Inovasi dalam Desain Kemasan Melalui Prinsip Minimalisme pada Produk Minuman Outside

  • Konsep Minimalisme

Pada awal abad ke-20, dunia Barat memunculkan gerakan modernisme dalam bidang seni dan arsitektur, sebuah aliran pemikiran yang akan sangat memengaruhi dan membentuk kreativitas dan ideologi generasi seniman dan seniman berikutnya. Saat memeriksa desain arsitektur melalui perspektif gerakan modernisme, kita bisa melihat penekanan yang jelas pada serangkaian prinsip dasar yang mencakup gagasan untuk memprioritaskan “fungsi di atas bentuk”, keyakinan bahwa “dekorasi itu merugikan”, dan keharusan untuk mematuhi “anggaran yang hemat biaya”. Pada tahun-tahun berikutnya, prinsip-prinsip dasar ini melampaui bidang arsitektur dan diadopsi secara efektif di berbagai bidang kreatif lainnya, seperti desain interior, desain furnitur, dan desain produk, yang pada akhirnya berpuncak pada munculnya filosofi desain yang ditandai dengan kurangnya ornamen, yang biasanya disebut sebagai Minimalisme “tanpa bentuk”. Prinsip utama minimalis dapat ditelusuri kembali ungkapan terkenal yang diartikulasikan oleh arsitek modernis Ludwig Mies van der Rohe, yang menyatakan bahwa “less is more”, yang meringkas esensi dari pendekatan filosofis terhadap desain.

Di luar fokusnya pada “fungsi”, estetika minimalis beroperasi dengan tujuan yang disengaja untuk mengurangi jumlah elemen desain, palet warna yang digunakan, penggunaan pencahayaan, dan pemilihan bahan baku, menghasilkan gaya yang pada dasarnya introspektif dan bersahaja, sehingga memungkinkan para praktisi untuk secara efektif mewujudkan prinsip “less is more”. Tujuan utama dari minimalis adalah untuk memaksimalkan kinerja estetika dan fungsional sambil menggunakan pendekatan minimalis dalam penggunaan bahan dan elemen desain, sehingga mengupayakan keseimbangan antara kesederhanaan dan kompleksitas. Gaya minimalis yang khas ini tidak hanya berfungsi untuk memperluas dan mengembangkan prinsip-prinsip asli modernisme, tetapi juga merangkul dan menggabungkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kontemporer, serta pengaruh yang diambil dari tradisi budaya Timur dan Barat. Hasilnya, minimalis memiliki kapasitas inklusivitas yang luar biasa, sehingga memungkinkannya untuk beresonansi di berbagai konteks dan preferensi estetika.

  • Minimalisme dalam desain kemasan

Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif ini, desain kemasan telah melampaui fungsi konvensionalnya sebagai pelindung produk semata, desain kemasan telah muncul sebagai pengungkit strategis penting yang menarik perhatian konsumen dan memperkuat identitas merek di antara pembeli potensial. Karena preferensi konsumen terus mengalami transformasi yang signifikan, tren minimalis dalam desain kemasan telah muncul sebagai salah satu pendekatan yang paling disukai dalam praktik desain kontemporer, karena menawarkan perpaduan yang harmonis antara estetika sederhana, efisiensi visual, dan komitmen terhadap keberlanjutan yang beresonansi dengan konsumen yang teliti saat ini.

Prinsip dasar minimalis, yang sering diartikulasikan melalui frasa “less is more”. Dalam ranah desain kemasan, prinsip minimalis ini secara efektif diterapkan melalui pembatasan palet warna yang digunakan, penggunaan tipografi yang bersih dan mudah dibaca, serta penerapan desain tata letak yang ramping dan mengutamakan kejelasan. Dengan menerapkan pendekatan minimalis ini, desain kemasan digunakan untuk mengkomunikasikan nilai intrinsik produk yang ditawarkan dengan cara yang jelas dan langsung, sambil mempertahankan tingkat daya tarik visual yang penting di pasar yang dipenuhi dengan gangguan visual dan rangsangan yang saling bersaing, di mana konsumen semakin cenderung menyukai kemasan yang lugas dan menyampaikan kesan eksklusivitas.

Di luar keuntungan estetika yang diberikan oleh minimalis, kemasan minimalis juga memberikan manfaat yang signifikan dari perspektif keberlanjutan, yang semakin penting dalam masyarakat yang sadar akan lingkungan saat ini. Kemasan minimalis biasanya menggunakan lebih sedikit bahan, secara efektif mengurangi limbah, dan mendukung metodologi produksi ramah lingkungan yang selaras dengan tujuan keberlanjutan global.

