Isi Artikel:
- Istilah Penting Brand: Logotype, Logo, Logogram, dan Symbol
- Istilah Penting Branding: Entity (entitas), Identity (identitas), Visual Identity (identitas visual), Corporate Identity.
- Pengertian Logo
- Prinsip Logo
- Anatomi dan Jenis Logo
- Tahapan Mendesain Logo 1
- Tahapan Mendesain Logo 2
- Tahapan Mendesain Logo 3
- Komponen Identitas
1. Istilah Penting Brand
Logotype
“Logotype” Berasal dari bidang Tipografi pada tahun 1500an, jamannya Metal Type. Logotype pada saat itu sebutan untuk Metal Type seperti ligature yang bertuliskan penerbit buku, surat kabar atau merek dagang.
Puncak kepopuleran di revolusi Industri I tahun 1800-1900an (masa Arts dan Craft Movement), berupa tulisan tangan untuk poster iklan, cover buku, diberi dekorasi yang rumit dan indah.
Logo
Seiring berjalanannya waktu, istilah Logotype disingkat menjadi Logo. Nuansanya lebih luas lagi, bisa mengandung gambar/lambing/symbol. Logo dibuat semakin simple untuk ketermudahan pengaplikasian pada media.
Logogram
Yang mewakili sebuah kata atau morfem disebut dengan Logogram. Contohnya: +, &, #, @, %, san tanda-tanda baca, angka-angka, dll.
Symbol
Symbol adalah lambang/tanda yang mewakili/mempresentasikan sebuah objek, konsep/ide, dan hubungan/ikatan. Contohnya: Perdagangan: (Logo, merek), Sosialisasi (lambang grup/komunitas), pretise/pamor (brand premium/produk mahal), politik (atribut partai dan ideologi), dll.
2. Istilah Penting Branding
Entity (Entitas)
Entitas adalah objek yang digambarkan oleh: lambang/symbol/identitas/Logo/Brand/Merek
Contoh: Organisasi: Perusahaan, Lembaga, sekolah, dll. produk/servis: objek. software, garansi, dll. orang: tokoh nyata, karakter film, hantu, dll. tempat: negara, kota, kampung, gedung, dll.
Identity (Identitas)
Identitas adalah sebagai ciri khas/pembeda pada suatu Brand, agar Brand mudah dikenali orang berupa karakteristik dan ciri. Identitas sengaja dibuat sesuai arti dan tujuan dari sebuah Brand. Identitas bersifat Tangible/berwujud fisik. Bisa terlihat, terdengar, tercium, terasa, dan teraba.
Visual Identity (Identitas Visual)
Berupa bentuk visual seperti: Logo, tagline, tipografi, warna, asset, grafis, dll. identitas visual ranahnya sangat luas, misalnya: multisensorik (bisa didengar), dilihat dan didengar, bisa diraba, bisa interaktif (di media online), bisa dialami (acara atau orang khusus).
Corporate Identity
Corporate Identity adalah untuk penyebutan dari identitas Perusahaan. Brand Identity untuk menyebut identitas produk. Corporate Identity merupakan keseluruhan milik dari sebuah Perusahaan berupa identitas yang mempunya karakteristik/ciri-ciri untuk pembeda.
3. Pengertian Logo
Logo didesain khusus untuk mewakili sebuah brand. Visual logo berupa tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya. Logo adalah wajah brand yang mengandung arti dalam desainnya mewakili filosofi, sifat/kepribadian, reputasi dan seluruh jati dirinya.
4. Prinsip Logo
Prinsip desain pada logo adalah elemen yang diterapkan atribut untuk mengasilkan persepsi tertentu pada audience. Elemen dan atribut menghasilkan persepsi yang spontan lalu dicerna menjadi interpretasi. Interpretasi muncul karena terdapat arti yang jelas pada logo.
Elemen
Elemen paling dasar berupa form generator, berupa Poin, Garis, Bidang, Volume. Form Generator adalah bahan dasar untuk membuat Basic Shape: kotak, lingkaran, dll. Basic Shape adalah bahan dasar untuk gambar, huruf/tulisan, foto, 3 dimensi, dll.
