Indomie : Strategi Branding Produk yang Sukses

Branding produk menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah usaha karena dengan menerapkan branding yang kuat dapat meningkatkan pengenalan merek di mata konsumen, yang pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan dan membuat produk lebih menonjol di antara produk serupa, sehingga konsumen dapat dengan mudah mengenali dan memilih produk. Seperti produk mie instan yang pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia pada tahun 1969, kala itu banyak sekali yang masih meragukan bahwa mie instan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan pokok.

Namun, karena mie instan sendiri harganya relatif terjangkau, mudah disajikan dan tahan lama, Indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mie instan di Indonesia. Indomie pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. dengan rasa Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam. Awalnya, Indomie didirikan oleh Djajadi Djaja bersama beberapa rekannya, namun kemudian diakuisisi oleh Salim Group dan akhirnya tercipta PT Indofood Eternal yang berganti nama menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Nama “Indomie” merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “Indonesia” dan “Mie”, yang menegaskan bahwa produk ini adalah mie instan asli Indonesia. Nama ini dipilih untuk menunjukkan bahwa Indomie adalah produk mie instan yang berasal dari Indonesia. Hubungan antara branding produk dan penamaan Indomie sangat erat. Nama “Indomie” sendiri merupakan bagian dari strategi branding yang sukses, karena menggabungkan kata “Indonesia” dan “Mie”, menyoroti asal-usul produk dan menciptakan identitas merek yang kuat di benak konsumen

Logo dan kemasan Indomie memiliki hubungan erat dalam membangun branding produk, logo Indomie yang memiliki tiga ciri khas warna, yaitu merah, kuning, dan hijau yang hingga kini masih terus digunakan secara konsisten, hal inilah yang membuat produk Indomie lebih mudah diingat dan dikenali oleh masyarakat.  Indomie telah merancang produknya sedemikian rupa supaya dapat dengan mudah diterima oleh berbagai negara dan dengan selalu mengutamakan desain yang bersifat universal sejak awal pengembangannya.

Kemasan Indomie dibuat dengan menggunakan tampilan yang mudah dikenali serta diingat masyarakat seluruh dunia, seperti halnya penggunaan gambar mie dan warna-warna utama merah serta kuning. Selain itu juga, terdapat berbagai bahasa yang dicantumkan dalam kemasan untuk memberikan informasi tentang nilai gizi yang terkandung dengan tujuan memudahkan para konsumen internasional untuk memahami produknya.

Jingle dan tagline memegang peranan penting dalam branding produk karena keduanya membantu menciptakan kesan yang kuat dan mudah diingat oleh konsumen. Jingle, yang merupakan lagu pendek atau melodi, dapat meningkatkan kesadaran merek dan menciptakan asosiasi positif dengan produk. Sementara itu, tagline, sebagai frasa singkat yang mewakili merek, membantu mengkomunikasikan nilai dan kepribadian produk, serta membedakannya dari pesaing. 

Indomie memiliki jingle legendaris yang membekas diingatan masyarakat luas, liriknya yang sederhana dan mudah diingat membuatnya sangat melekat di benak masyarakat Indonesia. Jingle ini juga sering digunakan dalam berbagai iklan, kampanye, dan promosi. Jingle “Indomie Seleraku” diciptakan oleh A. Riyanto sekitar awal tahun 1980-an yang memiliki makna untuk menguatkan citra bahwa Indomie adalah pilihan rasa utama bagi semua kalangan. Jingle ini sangat ikonik dan menjadi elemen audio branding yang sangat kuat dalam ingatan masyarakat Indonesia hingga masa kini dengan iklan yang menekankan rasa dan kebersamaan dalam berbagai situasi serta mengangkat tema budaya Indonesia, kekeluargaan, dan momen sehari-hari yang hangat.

Indomie memiliki beberapa tagline terkenal seperti “Indomie, Lebih Baik” yang digunakan dalam kampanye-kampanye untuk menunjukkan keunggulan dan peningkatam kualitas produk, tagline “Cita Rasa Indonesia” digunakan dalam promosi global dan untuk memperkuat posisi Indomie sebagai duta rasa nusantara, tagline “Indomie, Pilihan Keluarga Indonesia” menekankan aspek kepercayaan dan konsumsi keluarga secara luas. Tagline “Selalu ada di Hati” untuk memperkuat keterikatan emosional dan nostalgia konsumen terhadap brand. Selain itu juga, perusahaan ini menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan sebuah program pendidikan dan bantuan bencana, yang dapat memperkuat citra merek dalam sekala global (Wistiasari et al., 2022). Kombinasi antara branding produk, inovasi produk, strategi pemasaran yang tepat, dan tanggung jawab sosial itulah yang kemudian menjadikan Indomie menjadi sebagai salah satu merek mie instan paling dikenal di berbagai negara.

