
Batik merupakan warisan budaya indonesia yang sudah ada sejak lama. Batik dapat diterapkan pada desain modern yang mencantumkan gradasi warna dan tipografi huruf.
Nirmana adalah istilah dalam seni rupa mengenai unsur-unsur visual dan prinsip-prinsip dasar dalam mengatur elemen-elemen yang tercipta untuk membuat komposisi yang indah. Kata “nirmana” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “tanpa bentuk” atau “tanpa makna”.
Gambar di atas adalah contoh bagaimana konsep nirmana diterapkan dalam batik modern dengan memadukan elemen tradisional dan kontemporer. Pada gambar tersebut, kita bisa melihat:
- Gradasi warna yang teratur dari merah muda ke merah tua, membuat kesan ruang dan dimensi yang lain.
- Pengulangan motif huruf ““AVMHAV” yang disusun dalam pola berulang, memberikan kesan gelap terang yang teratur dan membuat huruf tersebut memiliki peletakan yang berbeda seperti semakin dekat dan semakin jauh
- Motif geometris yang saling berpotongan, menciptakan bentuk yang memberi kesan ruang dan volume.
- Penggunaan elemen simbolis seperti ayyam dan ornamen tradisional seperti akar akar tumbuhan yang menambah makna (motif batik ayam puger yang menjadi referensi) pada karya.
Nirmana biasanya dipelajari sebagai dalam membangun pemahaman komposisi visual dan pemikiran/ imajinasi yang semakin dalam. Elemen-elemen visual seperti garis, bentuk, warna, tekstur, dan ruang diatur dengan baik agar menciptakan harmoni, kontras, keseimbangan, dan kesatuan dalam karya seni agar dapat menciptakan ilusi yang indah. Nirmana bertujuan untuk memberikan efek visual yang menarik seperti ilusi optik pada mata, yang merupakan dasar penting dalam berbagai cabang seni, termasuk seni batik. Gambar diatas, konsep nirmana dibuat dengan tata letak dan bentuk yang disusun secara teratur, menggabungkan motif batik dengan gradasi warna yang memberikan kesan ruang jauh dan dekat.
Nirmana dapat menciptakan perasaan pada elemen-elemen yang dibuat, bisa itu dari warna, bentuk, dan lain sebagainya. Nirmana batik ini, adalah tugas saat saya berada di semester 2 pada matkul Nirmana 2, yang dimana saya diminta untuk membuat nirmana batik yang disatukan dengan susunan huruf yang dengan konsep layer/ background dan foreground. Untuk batik itu sendiri terinspirasi dari batik banyumas/ batik ayam puger.
Dalam nirmana, terdapat beberapa elemen dasar yang umumnya dimasukan untuk menciptakan komposisi visual yang teratur. Elemen-elemen ini juga menjadi komponen penting dalam desain batik kontemporer yang saya buat dengan menggabungkan gaya tradisional dan modern. Berikut beberapa elemen dasar tersebut:
- Garis: Garis merupakan elemen paling utama dalam seni visual. Garis dapat digunakan untuk membentuk batas, pola, dan tekstur dalam sebuah karya.
- Bentuk (Shape): Bentuk bisa berupa lingkaran, persegi, segitiga, atau bentuk yang terinspirasi dari kehidupan/ alam di dunia nyata. Dalam batik tradisional, bentuk sering kali mengambil inspirasi dari flora, fauna, atau elemen alam lainnya.
- Ruang (Space): Ruang merupakan area kosong dalam sebuah wadah/ tempat. Pengaturan ruang sangat penting untuk menciptakan keseimbangan dalam desain, termasuk dalam batik. Penggunaan ruang negatif (negative space) atau ruang kosong juga dapat memberikan kesan estetis dan dapat memicu perasaan bagi orang yang melihatnya.
- Warna (Color): Warna adalah elemen yang sangat penting dalam nirmana karena mampu menciptakan kesan emosional. Dalam batik, gradasi warna sering kali digunakan untuk memberikan dimensi dan kedalaman pada motif.
