Gaya Gaya Arsitektur Pada Masa Yunani, Romawi, Romanesque dan Renaissance

Arsitektur adalah sebuah ilmu dan juga seni yang membahas tentang meneliti suatu lokasi, membuat sebuah konsep, merancang bangunan juga kawasan, mengawasi pembangunan sebuah bangunan, yang memperhatikan aspek fungsi, estetika, kenyamanan, dan kekuatan. Menurut beberapa ahli arsitektur adalah:

  • Menurut Marcus Pollio Vitrovius, yang merupakan arsitek yang berasal pada zaman romawi kuno, mendefinisikan arsitektur di dalam bukunya yang berjudul “De Architectura” bahwa arsitektur terdiri dart 3 prinsip utama, yaitu Firmitas (kekuatan atau ketahanan struktural), Utilitas (fungsi atau kegunaan), Venustas (keindahan atau estetika), selain itu ia juga menjelaskan bahwa arsitektur merupakan ikmu yang berasal dari ilmu ilmu lainnya.
  • Menurut Frank Lloyd Wright seorang arsitektur yang berasal dari amerika serikat, yang di kenal karena pendekatan revolusionernya terhadap desain arsitektur dengan karyanya berupa arsitektur modern, mengatakan bahwa arsitektur adalah seni menciptakan ruang yang menyeimbangkan harmoni antara manusia dan juga lingkungan, selain itu arsutektur juga bukan hanya tentang bangunan, tetapi juga bagaimana desain menyatu dengan alam dan kebutuhan manusia.
  • Menurut Le Corbusier, yang merupakan salah satu tokoh arsitek modern yang berasal dari kota Swiss dan Perancis, mengatakan bahwa arsitektur dianalogikan sebagai mesin yang efesien dan juga ekonomis, dengan estetikannya. Le Corbusier juga menerapka prinsip desain yang terdiri dari 5 poin, yaitu Pilotis (pilar), taman atap, denah lantai terbuka, jendela panjang, dan fasad terbuka
  • Menurut Henry Maclaine Pont, seorang tokoh arsitek yang berasal dari Indonesia pada awal abad ke-20 menjelaskan bahwa  arsitektur adalah bagian dari pekerjaan manusia dalam membuat suatu guna bagi supaya keluar dan juga untuk menundukkan alam.
  • Menurut Cornelis Van de Ven yang merupakan seorang arsitek berasal dari Belanda yang terkenal di bidang teori arsitekturnya mengatakan bahwa arsitektur memiliki arti proses menciptakan sebuah ruang dengan cara yang benar, direncanakan, dan juga dipikirkan. Pembaharuan arsitektur terus terjadi karena terjadinya perkembangan pada konsep konsep ruang.
  • Menurut Adhimastra seorang akadrmisi di dalam bidang arsitektur menjelaskan bahwa arsitektur dari segi seni merupakan sebuah seni bangunan yang terdapat bentuk, dam ragam hias di dalamnya. Sedangkan pada sisi teknik arsitektur merupakan sebuah sistem untuk mendirikan sebuah bangunan yang didalammya meliputi proses merancang, konstruksi struktur, juga terdapat aspek estetika berupa keindahan, dekorasi.

Pada sepanjang sejarahnya arsitektur tidak pernah berhenti berevolusi, bentuk arsitektur selalu berkembang dengan berbagai gaya arsitektur yang, mencerminkan budaya, teknologi, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat pada masanya. Pada artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai gaya arsitektur, karakteristik utamanya dan juga contoh contoh bangunannya.

  1. Gaya klasik Yunani dan Romawi

Arsitektur gaya klasik merupakan gaya yang hadir pada abad ke-8 SM, dengan pengembangan berbagai struktur yang mencerminkan nilai-nilai masyarakatnya.

  • Arsitektur Yunani berfokus pada proporsi dan simetri. Bangunan-bangunan pada zaman klasik Yunani sering kali dibangun untuk tujuan keagamaan, politik, dan sosial. kuil-kuil pada masa ini didedikasikan untuk dewa-dewa. Arsitektur klasik Yunani mencapai masa kejayaannya pada tahun ke-5 SM. Arsitektur klasik Yunani dikenal dengan kuil-kuil, teater, dan struktur lainnya yang banyak di temukan berupa reruntuhan bangunan. Arsitektur Yunani Kuno memiliki cirikhasnya bangunan yang sangat formal, baik struktur maupun dekorasi. Hal ini khususnya terjadi dalam kuil-kuil. Jenis-jenis bangunan Yunani adalah Agora yaitu sebuah ruang publik yang merupakan selasar untuk  berinteraksi masyarakat yang berada di jalanan, Bouleterion (balai dewan), Gymnasium (sekolah), Pastanium (kantor walikota), Stadion, dan Teater.