Atribut
Hal yang diatur dan ditata: Ukuran, bentuk, Gaya/style, Warna, Tekstur, Blur, Arah, Perspektif, Transparansi, Posisi, jarak, Jumlah, dll.
Persepsi
Untuk logo lebih dikenal dengan Gestalt. Gestalt adalah kesan/tanggapan spontan di benak audience atas yang dilihat, berupa kecenderungan untuk mengelompokkan (Similarity, Proximity), membedakan objek depan dan belakang (figure-ground), dll.
Interpretasi
Menafsirkan makna, level lebih dalam dari persepsi. Makna tentang entitasnya lebih melekat pada visualnya.
5. Anatomi dan Jenis Logo
Logo pada umunya terdiri dari 2 elemen:
Gambar: Lambang/symbol, huruf, inisial, angka, ilustrasi, sketsa dan kombinasinya
Tulisan : Huruf, kata, angka, dll.
Tulisan Saja
Contoh:
Logo berisi tulisan saja, tanpa gambar.
Logo Sharp.
Gambar Saja
Logo yang berupa gambar saja biasanya dari brand yang sudah sangat terkenal, proses menuju logo tanpa gambar biasanya diawali dengan logo lengkap dengan tulisan, lalu seiring berjalannya waktu brand semakin terkenal dan barulah tulisannya dilepas. Contohnya:
McDonald’s logonya sekarang hanya gambar saja (Golden Arches).
Gambar dan Tulisan
Ada logo yang terpisah antara gambar dan tulisan, ada juga yang bercampur. Jadi huruf tulisannya sebagai gambar atau gambarnya sebagai huruf/tulisan, Contohnya:
Gambar sepeda, rodanya menjadi bentuk huruf O.
Logo Bike to work.
Jenis Logo
Logo mempunyai wujud dan arti, Form adalah wujud, Conten adalah artinya.
- Form: Rupa, wujud visual
- Content: Arti, nilai-nilai, pesan
Logo berhubungan antara form/rupa dan content/kontennya. Dalam sebuah logo ada objek apa saja dan bagaimana hubungan antar tiap objek dari segi visual dan artinya.
- Disconnected: terdiri dari banyak objek yang tidak saling berhubungan secara visual tidak menyatu dengan baik, mempunyai arti yang berbeda-beda pada tiap objek.
- Connected: terdiri dari 2 objek atau lebih yang saling berhubungan secara visual menyatu dengan baik, makna pada objek bisa saling berhubungan dan bisa juga tidak.
- Single Object: objek tunggal hanya punya 1 atau 2 objek berbentuk gambar atau tulisan. Objek saling berhubungan.
6. Tahapan Mendesain Logo 1
Syarat agar logo bisa berfungsi baik.
Unik
Sebagai identitas/pembeda, unik menjadi syarat utama. Unik bukan berati harus bagus, tapi beda dari yang lain. Bentuk yang unik didapat dari ekspresi, bukan wajah, senang/sedih, melainkan hidung mancung, mata sipit, dll. Jika logo memiliki ekspresi yang sedikit maka logo tersebut rawan mirip dengan logo lain.
Sesuai Kepribadian Brand
Visual logo perlu disesuakan dengan kepribadian brand. Contohnya logo Perusahaan es krim kalau wujud logonya cabai, bisa mengesankan pedas dan panas, bukan kesegaran dan rasa manis yang diharapkan dari es krim. Tapi logo juga tidak harus menggambarkan bidang usahanya (tukang ayam logonya gambar ayam), cukup gambarkan kepribadiannya, logo akan jadi unik.
Simpel
Desain sederhana dan tak perlu banyak detail pada logo. Detail kecil tidak akan terlihat pada media kecil seperti pin dan pulpen. Logo yang sifatnya ilustratif bisa jadi simple dengan membuang detail. Logo bukan cerita bergambar, logo bukan untuk menghibur melainkan untuk asset grafis.
Beradaptasi
Logo harus terlihat jelas dimedia manapun. Baik di ukuran besar maupun ukuran kecil sekalipun. Di media digital juga harus terlihat jelas misalnya, icon, Youtube, dll. Pada media berbahan kain/bordiran seperti seragam dan topi.