Pada tahun 1982, Indomie meluncurkan varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya pada tahun 1983, Produk Indomie meluncurkan varian Mi Goreng yang terinspirasi dari hidangan mie goreng tradisional Indonesia, yang kemudian menjadi sangat populer. Indofood memulai perjalanan internasionalnya pada akhir 1990-an dengan produk unggulannya, Indomie, yang dikenal di pasar domestik sebagai mie instan yang sangat terjangkau dan lezat. Seiring dengan kesuksesannya di Indonesia, Indofood mulai mengeksplorasi pasar luar negeri. Salah satu langkah pertama adalah mengekspor produk Indomie ke negara-negara tetangga di Asia, yang kemudian diikuti dengan ekspansi ke Afrika, Timur Tengah, dan bahkan Eropa. Dengan lebih dari 60 negara tujuan ekspor, Indofood menjadi salah satu pemain utama dalam pasar mie instan global. Keberhasilan Indomie di pasar internasional dapat dilihat dari meningkatnya permintaan yang signifikan di pasar-pasar tersebut. Indomie tidak hanya dikenal karena rasa khas Indonesia tetapi juga karena kualitas produk yang konsisten dan harga yang terjangkau (Robani et al., 2025)

Dalam melakukan strategi nasionalisasi Indomie (PT Indofood Sukses Makmur Tbk) telah menerapkan strategi yang komprehensif dengan melalui berbagai pendekatan serta kunci untuk meningkatkan penerimaan produk di pasar global-lokal. Strateginya meliputi: (1) mengembangkan varian indomie khusus untuk penyesuaian rasa agar sesuai dengan lidah masyarakat pada negara tertentu, contonya seperti Indomie Kebab untuk Timur Tengah, Chicken dan Onion untuk Nigeria, serta melakukan modifikasi tingkat kepedasan sesuai selera dipasar regional (2) melakukan adaptasi dalam kemasan yang meliputi penggunaan bahasa lokal, ukuran kemasan, dan simbol budaya yang disesuaikan dengan pola ketertarikan masyarakat setempat (3) strategi pemasaran yang berbasis budaya dengan penggunaan artis endorser yang terkenal di wilayah lokal, kampanye iklan yang penuh pertimbangan dengan latar belakang yang relevan, serta menjadi sponsor dalam acara-acara budaya penting dan (4) memperluas jaringan distribusi lokal dengan membangun pabrik strategis dan kemitraan seperti di Nigeria dan Malaysia untuk meningkatkan efisiensi logistik. Melalui pendekatan multidimensi tersebut, Indomie tidak hanya berhasil dalam hal meningkatkan penerimaan produk di lebih dari 80 negara, tetapi juga dapat membangun posisi kompetitif yang kuat di pasar global, mengalahkan merek-merek mie internasional lainnya (Purnamasari et al., 2024; Suhairi et al., 2023; Hananto et al., 2024; Wistiasari et al., 2022).

Salah satu yang menjadi kunci dari kesuksesan Indomie adalah kemampuannya dalam hal memahami selera konsumen global. Misalnya seperti di Nigeria, Indomie telah dianggap sebagai makanan khas lokal berkat adaptasi rasa dan strategi lisensi yang efektif (Suhairi et al., 2023). Tak hanya itu, PT Indofood pun telah berhasil membangun sebuah pabrik di luar negeri, seperti di Maroko, Arab Saudi, Mesir, Nigeria, dan lainnya, dengan tujuan mempermudah distribusi dan agar selalu dapat memastikan kualitas produk dari mie tersebut tetap terjaga. Standarisasi produksi yang telah memenuhi sertifikasi internasional seperti ISO 9001 dan HACCP juga ikut memperkuat kepercayaan konsumen global (Suhairi et al., 2022).

Pada tingkat global, Indomie terus menjaga kualitas produk yang sama di seluruh negara dengan standar internasional ketat, serta membangun sebuah pabrik di berbagai negara yang tujuannya untuk efisiensi biaya produksi ataupun distribusi. Sementara itu, pada tingkat lokal, di setiap negara, Indomie secara fleksibel dapat menyesuaikan diri dengan selera konsumsi masyarakat lokal, seperti dengan membuat varian rasa khusus. Untuk memperluas pasarnya, Indomie juga telah melakukan kolaborasi cerdas dengan perusahaan lokal, seperti kerja sama dengan Nestlé di Eropa atau memberi lisensi produksi ke mitra di Arab Saudi (Suhairi et al., 2023; Wistiasari et al., 2022; Purnamasari et al., 2024)

Dalam hal strategi standarisasi global Indomie telah menerapkan konsistensi produk dan operasional di berbagai pasar internasional, seperti menggunakan standar produksi yang selaras di seluruh pabrik, termasuk di Nigeria, Malaysia, dan Mesir, untuk memastikan bahwa kualitas dan rasa produk tetap sama di pasar manapun. Selain itu, Indomie juga mengantongi sertifikasi internasional seperti ISO 9001 yang menjadi jaminan kualitas, HACCP yang menjadi jaminan keamanan makanan, dan sertifikat halal supaya dapat sesuai dengan regulasi global yang berlaku (Assiva, 2025).