Namun demikian, penerapan prinsip-prinsip minimalis dalam desain kemasan bukannya tanpa serangkaian tantangan yang harus dihadapi dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Tantangan utama terletak pada kebutuhan untuk memastikan bahwa desain yang sederhana sekalipun dapat menyampaikan informasi penting terkait produk dengan cara yang efektif dan informatif, sehingga menghindari potensi miskomunikasi atau kebingungan di antara konsumen. Selain itu, pengejaran inovasi dalam kerangka kerja minimalis menuntut kreativitas tingkat tinggi dari para desainer, yang harus dengan mahir menata ulang dan menafsirkan kembali elemen desain sederhana untuk memastikan bahwa mereka tetap menarik secara visual dan relevan dengan selera konsumen kontemporer yang cerdas.

Seiring dengan kemajuan teknologi desain yang terus berkembang dan kesadaran konsumen akan nilai-nilai keberlanjutan yang semakin meningkat, minimalis dalam desain kemasan dengan cepat bertransformasi dari sekadar tren menjadi filosofi yang mendalam yang mewujudkan era baru dalam strategi branding dan komunikasi visual. Oleh karena itu, sangat penting bagi para pihak yang terlibat dalam industri kreatif untuk tidak hanya memahami, tetapi juga secara serius menerapkan prinsip-prinsip minimalis ke dalam proses desain kemasan mereka dengan cara yang inovatif. Penerapan ini tidak hanya bermanfaat bagi para profesional kreatif, tetapi juga penting bagi perusahaan yang ingin mempertahankan relevansi dan keunggulan kompetitif mereka di pasar global yang terus berkembang yang menuntut kemampuan beradaptasi dan strategi yang berpikiran maju dalam branding dan keterlibatan konsumen.

  • Awal mula Oatside

Oatside adalah susu Oat Asia yang lezat, dibuat lebih lembut dan lebih terasa lebih malty dibanding susu nabati yang biasa di pasaran. Oatside merupakan tonggak keberhasilan yang signifikan karena telah muncul sebagai merek susu oat pertama di pasar Asia, sebuah usaha yang didirikan dan direalisasikan oleh wirausahawan Benedict Lim selama krisis global yaitu pandemi COVID-19. Sebagai badan terkemuka di bidang produksi susu nabati di Asia, Oatside dengan cermat mengawasi setiap aspek operasi manufakturnya, melakukan kontrol komprehensif yang membentang mulai dari pemrosesan awal biji-bijian gandum hingga transformasi akhir menjadi produk susu gandum yang dapat dikonsumsi. Oatside juga tidak menggunakan pemanis atau pengawet karena ingin menjaga labelnya agar tetap dan juga menggunakan bahan alami yaitu Oat asli dan kakao. Oatside diproduksi di pegunungan Bandung yang mempunyai akses langsung ke mata air alami, yang belum tersentuh manusia. Oatside telah membangun fasilitas internal yang canggih dengan jalur produksi yang sangat otomatis untuk memastikan proses pemerahan Oat murni dan tidak tercemar.

Oatside menawarkan beragam produk yang mencakup beberapa varian rasa yang berbeda yaitu, Barista Blend, Chocolate, Chocolate Hazelnut, Coffee, Mocha, dan Caramel Macchiato. Oatside kini telah memasarkan produknya secara strategis dengan menjual produknya ke berbagai negara di seluruh benua Asia, seperti Singapura, Malaysia, Indonesia, Korea Selatan, dan Taiwan, yang dapat memperluas jangkauan pasarnya. Dengan menerapkan rencana distribusi yang luas ini, Oatside memenuhi keinginan yang meningkat untuk produk turunan tumbuhan sementara (nabati) juga berusaha untuk memainkan peran penting dalam bidang kemajuan praktik pangan berkelanjutan.

  • Desain kemasan Oatside

Desain kemasan sangat penting dalam upaya untuk memikat minat konsumen sekaligus membangun dan memperkuat identitas merek di pasar. Outside, yang merupakan merek minuman susu oat/ Oat milk yang menggunakan prinsip-prinsip minimalis dalam upaya pengemasannya yang inovatif. Filosofi desain minimalis, sebagai sebuah pendekatan, berpusat pada penghapusan elemen-elemen yang tidak perlu, yang pada gilirannya menonjolkan kejernihan visual, memaksimalkan fungsionalitas, dan mendorong pemanfaatan material yang efisien dalam berbagai aplikasi. Komitmen terhadap minimalisme ini secara nyata dimanifestasikan dalam desain kemasan Outside, di mana orang dapat mengamati penggunaan strategis elemen grafis yang tidak rumit, termasuk palet warna alami yang melambangkan bahan utama produk, tipografi murni yang meningkatkan keterbacaan, dan bentuk geometris yang harmonis yang menciptakan rasa keseimbangan dan keteraturan.

