Kopi menjadi sangat tersohor seperti sekarang ini, penikmat kopi terus bertambah dan kedai kopi pun kian lama kian tidak terhitung jumlahnya.
KOPI adalah minuman dari bubuk kopi yang diseduh dan memiliki macam macam jenis sajian kopi dari metode penyeduhannya seperti espresso, kopi hitam, kopi susu, dan es kopi. Jenis kopi Indonesia populer seperti arabika, robusta dan liberika memiliki pecintanya masing-masing, jenis kopi house blend paling cuan untuk bisnis.
Tentang kopi ini sendiri memiliki nama latin coffea sedangkan jenisnya, kopi arabika nama latinnya coffea arabica, kopi robusta nama latinnya coffea canephora/coffea robusta, dan kopi liberika nama latinnya coffea liberica. Kopi sebagai komoditas telah memiliki sejarah yang panjang, hingga saat ini tanaman kopi tersebar di banyak negara dunia. Jenis tanaman kopi di tiap negara yang tumbuh dan diproses menjadi biji kopi memiliki perbedaan, mulai dari varietas tanaman, letak geografis lahan tanam, hingga proses pascapanen.
Sejarah kopi memiliki kisahnya tersendiri di tiap daerah, konon bermula dari penggembala kambing bernama Kaldi yang menemukan kambingnya bertingkah aktif setelah memakan buah ceri kopi. Literatur sejarah kopi lain menjelaskan sajian kopi bermula dari orang Arab, dan bahkan orang Turki memiliki ritual minum kopi tersendiri. Eksistensi kopi dari dulu hingga sekarang telah banyak menuliskan kisah penuh makna yang melahirkan sejarah dari mulut ke mulut.
Terlepas dari sejarah kopi yang begitu agung, sajian kopi nikmat beraroma dengan rasa yang istimewa ini, tidak hanya tercipta selama proses penyeduhan melainkan berawal dari tanaman kopi. Ketika kopi masih berupa buah ceri kopi, pada masa inilah senyawa pembentuk rasa berproses dari nutrisi yang ada di sekitarnya. Banyak faktor selama masa tanam pun berkontribusi ketika tanaman kopi dirawat dengan baik hingga menjadi kopi single origin bercita rasa khas.
SUSUNAN LAPISAN BUAH KOPI
Buah kopi berbentuk layaknya buah ceri sebelum menjadi biji kopi yang disangrai, ceri hijau belum bisa dipetik dan akan berwarna merah ketika matang untuk siap dipanen. Anatomi buah kopi disusun dari bagian terluarnya mulai dari kulit ceri (pulp), lapisan lendir (mucilage), lapisan perkamen (parchment), lapisan kulit tipis (silver skin) dan biji kopi mentah (green bean). Setelah buah ceri matang dipeting teliti, kemudian melalui tahapan proses pascapanen dari mulai pengupasan, penjemuran, penyortiran, fermentasi, pencucian dan lainnya.
Proses pascapanen ini sendiri memiliki urutan berbeda-beda dan penerapannya juga berbeda tergantung metode proses pascapanen apa yang digunakan. Proses pascapanen membantu lebih banyak lagi potensi senyawa rasa yang terkandung pada ceri kopi hingga menjadi green bean. Lapisan ceri kopi tadi sangat berperan selama proses pascapanen diterapkan, seperti lapisan lendir mucilage sangat membantu optimalkan proses fermentasi, lapisan perkamen melindungi green bean secara menyeluruh selama proses pengelupasan, dan lapisan tipis akan tetap berada pada green bean kemudian terkelupas ketika disangrai.
Ternyata sajian kopi bukan sekadar penghilang rasa kantuk, lebih dari itu tiap orang punya alasan tersendiri meneguk nikmat secangkir kopi mereka.
Mengapa di era saat ini orang-orang gemar meminum secangkir kopi setiap harinya, KAFEIN mungkin salah satu alasan utama umumnya seseorang minum kopi, tapi sebenarnya tidak demikian. Beberapa orang malah mengaku kafein kopi tidak terlalu berpengaruh untuk dirinya, dan sebagian yang lain kafein kopi membuatnya terjaga sepanjang hari. Maka mari kita kesampingkan sejenak kafein kopi, dan mencari tau alasan kebanyakan orang menyukai sajian kopi mereka. Karena faktanya, dalam secangkir kopi bukan hanya mengandung kafein, tapi banyak lagi senyawa yang terkandung di dalamnya.
