Koflaah: Inovasi Wirausaha Mahasiswa Kopi Susu Botolan Berbasis Biji Kopi Gayo dalam Program P2MW

Di tengah semakin meningkatnya minat generasi muda terhadap kewirausahaan, muncul berbagai produk kreatif yang lahir dari ide-ide inovatif mahasiswa Indonesia. Tren ini semakin tumbuh subur dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah melalui Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW), yang bertujuan menumbuhkan jiwa entrepreneurship berbasis potensi lokal.

Salah satu contoh usaha yang muncul dari semangat tersebut adalah Koflaah, sebuah produk kopi susu botolan yang diciptakan oleh sekelompok mahasiswa. Mengusung biji kopi Gayo asli dari Aceh, Koflaah tidak hanya menawarkan minuman siap saji dengan rasa khas, tetapi juga membawa nilai-nilai keberlanjutan dan pemberdayaan petani lokal.

Latar Belakang Usaha: KOPI GAYO dalam Kemasan Modern

Koflaah didirikan oleh tiga mahasiswa, yakni Arif Rizky F, Iwana Riskan, dan Andika Tri N, yang memiliki ketertarikan tinggi pada dunia kopi serta semangat untuk membangun usaha sejak masa kuliah. Melihat tingginya konsumsi kopi di kalangan mahasiswa dan masyarakat perkotaan, mereka memutuskan untuk menciptakan sebuah produk kopi susu botolan yang tidak hanya nikmat dan praktis, tetapi juga mengangkat cita rasa khas Indonesia.

Berbeda dari produk kopi susu botolan lainnya, Koflaah menggunakan biji kopi Gayo yang dikenal sebagai salah satu varietas kopi terbaik di dunia. Kopi Gayo memiliki karakteristik aroma kuat, body sedang, dan aftertaste yang bersih. Keunggulan ini menjadi nilai jual utama Koflaah, yang berusaha menyajikan rasa kopi otentik tanpa menghilangkan unsur kekinian dari tren kopi susu.

Deskripsi Produk: Rasa Autentik dalam Botol 500ml

Koflaah hadir dalam kemasan plastik berukuran 500ml, memudahkan konsumen dalam membawa dan mengonsumsinya kapan saja. Komposisinya terdiri dari Biji kopi Gayo murni, susu UHT berkualitas tinggi, gula aren sebagai pemanis alami, serta tambahan creamer untuk menciptakan rasa yang lembut dan menyatu. Tidak menggunakan pemanis buatan atau pengawet, Koflaah menyasar konsumen yang peduli dengan kualitas dan rasa alami dari produk yang mereka konsumsi.

Harga jual produk ini adalah Rp28.000, dengan target pasar utama mahasiswa dan pekerja muda yang menginginkan kopi berkualitas tinggi dengan harga yang masih terjangkau. Pilihan kemasan dan rasa Koflaah disesuaikan dengan tren konsumen muda yang gemar mencari pengalaman rasa baru dan mendukung produk lokal.

Ciri Khas & Inovasi: Lokalitas Sebagai Identitas

Hal yang membedakan Koflaah dari kompetitor adalah pendekatan lokal yang sangat kental. Selain menggunakan biji kopi Gayo asli dari Aceh, tim Koflaah juga menjalin kerja sama langsung dengan petani kopi lokal. Kolaborasi ini memastikan kualitas biji kopi terjaga dan mendukung perekonomian daerah secara langsung.

Dengan menjadikan kopi Gayo sebagai identitas utama, Koflaah memperlihatkan bahwa inovasi tidak selalu berarti menciptakan sesuatu yang baru, tetapi juga mengemas ulang kekayaan yang sudah ada agar lebih relevan dan menjangkau generasi baru.

Bagi tim kami, produk bukan hanya soal rasa, tapi juga soal cerita di baliknya. Setiap botol Koflaah membawa pesan bahwa keberhasilan sebuah usaha tidak terlepas dari hubungan yang kuat dengan akar budaya dan sosial di sekitarnya. Dalam jangka panjang, Koflaah ingin menjadi brand yang dikenal karena keberaniannya mengangkat kopi Indonesia ke tingkat nasional bahkan internasional.

