Membangun Brand melalui Brand Communication: Strategi Jitu untuk Pengusaha Muda!

Pendahuluan

Di dunia kewirausahaan yang terus berkembang pesat, membangun brand yang kuat menjadi tantangan yang tidak mudah, terutama bagi pengusaha muda yang baru memulai perjalanan bisnis mereka. Dalam kompetisi pasar yang semakin ketat, hanya produk atau layanan berkualitas saja tidak cukup. Pengusaha muda perlu memiliki strategi komunikasi yang tepat untuk membangun dan memperkuat identitas brand mereka.

Brand communication adalah strategi yang digunakan pada bisnis atau brand dalam rangka terhubung dan berkomunikasi dengan pelanggan potensial dan pelanggan yang sudah ada. Tujuan dari brand communication adalah untuk membentuk dan memengaruhi citra suatu merek di mata pelanggan dan bagaimana merek tersebut dapat berperan penting untuk kehidupan mereka sehari-hari. 

Brand tidak hanya sekadar logo atau nama yang dipilih untuk merepresentasikan sebuah bisnis, tetapi brand adalah identitas yang berkomunikasi dengan audiens. Brand adalah cara perusahaan berinteraksi dengan konsumen, membangun hubungan emosional, dan memberikan nilai lebih yang membedakannya dari pesaing. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif menjadi senjata utama dalam membangun brand yang berkelanjutan.

Aspek-Aspek Brand communication

1. Brand Visualization

Brand visualization adalah konsep yang melibatkan penggunaan elemen visual, seperti warna, desain, logo, dan gambar, untuk membangun citra merek yang kuat dan mudah dikenali. Ini adalah bagian penting dari strategi brand communication yang membantu merek menyampaikan pesan, nilai-nilai, dan identitas kepada konsumen dengan cara yang visual dan menarik. Oleh karena itu, brand visualization dapat dikatakan sebagai upaya menciptakan identitas merek yang unik dan mengesankan dalam benak konsumen.

Beberapa elemen utama dalam brand visualization meliputi:

a. Logo

Logo merek adalah simbol yang secara visual mewakili identitas merek. Ini mencakup elemen-elemen seperti warna, bentuk, dan tata letak yang unik untuk merek tersebut.

b. Warna

Pilihan warna merek memainkan peran penting dalam brand visualization. Setiap warna dapat mengirimkan pesan dan emosi tertentu kepada konsumen. Pemilihan warna dapat diterapkan pada kemasan, iklan cetak maupun digital, hingga warna produk itu sendiri.

c. Tone of Voice (Gaya Komunikasi)

Gaya komunikasi merek mencakup cara merek berbicara kepada konsumen. Tone of voice mencakup elemen-elemen, seperti pilihan kata, nada, dan gaya bahasa yang cocok dengan kepribadian dan nilai-nilai merek.

d. Slogan atau Tagline

Slogan atau tagline adalah frasa singkat yang menangkap esensi perusahaan/merek dan pesan utama yang ingin disampaikan kepada konsumen. Penggunaan slogan sering dimaksudkan untuk memberikan memori-memori tertentu pada konsumen, sehingga dapat lebih mudah diingat.

e. Konten Berkualitas

Konten yang relevan dan berkualitas tinggi, seperti artikel, video, dan infografis, dapat membantu perusahaan membangun otoritas di industri mereka dan memperkuat komunikasi merek/produk. Konten suatu merek atau produk haruslah sesuai dengan value yang ingin dibangun atau ditunjukkan perusahaan kepada para konsumen. Karena itu, selain menciptakan konten dengan tujuan memasarkan suatu merek atau produk, Anda juga dapat menciptakan konten (brand storytelling) yang berisi cerita tentang asal-usul, nilai-nilai, dan visi perusahaan ataupun produk dapat membantu konsumen merasa lebih terhubung secara emosional dengan merek tersebut.

f. Kampanye Pemasaran

Setelah berhasil menciptakan konten yang berkualitas, Anda perlu menciptakan kampanye pemasaran. Kampanye pemasaran merupakan serangkaian tindakan komunikasi yang terintegrasi untuk mengirimkan pesan tertentu kepada audiens dalam periode waktu tertentu. Kampanye pemasaran juga dapat dilakukan dengan berkolaborasi dengan influencer dapat membantu merek menjangkau audiens yang lebih luas dan mendapatkan eksposur yang lebih besar.

g. Visual Guidelines and Consistency

Panduan visual merek yang berisi pedoman tentang cara menggunakan semua elemen visual dengan konsisten di berbagai platform dan media. Dari visual guidelines ini, akan terbentuk suatu visual consistency yang dapat menjaga konsistensi brand communication dalam penggunaan elemen visual di semua saluran komunikasi. Ini membantu menciptakan kesan yang kohesif dan mudah dikenali di mata konsumen.