Apakah yang membuat orang merayakan pagi mereka dengan secangkir kopi, atau mengisi waktu luang di tengah kesibukan dengan menenggak sajian kopi. Bahkan, tidak sedikit yang merasa bahwa kopi adalah bagian dari hidup mereka, setiap harinya tidak luput dengan tegukan kopi. Walau pun sedang dalam perjalanan, selalu melengkapi persediaan seduh kopi mereka, dengan coffee drip atau pun peralatan seduh kopi portabel. Karena mereka menganggap sajian kopi sudah menjadi gaya hidup yang selalu ada mengisi aktifitas harian.
Dari Minuman Jadi Camilan
Biasanya, ketika mendengar kata kopi, yang terlintas di kepala kita adalah secangkir minuman hangat atau dingin, lengkap dengan lapisan buih atau es batu. Kopi sudah lama menjadi simbol teman kerja, teman ngobrol, atau sekadar teman begadang. Namun, perkembangan dunia kuliner tidak berhenti hanya sampai di situ. Para penggiat inovasi pangan mulai berpikir: “Bagaimana jika biji kopi dimakan langsung dalam bentuk camilan?” Dari situlah ide membuat keripik biji kopi muncul.
Proses membuat keripik biji kopi cukup unik. Biji kopi pilihan dipanggang hingga matang sempurna, lalu dilapisi dengan adonan tipis yang membuat teksturnya menjadi lebih renyah. Beberapa produsen menambahkan sedikit bumbu manis atau asin agar rasanya lebih bersahabat di lidah orang yang belum terbiasa. Ada pula yang memadukan keripik biji kopi dengan karamel, cokelat, madu, atau rempah untuk menciptakan variasi rasa yang beragam.
Proses Pembuatan yang Teliti
Membuat keripik biji kopi tidak bisa asal-asalan. Ada tahapan penting yang harus diperhatikan agar hasil akhirnya tidak terlalu keras, terlalu pahit, atau justru kehilangan cita rasa khas kopi. Prosesnya dimulai dengan pemilihan biji kopi berkualitas tinggi. Biasanya, biji kopi yang digunakan adalah green bean (biji kopi mentah) yang kemudian disangrai pada suhu tertentu. Proses sangrai inilah yang menentukan warna, aroma, dan tingkat kepekatan rasa pahit pada keripik.
Setelah biji kopi disangrai, tahap berikutnya adalah pendinginan. Biji kopi yang baru saja dipanggang akan panas dan mudah mengeluarkan minyak. Oleh karena itu, biji harus didiamkan beberapa saat agar suhu turun dan teksturnya menjadi lebih stabil. Selanjutnya, biji kopi dilapisi adonan tepung tipis yang telah dibumbui. Proses pelapisan ini juga tidak sembarangan—adonan harus cukup lengket untuk menempel, tapi tidak terlalu tebal supaya cita rasa kopi tetap dominan.
Setelah dilapisi, biji kopi digoreng dengan suhu terkontrol. Penggunaan suhu yang terlalu tinggi akan membuat biji kopi gosong, sedangkan suhu yang terlalu rendah membuat tekstur keripik menjadi lembek. Ketika sudah matang, keripik didinginkan dan dikemas dalam wadah kedap udara agar tetap renyah dan aromanya tidak cepat hilang.
Sensasi Rasa yang Tak Terduga
Mungkin kamu membayangkan keripik biji kopi rasanya hanya pahit saja. Padahal kenyataannya, rasa keripik ini cukup kompleks. Pada gigitan pertama, kamu akan merasakan gurih dari lapisan tepung tipis yang melapisi biji kopi. Setelah beberapa detik, muncul rasa pahit khas kopi yang kuat namun tidak berlebihan. Kalau keripik diberi sentuhan manis karamel atau madu, ada sedikit rasa legit yang membuat pengalaman makan jadi lebih seimbang.
Beberapa penikmat kopi sejati justru menyukai sensasi pahit yang dominan. Mereka mengatakan bahwa rasa pahit alami biji kopi ini memberikan efek menyegarkan, mirip dengan ketika minum espresso tanpa gula. Namun, bagi yang belum terbiasa, kombinasi rasa gurih, pahit, dan sedikit manis bisa jadi pengalaman baru yang menyenangkan.
