Sebagai seorang calon Desainer, penting bagi kamu untuk selalu mengikuti perkembangan tren di setiap tahunnya. Apalagi di tahun 2024 sedang gencar-gencarnya penggunaan teknologi canggih seperti yang masih menjadi bagian dari Artificial Intelligence (AI), untuk mengubah perintah teks menjadi gambar secara praktis dan otomatis.
Dengan mengetahui apa yang sedang tren di industri desain, seorang Desainer dapat menawarkan ide-ide inovatif dan berbeda kepada klien. Jadi tidak sekedar mengandalkan hal-hal dasar yang sudah diketahui saja. Kamu perlu menciptakan karya baru yang mengkombinasikan gaya desain dengan tren terkini dan juga keunikan dan ciri khas kamu sendiri.
Ini akan mendorong kamu untuk mendapat banyak kesempatan dan menunjang portofolio kamu terlihat lebih menarik, sekaligus membantu kamu keluar dari zona nyaman. hindari untuk mengulangi langkah yang sama setiap kali mengerjakan proyek desain dapat membatasi kreativitas baru. sebisa mungkin eksplor sejauh mungkin dunia desain yang ingin kamu perdalami.
Update dengan tren desain 2024 akan membuka wawasan kamu, memotivasi kamu mempelajari keterampilan baru, dan mendapatkan inspirasi untuk karya desain yang lebih baik. Lalu, apa yang akan terjadi jika seorang Desainer tidak bisa beradaptasi dengan tren dunia desain? Kamu akan berisiko mengalami ketertinggalan serta sulit mendapatkan klien yang mungkin menginginkan desain yang sedang diminati sekarang.
Di Indonesia, ekonomi kreatif dikenal sebagai industri budaya atau industri kreatif. Industri kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan informasi atau industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan daya cipta individu. Industri kreatif tercipta dari pemanfaatan serta keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu untuk bisa membuat lapangan pekerjaan baru.
Industri kreatif merupakan hasil dari kreativitas, digerakkan oleh sumber daya terbarukan dengan manusia sebagai sumber energinya. Hal ini merupakan peluang bagi kita di Indonesia, dimana kita di Indonesia memiliki sumber daya manusia kreatif dalam jumlah besar, kaya dengan sumber daya alam yang berlimpah, dan sumber warisan budaya yang unik dan beragam. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu sektor penggerak di bidang industri kreatif. Sektor ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja.
Salah satu subsektor di dalam industri kreatif adalah desain. Desain merupakan langkah awal dari sebagian besar subsektor industri kreatif di Indonesia. Subsektor desain sendiri melingkupi desain, desain interior, desain produk, dan komunikasi visual. Saat ini masih ada masalah-masalah yang menghambat pertumbuhan industri desain di Indonesia, termasuk jumlah dan kualitas orang kreatif yang masih belum optimal.
Desain merupakan kata serapan dari kata design (bahasa Inggris). Istilah ini menggeser kata rancang/ rancangan/merancang yang dinilai kurang mengekspresikan keilmuan, keluasan dan kewibawaan profesi. Arti kata design dalam Kamus Oxford adalah “rencana atau gambar yang dibuat untuk memperlihatkan tampilan dan fungsi dari bangunan, pakaian, atau objek lainnya sebelum benar-benar dibuat”.
Beberapa tahun belakangan ini profesi desainer sudah menjadi sorotan di Indonesia. Desainer yang memiliki daya dan pola pikir dengan kreativitas, inovasi, dan ide atau gagasan cemerlang di bidang desain, interior, produk, grafis atau desain komunikasi visual, dan lain sebagainya. Profesi desainer merupakan profesi yang sudah dikenal dari masa revolusi industri, di mana profesi tersebut dapat disebut sebagai profesi profesional yang dapat berkolaborasi dengan sesama profesi profesional secara inter maupun multidisiplin. Desainer diharapkan dapat memberikan solusi dalam permasalahan yang ada dan tentunya dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Desain sebagai seni terapan yang melibatkan susunan garis, bentuk, warna, ukuran, dan nilai sebuah benda memiliki prinsip-prinsip tertentu. Ada beberapa fungsi desain yaitu sebagai alat bantu dalam proses menciptakan objek baru. Kemudian sebagai wadah untuk menunjukkan tampilan objek tertentu kepada masyarakat dengan gambaran atau keadaan sesungguhnya.
