Aristoteles (dalam Gruenbaum, 2003) menyatakan bahwa pertemanan adalah hubungan khusus yang dapat saling membantu satu sama lain, tidak pernah memikirkan kewajiban, dan saling menguntungkan. Hubungan ini didasari oleh saling pengertian, menghargai, dan mempercayai satu sama lain. mereka juga saling bertukar informasi tentang berbagai pengalaman untuk satu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pertemanan merupakan hubungan natar dua orang yang aling membantu sebuah, berbagi perasaan, informasi, waktu, saling mempercayai, menghargai, serta mendukung baik fisik, ego maupun sosial agar tercapainya sebuah kearaban.
Pertemanan antar satu saman lain juga memerlukan adanya sebuah kualitas demi mencapai tujuan satu sama lain. Kualitas pertemanan adalah tingginya tingkat perilaku tolong-menolong, keakraban dan perilaku positif, rendahnya tingkat konflik, persaingan dan bentuk perilaku negatif lainnya. Hal ini dilakukan untuk memengaruhi keberhasilan dalam berinteraksi antar satu sama lain. Menurut Asher dan Parker (1993), berikut ini merupakan aspek-aspek kualitas pertemanan yang perlu diketahui:
- Pengakuan dan saling menjaga, yaitu remaja yang diakui teman, adanya perilaku saling menjaga, mendukung dan saling memberi perhatian.
- Terjaidnya konflik, yaitu munculnya pervedaan atau perselisihan mengenai hal-hal yang membangkitkan kemarahan dan ketidakpercayaan/
- Pertemanan dan rekreasi, yaitu mengahbiskan waktu bersama teman, baik di luar maupun di dalam lingkungan sekolah.
- Membantu dan memberi petunju, yaitu usaha seseorang teman untuk dapat membantu teman yang lain dalam menyelesaikan tugas rutin yang menantang.
- Berbagai pengalaman dan perasaan, yaitu saling keterbukaan akan perasaan pribadi, berbagai pengalaman diantara remaja dan temannnya.
- Pemecahan konflik, yaitu munculnya perdebatan atau berselisih fama dan adanya jalan keluar dalam pemecahan masalah secara baik dan efisien.
Dari aspek-aspek kualitas pertemanan, terdapat poin dimana perlu adanya sebuah konflik untuk melihat seberapa berkualitas pertemanan yang tengah dijalankan. Konflik antar teman adalah bagian yang tidak terhindarkan dalam kehidupan sosial. Dalam sebuah pertemanan, perberdaan pendapata, perasaan, maupun kepentingan sering kali muncul dan dapat menyebabkan adanya ketegangan, perasaan tidak nyaman, bahkan dapat memutuskan hubungan yang sebelumnya erat. Konflik semacama ini dapat muncul karena berbagai faktor, sperti adanya kesalahpahaman, ekspektas, atau perbedaan kepribadian. Namun, salah satu cara efektif untuk mengatasi konflik tersebut adalah melalui penerapan komunikasi interpersonal yang baik. Komunikasi interpersonal merupakan proses saling tukar informasi, perasaan, dan pemikiran antara individu, yang sangat penting untuk menjaga hubungan yang sehat dan harmonis antar teman.
Komunikasi interpersonal adalah proses bertukar informasi antara dua orang atau lebih yang berinteraksi secara langsung. Dalam komunikasi interpersonal, ada dua unsur utama yang terlibat, yaitu pengirim pesan dan penerima pesan. Pesan tersebut bisa berupa informasi verbal (kata-kata) maupun non-verbal (gerak tubuh, ekspresi wajah, intonasi suara, dan lain-lain). Komunikasi yang baik tidak hanya bergantung pada apa yang dikatakan, tetapi juga bagaimana cara menyampaikannya. Oleh karena itu, keterampilan dalam mendengarkan dan merespons secara empatik sangat penting untuk memastikan komunikasi yang efektif. Dalam konteks pertemanan, komunikasi interpersonal memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk hubungan yang sehat. Komunikasi yang terbuka, jujur, dan penuh pengertian akan menciptakan suasana saling percaya dan menghargai. Sebaliknya, komunikasi yang buruk dapat memperburuk masalah dan menyebabkan perpecahan.
Sebelum kita membahas cara mengatasi konflik, penting untuk memahami terlebih dahulu apa saja penyebab utama dari konflik antar teman. Beberapa faktor yang sering menjadi pemicu konflik dalam hubungan pertemanan antara lain:
- Kesalahpahaman
Kadang-kadang, komunikasi yang buruk atau tidak jelas dapat menyebabkan kesalahpahaman. Misalnya, seseorang mengucapkan kata-kata yang bisa diartikan berbeda oleh pihak lain, sehingga menimbulkan perasaan tersinggung.
- Perbedaan Ekspektasi
Setiap individu dalam suatu pertemanan memiliki ekspektasi tertentu terhadap teman-temannya. Ketika ekspektasi ini tidak dipenuhi, misalnya dalam hal dukungan emosional, perhatian, atau komitmen, konflik bisa muncul.