2. Brand Activation

Brand activation adalah serangkaian strategi dan tindakan yang dirancang untuk mendorong interaksi aktif antara merek dan konsumen serta membangun keterlibatan yang lebih dalam dengan merek tersebut. Penting untuk menciptakan aktivitas yang sesuai dengan identitas dan tujuan merek serta relevan dengan audiens target.

Brand activation membantu merek untuk keluar dari lingkungan kompetitif dan menciptakan hubungan yang lebih mendalam dan berarti dengan konsumen. Contoh brand activation termasuk acara peluncuran produk, kampanye kontes di media sosial, pameran merek, acara promosi di lokasi ritel, dan pengalaman merek interaktif.

Dalam konteks brand activation, aktivitas-aktivitas kreatif dan interaktif diarahkan untuk:

a. Menghidupkan Merek
b. Menciptakan Pengalaman/Review yang baik
c. Mendorong Pembelian
d. Mengkomunikasikan Pesan Merek
e. Membangun Kesadaran
f. Menggugah Emosi dan Ikatan Emosional
g. Mengukur Kinerja

3. Brand Awareness

Brand awareness adalah tingkat pengenalan atau kesadaran yang dimiliki oleh target audiens terhadap suatu merek atau perusahaan. Ini mengukur sejauh mana konsumen dapat mengenali atau mengingat merek ketika mereka melihat logo, nama, atau elemen visual lain yang terkait dengan merek tersebut. Brand awareness adalah langkah awal dalam pembentukan citra merek dan menjadi dasar bagi interaksi lebih lanjut antara merek dan konsumen.

Tingkat brand awareness dapat bervariasi, dari konsumen yang sama sekali tidak mengenal merek hingga konsumen yang memiliki pengenalan yang kuat dan mungkin bahkan memiliki ikatan emosional dengan merek tersebut.

Ada dua jenis utama dari brand awareness:

1. Unaided Awareness

Unaided Awareness mengukur sejauh mana konsumen dapat mengingat atau menyebutkan merek tanpa bantuan atau petunjuk. Ini mengindikasikan sejauh mana merek telah menancap dalam benak konsumen.

2. Aided Awareness

Aided Awareness mengukur sejauh mana konsumen mengenali merek ketika diberikan nama merek atau petunjuk visual. Konsumen dapat mengingat merek setelah diberikan konteks atau petunjuk.

Pengusaha muda yang cerdas dan kreatif memiliki peluang besar untuk memanfaatkan komunikasi dalam mengembangkan brand mereka. Artikel ini akan membahas langkah-langkah yang harus diambil pengusaha muda untuk memanfaatkan komunikasi sebagai alat utama dalam membangun brand yang kuat.

1. Pahami Esensi Brand yang Akan Kamu Bangun

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam membangun brand adalah memahami esensi dari brand itu sendiri. Sebelum memulai perjalanan membangun brand, pengusaha muda harus benar-benar memahami apa yang ingin mereka sampaikan kepada audiens. Apa nilai yang ingin mereka tonjolkan? Apa yang membedakan produk atau layanan mereka dari yang lain di pasar?

Langkah pertama yang perlu diambil:

  • Tentukan visi dan misi brand yang jelas dan tepat.
  • Pahami nilai-nilai yang membedakan brand Kamu dari pesaing.
  • Pastikan setiap pesan yang disampaikan sesuai dengan identitas dan esensi brand tersebut.

Contoh, brand Patagonia yang terkenal dengan komitmennya terhadap keberlanjutan dan perlindungan alam, menggunakan esensi brand yang kuat dalam setiap pesan yang mereka sampaikan. Tidak hanya dalam produk, tetapi juga dalam kampanye sosial yang mereka lakukan.