- Tekstur (Texture): Tekstur adalah kualitas permukaan dari elemen visual yang dapat dirasakan atau dilihat. Tekstur dalam batik bisa diciptakan melalui teknik pewarnaan yang digunakan.
Selain elemen dasar, nirmana juga memiliki beberapa prinsip penting yang digunakan untuk mengatur elemen-elemen visual dalam penempatan yang teratur. Beberapa prinsip nirmana yang sering diterapkan dalam desain batik adalah:
- Keseimbangan (Balance): Keseimbangan adalah pengisian elemen-elemen visual yang dilakukan secara merata agar tidak tampak berat sebelah. Keseimbangan bisa bersifat simetris atau asimetris, tergantung pada tujuan desain. Dalam batik, keseimbangan simetris sering ditemukan dalam motif tradisional yang menampilkan kesan formal dan teratur.
- Irama (Rhythm): Irama adalah pengulangan elemen-elemen visual dalam pola tertentu untuk menciptakan kesan gerak suatu gambaran yang mengalir. Irama dalam batik terlihat dalam pengulangan motif yang berhubungan, memberikan kesan visual yang teratur.
- Kesatuan (Unity): Kesatuan adalah suatu hal yang saling terhubung antara elemen-elemen visual dalam komposisi yang membuat karya tampak utuh. Dalam desain batik, kesatuan dapat dicapai melalui penggunaan motif atau warna yang konsisten di seluruh kain.
- Kontras (Contrast): Kontras adalah perbedaan mencolok antara elemen-elemen visual, seperti warna, bentuk, atau tekstur. Kontras dalam batik dapat membuat motif tertentu menjadi lebih menonjol, memberikan kesan fokus pada elemen yang ditentukan dalam desain.
Konsep nirmana tidak asing dalam seni rupa tradisional dan telah digunakan oleh seniman dari berbagai budaya, termasuk Indonesia. Dalam sejarah seni rupa, konsep ini digunakan untuk membantu memahami bagaimana elemen-elemen visual dapat digabungkan dan diatur untuk menciptakan kesan bentuk yang kuat.
Nirmana berperan penting dalam menciptakan desain batik yang menarik. Dalam batik tradisional maupun kontemporer, konsep nirmana diterapkan untuk menciptakan suatu motif yang teratur dan seimbang. Desain batik tradisional menggunakan motif seperti garis-garis dan bentuk-bentuk dasar yang diulang dalam pola yang teratur. Pengaturan motif ini menciptakan irama dan kesatuan dalam desain batik. Warna memainkan peran penting dalam menciptakan kedalaman dan dimensi pada batik. Teknik gradasi warna dalam batik modern memberikan dimensi baru pada desain, menciptakan efek visual yang beraturan.
Dalam beberapa desain batik, ruang negatif digunakan untuk memberikan kesan sederhana namun elegan. Ruang negatif ini menciptakan keseimbangan dandan dapat membuat motif utama menjadi terlihat lebih jelas.
Beberapa desain batik tradisional cenderung teratur serasi, sedangkan batik kontemporer sering kali mengeksplorasi ketidakselarasan untuk menciptakan efek visual yang berbeda dengan tujuan menciptakan desain yang beragam namun tetap dapat dilihat indah.
Batik ini menggunakan pola bentuk yang menciptakan ilusi ruang dan kedalaman melalui gradasi warna. Elemen utama yang tampak pada desain ini adalah perpaduan motif huruf “AVMHAV” yang berulang, gradasi warna merah muda hingga merah tua, serta motif tradisional seperti ayam, cabang-cabang tumbuhan, dan simbol tradisional lainnya.
Pola dalam desain ini tidak hanya diciptakan melalui motif batik yang umum, tetapi juga melalui tulisan yang disusun secara berulang, menciptakan susunan dan irama visual. Selain itu, teknik gradasi warna yang digunakan memberikan kesan tiga dimensi dan volume pada karya.