Strategi Penjualan dan Pemasaran: Menjangkau Lewat Digital dan Komunitas

Dalam memasarkan produknya, Koflaah memanfaatkan media sosial seperti Instagram untuk membangun branding dan meningkatkan awareness. Konten visual seperti foto produk, testimoni pelanggan, dan video proses pembuatan kopi digunakan untuk menarik perhatian konsumen muda. Selain itu, WhatsApp digunakan sebagai kanal pemesanan langsung, terutama untuk pelanggan yang sudah mengenal produk secara offline.

Promosi secara offline juga dilakukan melalui kegiatan komunitas mahasiswa, bazar kampus, serta kolaborasi dengan acara-acara kewirausahaan. Respons pasar terhadap Koflaah terbilang positif. Konsumen menyukai rasa khas yang ditawarkan dan merasa terhubung dengan nilai lokal yang diangkat dalam produk ini. Meskipun masih dalam skala kecil, loyalitas pelanggan perlahan mulai terbentuk.

P2MW (Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha) adalah program Kemdikbudristek yang bertujuan untuk mendukung mahasiswa yang sedang mengembangkan usaha rintisan. Bagi tim KOFlaah, program ini merupakan peluang strategis untuk:

  • Meningkatkan kapasitas produksi: membeli peralatan produksi yang lebih profesional.
  • Mengembangkan kemasan dan identitas merek: menciptakan desain kemasan yang lebih menarik dan ramah lingkungan.
  • Menambah varian produk: seperti low sugar, vanilla, atau tanpa creamer.
  • Memperluas distribusi: masuk ke platform e-commerce seperti ShopeeFood, Tokopedia, GoFood, hingga kafe lokal.

Program P2MW menjadi kesempatan emas bagi tim Koflaah untuk membawa usaha ini ke level yang lebih tinggi. Melalui program ini, Koflaah berharap mendapatkan akses terhadap pendampingan usaha, pelatihan bisnis, serta dukungan pendanaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas distribusi.

Tim Penggerak: Kolaborasi Ide, Semangat, dan Tindakan

Koflaah digerakkan oleh tiga mahasiswa dengan peran masing-masing:

  • Andika Tri N bertanggung jawab dalam produksi dan pengembangan resep kopi.
  • Iwana Rizkan menangani desain, pemasaran digital, serta interaksi dengan pelanggan.
  • Arif Rizky F berperan dalam keuangan, distribusi, dan hubungan dengan mitra seperti petani kopi.

Kolaborasi ini memungkinkan pembagian tugas yang seimbang dan efisien. Mereka bekerja berdasarkan kepercayaan, semangat wirausaha, serta komitmen untuk terus belajar dan berkembang.

Visi Masa Depan: Dari Botol Kampus Menuju Pasar Nasional

Dalam 1–3 tahun ke depan, tim koflaah menargetkan beberapa pencapaian besar:

  1. Produksi 1000 botol per bulan dengan distribusi ke beberapa kota besar.
  2. Sertifikasi izin usaha dan PIRT untuk legalitas dan kepercayaan konsumen.
  3. Kolaborasi dengan kedai kopi dan restoran lokal untuk distribusi bulk atau white label.
  4. Sistem keanggotaan atau langganan bulanan untuk pelanggan loyal.

Tim juga mulai mengeksplorasi kemasan ramah lingkungan seperti botol kaca atau refill station, agar usaha ini tidak hanya profitable tapi juga sustainable.

Penutup: KOPI, MAHASISWA, dan MASA DEPAN

Koflaah adalah bukti bahwa ide sederhana seperti kopi susu bisa menjadi produk bernilai tinggi jika digarap dengan pendekatan yang tepat. Dengan mengangkat kekayaan lokal seperti kopi Gayo, memanfaatkan kekuatan digital, dan mengedepankan kolaborasi, Koflaah menjelma menjadi sebuah usaha yang berpotensi tumbuh besar.

Partisipasi dalam Program P2MW menjadi langkah strategis untuk mewujudkan visi tersebut. Dengan bimbingan, modal, dan jejaring yang tersedia di P2MW, Koflaah siap menjadi representasi mahasiswa wirausaha yang membawa perubahan nyata tidak hanya di pasar, tapi juga di masyarakat.