Informasi yang disampaikan pada kemasan diartikulasikan secara ringkas dan transparan, sehingga konsumen dapat dengan cepat memahami isi produk tanpa kebingungan atau ambiguitas. Selain itu, penggabungan bahan ramah lingkungan, terutama yang dapat didaur ulang atau terurai secara hayati, merupakan aspek penting dari pendekatan inovatif yang tidak hanya memperkuat reputasi merek sebagai pemimpin dalam keberlanjutan, tetapi juga memainkan peran penting dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain fitur-fitur ini, desain kemasan yang ergonomis memastikan bahwa kemasan ini mudah digunakan, sementara sistem tutup perintis memungkinkan konsumen untuk menggunakan kembali kemasan secara efektif dan nyaman, sehingga memperpanjang siklus hidup dan utilitasnya.

Penerapan prinsip-prinsip desain minimalis ini telah menghasilkan dampak yang sangat menguntungkan bagi merek Outside, karena kesederhanaan dan daya tarik estetika kemasan meningkatkan daya pikat visual produk, sehingga mudah dibedakan di pasar yang semakin kompetitif. Selain itu, komitmen untuk menggunakan bahan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan secara aktif berkontribusi pada pengurangan limbah, yang sesuai dengan meningkatnya kesadaran konsumen terkait masalah keberlanjutan. Minimalis juga menumbuhkan lingkungan yang kondusif untuk keterlibatan emosional di antara konsumen, di mana kesederhanaan desain membangkitkan suasana elegan dan kontemporer yang selaras dengan kepekaan demografi kaum muda perkotaan.

Dengan memadukan estetika, fungsionalitas, dan keberlanjutan secara ahli, Outside berhasil menghadirkan inovasi kemasan yang melambangkan nilai-nilai modern dan ekspektasi konsumen. Pendekatan holistik ini tidak hanya memperkuat posisi kompetitif merek di pasar, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya desain kemasan sebagai instrumen strategis yang dengan mahir memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.

  • Kelebihan dan kelemahan desain kemasan Oatside

Kelebihan

  1. Estetika Minimalis yang Menarik

Salah satu daya tarik utama desain kemasan Oatside adalah estetika minimalisnya. Dengan dominasi warna-warna netral seperti putih dan hitam serta aksen warna yang mencerminkan varian produk, kemasan ini memberikan kesan modern dan elegan. Pendekatan gaya ini sangat selaras dengan tren desain saat ini yang semakin mendukung kesederhanaan sekaligus memikat perhatian konsumen, sehingga meningkatkan daya jual produk. Selain itu, desain yang bersih dan rapi tidak hanya memudahkan pengenalan produk tetapi juga memastikan bahwa produk itu menonjol di tengah-tengah sejumlah penawaran bersaing di pasar yang semakin ramai.

2. Komunikasi yang Jelas dan Efektif

Informasi pada kemasan Oatside disampaikan secara singkat, padat, dan jelas. Nama produk, varian rasa, dan keunggulan utama seperti klaimnya ditampilkan dalam tipografi yang bersih dan tata letak yang rapi. Penyajian yang tepat ini memungkinkan konsumen untuk dengan cepat memahami berbagai manfaat yang terkait dengan produk, sehingga menciptakan pengalaman intuitif secara visual yang membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat selama proses pembelian.

3. Bahan yang Ramah Lingkungan

Kemasan Oatside telah memilih untuk menggunakan bahan berbasis karton untuk kemasannya, yang jelas lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pilihan plastik tradisional. Pilihan strategis ini tidak hanya mengatasi kekhawatiran konsumen yang semakin memperhatikan implikasi lingkungan dari pembelian mereka, tetapi juga berfungsi untuk meningkatkan citra merek sebagai inovator perintis dalam pasar minuman nabati yang kompetitif. Dengan menyelaraskan dirinya dengan prinsip-prinsip keberlanjutan, Oatside secara efektif beresonansi dengan nilai-nilai konsumen yang sadar lingkungan dan meningkatkan posisi pasarnya.

