Implementasi Ekosistem Digital branding dan sosial media di UMKM Distrik Susu Ohara Untuk Memperluas dan Meningkatkan Loyalti Konsumen

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UMKM Distrik Susu Ohara merupakan salah satu pelaku usaha di bidang kuliner yang berpotensi besar untuk berkembang. Berlokasi di Bandung, Distrik Susu Ohara telah berhasil membuktikan kualitas produknya dengan memiliki dua cabang yang beroperasi. Lokasi cabang yang strategis, termasuk yang berjarak tidak jauh dari kawasan pendidikan seperti Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)  dan Universitas Pasundan (UNPAS) menunjukkan adanya pasar potensial dari kalangan mahasiswa dan masyarakat sekitar. Namun, berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung dengan pemilik, diketahui bahwa operasional Distrik Susu Ohara masih berjalan secara konvensional.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra adalah belum adanya kehadiran digital (digital presence) yang memadai. Distrik Susu Ohara belum memiliki akun media sosial yang dikelola secara profesional serta belum memiliki website resmi. Ketiadaan aset digital ini menyebabkan beberapa kendala, antara lain: (1) jangkauan pemasaran yang terbatas hanya pada konsumen yang datang langsung (walk-in customer), (2) kesulitan dalam membangun loyalitas konsumen secara berkelanjutan, dan (3) kurangnya citra profesional yang dapat meyakinkan calon investor. Pemilik secara eksplisit menyatakan bahwa tujuan utama dari pemanfaatan teknologi digital adalah untuk meningkatkan volume penjualan dan mempermudah proses pengajuan proposal kerjasama atau pendanaan kepada investor.

Oleh karena itu, tim pengusul yang memiliki kompetensi di bidang sistem informasi, desain komunikasi visual, dan manajemen informatika bermaksud menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk mengatasi permasalahan tersebut. Implementasi ekosistem digital yang terdiri dari digital branding, pembuatan dan pengelolaan media sosial, serta pengembangan website diharapkan dapat menjadi solusi konkret untuk membantu Distrik Susu Ohara memperluas jangkauan pasar, meningkatkan loyalitas konsumen, serta mengangkat citra profesionalisme usaha.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan diselesaikan dalam program ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana merancang dan mengimplementasikan ekosistem digital yang terintegrasi (media sosial dan website) untuk UMKM Distrik Susu Ohara guna meningkatkan brand awareness dan jangkauan pasar?
  2. Bagaimana strategi konten dan digital branding yang efektif dapat diterapkan pada media sosial dan website Distrik Susu Ohara untuk membangun interaksi dan meningkatkan loyalitas konsumen?
  3. Bagaimana pemanfaatan aset digital tersebut dapat membantu mitra dalam upaya meningkatkan volume penjualan serta meningkatkan kredibilitas di hadapan calon investor?

1.3 Tujuan Program

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui program penerapan IPTEK ini adalah:

  1. Merancang dan mengimplementasikan identitas brand digital (digital branding) serta membangun aset digital utama berupa akun media sosial yang profesional dan sebuah website informatif untuk Distrik Susu Ohara.
  2. Mengembangkan dan menerapkan strategi konten yang menarik dan relevan untuk media sosial dan website guna membangun interaksi dan meningkatkan loyalitas konsumen.
  3. Membantu mitra meningkatkan potensi penjualan melalui kanal digital dan menyediakan platform yang dapat meningkatkan citra profesional serta kredibilitas usaha untuk mendukung tujuan jangka panjang, termasuk menarik minat investor.

1.4 Luaran yang Ditargetkan

Luaran yang ditargetkan dari pelaksanaan program PKM-PI ini adalah:

  1. Produk IPTEK:
    • Akun media sosial (contoh: Instagram) yang aktif, terkelola dengan baik, dan memiliki brand guideline yang jelas.
    • Sebuah website profil usaha (company profile website) yang fungsional, responsif, dan berisi informasi lengkap (profil, katalog produk, lokasi, kontak).
    • Buku panduan sederhana (SOP) bagi mitra untuk pengelolaan media sosial dan pembaruan konten dasar website secara mandiri.
  2. Publikasi Ilmiah: Artikel ilmiah yang akan dipublikasikan pada jurnal nasional ber-ISSN atau prosiding seminar nasional.
  3. Publikasi Media: Artikel berita kegiatan yang dipublikasikan pada media massa (daring).
  4. Video Kegiatan: Video dokumentasi seluruh rangkaian kegiatan program.

