Fenomena Tiktok Dalam Cryptocurrency: Bagaimana Algoritma Sosial Membentuk Tren Investasi Generasi Muda

Dalam beberapa tahun terakhir khususnya pada saat Masa Pandemi Covid-19, Media Sosial Khususnya Tiktok mengalami perkembangan yang sangat signifikan, penggunanya bertambah dengan cepat yang dimana, TikTok telah menjadi platform yang tidak hanya menghibur tetapi juga memengaruhi berbagai sektor, termasuk pasar saham dan cryptocurrency. Dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif di seluruh dunia, TikTok telah membuktikan bahwa Aplikasi ini sebagai kekuatan besar dalam membentuk cara informasi disebarkan, terutama di kalangan generasi muda. Menurut data yang dilaporkan oleh Statista, pengguna aktif TikTok menghabiskan lebih dari 45 jam per bulan di aplikasi ini, menjadikannya platform yang sangat berpengaruh dalam menciptakan tren, termasuk dalam pasar cryptocurrency yang sangat dinamis dan berisiko tinggi. Pengaruh TikTok dalam dunia investasi semakin meningkat, seiring dengan viralnya berbagai konten terkait cryptocurrency, yang mendorong banyak investor baru untuk terjun ke dunia digital currency. Artikel yang dibuat oleh penulis ini akan menggali lebih dalam bagaimana TikTok telah menjadi penggerak utama dalam tren pasar cryptocurrency, serta tantangan yang ditimbulkannya bagi investor dan regulator.

Algoritma Tiktok yang Mempercepat Penyebaran Tren Cryptocurrency

TikTok menggunakan algoritma yang sangat canggih dalam menyesuaikan konten dengan preferensi setiap penggunanya. Algoritma ini memantau pola perilaku pengguna, termasuk jenis video yang mereka tonton, seberapa sering mereka berinteraksi dengan video tertentu, serta durasi tontonan mereka. Berdasarkan interaksi pengguna, TikTok kemudian merekomendasikan video yang relevan dengan minat mereka. Ketika sebuah cryptocurrency tertentu mulai mendapatkan perhatian di TikTok, algoritma platform ini secara aktif memperkenalkan konten terkait cryptocurrency tersebut kepada lebih banyak pengguna, yang mempercepat penyebarannya.

Contoh paling nyata dari fenomena ini adalah memecoin seperti Dogecoin dan Shiba Inu yaitu Coin Crypto yang menjadi sangat populer berkat viralnya video-video di TikTok oleh Motivator saham dan Crypto. Dogecoin yang awalnya hanya sebuah lelucon, mengalami lonjakan harga besar yang signifikan pada tahun 2021 setelah banyak influencer dan pengguna TikTok membahasnya. Bahkan Elon Musk, CEO Tesla, turut mempengaruhi tren ini dengan mengunggah tweet yang mendorong minat lebih lanjut. Cointelegraph melaporkan bahwa Dogecoin mencapai harga tertinggi sepanjang masa pada Mei 2021, sebagian besar didorong oleh media sosial dan influencer yang sangat aktif di platform seperti TikTok.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harvard Business School (2023), algoritma TikTok memiliki pengaruh besar terhadap minat investasi generasi muda, yang kerap kali dipengaruhi oleh tren yang viral. Konten tentang cryptocurrency dapat dengan cepat menjadi viral dan mendorong peningkatan harga sementara di pasar. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh platform sosial seperti TikTok dalam mendorong keputusan investasi yang cepat, meskipun sering kali tidak didasarkan pada analisis pasar yang mendalam.

Pengaruh TikTok yang berdampak Sosial dan Ekonomi bagi Investor

Meskipun TikTok mendorong peningkatan partisipasi investor muda, hal ini juga membawa risiko yang tidak sedikit. Cryptocurrency dikenal dengan volatilitasnya yang sangat tinggi, yang berarti harga aset digital bisa berubah drastis dalam waktu singkat. Banyak pengguna TikTok yang membagikan pengalaman mereka dalam trading cryptocurrency tanpa memberikan informasi yang cukup mengenai risiko yang terlibat. Ini menambah tantangan bagi investor pemula yang mungkin tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami potensi kerugian.

