam Desain
    Penerapan keselarasan bisa dilakukan pada berbagai elemen desain, seperti teks, gambar, dan ikon. Contohnya, pada desain website, elemen-elemen navigasi yang teratur dan saling terkait akan memudahkan pengguna dalam menavigasi halaman. Dalam desain poster, teks yang diselaraskan dengan gambar atau elemen lainnya akan memberikan kesan harmoni dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

    4. Emphasis (Penekanan)

    Penekanan merupakan bagian dari desain yang memancing perhatian para pemirsa—dengan kata lain menjadi poin utama, baik berupa judul, gambar, atau Call to Action (CTA). Namun, hal tersebut terkadang tidak dapat diwujudkan. Seorang desainer yang belum berpengalaman kemungkinan tidak sengaja memberikan penekanan di bagian halaman yang salah, yang justru menyebabkan kebingungan pihak pemirsa.

    Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/10-prinsip-dasar-desain-grafis-yang-perlu-kalian-ketahui/

    Ada beberapa cara untuk menciptakan penekanan dalam desain:

    • 1. Penggunaan Ukuran
      Elemen yang lebih besar cenderung menarik perhatian lebih cepat daripada elemen yang lebih kecil. Oleh karena itu, memperbesar elemen tertentu, seperti judul atau gambar, dapat memberikan penekanan pada bagian tersebut.
    • 2. Warna yang Kontras
      Penggunaan warna yang kontras adalah cara lain untuk menonjolkan elemen dalam desain. Elemen yang memiliki warna yang berbeda secara signifikan dari latar belakang atau elemen lainnya akan lebih mudah terlihat. Misalnya, menggunakan warna terang pada elemen penting di atas latar belakang gelap akan menarik perhatian.
    • 3. Penempatan yang Strategis
      Penempatan elemen di tempat yang strategis dalam desain juga dapat menciptakan penekanan. Biasanya, elemen yang diletakkan di bagian atas atau tengah desain akan lebih mudah menarik perhatian, karena ini adalah area yang secara alami dilihat pertama kali oleh audiens.
    • 4. Penggunaan Bentuk dan Tekstur
      Elemen dengan bentuk atau tekstur yang berbeda dapat menonjolkan elemen tersebut. Misalnya, menggunakan bentuk yang tidak biasa atau tekstur yang menonjolkan elemen tertentu dapat membantu membuat bagian tersebut terlihat lebih penting.
    • 5. Penggunaan Ruang Kosong (Whitespace)
      Ruangan kosong atau ruang negatif yang ada di sekitar elemen tertentu dapat memberikan penekanan. Ketika elemen diberikan ruang yang cukup di sekitarnya, perhatian penonton akan lebih mudah terfokus pada elemen tersebut. Ruang kosong ini berfungsi untuk memisahkan elemen dari elemen lainnya, menciptakan ketegasan visual.

    Kenapa Penekanan Itu Penting?

    • a. Membantu Komunikasi Pesan: Dengan menekankan elemen tertentu, desainer dapat memastikan bahwa pesan utama atau informasi penting akan lebih mudah diterima oleh audiens.
    • b. Menciptakan Fokus: Tanpa penekanan yang jelas, desain bisa terasa membingungkan atau terlalu penuh. Penekanan membantu memusatkan perhatian pada bagian yang ingin disorot, memudahkan audiens untuk mengikuti alur desain.
    • c. Mengatur Prioritas Visual: Dengan penekanan, desainer dapat mengatur elemen-elemen desain berdasarkan tingkat kepentingannya. Hal ini memastikan bahwa informasi disampaikan dengan urutan yang benar dan jelas.

    Contoh Penerapan Penekanan dalam Desain
    Pada sebuah poster iklan, judul atau penawaran khusus biasanya diberikan ukuran dan warna yang lebih besar untuk menarik perhatian pembaca. Dalam desain website, tombol “call to action” (CTA) seperti “Daftar Sekarang” sering kali diberi warna mencolok agar pengunjung situs tidak melewatkannya. Dalam desain logo, penekanan pada simbol atau bagian tertentu dari logo membantu menciptakan identitas yang mudah diingat.

    5. Proportion (Proporsi)

    Proporsi dalam desain merujuk pada hubungan ukuran antara elemen-elemen desain yang satu dengan yang lainnya. Prinsip proporsi berfokus pada seberapa besar atau kecil ukuran elemen-elemen tertentu dibandingkan dengan elemen lainnya untuk menciptakan keseimbangan visual dan harmoni dalam sebuah desain. Penggunaan proporsi yang tepat akan memberikan desain yang lebih menarik dan mudah dipahami, sementara proporsi yang salah bisa mengganggu alur visual dan menyebabkan ketidakseimbangan.