Selain itu, desain berfungsi sebagai sarana desainer menyampaikan ide atau karya ciptanya kepada khalayak. Terakhir, fungsi desain adalah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan manusia sehingga bisa lebih memahami bentuk gambar bidang, ruang, konfigurasi, komposisi, susunan, dan lainnya.
Bagaimana masa depan seorang desainer di industri kreatif?
Perjalanan revolusi Industry 4.0 telah diresmikan oleh pemerintah pada tahun 2018. Hal tersebut menandakan bahwa semakin terbukanya era industri yang lebih modern dari sebelumnya. Melalui konsep tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk lebih mengembangkan industri kreatif di Indonesia. Industri kreatif merupakan industri yang potensial untuk dikembangkan mengingat industri ini memiliki sumber daya yang sifatnya tidak terbatas, yaitu berbasis pada intelektualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Industri kreatif dapat berkembang dari bakat seseorang, kemampuan dan pemanfaatan
kreativitas, untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan nilai ekonomi.
16 subsektor industri kreatif antara lain:
- Seni Rupa
- Seni Pertunjukan
- TV & Radio
- Periklanan
- Penerbitan
- Aplikasi dan Game Developer
- Fashion
- Musik
- Kuliner
- Kriya
- Fotografi
- Film, animasi dan video
- Desain Produk
- Desain Komunikasi Visual
- Desain Interior
- Arsitektur
Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan teknologi telah mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk industri kreatif. Salah satu perubahan terbesar yang sedang dan akan terus terjadi adalah dampak kecerdasan buatan (AI) terhadap profesi desainer grafis. Bagaimana desainer grafis dapat bersaing dan berkolaborasi dengan AI di masa depan adalah pertanyaan penting yang perlu dijawab.
Era Modern Awal
- Abad ke-18 dan ke-19: Revolusi Industri membawa perubahan besar dalam produksi dan distribusi media cetak. Poster, iklan, dan pamflet menjadi alat komunikasi yang penting.
- Art Nouveau (Akhir Abad ke-19 – Awal Abad ke-20): Gaya desain ini ditandai dengan garis-garis melengkung, pola organik, dan penggunaan warna yang kaya. Desainer seperti Alphonse Mucha menjadi ikon era ini.
Era Modern
- Bauhaus (1919-1933): Sekolah seni dan desain di Jerman ini menekankan kesatuan seni dan teknologi. Desain Bauhaus berfokus pada fungsi dan bentuk yang sederhana namun estetis.
- Perang Dunia II: Propaganda visual, poster perang, dan komunikasi grafis menjadi alat penting untuk menggerakkan opini publik dan mendukung usaha perang.
Desain Grafis Digital
- 1960-an – 1980-an: Komputer mulai digunakan dalam desain grafis. Perangkat lunak seperti Adobe Illustrator dan Photoshop merevolusi cara desainer bekerja, memungkinkan manipulasi gambar dan teks yang lebih kompleks dan efisien.
- 1990-an – 2000-an: Internet dan desain web membuka babak baru dalam desain grafis. Desainer harus beradaptasi dengan media baru ini, menciptakan situs web, animasi, dan interaksi pengguna.
Era Kontemporer
- Desain Interaktif dan UI/UX: Dengan perkembangan teknologi seluler dan aplikasi, desain grafis telah berkembang menjadi desain pengalaman pengguna (UX) dan antarmuka pengguna (UI). Desainer kini tidak hanya fokus pada estetika tetapi juga pada fungsionalitas dan interaksi.
- Desain Ramah Lingkungan: Desainer modern juga mulai memperhatikan isu keberlanjutan dan dampak lingkungan, menggunakan bahan ramah lingkungan dan teknik produksi yang bertanggung jawab.