4. Citra Merek yang Kuat

Desain kemasan Oatside ditandai dengan identitas visual kohesif yang diterapkan secara seragam di seluruh lini produknya yang beragam, sehingga mudah dikenali. Pendekatan strategis ini berfungsi untuk memperkuat citra merek sebagai penawaran premium dan profesional, sehingga meningkatkan daya tariknya di kalangan penduduk perkotaan dan konsumen modern yang sering cenderung ke produk berkualitas tinggi. Dengan menumbuhkan citra merek yang konsisten, Oatside secara efektif menetapkan dirinya sebagai pilihan yang dapat dipercaya dan diinginkan di pasar.

5. Kemasan yang Praktis

Karakteristik desain ergonomis kemasan Oatside berkontribusi pada kepraktisan dan fleksibilitasnya, membuatnya sangat nyaman bagi konsumen untuk membawa dan menyimpan produk-produk ini di dalam rumah mereka. Tutup kemasan telah dirancang dengan cermat untuk menjaga kesegaran produk sambil juga memungkinkan untuk digunakan Kembali, cocok untuk berbagai situasi, seperti diminum langsung atau digunakan sebagai bahan campuran dalam minuman lain, seperti kopi dan the.

Kelemahan

  1. Dominasi Warna Polos yang Kurang Dinamis

Meskipun minimalisme menjadi daya tarik utama, dominasi warna polos pada kemasan bisa dianggap terlalu sederhana bagi sebagian konsumen. Individu yang menunjukkan preferensi untuk desain kemasan yang lebih hidup atau dinamis mungkin menganggap kemasan Oatside kurang menarik secara visual, terutama di pasar yang dipenuhi dengan berbagai alternatif yang penuh warna dan menarik. 

2. Kurangnya Diferensiasi Antar Varian Rasa

Desain minimalis Oatside terkadang membuat varian rasa tidak memiliki perbedaan visual yang cukup mencolok yang hanya berbeda warna di setiap variannya. Hal ini dapat membingungkan konsumen yang baru pertama kali mencoba produk atau saat varian produk ditampilkan secara bersamaan di rak toko.  Ambiguitas semacam itu dapat menghambat proses pengambilan keputusan untuk pembeli potensial, sehingga berdampak pada kinerja penjualan secara keseluruhan.

3. Kurangnya Relevansi untuk Pasar Orang Tua

Desain minimalis dengan gaya modern dan cenderung abstrak mungkin kurang menarik bagi segmen pasar orang tua, yang lebih menyukai desain dengan elemen visual yang lebih komunikatif atau ilustrasi yang familiar. Konsumen dalam kelompok usia ini sering mencari informasi yang lebih eksplisit, seperti gambar bahan atau manfaat kesehatan yang lebih mencolok, yang mungkin tidak ditangani secara memadai oleh pendekatan minimalis yang diadopsi oleh Oatside. Akibatnya, pemutusan ini dapat membatasi daya tarik merek di antara konsumen yang lebih tua yang tidak familiar dengan desain kemasan mimalis ini.

4. Kerentanan terhadap Kondisi Ekstrem

Bahan karton rentan terhadap kelembapan dan kerusakan fisik seperti penyok atau bocor jika tidak ditangani dengan hati-hati. Hal ini dapat menjadi masalah selama proses distribusi atau ketika konsumen membawa produk ini dalam perjalanan.

Kesimpulan

Desain kemasan pada Oatside yang menjunjung konsep minimalisme telah berhasil menciptakan produk dengan kesan yang elegan, mewah, kekinian dan modern. Nilai estetika dan fungsi pada produk Oatside telah berhasil di jalankan, seperti desain yang sangat kekinian dengan mengikuti jaman sekarang, memakai bahan baku yang ramah lingkungan, dan juga kemasan yang ergonomis. Adapun kekurangan dari produk ini ialah penggunaan warna yang terkesan polos sehingga dapat kurang menarik untuk beberapa kalangan seperti orang tua, dan juga informasi yang disediakan tidak tersampaikan kepada kalangan tertentu.

Secara keseluruhan Oatside dapat membangun brand image yang kuat dan inovatif di kalangan anak muda tetapi masih kurang menjangkau target pasar yang lebih luas lagi.

Daftar Pustaka

Jinglong, Liu. (2018). The Application of Minimalism in Modern Packaging Design. 105-109.

Cahyani, P. R., & Mubarok, D. A. A. (2024). Pengaruh Brand Image, Electronic Word Of Mouth Dan Brand Ambassador Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen Produk Oatside Di Kota Bandung). JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi)10(2), 899-911.

Muhammad Rizky – 51922099

Fakultas Desain

Program Studi Desain Komunikasi Visual