    Macam-macam Proporsi dalam Desain:

    • 1. Proporsi Antara Elemen Desain
      Proporsi mengatur ukuran relatif antara elemen-elemen desain, seperti gambar, teks, dan ikon. Misalnya, dalam desain website, ukuran teks untuk judul biasanya lebih besar dibandingkan dengan teks tubuh agar mudah dibaca dan dipahami. Penggunaan proporsi yang benar akan menciptakan keseimbangan antara elemen-elemen yang ada dan membuat desain terlihat lebih kohesif.
    • 2. Proporsi dengan Latar Belakang
      Proporsi juga berperan dalam menentukan seberapa besar elemen-elemen utama dibandingkan dengan ruang kosong atau latar belakang. Terlalu banyak elemen yang memenuhi ruang dapat membuat desain terasa sesak, sementara terlalu banyak ruang kosong dapat membuat desain terasa kosong dan tidak terisi.
    • 3. Golden Ratio (Rasio Emas)
      Rasio Emas adalah konsep proporsi yang sering digunakan dalam seni dan desain untuk menciptakan harmoni visual. Rasio ini ditemukan dengan membagi suatu objek atau elemen ke dalam bagian-bagian yang memiliki rasio 1:1.618, yang dianggap paling estetis dan menyenangkan untuk dilihat. Banyak desainer menggunakan rasio ini untuk menentukan ukuran dan penempatan elemen-elemen desain agar menciptakan keseimbangan yang alami.
    • 4.Proporsi dalam Ilustrasi dan Gambar
      Dalam ilustrasi atau gambar, proporsi berfungsi untuk menciptakan representasi visual yang realistis atau menarik. Misalnya, dalam menggambar manusia atau hewan, proporsi tubuh harus sesuai dengan ukuran yang diharapkan agar tampak alami dan proporsional. Terlalu panjang atau pendeknya anggota tubuh akan mengubah kesan visual dari gambar tersebut.

    Kenapa Proporsi Itu Penting?

    • a. Menciptakan Keseimbangan Visual: Proporsi yang tepat membantu menciptakan keseimbangan antara elemen-elemen desain, sehingga desain terlihat lebih harmonis dan menyenangkan untuk dilihat.
    • b. Mengatur Fokus: Proporsi dapat membantu menyoroti elemen-elemen penting dalam desain dengan cara memberikan ukuran yang lebih besar atau lebih kecil sesuai dengan tingkat kepentingannya. Elemen yang lebih besar cenderung lebih diperhatikan, sementara yang lebih kecil dapat menjadi pendukung.
    • c. Menghindari Kekacauan Visual: Tanpa proporsi yang tepat, desain bisa terlihat berantakan dan membingungkan. Misalnya, teks yang terlalu besar atau kecil dapat mengganggu keterbacaan, sementara gambar yang terlalu besar dapat mengalihkan perhatian dari informasi utama.
    • d. Meningkatkan Estetika: Penggunaan proporsi yang tepat memberikan kesan keselarasan dan keindahan dalam desain. Desain yang proporsional sering kali lebih menarik secara visual dan menciptakan kesan yang lebih profesional.

    Contoh Penerapan Proporsi dalam Desain
    Dalam desain logo, desainer akan memastikan bahwa elemen-elemen seperti teks dan ikon memiliki proporsi yang tepat satu sama lain agar logo terlihat seimbang dan mudah dikenali. Pada desain poster, judul utama akan diberi proporsi lebih besar dibandingkan dengan informasi tambahan untuk memastikan pesan utama lebih menonjol. Dalam desain website, penempatan dan ukuran gambar produk atau tombol ajakan bertindak (call to action) harus proporsional agar tidak mengalihkan perhatian dari konten utama.

    6. Movement (Gerakan)

    Gerakan mengacu kepada cara pemirsa melihat komposisi desain. Desain yang tampak dinamis mendorong berbagai banyak gerakan mata, sedangkan desain statis relatif lebih sedikit.

    Seorang desainer yang baik dapat membuat kontrol dari berbagai elemen yang menjadi fokus pemirsanya dengan meletakkannya di sepanjang jalur pola gerakan mata.

    Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/10-prinsip-dasar-desain-grafis-yang-perlu-kalian-ketahui/

    7. Contrast (Kontras)

    Kontras adalah prinsip desain yang menciptakan perbedaan mencolok antara elemen-elemen dalam sebuah desain, baik dalam hal warna, bentuk, ukuran, tekstur, atau kecerahan. Tujuan utama dari kontras adalah untuk membuat elemen-elemen penting dalam desain lebih menonjol dan mudah dibedakan dari elemen lainnya. Dengan kontras yang tepat, desain menjadi lebih dinamis, menarik, dan mudah dipahami.