Masa Depan Desain Grafis
Desain grafis terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan, realitas virtual, dan augmented reality. Desainer masa depan akan terus beradaptasi dengan alat dan teknik baru, sambil tetap menjaga prinsip dasar komunikasi visual yang efektif dan estetis.
Dari hieroglif Mesir hingga desain digital kontemporer, sejarah desain grafis adalah perjalanan panjang yang mencerminkan perkembangan manusia dalam berkomunikasi dan mengekspresikan ide. Setiap era membawa inovasi baru yang membentuk cara kita melihat dan memahami dunia melalui mata desainer grafis
Awal Mula Konsep AI
- Mimpi dan Mitos Awal: Konsep mesin cerdas telah ada dalam cerita dan mitos sejak zaman kuno. Misalnya, dalam mitologi Yunani, ada cerita tentang Talos, seorang manusia logam yang diberikan kehidupan oleh dewa Hephaestus.
- Abad ke-17 dan ke-18: Pada era ini, para filsuf dan matematikawan seperti René Descartes dan Gottfried Wilhelm Leibniz mulai mengembangkan ide-ide tentang mesin yang dapat berpikir dan memproses informasi seperti manusia.
Lalu nanti apakah peran desainer grafis akan digantikan oleh AI
Masa Depan AI
Kecerdasan buatan terus berkembang dengan cepat. Penelitian saat ini berfokus pada pengembangan AGI (kecerdasan umum buatan) yang dapat meniru kemampuan kognitif manusia dalam berbagai tugas. Selain itu, etika dan regulasi AI menjadi topik penting, karena AI memiliki potensi untuk mengubah banyak aspek kehidupan manusia secara fundamental.
AI di masa depan kemungkinan akan semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, membantu dalam berbagai bidang mulai dari kesehatan, transportasi, pendidikan, hingga seni dan hiburan. Tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh AI akan terus menjadi fokus utama para peneliti, pembuat kebijakan, dan masyarakat secara keseluruhan
Kemampuan AI dalam Desain Grafis
Kecerdasan buatan telah menunjukkan kemampuannya dalam menciptakan desain grafis melalui berbagai aplikasi dan alat. Beberapa di antaranya termasuk:
- Pembuatan Logo Otomatis: Platform seperti Logojoy dan Looka menggunakan AI untuk menghasilkan logo dengan cepat berdasarkan preferensi pengguna.
- Desain Situs Web: Alat seperti Wix ADI dan Bookmark menggabungkan AI untuk membantu pengguna membuat situs web yang responsif dan estetis tanpa memerlukan keterampilan coding.
- Pengeditan Gambar dan Foto: Adobe Sensei dan AI di dalam Photoshop dapat mengidentifikasi objek, menghapus latar belakang, dan bahkan memperbaiki foto secara otomatis.
AI ini mampu bekerja dengan cepat, efisien, dan dalam beberapa kasus, menghasilkan desain yang memenuhi standar profesional. Namun, ini tidak berarti desainer grafis akan sepenuhnya tergantikan.
Keunggulan Desainer Grafis Manusia
Meskipun AI memiliki keunggulan dalam kecepatan dan efisiensi, desainer grafis manusia tetap memiliki beberapa kelebihan yang sulit ditiru oleh mesin:
- Kreativitas dan Inovasi: Desain grafis adalah bentuk seni yang membutuhkan sentuhan kreatif dan inovatif. Desainer manusia mampu berpikir di luar kotak dan menghasilkan konsep yang unik dan orisinal.
- Pemahaman Emosi dan Budaya: Desainer manusia memahami nuansa emosi dan konteks budaya yang sering kali tidak bisa dipahami oleh AI. Ini penting dalam menciptakan desain yang resonan dengan audiens target.
- Kolaborasi dan Komunikasi: Interaksi antar manusia dalam proses desain sangat penting, mulai dari brainstorming hingga umpan balik klien. Desainer manusia mampu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan lebih efektif.