2. Tentukan Target Audiens dengan Tepat

Komunikasi yang efektif tidak hanya bergantung pada pesan yang Kamu sampaikan, tetapi juga pada siapa yang menerima pesan tersebut. Pengusaha muda perlu memahami audiens mereka dengan sangat baik: siapa mereka, apa yang mereka butuhkan, dan apa yang memotivasi mereka. Tanpa pemahaman yang tepat tentang audiens, pesan yang disampaikan bisa jadi tidak relevan dan tidak berdampak.

Untuk itu, pengusaha muda harus melakukan riset pasar yang mendalam untuk memahami audiens mereka. Segmentasikan audiens berdasarkan demografi, minat, perilaku, dan kebiasaan konsumsi mereka. Pengetahuan ini akan sangat membantu dalam menentukan saluran komunikasi yang tepat serta konten yang sesuai.

Langkah kedua yang perlu dilakukan:

  • Lakukan riset untuk memahami audiens, baik dari segi demografi maupun psikografi.
  • Segmentasikan audiens berdasarkan karakteristik tertentu, seperti usia, lokasi, minat, hingga kebiasaan konsumsi.
  • Sesuaikan pesan agar relevan dengan audiens yang dituju, sehingga kampanye komunikasi menjadi lebih efektif.

Misalnya, jika audiens Kamu adalah anak muda yang aktif di media sosial, maka platform seperti Instagram, TikTok, atau YouTube akan lebih tepat untuk menjangkau mereka. Untuk audiens yang lebih tua dan lebih cenderung mencari informasi yang lebih mendalam, saluran komunikasi seperti blog, webinar, atau email marketing bisa lebih efektif.

3. Gunakan Storytelling untuk Membangun Koneksi Emosional

Storytelling atau penceritaan cerita merupakan salah satu teknik komunikasi yang sangat powerful dalam membangun brand. Cerita yang menarik mampu membangun koneksi emosional yang lebih dalam dengan audiens. Orang cenderung lebih mudah mengingat cerita yang menyentuh hati daripada sekadar informasi teknis atau fakta.

Langkah ketiga yang perlu diambil:

  • Ciptakan cerita yang menggambarkan perjalanan brand Kamu, tantangan yang dihadapi, dan bagaimana produk atau layanan Kamu menjadi solusi.
  • Cerita ini harus mencerminkan nilai-nilai yang dipegang oleh brand dan diterapkan dalam berbagai bentuk komunikasi.
  • Gunakan cerita untuk menampilkan dampak positif yang dihasilkan oleh brand Kamu dalam kehidupan audiens.

Contoh sukses dalam storytelling adalah brand Nike dengan slogan “Just Do It” yang tidak hanya mempromosikan produk olahraga, tetapi juga menyampaikan pesan motivasi dan semangat. Brand ini sering menggunakan cerita atlet yang berhasil mengatasi rintangan dan mencapai tujuannya, memberikan inspirasi kepada audiens mereka.

4. Pilih Saluran Komunikasi yang Tepat

Saluran komunikasi yang dipilih untuk menyampaikan pesan sangat penting dalam membangun brand yang kuat. Pengusaha muda perlu mengetahui di mana audiens mereka berada dan bagaimana mereka berinteraksi dengan berbagai media. Setiap saluran komunikasi memiliki audiens yang berbeda dan cara berinteraksi yang berbeda pula.

Langkah keempat yang perlu dilakukan:

  • Tentukan saluran komunikasi yang paling sesuai dengan audiens Kamu.
  • Pilih saluran yang memungkinkan Kamu untuk berinteraksi secara langsung dengan audiens dan membangun hubungan yang lebih personal.

Jika audiens Kamu adalah generasi Z yang aktif di media sosial, Instagram, TikTok, atau YouTube adalah platform yang tepat. Di sini, Kamu bisa berbagi konten visual menarik yang sesuai dengan karakter audiens. Sebaliknya, jika audiens Kamu adalah profesional atau kalangan bisnis, saluran seperti LinkedIn, email marketing, dan blog akan lebih efektif.

Penggunaan berbagai saluran komunikasi juga memungkinkan Kamu untuk mengoptimalkan jangkauan brand. Setiap platform memiliki fitur yang berbeda, sehingga kamu perlu memahami bagaimana cara terbaik untuk berkomunikasi di setiap platform tersebut.