1.5 Manfaat Program untuk Mitra

Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi mitra (UMKM Distrik Susu Ohara), antara lain:

  1. Manfaat Ekonomi: Meningkatnya potensi penjualan dan pendapatan melalui jangkauan pasar yang lebih luas di platform digital.
  2. Manfaat Citra dan Pemasaran: Terbangunnya citra merek (brand image) yang lebih profesional, modern, dan tepercaya, sehingga meningkatkan daya tarik bagi konsumen baru dan memperkuat loyalitas konsumen lama.
  3. Manfaat Daya Saing: Meningkatnya daya saing UMKM Distrik Susu Ohara di tengah persaingan industri kuliner yang semakin ketat dengan adanya kehadiran digital yang kuat.
  4. Manfaat Keberlanjutan: Mitra memiliki kemampuan dan pemahaman dasar untuk mengelola aset digitalnya secara mandiri pasca program, serta memiliki ‘etalase digital’ (website dan media sosial) yang representatif untuk ditunjukkan kepada calon investor guna meningkatkan peluang mendapatkan pendanaan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan vital dalam struktur perekonomian Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008, UMKM diklasifikasikan berdasarkan kriteria omzet tahunan dan jumlah aset. UMKM tidak hanya berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, tetapi juga menjadi penyerap tenaga kerja terbesar, sehingga berfungsi sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan.

2.2 Digital Branding

Branding atau penjenamaan adalah proses menciptakan identitas yang unik dan melekat di benak konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2016), merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari para pesaing. Digital branding adalah penerapan strategi penjenamaan tersebut pada platform digital.

Digital branding bukan sekadar membuat logo atau nama, melainkan membangun keseluruhan pengalaman dan persepsi merek di dunia maya. Ini mencakup beberapa elemen kunci:

  1. Identitas Visual (Visual Identity): Meliputi desain logo, palet warna, tipografi, dan gaya visual lain yang konsisten di semua platform digital (media sosial, website).
  2. Suara Merek (Brand Voice): Gaya komunikasi yang digunakan merek untuk berinteraksi dengan audiensnya. Apakah formal, santai, humoris, atau inspiratif.
  3. Kehadiran Digital (Digital Presence): Aset-aset digital yang dimiliki merek, seperti website resmi, profil media sosial, dan kehadiran di platform pihak ketiga (misalnya, aplikasi pemesanan makanan).

2.3 Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing)

Pemasaran media sosial adalah pemanfaatan platform media sosial untuk mempromosikan produk atau jasa, membangun komunitas dengan audiens, dan mengarahkan lalu lintas ke saluran bisnis lainnya. Platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok telah menjadi alat pemasaran yang sangat efektif, terutama bagi UMKM, karena beberapa keunggulan (Tuten & Solomon, 2017):

  • Efektivitas Biaya: Dibandingkan media konvensional, pemasaran media sosial menawarkan biaya yang jauh lebih rendah untuk menjangkau audiens yang luas.
  • Jangkauan dan Penargetan: Memungkinkan UMKM untuk menjangkau audiens spesifik berdasarkan demografi, minat, dan perilaku.
  • Interaksi dan Keterlibatan (Engagement): Memfasilitasi komunikasi dua arah antara merek dan konsumen, memungkinkan adanya umpan balik langsung, serta membangun hubungan yang lebih personal.
  • Konten Visual: Untuk produk kuliner seperti susu, platform visual seperti Instagram sangat ideal untuk menampilkan foto dan video produk yang menarik dan menggugah selera.

2.4 Peran Website bagi UMKM

Jika media sosial diibaratkan sebagai “lapak sewaan” di sebuah pasar yang ramai, maka website adalah “toko permanen” yang sepenuhnya dimiliki oleh bisnis. Keberadaan website resmi memberikan tingkat kontrol dan profesionalisme yang tidak dapat ditawarkan oleh media sosial semata.

2.5 Loyalitas Konsumen (Consumer Loyalty)

Loyalitas konsumen didefinisikan sebagai komitmen yang dipegang teguh olehkonsumen untuk membeli kembali atau terus menggunakan produk atau jasa yang disukai di masa depan, meskipun ada pengaruh situasional dan upaya pemasaran dari pesaing yang berpotensi menyebabkan peralihan perilaku (Oliver, 1999). Loyalitas tidak terjadi secara instan, melainkan dibangun melalui serangkaian pengalaman positif dengan merek.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan program ini dirancang secara sistematis untuk memastikan bahwa solusi yang ditawarkan dapat diimplementasikan secara efektif dan memberikan dampak yang terukur bagi mitra. Tahapan kegiatan akan dilaksanakan selama 4 (empat) bulan.