Sebagai contoh, sebuah survei yang dilakukan oleh CoinGecko pada 2021 menunjukkan bahwa 72% investor crypto pertama kali terlibat dalam pasar karena pengaruh media sosial, termasuk TikTok. Meskipun hal ini menunjukkan adopsi cryptocurrency yang cepat, ia juga menunjukkan bahwa banyak investor baru yang mungkin terjerumus ke dalam keputusan investasi yang dipicu oleh hype dan bukan berdasarkan analisis fundamental yang kuat.

Bahkan, Reuters melaporkan bahwa banyak investor baru yang datang dari kalangan milenial dan Gen Z lebih mengutamakan sensasi sesaat daripada memahami potensi jangka panjang dari investasi mereka. Mereka sering kali membeli cryptocurrency karena melihat tren viral di TikTok, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor penting seperti volatilitas pasar atau perubahan regulasi yang mungkin memengaruhi harga.

Dampak Keamanan dan Geopolitik

Tidak hanya membawa dampak besar pada pasar keuangan, pengaruh TikTok dalam investasi cryptocurrency juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, karena  kepemilikan TikTok oleh ByteDance, perusahaan asal Tiongkok, memunculkan kekhawatiran tentang keamanan data dan pengaruh geopolitik. Masalah ini tidak hanya berdampak pada pengguna individu tetapi juga bisa mengganggu stabilitas pasar keuangan secara luas. Seiring bertambahnya pengguna yang mengandalkan TikTok untuk mencari informasi investasi, penting untuk memahami bagaimana faktor-faktor eksternal ini memengaruhi perilaku pasar dan keputusan investasi.

Salah satu perhatian utama adalah pengumpulan data pribadi oleh TikTok. Platform ini mengumpulkan berbagai informasi, mulai dari perilaku pengguna hingga preferensi dan pola interaksi mereka. Data semacam ini dapat dimanfaatkan untuk membentuk profil pengguna secara rinci. Ketika data ini disalahgunakan, misalnya oleh pihak tertentu dengan kepentingan khusus, ada risiko manipulasi yang bisa terjadi di pasar cryptocurrency. Investor besar yang memiliki akses ke data tersebut dapat menggunakannya untuk keuntungan mereka, yang pada akhirnya merugikan investor kecil dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar.

Ketegangan politik antara Tiongkok dan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, memperumit situasi. Pemerintah AS bahkan telah mempertimbangkan untuk membatasi atau melarang TikTok, dengan alasan ancaman terhadap keamanan nasional. Kondisi ini menciptakan ketidakpastian yang berdampak langsung pada investor yang menggunakan TikTok sebagai sumber informasi. Dalam dunia cryptocurrency yang penuh dengan perubahan cepat, situasi ini membuat risiko investasi semakin besar. Ketegangan geopolitik semacam ini juga memengaruhi cara investor menilai keandalan platform media sosial dalam mendukung keputusan finansial mereka.

Regulasi dari cryptocurrency di berbagai negara masih dalam tahap pengembangan, yang membuka peluang bagi pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menyalahgunakan data. Ketika investor besar menggunakan data analisis perilaku pengguna TikTok untuk mengambil keputusan investasi, potensi ketidakadilan di pasar menjadi lebih nyata. Regulasi yang lebih jelas dan transparan sangat diperlukan untuk menjaga integritas pasar serta memastikan semua pihak memiliki kesempatan yang setara dalam mengakses informasi.

Banyak pengguna TikTok juga sangat dipengaruhi oleh konten yang beredar, seperti analisis pasar, prediksi harga, atau rekomendasi investasi. Konten yang bersifat viral sering kali memicu lonjakan minat atau aksi jual-beli dalam waktu singkat, yang menyebabkan fluktuasi harga ekstrem. Hal ini menunjukkan bahwa TikTok bukan hanya sekadar platform berbagi informasi, tetapi juga bisa menjadi pemicu perubahan besar di pasar keuangan. Oleh karena itu, penting bagi setiap investor untuk berhati-hati dalam menyikapi informasi yang diterima dan selalu mengecek kredibilitas sumbernya.