Logo dibuat berbagai versi untuk menyesuaikan mediannya, misalnya versi vertical dan horizontal, positif dan negative, full color dan single color, dll.
Menarik
Manusia tertarik pada hal yang keren, seperti wajah cantik, pemandangan indah, atau kejadian ekstrim. Wujud visual logo perlu keren dan mengejutkan untuk lebih mudah diingat orang.
Umur Panjang
Logo harus bisa bertahan dalam waktu lama, agar pelanggan atau public bisa mengenal logo dalam jangka waktu panjang. Di dalam logo sudah tertanam reputasi, kualitas dan seluruh brand image.
7. Tahapan Mendesain Logo 2
- Riset
- Strategi
- Visualisasi
- Penerapan/produksi
Riset
Riset paling sederhana dengan metode 5W1H (What, Why, Who, When, Where, How, How much).
Untuk proyek yang besar, kita perlu riset lebih detail.
Entiras/Klien
Data-data yang dicari: Sejarah, Visi Misi, karyawan, produk/servis, system dan proses produksi harga, marketing, promo, humas, dll.
Industri/Pasar
Data-data yang dicari: Tren pasar/industry di mana klien berbisnis, pesaing/pemain lain, vendor, distributor, dll.
Target Audience
Data-data yang dicari: Geografis: Tempat tinggal, kerja, dll. Demografis: Usia, gender, dll. Psikografis: Gaya hidup, kebiasaan, dll.
Strategi
Strategi untuk membuat rencana yang mengarah pada visual logo.
- Menciptakan nama, dan tagline/Slogan
- Membuat Mindmap untuk mencari keywords/kata kunci untuk divisualkan
- Mencari referensi visual logo-logo yang sudah bagus dan keren, logo yang sudah dibuat orang, baik di bidang usaha yang sama maupun beda.
- Menentukan anatomi logo. Logo akan dibuat berdsarkan nama/tulisan saja, atau tulisan dengan gambar?
- Menentukan klasifikasi jenis logo. Pada segi form atau form dan kontennya.
- Menentukan kriteria logo secara umum.
8. Tahapan Mendesain Logo 3
Visualisasi
Doodling dan Sketsa
Tujuannya untuk eksplorasi ide visual.
- Ide yang terpikir, langsung gambar saja apapun itu.
- Bukan saatnya memilih cocok atau tidaknya gambar, ini tahap ekslorasi ide.
- Jangan hapus/delete gambar, karena orang tempatnya berubah pikiran, bisa saja dipakai lagi gambarnya.
- Gambar lagi sampai puas kalu belum nemu yang cocok.
Membuat Alternatif Logo
Membuat alternatif logo bisa memecahkan masalah dan mendapat solusi paling baik. Alternatif bisa diibaratkan dengan masalahnya cuma ada 1 tapi solusinya banyak. Membuat alternatif bisa mendorong kreatif dan mencari berbagai solusi.
Mendaftarkan Merek
Logo yang sudah selesai didaftarkan ke Kementrian Hukum dan HAM RI Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen HAKI), tujuannya supaya dapat perlindungan dan hak peggunaaan agar tidak secara sembarangan ditiru/dibajak oleh pihak lain.
Syarat untuk didaftarkan tentunya logo harus punya keunikan dan pembeda.
Penerapan/produksi
Menerapkan Identitas
Identitas diterapkan pada media-media yang dipakai oleh brand. Perlu mengumpulkan data untuk mengetahui media apa saja yang sesungguhnya diperlukan, media apa saja yang dipakai klien. Misalnya perusahan administratif: kartu nama, kertas surat, amplop, kwitansi, label, nametag, surat jalan, dll.
Fleksibilitas Sistem Identitas
- Ketat: Penerapan ke media satu sama lain serupa. Sedikit variasi, kaku, tapi aman. Mudah dikenali orang karena identitasnya serupa di berbagai media. Contohnya: NorgesGruppen ASA.
- Longgar: Penerapan media satu ke yang lainnya sangan bervariasi. Resikonya sulit dikenali orang, biasanya karena Perusahaan besar dan jangkauannya luas serta media yang beragam. Contohnya: Accelerate Okanagan.