Dalam karya ini, Nirmana menggunakan elemen dasar desain seperti garis, bentuk, warna, dan tekstur yang ditata dengan baik untuk menciptkan tata ruangg yang menarik. Berikut adalah analisis rincian dari elemen-elemen yang disebutkan sudah disebutkan sebelumnya:
- Garis dan Bentuk Ruang:
- Karya ini menampilkan garis-garis kuat yang membentuk pola ruang, seperti segitiga dan persegi panjang yang saling berpotongan. Garis-garis ini membentuk “X” di tengah desain, menciptakan aksen visual dan menambah dimensi pada karya.
- Bentuk geometris yang saling berpotongan juga membentuk pola ritmis yang menarik orang untuk mengikuti aliran desain, mengarahkan pandangan ke arah pusat dan keluar.
- Tipografi Huruf “AVMHAV”:
- Aspek menarik dari desain ini adalah penggunaan huruf sebagai elemen visual. Huruf “AVMHAV” disusun berulang kali dalam pola terstruktur, menciptkan penataan yang memperkuat kesan keteraturan desain.
- Huruf-huruf ini bukan sekadar teks, melainkan menjadi bagian dari desain yang berfungsi untuk menambah tekstur dan dimensi. Huruf yang berulang menciptakan nuansa modern, dan juga dapat menambah tampilan keseluruhan.
- Penggunaan tipografi ini juga menunjukkan inovasi pada batik kontemporer, di mana unsur teks dapat menyatu dengan motif visual tanpa mengurangi estetika secara keseluruhan.
- Gradasi Warna:
- Teknik gradasi warna sangat penting dalam karya ini. Dari merah jambu hingga merah tua, cotak ini memberikan ilusi kedalaman dan volume pada desain.
- Gradasi warna ini tidak hanya bersifat dekoratif, tetapi juga menambah dimensi dan kontras pada pola bentuk dan huruf yang ada sehingga menciptkan kesan tiga dimensi.
- Penggunaan gradasi warna yang halus ini juga memberikan tampilan karya yang lebih modern dan sesuai dengan tren desain kontemporer.
- Simbol Tradisional:
- Selain unsur modern seperti huruf dan gradasi, desain ini juga mengandung simbol-simbol tradisional ciri khas batik, seperti motif butung, dahan pohon, dan ornamen lainnya.
- Ayam di pojok bawah karya, serta bentuk lainnya, memiliki makna tersendiri dalam budaya tradisional.
- Cabang-cabang tanaman yang melilit beberapa bagian desain menambah unsur organik dan memberikan kesan natural pada karya, menciptakan kontras dengan bentuk geometris dan huruf yyang terkesan lebih kaku
- Penggunaan Ruang Negatif:
- Ruang kosong atau ruang negatif pada desain ini juga memberikan rasa keseimbangan, dimana mata tidak hanya tertuju pada bagian cetakan, tetapi juga pada area yang lebih sederhana.
- Penggunaan ruang negatif ini memungkinkan setiap elemen terlihat bagus tanpa terlihat terlalu sibuk. Hal ini juga membuat pekerjaan menjadi lebih rapi dan bersih sehingga memberikan kesan elegan pada desainnya. Selain unsur dasar, prinsip desain seperti keseimbangan, kesatuan, urutan dan kontras juga sangat terlihat pada karya.
Gradasi warna ini bisa dibilang sangat menarik, kenapa begitu? dikarenakan, yang pertama adalah dari cara pembuatan nya, yang dimana untuk membuat gradasi ini, tidak hanya untuk warna kotak dasar nya saja, tetapi juga warna untuk huruf nya. Kotak dasar itu warna yang dipilih adalah merah tua hingga merah muda bakan putih, dan untuk huruf nya menggunakan warna hijau tua hingga hijau muda/ putih. Lalu untuk batik nya sendiri, menggunakan warna ungu dan ungu muda bertujuan agar menciptakan layer yang berbeda. Untuk saya sendiri, bisa membuat karya seperti ini adalah suatu hal yang tidak terduga awalnya, karena pada saat membuat saya hanya mencoba mencorat-coret bentuk asal untuk background si huruf nya, tetapi pada akhirnya dengan begitu saya dapat menciptakan karya seperti itu, dan agak kaget juga setelah dilihat lagi dan diingat lagi, “kenapa dulu bisa kepikiran bikin seperti itu?”