Keripik biji kopi juga memberikan efek “kerenyahan” yang unik. Berbeda dengan keripik kentang atau keripik singkong yang rapuh, keripik biji kopi punya tekstur agak padat di tengah. Setelah lapisan luarnya habis dikunyah, kamu masih bisa merasakan tekstur biji kopi yang sedikit keras, mirip kacang panggang. Karena itu, camilan ini lebih cocok dikunyah perlahan-lahan sambil minum kopi atau teh.
Kandungan Gizi dan Efek Kafein
Karena berasal dari biji kopi asli, keripik biji kopi tentu mengandung kafein. Satu genggam keripik kira-kira setara dengan secangkir kopi seduh ringan hingga sedang, tergantung jenis kopi dan cara pembuatannya. Jika kamu termasuk yang sensitif terhadap kafein, sebaiknya mengonsumsi dalam jumlah terbatas, supaya tidak mengalami efek seperti jantung berdebar atau sulit tidur.
Selain kafein, keripik biji kopi juga mengandung antioksidan alami. Biji kopi kaya akan senyawa polifenol yang dapat membantu menangkal radikal bebas. Namun, manfaat ini tentu baru terasa jika dikonsumsi dalam jumlah wajar dan seimbang dengan pola makan sehat.
Sebaliknya, konsumsi berlebihan bisa berdampak kurang baik. Terlalu banyak kafein bisa membuat tubuh gelisah, dan camilan gorengan tentu mengandung kalori tambahan dari minyak. Jadi, nikmati secukupnya sebagai selingan, bukan sebagai pengganti makan utama.
Inovasi Camilan Kekinian
Meskipun masih terdengar asing bagi sebagian orang, keripik biji kopi mulai banyak dicari oleh penggemar kuliner unik. Beberapa kafe modern menjadikan keripik biji kopi sebagai hidangan pendamping minuman, bahkan sebagai suvenir khas. Ada juga produsen UMKM yang memproduksinya dalam kemasan kecil praktis, sehingga mudah dibawa bepergian.
Selain itu, tren snacking sehat juga mendorong munculnya varian keripik biji kopi panggang tanpa minyak. Proses pembuatannya mirip, hanya saja biji kopi setelah dilapisi adonan langsung dipanggang dalam oven. Hasilnya lebih rendah lemak, meski tetap mempertahankan kerenyahan.
Keripik biji kopi pun kini semakin bervariasi. Ada yang dibuat manis dengan baluran cokelat, ada pula yang asin-gurih dengan sedikit taburan garam laut. Varian rempah juga mulai dikembangkan, seperti keripik biji kopi rasa kayu manis atau jahe. Semua ini menunjukkan bahwa kreativitas dalam memadukan rasa bisa membuat kopi menjadi camilan istimewa.
Cara Menikmati Keripik Biji Kopi
Bagi yang penasaran, ada tata menikmati keripik biji kopi agar pengalaman mencicipinya lebih maksimal:
1. Sebagai Teman Minum Kopi atau Teh
Rasanya memang sedikit pahit, tapi jika disantap bersama kopi susu, latte, atau teh manis, rasanya akan lebih seimbang. Kamu bisa mencelupkan sebentar agar teksturnya sedikit lunak.
2. Dicampurkan ke Muesli atau Granola
Beberapa orang menyukai tambahan keripik biji kopi dalam sarapan granola untuk memberikan sensasi pahit yang kontras dengan manisnya sereal.
3. Menjadi Topping Dessert
Hancurkan kasar keripik biji kopi, lalu taburkan di atas es krim vanila atau brownies. Rasa pahit-gurihnya bisa membuat hidangan manis jadi lebih istimewa.
4. Langsung Dimakan
Kalau kamu pecinta kopi sejati, langsung kunyah perlahan satu per satu sambil menikmati aromanya.
Potensi Bisnis dan Peluang Pasar
Keripik biji kopi memang masih tergolong produk baru. Justru karena itulah, peluang bisnisnya cukup terbuka lebar, terutama di kalangan anak muda yang senang mencoba hal-hal unik. Banyak pengusaha rumahan mulai memproduksi dalam skala kecil untuk dijual secara daring.
Kelebihan lain dari bisnis ini adalah bahan baku biji kopi relatif mudah ditemukan di Indonesia, apalagi kita punya banyak daerah penghasil kopi berkualitas seperti Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Toraja, hingga Flores. Jika dipadukan dengan kemasan menarik dan strategi pemasaran yang kreatif, keripik biji kopi bisa menjadi produk oleh-oleh khas daerah yang memiliki nilai tambah ekonomi.