- Persaingan atau Iri Hati
Terkadang, teman bisa merasa terancam oleh kesuksesan atau pencapaian temannya. Hal ini dapat menciptakan rasa iri hati yang pada akhirnya mengarah pada konflik.
- Perbedaan Kepribadian
Setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda. Perbedaan ini bisa menciptakan ketegangan, terutama jika masing-masing individu tidak bisa menyesuaikan diri atau memahami karakter satu sama lain.
- Kurangnya Komunikasi
Salah satu penyebab terbesar dari konflik adalah kurangnya komunikasi. Ketika teman-teman tidak berbicara tentang perasaan atau masalah yang ada, masalah kecil bisa berkembang menjadi konflik besar.
Setelah mengetahui penyebab-penyebab konflik antar teman, langkah selanjutnya adalah mempelajari cara-cara yang efektif dalam menerapkan komunikasi interpersonal untuk mengatasi konflik tersebut. Berikut adalah beberapa teknik komunikasi interpersonal yang dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik antar teman:
- Mendengarkan Aktif
Keterampilan mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati. Ketika terjadi konflik, sering kali kedua belah pihak merasa tidak didengarkan atau dipahami. Salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi hal ini adalah dengan menunjukkan perhatian penuh pada apa yang dikatakan oleh teman, tanpa menyela atau menghakimi. Ini menciptakan ruang bagi teman untuk mengekspresikan perasaan mereka tanpa rasa takut akan diabaikan. Mendengarkan aktif juga melibatkan pengulangan atau parafrase kata-kata teman untuk memastikan bahwa pesan yang diterima benar.
- Berbicara dengan Jujur dan Terbuka
Adalah fondasi utama dalam hubungan yang sehat. Untuk menyelesaikan konflik, sangat penting bagi kedua belah pihak untuk berbicara dengan jujur tentang perasaan mereka. Namun, cara penyampaian pesan juga harus diperhatikan agar tidak menyinggung perasaan teman.
- Menggunakan Bahasa Tubuh Yang Positif
Komunikasi non-verbal, seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan intonasi suara, memainkan peran yang sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Saat berhadapan dengan konflik, pastikan bahasa tubuh mencerminkan sikap yang terbuka dan tidak agresif. Hindari gerakan tubuh yang bisa menunjukkan penolakan, seperti menyilangkan lengan, menunduk, atau menghindari kontak mata. Sikap tubuh yang terbuka dan ramah akan membantu menciptakan suasana yang lebih kondusif untuk diskusi. Ini juga akan memberi teman sinyal bahwa siap mendengarkan dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah.
- Menerapkan Empati
Kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan merasakannya seolah-olah kita berada di posisi mereka. Ketika terjadi konflik, penting untuk berusaha melihat situasi dari sudut pandang teman. Cobalah untuk mengerti alasan di balik perasaan atau tindakan mereka, dan tunjukkan bahwa kita peduli dengan perasaan mereka.
- Menjaga Kontrol Emosi
Hal yang penting saat berkomunikasi dalam situasi konflik. Ketika emosi sedang memuncak, baik itu kemarahan, kekecewaan, atau frustrasi, sangat mudah untuk berbicara atau bertindak tanpa memikirkan akibatnya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga ketenangan dan mengendalikan emosi.
- Mencari Solusi Bersama
Setelah kedua belah pihak saling mengungkapkan perasaan dan pendapat, langkah berikutnya adalah mencari solusi bersama untuk menyelesaikan masalah. Ini adalah bagian dari komunikasi interpersonal yang melibatkan kerja sama dan kompromi.
- Menjaga Hubungan Pasca Konflik
Penting untuk terus menjaga komunikasi dan memperkuat hubungan. Jangan biarkan masalah yang sudah diselesaikan muncul kembali di kemudian hari. Sebaliknya, gunakan pengalaman tersebut untuk belajar dan berkembang dalam pertemanan.
Konflik antar teman adalah hal yang wajar dalam hubungan sosial. Namun, cara kita menangani konflik tersebut sangat mempengaruhi kualitas hubungan kita. Dengan menerapkan komunikasi interpersonal yang efektif, seperti mendengarkan aktif, berbicara dengan jujur, menggunakan bahasa tubuh yang positif, dan menunjukkan empati kita dapat mengatasi konflik dengan cara yang membangun dan memperkuat pertemanan. Komunikasi yang baik akan membantu kita menyelesaikan kesalahpahaman, memperbaiki perasaan.
Sumber:
James O. Grunebaum. 2003. Friendship: Liberty, Equality, and Utility. New York: State University of New York Press.
Parker, JG, & Asher, SR (1993). Persahabatan dan Kualitas Persahabatan di Anak Menengah: Hubungan dengan Penerimaan Kelompok Sebaya dan Perasaan Kesepian dan Ketidakpuasan Sosial. Psikologi Perkembangan, 29, 611-621.