Kolaborasi antara Desainer Grafis dan AI
Alih-alih melihat AI sebagai ancaman, desainer grafis dapat menganggapnya sebagai alat yang memperkuat kemampuan mereka. Berikut adalah beberapa cara di mana desainer grafis dapat berkolaborasi dengan AI:
- Automatisasi Tugas Rutin: AI dapat mengambil alih tugas-tugas rutin seperti cropping, resizing, dan penyempurnaan warna, memungkinkan desainer untuk fokus pada aspek kreatif dan konseptual.
- Inspirasi dan Ideasi: AI dapat digunakan untuk menghasilkan variasi desain dan ide awal, yang kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut oleh desainer manusia.
- Analisis Data dan Tren: AI dapat menganalisis data dan tren untuk membantu desainer memahami preferensi audiens dan pasar, sehingga mereka dapat membuat desain yang lebih relevan dan efektif.
Masa Depan Profesi Desainer Grafis
Di masa depan, profesi desainer grafis akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Adaptasi dan pembelajaran berkelanjutan akan menjadi kunci bagi desainer untuk tetap relevan dan kompetitif. Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:
- Penguasaan Alat AI: Desainer grafis harus familiar dan mahir dalam menggunakan alat berbasis AI untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas karya mereka.
- Pengembangan Soft Skills: Keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pemahaman konteks budaya akan semakin penting dalam menciptakan desain yang efektif dan berkesan.
- Pembelajaran Berkelanjutan: Dunia desain terus berubah. Desainer grafis harus terus belajar dan mengikuti tren terbaru serta perkembangan teknologi untuk tetap relevan.
Secara keseluruhan, kecerdasan buatan akan menjadi bagian integral dari dunia desain grafis di masa depan. Desainer grafis yang mampu menggabungkan keahlian kreatif mereka dengan kekuatan AI akan berada di garis depan inovasi dan kesuksesan dalam industri ini. Dengan kolaborasi yang efektif antara manusia dan mesin, masa depan desain grafis tampak cerah dan penuh peluang.
Namun ada peluang yang lebih besar untuk desainer agar tidak dapat digantikan oleh AI dan menjanjikan untuk masa depan
“PRODUK INTELEKTUAL”
Apa itu intelektual?
Secara teoritis, Damian (dalam Imaniyati, 2010: 164) menerangkan bahwa kekayaan intelektual dapat diartikan sebagai kekayaan tidak berwujud (intangible) hasil olah pikir atau kreativitas manusia yang menghasilkan suatu ciptaan atau invensi di bidang seni, sastra, ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempunyai manfaat ekonomi.
Kemudian, Rachmadi Usman (dalam Imaniyati, 2010: 164) mengartikan HKI atau hak kekayaan intelektual (yang sekarang dikenal sebagai kekayaan intelektual atau KI) adalah hak atas kepemilikan terhadap karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektualitas manusia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Desainer umumnya dikenal sebagai sebuah pekerjaan yang lebih banyak menjadi “penyedia konten” bagi kebutuhan promosi baik di suatu perusahaan, maupun klien perseorangan yang ingin membangun brand image mereka. Sering kali kehidupan seorang desainer sangat bergantung pada proyek dan memberikan pelayanan kepada perusahaan lain baik sebagai freelancer maupun karyawan inhouse. Segala konten berbau media cetak maupun digital yang ditujukan untuk klien secara umum digunakan menjadi sebagai produk portofolio mereka.
Untuk itu pentingnya seorang desainer juga punya brandingannya sendiri dan ciri khas yang unik untuk bisa dikenal oleh perusahaan, klien, maupun masyarakat. dengan penerapan produk intelektual ini yang dimaksud kamu diharapkan ada kreativitas dan keunikan kamu yang sudah melekat pada diri mu sebagai seorang desainer dan hal itulah yang kamu jual ke klienmu atau sebuah perusahaan untuk promosi brandingan dari usaha mereka. sehingga dengan keunikan yang kamu punya, tidak akan bisa dan pernah digantikan oleh teknologi bahkan AI sekalipun.