krakteristik arsitektur klasik Yunani

  1. Arsitektur Yunani Klasik memiliki tiga kolom utama yang menjadikan cirikhas bangunan klasik Yunani, yaitu yang pertama doric, Kolom dorik merupakan jenis kolom yang Dikembangkan oleh Suku Bangsa Doria. Order ini memiliki bentuk yang sederhana dan terkesan kokoh. Kolom dorik memiliki ciri ciri antara lain, kolom yang berdiri tampa dasar, kolomnya memiliki bentuk yang berisi, juga kapitelnya tidak memiliki ornament. yang ke dua Ionic, Kolom ionic merupakan jenis kolom yang di kembangkan oleh bangsa ionia. Kolom ionic jika dibandingkan dengan kolom dorik memiliki perbedaa pada bentuknya yang lebih rumit, terutama pada bagian atas kolom yang memberikan kesan yang lebih Anggun. Kolom ionic memiliki ciri ciri yaitu bentuk kolomnya yang lebih ramping dibandingkan kolom dorik, terdapat dasar pada bagian bawah kolomnya, juga pada bagian kapitel dipenuhi oleh ornamen berupa hiasan flora dan fauna. yang ketiga Corinthian, Kolom corenthias merupakan jenis kolom yang berasal dari bangsa korinthin, kolom korentias ini merupakan kolom yang paling rumit bentuk, detail, dan elemennya dari pada kolom kolom lainnya, tetepi kolom ini juga merupakan kolom yang bentuknya paling indah. Kolom corentias ini memiliki ciri ciri bentuk yang bulat dan ramping, terdapat dasar pada baguan bawah kolom, pada bagian kapitel kolom ini memiliki banyak ornament yang biasanya berupa motif flora.
  2. Arsitektur Yunani menekankan keselarasan dan keseimbangan pada bangunannya. Dirancang dengan proporsi yang presisi, dan juga menggunakan rasio emas untuk menciptakan harmoni pada visualnya.
  3. Sebagian besar bangunan Yunani, terutama kuil, dibangun sebagai penghormatan kepada dewa dewa. Struktur bangunan didesain untuk mencerminkan keagungan dewa dewa dan keteraturan.
  4. Pada awalnya bangunan klasik Yunani menggunakan bahan material kayu, tetapi kemudian berkembang mengunakan bahan material marmer dan batu kapur untuk menjadi bahan utama, agar memberikan kesan abadi dan megahpada bangunan.
  5. Pada bangunan klasik yunani bangunan bangunannya sering dihiasi oleh elemen elemen relief dan patung yang menggambarkan mitologi atau peristiwa penting. Elemen seperti frieze, pedimen, dan metope digunakan agar memberikan narasi  visual.
  6. Memiliki kolonade atau disebut juga dengan barisan kolom adalah salah satu fitur utama bangunan Yunani. Selain untuk mendukung struktur, kolom-kolom ini menciptakan ritme visual dan simbol keselarasan.

Contoh contoh bangunan arsitektur klasik Yunani adalah:

  1. Parthenon
  2. Erechtheion
  3. Kuil Apollo di Delphi
  4. Kuil Athena Nike

Gaya arsitektur klasik romawi mengadopsi dari unsur unsur arsitektur klasik Yunani tetapi dengan inovasi teknis yang khas, arsitektur klasik romawi manggunakan material yang lebih berkembang dari arsitektur klasik Yunani dengan menggunakan beton, arsitektur klasik romawi juga menerapkan teknologi baru seperti anrch (lengkungan), vault (kolong ruang), dome (kubah) dan penggunaan tata ruang yang monumental pada bangunannya. Arsitektur klasik Romawi menjadi alat propaganda untuk menunjukkan kekuasaan dan kemegahan Kekaisaran Romawi. Jenis jenis bangunan yang ada pada arsitektur klasik romawi diantaranya basilica,pantheon (parthenon yang memiliki bentuk lingkaran), benteng, aquaduct, stadion, teater, sekolah, hypocaust, dan bangunan lainnya.

  1. Arsitektur Romawi dikenal dengan inovasi dalam mengunakan material batu bata, keramik, semen, besi dan terutama beton. Beton yang ada pada masa Romawi membuat konstruksi bangunan menjadi yang lebih besar, lebih kuat dan lebih kompleks dibandingkan dengan batu yang digunakan pada masa Yunani.
  2. Inovasi terbesar yang ada pada arsitektur Romawi adalah dengan menggunakan lengkungan (arch) dan kubah (dome) pada bangunan bangunannya. Menggunakan teknik ini memungkinkan membangun ruang menjadi lebih besar tanpa dukungan kolom yang banyak.
  3. Seperti arsitektur pada zaman klasik Yunani, arsitektur klasik Romawi juga menekankan simetri dan proporsi pada bangunannya. Namun, bangunan klasik Romawi sering menggabungkan bentuk bentuk yang geometris kedalam desain bangunannya, sehingga menciptakan kompleksitas visual yang lebih besar.
  4. Pada zaman klasik Romawi mereka mengembangkan kolom baru, seperti Toskana dan Campurayaitu Tuscan dan composite, yaitu  variasi dari kolom pada zaman klasik Yunani yaitu, Doric, Ionic, dan Corinthian.
  5. Arsitektur klasik Romawi berfokus pada pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, aquaduct (saluran air), pemandian umum (thermae), dan arena Koloseum. Bangunan bangunan tersebut  bukan sebagai keperluan publik saja, tetepi juga untuk  mencerminkan kekuatan dan kemegahan Kekaisaran Romawi.
  6. Arsitektur klasik Romawi lebih mementingkan pada fungsi suatu bangunan daripada dengan mementingkan estetika bangunan.

krakteristik arsitektur klasik romawi

Contoh contoh bangunan arsitektur pada masa klasik romawi yaitu:

  1. Colosseum
  2. Kuil Saturnus
  3. Circus Maximus
  4. Roman Forum
  5. Menara Hercules (Torre de Hércules)

3. Gaya Romanesque

Arsitektur gaya romanesqur merupakan gaya arsitektur yang berasal dari eropa yang muncul pada abad pertengahan tahun 1517 m gaya arsitektur ini hadir dengan ditandai oleh semi-circular  arches atau pelengkung setengah lingkaran, lalu berkembang menjadi gaya arsitektur gothic, yang ditandai dengan pelengkung berujung, yang dimulai pada abad ke-12. Gaya Romanesque di Inggris disebut sebagai arsitektur Norman, karena menggabungkan elemen dari gaya Romawi Barat dan Bizantium. Arsitektur gaya Romanesque merupakan gaya arsitektur yang dikenal dengan kualitas yang sangat besar, dinding tebal, bundar lengkungan, pilar kokoh, groin  vaults, menara besar dan arcading dekoratif, bangunan dengan gaya arsitektur Romanesque memiliki bentuk yang jelas dan sangat teratur, dan memiliki denah yang berbentuk simetris, arsitektur gaya Romanesque juga merupakan gaya sederhananya dari arsitektur gaya gothic.

Karakteristik arsitektur gaya Romanesque

  1. Gaya arsitektur Romanesque ditandai dengan dinding yang tebal dan kokoh, dirancang untuk menopang struktur berat yang biasanya terbuat dari batu besar. Dinding tebal ini berfungsi untuk menahan beban berat dari atap. Selain itu, jendela-jendela pada bangunan Romanesque umumnya berukuran kecil.
  2. Pada bangunan dengan gaya Romanesque terdapat butteressrs yang umumnya memiliki bentuk persegi yang datar dan tidak menonjol keluar dari dinding. Pada gereja dengan lorong atau aisle, barrel vaults atau half-barrel vaults yang membentang sepanjang lorong berperan membantu menopang bagian tengah struktur bangunan
  3. Arch yang digunakan dalam gaya arsitektur romanesque ini berbentuk setengah lingkaran dan diterapkan pada bukaan seperti pintu dan jendela, serta pada vault dan arkade. Di atas pintu yang lebar, biasanya terdapat lengkung setengah lingkaran, kecuali jika ambang pintunya dilengkapi lintel yang dihiasi dengan ukiran dekoratif
  4. Arkade adalah barisan lengkung yang ditopang oleh pier atau kolom, biasanya ditemukan di bagian dalam gereja untuk memisahkan nave dari aisle. Selain itu, arkade juga dapat ditemukan di area serambi dan atrium. Deretan lengkung ini berfungsi sebagai elemen struktural sekaligus dekoratif, dan sering terlihat baik di bagian dalam maupun luar bangunan 
  5. Pada arsitektur Romanesque, pier sering digunakan sebagai penopang lengkung atau arch. Pier ini biasanya terbuat dari batu dengan bentuk persegi atau persegi panjang. Bagian atas pier umumnya dilengkapi dengan moulding horizontal yang membentuk capital sebagai awal dari lengkung. Kadang-kadang, pier memiliki poros vertikal yang melekat di sisinya, dan beberapa juga dilengkapi dengan moulding horizontal pada bagian dasar atau base.
  6. Kebanyakan bangunan pada masa romanesque menggunakan atap kayu dengan penopang sederhana, seperti tie beam atau king post. Pada atap dengan sistem kasau terikat, sering kali ditambahkan langit-langit kayu. Di dalam gereja, lorong-lorong biasanya dilengkapi dengan kubah dan atap kayu. Kubah Romanesque umumnya memiliki bentuk oktagonal dan menggunakan corner squinch untuk mengubah bentuk persegi menjadi dasar segi delapan yang lebih cocok. Atap pada bangunan Romanesque sering kali berupa kubah sederhana, seperti barrel vault (kubah tabung) atau groin vault (kubah silang), yang memungkinkan pembuatan langit-langit melengkung. Namun, beberapa bangunan juga memilih menggunakan atap batu untuk meningkatkan daya tahan bangunan.
  7. Fasad bangunan Romanesque biasanya terlihat miskin pada hal elemen dekorasi dibandingkan dengan gaya Gotik yang lebih rumit. Namun, elemen seperti rose window mulai muncul dalam periode ini

Contoh bangunan pada masa Romanesque yaitu:

  1. Katedral Trier (Trier, Jerman)
  2. Biara Maria Laach (Jerman)
  3. Tum Collegiate Church (Polandia)
  4. Katedral San Lorenzo (Genoa, Italia)
  5. Gereja St. Martin (Koln, Jerman)
  6. Notre Dame du Mont Cornadore, Saint-Nectaire (Prancis)

4. Gaya Renaissance

Gaya arsitektur renaissance merupakan gaya arsitektur yang ikonik karena memiliki penampilan yang mengagumkan. Bangunan dengan gaya renaissance banyak ditemui di benua eropa kususnya oada kota  Florence, di Italia, berdasarkan pada sejarah  arsitektur dengan gaya renaissance ini pertama kali berkembang pada kota Florence. Gaya arsitektur renaissance pertama kali berkembang pada awal abad ke-15 dan awal abad ke-17. Arsitektur renaissance juga merupakan gaya arsitektur yang mengantikan gaya arsitektur ghotic, juga sebagai petunjuk  kebangkitan kembali budaya klasik, karena gaya renaissance juga merupakan gaya yang mmengadopsi dari gaya arsitektur klasik yang berasal dari bangunan pada masa peradaban Yunani dan romawi kuno

Karakteristik arsitektur gaya renaissance

  1. Denah bangunan gaya Renaisans memiliki tampilan simetris dan teratur di mana proporsinya didasarkan pada sebuah kisi dan prinsip matematika seperti Golden Ratio, dan menciptakan kesan yang harmonis
  2. Fasad pada gaya renaissance dibuat simetris di sekitar sumbu vertikal bangunannya, sering kali dihiasi dengan ornamen yang kaya namun tetap mempertahankan kesederhanaan dibandingkan dengan gaya Barok
  3. Bangunan pada masa Renaisans memanfaatkan lengkungan atau arch sebagai elemen penghubung antar ruang. Gaya Renaisans khas dengan penggunaan lengkungan setengah lingkaran untuk menopang struktur bangunan, berbeda dari gaya sebelumnya yang lebih sering menggunakan lengkungan lancip.
  4. Kubah menjadi salah satu elemen khas pada arsitektur Renaisans, meskipun terbatas dan hanya diterapkan pada beberapa bangunan. Kubah ditemukan pada bangunan besar seperti gereja.
  5. Dinding luar bangunan umumnya terbuat dari batu bata yang dipadukan dengan batu alam atau bata ashlar, sementara dinding bagian dalam dilapisi plester halus dan diberi lapisan kapur. Pada ruang yang lebih formal, dinding sering dihiasi dengan lukisan. Langit-langit juga sering didekorasi dengan lukisan atau mozaik kaca yang menceritakan kisah-kisah religius, memberikan nuansa artistik yang kuat dan mendalam.
  6. Yang paling mencolok dari arsitektur Renaisans adalah betapa kaya detail yang digunakan. Banyak dari elemen ini diambil dan dipelajari dari bangunan- bangunan Romawi kuno.

Contoh bangunan pada masa renaissance yaitu:

  1. St.Peter’s Basilica, Italia
  2. San Lorenzo de El Escorial, Spanyol 
  3. Chateau de Chambord, Prancis
  4. San Giorgio Monastery, Italia  
  5. St.Michael’s Church, Jerman 
  6. Antwerp City Hall, Belgia 

10421065 Teknik Arsitektur 2