Disiplin Menerapkan Sistem
Pengaplikasian harus tetap disiplin walaupun medianya beda-beda. Kalau penerapannya beda-beda maka akan mengesankan kurangnya professional suatu Perusahaan. Contoh: Logo-logo BRI, seperti logo BRI, BRllife, BRisyariah, BRIfinance, BRIremittance, BRIdanareksasekuritas, dll.
Jika ukuran gambar di depan tulisan BRI disamakan. Terlihat jelas banyak perbedaan antar logo di atas, mulai dari warna, ukuran, tulisan, serta gambarnya.
9. Komponen Identitas
Naming
Membuat nama bukan dari selera, tetapi dari strategi branding:
- Eponym/Founder, Geografis: Nama Founder/keluarga atau nama tempat.
- Deskriptif/Asosiatif, Ingredients: Nama mudah dimengerti audience, nama spesifik ke bidang tertentu.
- Personifikasi: Karakter/tokoh punya arti/bernilai bagi brand itu.
- Acrontm/Abbreviation, Amalgam: Jika nama sebelumnya terlalu panjang/sulit diingat.
- Mimetics, Hybrid/Portmanteau, majas/Rima, Onomatopoeia: Nama biasa saja dibuat unik lewat permainan kata dan bunyi.
Tagline/Slogan
Kalimat singkat menyertai logo yang isinya rangkuman dari konsep atau pesan brand, dibuat dengan dramatis supaya mudah tertanam pada audience. Tagline/slogan berfungsi untuk komunikasi/informasi. Tagline dipakai untuk jangka waktu lama, Slogan dalam jangka waktu terbatas.
Tipografi Brand
Sistem tipografi yang digunakan brand untuk diterapkan ke seluruh media, seperti: website, company, profile, iklan, dll. diperlukan visual yang konsisten untuk menjaga kesatuan pada media membuat brand lebih mudah dikenali dan mengesankan professional/berkelas pada brand.
Font yang dipakai dalam logo disebut Primary Typography, font untuk keperluan umum seperti: website, iklan, tahline/slogan disebut Secondary Typography. Secondary Typography: Text Type dan Display Type. Text Type untuk font-font ukuran kecil digunakan sebagai Bodytext, Caption, dll.
Warna Brand
Sistem warna brand yang dipakai oleh brand untuk diterapkan ke banyak media. Warna yang diterapkan pada media-media visual yang menjaga kesatuan dengan konsisten, dan bermanfaat membantu untuk memberntuk citra brand profesional.
- Sistem warna sama dengan warna logonya: disiplin memakai warna-warna yang ada pada logo, tidak ditambah/dikurangi, cocok untuk brand yang tidak terlalu kompleks pada Brand Architecture hingga penerapannya. Contoh: Personal atau Event Branding simple.
- Warna utamanya adalah warna pada logo, selanjutnya ditambah Secondary Color: memperluas system warna dan lebih variatif. Cocok untuk brand yang kompleks untuk memenuhi kebutuhan yang lebih luas. Contoh: Proyek branding Asia Games ke 18 yang struktur dan penerapannya sangat banyak dan kompleks.
10. Kesimpulan Logo
Logo bukan hanya sekedar gambar,logo berfungsi sebagai identitas dan wajah suatu brand. Di dalam logo terdapat form dan content, form adalah bentuk yang dilihat secara visual, seperti: tipografi, ilustrasi, simbolis, dll. Content adalah isi dari logonya, pesan, arti, nilai-nilai, teori yang disampaikannya.
Menurut Surianto Rustan (2021) memaparkan bahwa: “Katanya bikin logo ngga boleh rumit dan ngga boleh pake gradasi?”. “Memang lebih baik simple & sedikit warna, supaya jelas terlihat di berbagai media. Tapi kalu cuma untuk avatar/profile picture/olshop ya oke lah. Kecuali kalua logo itu akan dicetak di banyak media: kartu nama, kop surat, di produk & kemasan, kaos, dibordir, dll. Maka logonya perlu lebih simple & sedikit warna”.
(Rustan, 2021)
Sumber: Buku Rustan LO 20 (Mengenal Logo, Identitas, Brand dan Merek).