Selain itu, branding dan pemasaran ditingkat internasional, Indomie juga telah memanfaatkan fenomena globalisasi yaitu berupa digitalisasi dengan menyediakan sebuah platform daring yang dapat dengan mudah diakses menggunakan berbagai bahasa. Situs resmi dan media sosial Indomie sudah tersedia dalam beberapa bahasa seperti Inggris, Arab, dan Mandarin, serta menampilkan konten yang seragam di seluruh negara. Tak hanya sampai disitu saja, Indomie pun menjalankan suatu kampanye global yang disesuaikan secara lokal, seperti menerjemahkan tagline “Indomie Seleraku” menjadi “Indomie My Taste” di Inggris, namun tetap mempertahankan makna aslinya agar tetap relevan bagi konsumen di berbagai negara (Suhairi et al., 2022; Purnamasari et al., 2024). Serta desain kemasan utama yang tidak berubah di seluruh negara, hanya melakukan penyesuaian bahasa tanpa mengubah identitas merek.

Indomie memiliki kesempatan yang besar untuk terus tumbuh, terutama di negara-negara berkembang seperti wilayah Afrika dan Asia yang memiliki jumlah permintaan mie instan yang tergolong masih sangat tinggi. Keberhasilan yang dialami oleh Indomie juga didukung dengan kemampuannya dalam hal menyesuaikan rasa dengan selera lokal, seperti terus membuat dan menghadirkan varian rasa. Selain itu, kerja sama dengan toko toko besar di berbagai negara dengan produsen lokal melalui lisensi dan penggunaan media sosial serta influencer lokal pun dapat membantu Indomie untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Pentingnya branding produk pada sebuah usaha terletak pada kemampuannya untuk membedakan produk dari kompetitor, membangun kepercayaan konsumen, menciptakan loyalitas, dan meningkatkan nilai produk. Branding yang kuat membantu produk lebih mudah dikenali, diingat, dan dipercaya oleh konsumen, yang pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan usaha. Elemen-elemen  branding,  seperti  citra  merek,  kualitas  produk,  kepercayaan  merek,  dan pengalaman merek, memainkan peran yang sangat penting dalam membangun loyalitas pelanggan.  Citra  merek  yang  kuat  dan  konsistensi  dalam  kualitas  produk  terbukti meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen, yang pada gilirannya memperkuat loyalitas mereka terhadap merek. Media sosial juga berperan besar dalam menciptakan pengalaman  merek  yang  positif,  sehingga  memperkuat  ikatan  emosional  antara  merek dan  pelanggan (Wijaya, 2023).

Ditulis Oleh:

Sandra Anggita Dewi

27 Juni 2025

Referensi

  1. Assiva, Y. Z. (2025). Strategi Manajemen Bisnis Global Indomie: Analisis Internasionalisasi, Nasionalisasi, Standarisasi Gobal, Dan  Pendekatan Transnasional.
  2. Hananto, D., Humairoh, S., Sundari, W., Chainani, S. A., & Pane, M. W. (2024). Strategi pemasaran produk Indomie terhadap perkembangan di pasar global. Jurnal Studi Multidisipliner, 8(6), 757–761.
  3. Purnamasari, P., Tasya, A., Trifadilah, D. A., & Nuraidah, K. (2024). Inovasi produk Indomie dalam menyesuaikan selera global untuk menembus pasar internasional. Jurnal Ekonomi Manajemen, 28(7), 409–416.
  4. Robani et al. (2025). Strategi Pemasaran Global pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Inisiatif: Jurnal Ekonomi, Akuntansi dan Manajemen, 4(1), 219-230.
  5. Suhairi, S., Hayatumnufus, A. F., Utami, A. D., Lubis, L. A., & Putri, T. Y. (2022). Analisis strategi mutu produk Indomie untuk memenuhi standarisasi pasar global. Ekonomi Bisnis Manajemen dan Akuntansi (EBMA), 3(2), 1107–1112.
  6. Suhairi, S., Atila, C. W., Diana, D., Rahmadiyah, N., Hutagalung, R. A., & Naibaho, W. A. (2023). Strategi pemasaran produk Indomie (PT Indofood Sukses Makmur) dalam pasar internasional. Jurnal Manajemen Riset Inovasi, 1(1), 135–142
  7. Wijaya, H. D. (2023). Peran Branding Dalam Peningkatan Loyalitas Konsumen: Tinjauan Literatur Empiris. JKPIM : Jurnal Kajian dan Penalaran Ilmu Manajemen.
  8. Wistiasari, D., Lilis, Clarissa, N., Wilson, J., & Dikson. (2022). Analisis strategi pemasaran PT. Indofood Sukses Makmur Tbk di pasar internasional. SEIKO: Journal of Management & Business, 6(1), 632–640.