5. Bangun Konsistensi dalam Setiap Pesan

Konsistensi adalah kunci dalam membangun brand yang kuat. Setiap interaksi dengan audiens, baik itu melalui media sosial, iklan, atau bahkan percakapan langsung, harus mencerminkan nilai dan identitas brand Kamu. Pengusaha muda yang ingin brand-nya dikenali dan diingat harus memastikan bahwa pesan yang disampaikan konsisten di seluruh saluran komunikasi yang digunakan.

Langkah kelima yang perlu dilakukan:

  • Tentukan tone of voice yang tepat dan konsisten untuk brand Kamu.
  • Pastikan gaya komunikasi yang digunakan mencerminkan kepribadian brand di setiap platform.

Misalnya, brand seperti Apple sangat konsisten dalam menggunakan bahasa yang sederhana, elegan, dan inovatif di setiap media yang mereka gunakan. Dari situs web mereka hingga iklan TV, pesan yang disampaikan tidak pernah bertentangan satu sama lain. Konsistensi ini membantu audiens untuk lebih mudah mengenali brand dan merasa yakin dengan produk yang ditawarkan.

6. Mendengarkan Audiens: Komunikasi Dua Arah

Dalam dunia yang semakin terhubung ini, komunikasi tidak hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi juga tentang mendengarkan audiens. Pengusaha muda yang ingin sukses harus membuka ruang untuk percakapan dua arah dengan audiens mereka. Audiens yang merasa didengar cenderung lebih loyal dan terhubung dengan brand.

Langkah keenam yang perlu diambil:

  • Gunakan media sosial dan forum untuk mendengarkan feedback dan komentar audiens.
  • Tanggapi umpan balik mereka secara langsung dan gunakan informasi ini untuk meningkatkan produk atau layanan.

Banyak brand besar yang sukses menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan pelanggan mereka. .

7. Inovasi dan Adaptasi dalam Komunikasi

Dunia bisnis dan komunikasi selalu berubah. Teknologi baru, tren pasar, dan preferensi audiens yang dinamis mengharuskan pengusaha muda untuk terus beradaptasi dan berinovasi dalam cara mereka menyampaikan pesan.

Langkah ketujuh yang perlu dilakukan:

  • Bereksperimen dengan teknologi baru, seperti penggunaan augmented reality (AR) untuk promosi produk, atau podcast untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
  • Gunakan platform baru dan teknik komunikasi yang inovatif untuk tetap relevan dan menarik perhatian audiens.

8. Mengukur dan Mengevaluasi Efektivitas Komunikasi

Setiap pengusaha harus selalu mengevaluasi apakah strategi komunikasi yang mereka gunakan sudah efektif. Menggunakan alat analitik adalah langkah penting untuk mengetahui sejauh mana kampanye komunikasi berhasil. Metrik seperti tingkat keterlibatan, klik, konversi, dan feedback audiens akan memberikan wawasan yang berharga untuk meningkatkan kualitas komunikasi di masa depan.

Langkah kedelapan yang perlu diambil:

  • Gunakan alat analitik untuk memantau kinerja komunikasi Anda.
  • Perhatikan metrik seperti tingkat keterlibatan, klik, konversi, dan umpan balik audiens untuk menilai apakah pesan Anda sudah efektif.

Kesimpulan

Membangun brand yang kuat melalui komunikasi adalah perjalanan yang memerlukan waktu, ketekunan, dan strategi yang tepat. Pengusaha muda yang mampu memahami audiens mereka, menyampaikan pesan yang relevan, dan berinovasi dalam cara berkomunikasi akan memiliki peluang besar untuk menciptakan brand yang tidak hanya dikenal, tetapi juga dicintai oleh audiens mereka.

Brand yang hebat tidak dibangun dalam semalam. Dibutuhkan usaha yang konsisten, kreativitas, dan pemahaman yang mendalam tentang audiens dan pasar. Melalui komunikasi yang efektif, pengusaha muda dapat mengembangkan brand mereka, memperluas jangkauan, dan membuka peluang tak terbatas di dunia bisnis.

REFESENSI

https://www.ottopoint.id/id/article/strategi-dan-pengertian-brand-communication

https://taptalk.io/blog/brand-communication

Aaker, D. A. (1996). Building Strong Brands. Free Press.

Keller, K. L. (2013). Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. Pearson Education.

Kotler, P., & Armstrong, G. (2018). Principles of Marketing (17th ed.). Pearson.

McKinsey & Company. (2022). The Power of Storytelling in Business Communication. Retrieved from https://www.mckinsey.com