1. Penetapan Baseline Kegiatan

  • Waktu: Kegiatan akan dilaksanakan selama 4 bulan, terhitung setelah pengumuman pendanaan.
  • Tempat: Proses pengembangan ekosistem digital (website dan materi konten) akan dilaksanakan di lingkungan Telkom University. Adapun proses implementasi, diskusi, wawancara, dan pendampingan akan dilaksanakan secara luring penuh di lokasi mitra, yaitu UMKM Distrik Susu Ohara, Bandung.

2. Alat dan Bahan Berikut adalah rincian alat dan bahan yang akan digunakan dalam program ini:

  1. Perangkat Keras (Hardware):
    1. Laptop (3 unit): Digunakan untuk perancangan sistem, desain grafis, pengembangan website, dan penyusunan laporan.
    2. Kamera DSLR/Mirrorless (1 unit): Digunakan untuk pengambilan foto produk, video profil, dan konten media sosial.
    3. Smartphone (3 unit): Digunakan untuk komunikasi, manajemen media sosial, dan dokumentasi sekunder.
  2. Perangkat Lunak (Software):
    1. Perangkat Desain Grafis (contoh: Canva Pro, Adobe Creative Suite): Untuk membuat logo, brand guideline, dan konten visual.
    2. Code Editor (contoh: Visual Studio Code): Untuk pengembangan dan kustomisasi website.
    3. Aplikasi Manajemen Proyek (contoh: Trello, Google Calendar): Untuk mengorganisir alur kerja tim.
  3. Bahan:
    1. Layanan Hosting dan Domain: Untuk meng-online-kan website profil usaha.
    2. Materi ATK: Untuk keperluan administrasi dan pencatatan selama observasi dan pendampingan.

3. Langkah-Langkah Strategis untuk Merealisasikan Gagasan Langkah-langkah strategis dalam program ini disusun dalam sebuah kerangka kerja yang terbagi menjadi empat tahap utama, yaitu persiapan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.

 Tahap 1 – Persiapan: Tim melakukan observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data baseline terkait proses bisnis, target pasar, dan harapan mitra. Analisis kompetitor dilakukan untuk memetakan posisi Distrik Susu Ohara di lanskap digital.

Tahap 2 – Pengembangan: Berdasarkan hasil analisis, tim merancang identitas branding digital, mengembangkan website, membuat akun media sosial, dan menyusun buku panduan operasional untuk mitra.

Tahap 3 – Implementasi: Aset digital yang telah selesai dikembangkan akan diluncurkan. Tim memberikan pelatihan langsung kepada mitra mengenai cara mengelola media sosial dan memperbarui konten dasar

website.

Tahap 4 – Evaluasi: Kinerja aset digital dipantau (misalnya, jumlah pengunjung website, engagement rate media sosial). Tim melakukan serah terima seluruh luaran kepada mitra dan memastikan mitra siap melanjutkan pengelolaan secara mandiri.

4. Rancangan untuk Mengukur Capaian Kegiatan Capaian kegiatan akan diukur menggunakan indikator kualitatif dan kuantitatif yang relevan dengan tujuan program:

Peningkatan Kredibilitas: Diukur secara kualitatif melalui testimoni pemilik usaha mengenai kemudahan dalam mempresentasikan profil usahanya kepada calon mitra atau investor menggunakan website resmi.

Website Profil Usaha: Ketercapaian diukur dari fungsionalitas 100% semua fitur (fully functional), desain yang responsif di berbagai perangkat, dan kelengkapan informasi sesuai yang ditargetkan (profil, produk, lokasi, kontak).

Akun Media Sosial: Diukur dari jumlah konten awal yang berhasil diunggah sesuai rencana, peningkatan jumlah pengikut, dan tingkat interaksi (engagement rate) selama periode pendampingan.

Kemampuan Mitra: Diukur melalui observasi langsung dan tes sederhana pasca-pelatihan untuk memastikan mitra dapat mengoperasikan media sosial dan memperbarui konten dasar website sesuai buku panduan.