Masalah keamanan dan geopolitik terkait TikTok serta pengaruhnya pada investasi cryptocurrency menciptakan tantangan yang rumit. Untuk menghadapi hal ini, pengawasan terhadap pengelolaan data pengguna perlu ditingkatkan guna menjaga keadilan dan stabilitas pasar. Selain itu, edukasi bagi masyarakat tentang cara menganalisis informasi secara kritis dan memahami konteks geopolitik yang lebih luas juga menjadi langkah penting agar mereka dapat mengambil keputusan investasi yang lebih bijaksana. Menurut The Wall Street Journal, data yang dikumpulkan TikTok dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren yang menguntungkan bagi investor besar, yang dapat merusak integritas pasar keuangan.

Regulasi Pasar Cryptocurrency yang Menangani Tantangan Baru

Regulasi dari Cryptocurrency memiliki fokusan yang khusus apalagi berkembang secara luas di Internet. Pasar cryptocurrency telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, menarik perhatian luas dari investor institusi hingga masyarakat umum, terutama generasi muda yang aktif di media sosial seperti TikTok. Tren ini mendorong banyak influencer untuk membagikan pengalaman mereka dalam trading. Namun, hal ini memunculkan kekhawatiran terkait potensi penyebaran informasi yang tidak akurat dan manipulasi pasar. Dalam situasi ini, regulasi menjadi elemen penting untuk melindungi konsumen serta menjaga stabilitas dan integritas pasar. Banyak pihak menilai perlunya aturan yang lebih ketat untuk mencegah praktik penipuan dan melindungi investor pemula. Meski demikian, menciptakan regulasi efektif menghadapi tantangan besar, terutama karena sifat cryptocurrency yang desentralisasi dan melibatkan transaksi lintas negara.

Salah satu kendala utama dalam mengatur cryptocurrency adalah ketidakjelasan hukum di banyak negara. Banyak pemerintah belum memiliki kerangka regulasi yang memadai, menciptakan celah yang kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Selain itu, kecepatan perkembangan teknologi sering membuat regulator tertinggal dalam upaya mereka untuk menyesuaikan aturan. Penelitian menunjukkan bahwa ketidakpastian ini dapat mengikis kepercayaan investor dan membuat mereka, khususnya yang belum berpengalaman, rentan terhadap penipuan atau skema Ponzi.

Di Amerika Serikat, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) telah mulai memberlakukan pedoman lebih ketat terkait promosi cryptocurrency di media sosial. Pada 2022, SEC menegaskan pentingnya transparansi dalam pemasaran aset digital, khususnya oleh influencer yang memiliki pengaruh besar di platform seperti TikTok. Aturan ini mengharuskan influencer mengungkapkan jika mereka dibayar untuk mempromosikan aset tertentu dan memberikan informasi akurat tentang risikonya. Meskipun langkah ini dipandang positif untuk melindungi konsumen, ada kekhawatiran bahwa regulasi berlebihan dapat menghambat inovasi di sektor yang masih berkembang ini.

Bradley Tusk, seorang pakar regulasi, menyatakan bahwa meskipun pengaturan diperlukan, kebijakan yang terlalu ketat dapat membatasi inovasi. Dalam wawancaranya dengan The Financial Times, Tusk menekankan pentingnya menemukan keseimbangan antara perlindungan konsumen dan kebebasan berinovasi. Pendekatan ini menunjukkan perlunya kebijakan yang tidak hanya melindungi investor, tetapi juga memberikan ruang bagi industri untuk terus tumbuh.

Beberapa negara mulai merespons tantangan ini dengan mengintegrasikan edukasi finansial dalam kurikulum mereka. Singapura dan Australia, misalnya, telah meluncurkan program pelatihan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, termasuk dalam memahami risiko investasi. Edukasi finansial bertujuan untuk membantu individu membuat keputusan investasi yang lebih cerdas sekaligus memperkuat kepercayaan terhadap pasar. Dengan pengetahuan yang memadai, masyarakat dapat lebih waspada terhadap informasi menyesatkan dan menghindari penipuan, yang sangat penting di pasar cryptocurrency yang masih relatif baru.