Selain elemen dasar, prinsip-prinsip desain seperti keseimbangan, kesatuan, irama, dan kontras juga sangat tampak pada karya ini:
- Keseimbangan (Balance):
- Desain ini menunjukkan keseimbangan antara unsur modern (huruf dan gradasi warna) dan unsur tradisional (pola burung dan dahan tanaman). Keseimbangan ini menjamin keselarasan dalam desain sehingga karya tampak menyatu dan utuh.
- Bentuk “X” di tengah komposisi juga berfungsi sebagai titik pusat keseimbangan yang mengatur sebaran unsur visual di setiap sudut karya.
- Kesatuan (Unity):
- Karya ini menghadirkan kesatuan yang kuat, dimana setiap elemen baik modern maupun tradisional terintegrasi dengan baik. Huruf, pola geometris, gradasi warna, dan simbol tradisional sepertinya tidak saling bertentangan, melainkan menyatu dalam komposisi yang harmonis. Kesatuan ini dicapai melalui pilihan warna yang konsisten sehingga menciptakan transisi mulus antara satu elemen dengan elemen lainnya.
- Irama (Rhythm):
- Irama tersebut terdapat pada pengulangan pola huruf “AVMHAV” yang menciptakan aliran visual dari satu sisi ke sisi lainnya. Ritme ini menciptakan dinamika dan membuat mata bergerak teratur sesuai pola yang ada.
- Selain huruf, gradasi warna yang membentuk pola undakan juga menambah ritme sehingga membuat mata berangsur-angsur mengikuti transisi warna dari merah jambu ke merah tua.
- Kontras (Contrast):
- Karya ini menggunakan kontras warna untuk menonjolkan huruf dan pola tertentu. Misalnya, huruf gelap dengan latar belakang lebih terang menciptakan kontras yang kuat sehingga huruf tampak lebih terang dan dominan.
- Kontras ini tidak hanya memberikan tujuan estetika, namun juga menambah kedalaman dan dimensi pada desain, memperkuat perasaan tiga dimensi.
Di Indonesia, konsep nirmana semakin populer sejak berkembangnya pendidikan seni modern, terutama melalui pengaruh Eropa dan Jepang. Banyak seniman dan desainer Indonesia yang belajar seni rupa di lembaga pendidikan seni dalam dan luar negeri yang mengenal konsep nirmana melalui kursus dasar seni rupa. Sejak saat itu, nirmana menjadi salah satu landasan pendidikan seni di Indonesia dan banyak diterapkan dalam berbagai karya seni.
Untuk simbol dan makna sebenernya, kalau dalam nirmana itu tidak ada, dikarenakan pada dasarnya nirmana itu suatu visual yang tidak ada arti/ makna nya, sesuai dengan arti menurut bahasa, yang dimana nir itu tanpa, dan mana itu arti/ makna, jadinya tanpa arti. Tetapi jika untuk motif batik nya, itu dia memiliki makna, yaitu menggambarkan kehidupan sosial masyarakat Banyumas, di mana rumah adat Banyumas Tikelan selalu dikelilingi oleh ayam peliharaan.
Kesimpulannya Perpaduan nirmana, gradasi warna, dan unsur huruf pada karya batik ini menciptakan harmoni indah antara tradisi dan inovasi. Karya ini menjadi contoh nyata bahwa batik tidak hanya tentang corak dan warna saja, namun juga tentang bagaimana memadukan unsur-unsur seni rupa menjadi satu kesatuan yang memiliki makna dan estetika.
Kesimpulannya, dengan melihat dan memahami karya tersebut, kita bisa mengapresiasi keindahan batik dalam berbagai wujudnya. Batik yang dipadukan dengan unsur modern seperti font dan gradasi warna menunjukkan bahwa batik tetap relevan dan dapat terus beradaptasi dengan perubahan zaman. Kami berharap karya-karya seperti ini terus berkembang dan membawa batik Indonesia ke kancah dunia.
Referensi: