Tantangan Literasi Finansial Generasi Muda di Indonesia
Di tengah transformasi digital yang semakin pesat, kemampuan dalam mengelola keuangan pribadi menjadi salah satu keterampilan penting yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu, khususnya generasi muda. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman finansial masyarakat Indonesia masih berada pada tingkat yang memprihatinkan. Berdasarkan laporan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan, tingkat literasi finansial masyarakat Indonesia baru mencapai 49,68% per tahun 2022 (Otoritas Jasa Keuangan, 2022). Kondisi ini memperlihatkan adanya kesenjangan antara kebutuhan akan literasi finansial dan kenyataan yang dihadapi oleh masyarakat.
Lebih mengkhawatirkan lagi, survei yang dilakukan oleh Katadata Insight Center mengungkap bahwa lebih dari separuh generasi muda belum memiliki pemahaman yang baik tentang cara mengelola uang mereka, belum menyusun perencanaan keuangan jangka panjang, dan belum mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan dalam pengeluaran sehari-hari (Katadata Insight Center, 2021). Situasi ini menciptakan urgensi untuk menghadirkan inovasi pendidikan yang lebih relevan dan menarik. Tanpa pendekatan yang tepat, generasi muda akan terus terjebak dalam pola konsumtif tanpa arah, yang pada akhirnya merugikan mereka dalam jangka panjang. Maka, diperlukan sebuah solusi yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis, kontekstual, dan menyenangkan.
Mencari Media Pembelajaran yang Relevan dan Menyenangkan
Pendidikan finansial yang diajarkan secara konvensional cenderung bersifat teoritis dan sulit untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kalangan muda membutuhkan pendekatan yang tidak kaku dan formal, melainkan yang interaktif serta sesuai dengan gaya hidup mereka. Dalam konteks ini, pendekatan Game-Based Learning (GBL) muncul sebagai metode pembelajaran yang menjanjikan. Melalui GBL, proses edukasi dikemas dalam bentuk permainan yang menyenangkan, memungkinkan pengguna untuk belajar sambil bermain, mengeksplorasi berbagai skenario kehidupan, serta memahami dampak dari setiap keputusan yang diambil.
Menurut Pratama, Rahmawati dan Nugroho (2023), penggunaan media game dalam pembelajaran terbukti mampu meningkatkan partisipasi, keterlibatan emosional, serta pemahaman konsep secara signifikan. Game mampu menjembatani konsep abstrak ke dalam bentuk simulasi nyata yang dapat dipahami oleh berbagai kalangan. Bagi generasi Z, yang tumbuh dengan gawai di tangan dan akses internet di ujung jari, pendekatan berbasis visual dan simulasi digital seperti ini menjadi jauh lebih efektif dibandingkan metode ceramah konvensional
Lahirnya CashVenture sebagai Inovasi Edukasi Finansial
Berangkat dari kebutuhan tersebut, dikembangkanlah CashVenture, sebuah game edukasi berbasis Android yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman literasi keuangan di kalangan anak muda Indonesia. Game ini dirancang dengan pendekatan interaktif dan naratif, di mana pemain akan menjalani perjalanan kehidupan finansial mulai dari tahap sebagai pelajar, berkembang menjadi karyawan, dan akhirnya menjadi pebisnis. Setiap tahapan tersebut mencerminkan tantangan kehidupan nyata, termasuk mengelola pendapatan, menyusun anggaran, menghadapi krisis keuangan, dan membuat keputusan penting yang berdampak pada kesejahteraan finansial karakter pemain.
CashVenture tidak sekadar menyajikan tantangan berbasis angka atau kuis. Ia menawarkan perjalanan hidup dalam bentuk simulasi penuh, di mana pemain dapat merasakan naik-turunnya kondisi finansial sesuai dengan pilihan mereka. Inovasi ini menjadikan CashVenture sebagai media edukatif yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memfasilitasi pembelajaran aktif yang berbasis pengalaman nyata (Purrohman, Munawaroh dan Handayani, 2024).
Desain Permainan yang Mengedepankan Simulasi Nyata
Salah satu kekuatan utama dari CashVenture terletak pada mekanisme permainannya yang dirancang untuk menyerupai situasi finansial dalam kehidupan sehari-hari. Dalam permainan ini, setiap keputusan yang diambil pemain akan memengaruhi indikator keuangan karakter mereka, seperti jumlah uang tunai, aset yang dimiliki, tingkat kebahagiaan, utang, serta reputasi sosial. Pemain dihadapkan pada berbagai skenario yang menguji ketajaman berpikir dan kepekaan terhadap masa depan finansial mereka.
Misalnya, pemain harus memilih antara berinvestasi dalam pendidikan lanjutan atau menggunakan dana untuk hiburan sesaat. Setiap keputusan akan menimbulkan konsekuensi realistis. Pendekatan ini mencerminkan pentingnya berpikir jangka panjang dan memperkenalkan prinsip dasar perencanaan keuangan kepada pengguna dengan cara yang menyenangkan dan reflektif. Garris, Ahlers dan Driskell (2023) menyebut bahwa game dengan sistem status dinamis mampu menciptakan lingkungan belajar yang reflektif dan responsif, di mana pengguna dapat mengalami sendiri akibat dari setiap keputusan.
Penggunaan Teknologi Digital yang Efisien dan Adaptif
Untuk mewujudkan simulasi finansial yang kompleks dan responsif, pengembangan CashVenture menggunakan teknologi Unity sebagai game engine utama. Unity dipilih karena kemampuannya dalam membangun aplikasi game yang interaktif, dinamis, dan mendukung berbagai fitur visual yang dibutuhkan dalam menyampaikan pesan edukatif (Unity Technologies, 2024). Selain itu, CashVenture memanfaatkan Firebase untuk manajemen data dan autentikasi pengguna, memastikan setiap pemain mendapatkan pengalaman yang personal, aman, dan terintegrasi.
Menurut laporan We Are Social dan Meltwater (2024), lebih dari 92% pengguna internet usia muda di Indonesia mengakses internet melalui perangkat Android. Keputusan untuk meluncurkan game ini di platform Android menjadi strategi yang sangat tepat. Aksesibilitas tinggi dan familiaritas pengguna terhadap sistem operasi ini membuat proses adopsi game menjadi lebih lancar dan luas
Pendekatan Moral dan Kontekstual dalam Edukasi
Keunikan lain dari CashVenture adalah adanya integrasi nilai moral dan etika ke dalam skenario permainan. Dalam banyak game edukatif, aspek moral sering kali diabaikan, padahal dalam kenyataan hidup, keputusan keuangan tidak terlepas dari pertimbangan etika. CashVenture menghadirkan dilema moral yang menantang pemain untuk tidak hanya mengejar keuntungan finansial, tetapi juga mempertimbangkan integritas dan dampak sosial dari tindakan mereka.
Contohnya, pemain akan dihadapkan pada situasi di mana mereka bisa menerima suap dalam dunia kerja atau menolak dengan risiko kehilangan promosi. Keputusan seperti ini akan memengaruhi indikator moralitas dan reputasi sosial dalam permainan. Pendekatan ini memperkaya pengalaman belajar dan menyampaikan pesan bahwa sukses secara finansial harus berjalan seiring dengan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab sosial (Purrohman, Rizqon dan Putra, 2024).
Studi Pembanding dan Posisi Inovatif CashVenture
Dalam pengembangannya, CashVenture melakukan studi pembanding terhadap game finansial populer seperti MONOPOLY GO! (Scopely, 2025), Taipan Bank Idle (Kolibri Games, 2025), dan Business Empire: RichMan (AAA Fun, 2025). Meskipun game-game tersebut menawarkan simulasi ekonomi dan manajemen aset yang menarik, mereka belum secara eksplisit mengintegrasikan unsur edukatif yang kontekstual bagi masyarakat Indonesia.
CashVenture hadir dengan pendekatan lokal dan naratif khas Indonesia, lengkap dengan budaya, nilai sosial, dan kondisi ekonomi yang relevan. Dengan begitu, pemain tidak hanya belajar tentang konsep keuangan secara umum, tetapi juga memahami bagaimana konsep tersebut diterapkan dalam konteks kehidupan mereka sehari-hari. Ini menjadikan CashVenture bukan hanya alat hiburan, melainkan sebuah platform edukasi yang strategis.
Evaluasi dan Indikator Keberhasilan
CashVenture tidak mengenal kemenangan dalam arti konvensional. Permainan ini berakhir dengan evaluasi menyeluruh terhadap performa keuangan dan moral pemain selama 30 giliran permainan yang melambangkan perjalanan hidup hingga usia 40 tahun. Di akhir permainan, indikator seperti jumlah kekayaan, tingkat kebahagiaan, reputasi sosial, dan moralitas akan dikalkulasi untuk menentukan jenis akhir kehidupan finansial pemain.
Kategori hasil akhir bisa berupa kondisi pemain, contohnya “Financially Free”, “Mapan dan Seimbang”, “Kaya Tapi Stres”, atau “Bangkrut dan Terganggu”. Evaluasi ini tidak hanya memberikan umpan balik, tetapi juga mengajak pemain untuk merefleksikan setiap keputusan yang telah mereka ambil. Seperti yang diungkapkan oleh Brown, Davis dan Wilson (2023), sistem evaluasi akhir berbasis simulasi dapat memperkuat internalisasi nilai dan membantu pengguna memahami pola keputusan yang berdampak terhadap masa depan mereka.
Kontribusi terhadap Pendidikan dan Kesadaran Sosial
CashVenture memberi kontribusi lebih dari sekadar meningkatkan literasi keuangan. Ia membentuk pemahaman sosial dan personal tentang bagaimana keputusan kecil hari ini dapat membentuk masa depan. Dengan pendekatan berbasis simulasi dan narasi yang mendalam, pemain diajak menyusun strategi hidup sejak dini, sekaligus menyadari pentingnya etika dan tanggung jawab dalam mengelola keuangan.
Putri, Wiryono dan Damayanti (2024) menyatakan bahwa pendidikan finansial yang ideal harus mencakup integrasi nilai-nilai kehidupan agar peserta didik tidak hanya cerdas dalam aspek numerik, tetapi juga matang dalam menyusun visi hidup. CashVenture membawa gagasan ini ke dalam bentuk yang konkret, interaktif, dan menyenangkan
Masa Depan Game Edukasi Lokal
Keberhasilan CashVenture menjadi bukti bahwa game edukatif buatan lokal mampu bersaing dalam industri kreatif digital yang semakin kompetitif. Dengan menggabungkan pendekatan teknologi, narasi lokal, serta strategi edukatif berbasis data dan riset, game ini menandai kebangkitan media pembelajaran digital yang lebih relevan dan berdampak.
Masa depan pendidikan tidak lagi terbatas pada ruang kelas dan buku teks, tetapi juga mencakup layar ponsel, skenario interaktif, dan pengalaman emosional yang menyentuh. Dengan semakin banyaknya inovasi seperti CashVenture, harapannya literasi — baik finansial, sosial, maupun digital — akan menjadi bagian integral dari kehidupan anak muda Indonesia. Ini bukan sekadar permainan, tetapi langkah awal menuju generasi yang cerdas mengelola hidup dan masa depannya.
Harapan Pengembangan CashVenture ke Depan
Ke depannya, pengembangan CashVenture diharapkan tidak hanya berhenti sebagai proyek edukatif, melainkan berkembang menjadi ekosistem pembelajaran finansial digital yang lebih luas. Pengembang dapat mempertimbangkan kolaborasi dengan institusi pendidikan, lembaga keuangan, hingga komunitas muda untuk menyelenggarakan program pelatihan atau turnamen literasi finansial berbasis game. Selain itu, pengembangan fitur multi-pemain dan ekspansi platform ke iOS dan web dapat memperluas jangkauan pengguna dan meningkatkan kolaborasi antar pemain dalam mengambil keputusan finansial kolektif.
CashVenture juga berpotensi untuk terus diperbarui sesuai dengan perkembangan kondisi ekonomi nasional, seperti menyesuaikan tantangan permainan berdasarkan isu terkini—misalnya inflasi, digital banking, atau tren investasi anak muda. Dengan demikian, game ini bisa menjadi media belajar yang adaptif dan terus relevan sepanjang waktu. Harapannya, CashVenture tidak hanya menjadi permainan yang disukai, tetapi juga menjadi katalis perubahan positif dalam pola pikir finansial generasi muda Indonesia.
Penutup
CashVenture menjadi refleksi dari bagaimana teknologi dan kreativitas lokal dapat menjawab tantangan pendidikan literasi finansial di era digital. Melalui desain interaktif, narasi kontekstual, serta integrasi nilai-nilai moral, game ini tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan kebiasaan berpikir kritis dan bertanggung jawab dalam aspek finansial.
Dengan semakin kompleksnya dunia finansial dan sosial, keberadaan media edukasi seperti CashVenture menjadi semakin penting. Ia menunjukkan bahwa pembelajaran bisa dilakukan secara menyenangkan dan tetap bermakna. Ke depan, keberlanjutan dan inovasi dari CashVenture akan menjadi salah satu pilar penting dalam membentuk generasi muda yang melek finansial, bijak dalam pengelolaan uang, dan siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
Ditulis oleh :
Salsa Syifa Sabrina
10122157
Teknik Informatika
Universitas Komputer Indonesia
Referensi
AAA Fun. (2025) Business Empire: RichMan [Mobile Game]. London: AAA Fun.
Brown, T., Davis, E. dan Wilson, H. (2023) Evaluative Learning Through Simulation Games. Oxford: Educational Innovation Press.
Firebase. (2024) Firebase Documentation. Tersedia di: https://firebase.google.com (Diakses: 27 Juni 2025).
Garris, R., Ahlers, R. dan Driskell, J. (2023) ‘Games and Learning: The Role of Status Systems in Simulated Education’, Journal of Instructional Psychology, 50(2), hlm. 112–127.
Katadata Insight Center. (2021) Survei Literasi Keuangan Generasi Muda Indonesia. Jakarta: Katadata.
Kolibri Games. (2025) Taipan Bank Idle [Mobile Game]. Berlin: Kolibri Games.
Otoritas Jasa Keuangan. (2022) Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022. Jakarta: OJK.
Pratama, M., Rahmawati, D. dan Nugroho, F. (2023) ‘Game-Based Learning dalam Pendidikan Keuangan’, Jurnal Teknologi Pendidikan, 15(1), hlm. 25–38.
Purrohman, A., Munawaroh, L. dan Handayani, S. (2024) Integrasi Simulasi dalam Edukasi Finansial Berbasis Game. Bandung: Media Edukasi Digital.
Purrohman, A., Rizqon, M. dan Putra, H. (2024) Etika dan Keputusan Finansial dalam Game Edukatif. Malang: Literasi Interaktif.
Putri, R., Wiryono, D. dan Damayanti, A. (2024) Nilai Kehidupan dalam Literasi Finansial Remaja. Yogyakarta: Pustaka Remaja.
Scopely. (2025) MONOPOLY GO! [Mobile Game]. Los Angeles: Scopely.
Unity Technologies. (2024) Unity Engine Features. Tersedia di: https://unity.com (Diakses: 27 Juni 2025).
We Are Social dan Meltwater. (2024) Digital 2024: Indonesia. Tersedia di: https://wearesocial.com (Diakses: 27 Juni 2025).