    Ada beberapa jenis kontras yang umum digunakan dalam desain:

    • 1. Kontras Warna
      Kontras warna terjadi ketika dua warna yang berbeda diletakkan berdampingan dan memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal kecerahan atau saturasi. Misalnya, menggunakan warna terang seperti kuning dengan warna gelap seperti biru gelap akan menciptakan kontras yang kuat. Warna yang kontras membantu menarik perhatian dan membuat elemen lebih menonjol.
    • 2. Kontras Ukuran
      Perbedaan ukuran antara elemen-elemen desain dapat menciptakan kontras yang menarik. Elemen yang lebih besar cenderung menarik perhatian lebih cepat, sementara elemen yang lebih kecil dapat berfungsi sebagai pendukung. Kontras ukuran ini sangat penting dalam menciptakan hierarki visual, di mana elemen utama akan lebih besar dan lebih menonjol dibandingkan dengan elemen-elemen sekunder.
    • 3. Kontras Bentuk
      Bentuk yang berbeda juga dapat menciptakan kontras visual. Misalnya, bentuk geometris yang tajam seperti persegi atau segitiga dapat memberikan kontras yang kuat jika dibandingkan dengan bentuk organik yang lebih melengkung, seperti lingkaran atau bentuk bebas. Kontras bentuk dapat menciptakan dinamika visual dan menambah daya tarik desain.
    • 4. Kontras Tekstur
      Tekstur yang berbeda dapat memberikan kontras yang menarik dalam desain. Misalnya, permukaan yang kasar atau bertekstur dapat dipadukan dengan permukaan yang halus atau rata. Kontras tekstur ini menambah kedalaman dan dimensi dalam desain, menciptakan rasa visual yang lebih kaya.
    • 5. Kontras Kecerahan
      Perbedaan antara elemen terang dan gelap dalam desain adalah kontras kecerahan. Elemen yang lebih terang akan lebih menonjol terhadap latar belakang yang gelap, dan sebaliknya. Kontras ini sering digunakan dalam desain teks, di mana teks berwarna terang digunakan di atas latar belakang gelap untuk meningkatkan keterbacaan.

    Kenapa Kontras Itu Penting?

    • a. Meningkatkan Keterbacaan: Kontras yang tepat antara teks dan latar belakang sangat penting untuk memastikan bahwa teks mudah dibaca. Misalnya, teks putih di atas latar belakang gelap atau teks hitam di atas latar belakang terang dapat meningkatkan keterbacaan.
    • b. Membantu Menonjolkan Elemen Penting: Kontras dapat digunakan untuk menyoroti elemen-elemen utama dalam desain, seperti judul, tombol ajakan bertindak (CTA), atau informasi penting lainnya. Elemen dengan kontras yang tinggi akan lebih cepat menarik perhatian penonton.
    • c. Menambah Kedalaman dan Dimensi: Kontras antara elemen dapat menciptakan kedalaman dan dimensi dalam desain. Kontras antara elemen terang dan gelap atau tekstur yang berbeda memberikan kesan tiga dimensi dan visual yang lebih menarik.
    • d. Menciptakan Fokus dan Hierarki: Dengan kontras, desainer dapat mengatur fokus penonton. Elemen-elemen yang lebih kontras akan menarik perhatian lebih cepat, sementara elemen yang lebih halus akan lebih mudah diterima sebagai pendukung. Ini membantu menciptakan hierarki visual yang jelas.

    Contoh Penerapan Kontras dalam Desain
    Pada sebuah poster, judul utama sering kali diberikan warna yang kontras dengan latar belakang untuk menarik perhatian, sementara informasi tambahan bisa menggunakan warna yang lebih lembut. Dalam desain website, tombol ajakan bertindak (CTA) sering kali menggunakan warna yang kontras dengan latar belakang untuk memastikan pengunjung situs tidak melewatkannya. Dalam desain logo, kontras antara warna-warna yang digunakan membantu menciptakan identitas yang kuat dan mudah dikenali.

    8. Repetition (Pengulangan)

    Pengulangan mengacu kepada pemakaian elemen yang mirip di seluruh desain, baik dengan pola teratur maupun tidak teratur. Hal itu dipakai untuk menguatkan elemen tertentu sembari memberikan rasa kesatuan di desainnya. Pengulangan juga dapat dipakai para desainer untuk menyusun ritme.

    Pakailah pengulangan dengan langkah yang sederhana, misalnya memakai ikon yang sama di suatu pola latar belakang atau mengatur seluruh foto dengan cara yang sama.

    Bereksperimenlah dengan pengulangan, terutama pengulangan tidak beraturan, untuk menghasilkan suatu gerakan. Namun, berhati-hatilah karena banyaknya pengulangan secara reguler justru akan berefek sebaliknya dan membuat desain terlihat statis.

    Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/10-prinsip-dasar-desain-grafis-yang-perlu-kalian-ketahui/

    9. Variety (Variasi)

    Variasi merupakan bumbu yang juga berlaku dalam desain. Jika pengulangan menambahkan rasa harmoni di desain, variasi membuatnya tetap terlihat menarik dan mencegah pemirsanya merasakan bosan.

    Ciptakanlah variasi dengan menambah berbagai elemen unik atau tidak terduga ke dalam desain. Variasi juga dapat dipakai untuk menarik perhatian pemirsa kepada elemen atau area tertentu yang menonjol di desain.

    Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/10-prinsip-dasar-desain-grafis-yang-perlu-kalian-ketahui/

    10. Unity (Kesatuan)

    Kesatuan adalah prinsip desain yang memastikan bahwa semua elemen dalam sebuah desain bekerja sama dengan harmonis untuk menciptakan keseluruhan yang kohesif dan terorganisir. Prinsip ini berfokus pada bagaimana elemen-elemen seperti warna, bentuk, tekstur, tipografi, dan ruang bekerja bersama untuk menyampaikan pesan yang jelas dan efektif. Ketika desain memiliki kesatuan, elemen-elemen tersebut terasa terhubung, membentuk satu kesatuan yang utuh dan mudah dipahami.

    Cara Mencapai Kesatuan dalam Desain:

    • 1. Penggunaan Warna yang Konsisten
      Menggunakan palet warna yang terbatas dan konsisten membantu menciptakan kesatuan visual dalam desain. Warna yang serasi membuat elemen-elemen desain terasa saling terkait dan tidak terpisah satu sama lain.
    • 2. Pengulangan Elemen Desain
      Pengulangan adalah cara yang efektif untuk menciptakan kesatuan. Dengan mengulang elemen-elemen tertentu, seperti bentuk, warna, atau pola, desain menjadi lebih koheren dan terorganisir. Misalnya, dalam desain brosur, menggunakan elemen grafis yang sama di seluruh halaman akan memberikan kesan kesatuan.
    • 3. Keselarasan (Alignment)
      Keselarasan adalah cara elemen-elemen disusun dengan rapi. Penggunaan keselarasan yang konsisten di seluruh desain, baik secara vertikal, horizontal, atau diagonal, akan membantu menciptakan struktur yang terorganisir dan meningkatkan kesatuan visual.
    • 4. Penggunaan Tipografi yang Serasi
      Tipografi yang serasi dan konsisten juga berkontribusi pada kesatuan desain. Menggunakan satu atau dua jenis font yang saling melengkapi akan menciptakan desain yang lebih terorganisir dan mudah dibaca, sementara penggunaan banyak font yang berbeda bisa membuat desain terasa kacau.
    • 5. Ruang Kosong (Whitespace)
      Ruang kosong atau ruang negatif yang digunakan dengan bijak dapat memperkuat kesatuan dalam desain. Meskipun ruang kosong terlihat seolah-olah “kosong”, ia memberikan ruang bagi elemen-elemen untuk bernafas dan saling mendukung. Tanpa ruang kosong yang cukup, elemen-elemen desain bisa terasa sesak atau tumpang tindih, yang mengurangi kesatuan visual.

    Kenapa Kesatuan Itu Penting?

    • a. Menciptakan Keteraturan: Kesatuan membantu menciptakan keteraturan dalam desain. Ketika semua elemen bekerja bersama, desain terlihat lebih terstruktur dan tidak membingungkan. Audiens akan lebih mudah mengerti pesan yang ingin disampaikan.
    • b. Memperkuat Pesan: Desain yang memiliki kesatuan akan lebih jelas dalam menyampaikan pesan. Elemen-elemen yang saling mendukung membantu memperkuat makna atau tujuan dari desain tersebut.
    • c. Menghindari Kekacauan Visual: Tanpa kesatuan, desain bisa terlihat terpecah-pecah atau tidak terorganisir. Kesatuan membantu menjaga agar elemen-elemen desain tetap terhubung, menghindari kesan berantakan atau kacau.
    • d. Menambah Daya Tarik Visual: Desain yang memiliki kesatuan terasa lebih menyatu dan menarik untuk dilihat. Audiens akan lebih menikmati pengalaman visual karena desain tidak terasa terfragmentasi.

    Contoh Penerapan Kesatuan dalam Desain
    Pada sebuah situs web, penggunaan warna dan font yang konsisten di seluruh halaman menciptakan kesatuan yang memudahkan pengguna dalam bernavigasi. Dalam desain logo, elemen-elemen seperti simbol dan tipografi yang digabungkan dengan cara yang terorganisir memperkuat identitas merek dan menciptakan kesatuan visual. Begitu juga dalam desain majalah, di mana pengulangan elemen grafis dan tipografi di setiap halaman menciptakan alur yang kohesif dan memudahkan pembaca mengikuti isi majalah.