Kombinasi regulasi dan edukasi finansial dapat menciptakan ekosistem investasi yang lebih aman. Regulasi memberikan kerangka kerja yang jelas bagi pelaku pasar, sementara edukasi membekali konsumen dengan kemampuan untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang risiko dan manfaat investasi, masyarakat akan lebih siap menghadapi tantangan pasar yang penuh volatilitas ini.

Salah satu tantangan dari cryptocurrency juga adalah memastikan kebijakan yang diterapkan tidak membatasi inovasi. Perusahaan blockchain dan cryptocurrency sering bersaing di lingkungan yang sangat dinamis, sehingga regulasi yang terlalu kaku dapat mendorong mereka keluar dari pasar atau beroperasi di bawah radar hukum. Oleh karena itu, penting bagi regulator untuk berdialog dengan para pelaku industri untuk memahami kebutuhan mereka sambil memastikan perlindungan konsumen tetap menjadi prioritas.

Kepercayaan juga menjadi aspek krusial. Banyak investor baru merasa skeptis terhadap informasi yang diberikan oleh influencer maupun institusi keuangan tradisional. Untuk membangun kepercayaan, regulator harus menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas, termasuk menyediakan informasi yang mudah dipahami tentang regulasi yang berlaku. Kolaborasi antara regulator, industri, dan institusi pendidikan juga diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.

Ke depannya pengawasan terhadap perkembangan pasar cryptocurrency dan dampak regulasi perlu dilakukan secara berkala. Pendekatan regulasi yang fleksibel dan adaptif sangat penting mengingat dinamika pasar ini. Regulator harus siap mengevaluasi kebijakan dan melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan. Dengan pendekatan yang tepat, pasar cryptocurrency diharapkan dapat berkembang secara aman dan berkelanjutan, memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat.

Kesadaran akan pentingnya regulasi dan edukasi finansial juga harus ditanamkan sejak dini, terutama di kalangan generasi muda yang semakin terpapar dunia digital dan investasi. Dengan membekali mereka pengetahuan yang tepat serta kesadaran akan risiko yang ada, generasi mendatang dapat menjadi investor yang lebih cerdas dan bertanggung jawab. Hal ini akan mendukung terciptanya pasar cryptocurrency yang sehat, inovatif, dan tetap mengutamakan perlindungan konsumen.

Kesimpulan

TikTok telah membuktikan dirinya sebagai platform yang sangat berpengaruh dalam membentuk tren pasar cryptocurrency. Di satu sisi, TikTok memberikan kesempatan kepada banyak orang untuk mengeksplorasi dunia investasi dan cryptocurrency dengan cara yang lebih menyenangkan dan terjangkau. Di sisi lain, pengaruh TikTok juga meningkatkan risiko spekulasi liar yang didorong oleh tren sesaat, yang sering kali berakhir dengan kerugian bagi investor yang kurang berpengalaman.

Dalam jangka panjang, penting bagi regulator untuk mengembangkan regulasi yang dapat mengimbangi inovasi tanpa membatasi kebebasan yang ada. Selain itu, edukasi finansial yang lebih baik akan sangat penting untuk memastikan bahwa investor muda tidak hanya terjebak dalam hype yang viral, tetapi benar-benar memahami risiko dan potensi dari investasi yang mereka pilih.

Sumber Referensi:

1. Ghosh, S., & Bagai, S. (2023). TikTok: The Algorithm Will See You Now. Harvard Business School.

2. Banned or Not, TikTok Is a Force Companies Can’t Afford to Ignore. Harvard Business School Working Knowledge.

3. CoinGecko. (2021). Cryptocurrency Investor Survey.

4. Reuters. (2021). How TikTok Is Shaping The Future of Cryptocurrency Investment.

5. The Wall Street Journal. (2021). TikTok and the Future of Financial Markets.

6. Bradley Tusk. (2022). Regulating Cryptocurrency: Balancing Innovation and Protection. Financial Times.

Penulis Artikel: AULIYA SOLIHIN, NIM 41821070, KELAS IK-2 SEMESTER 7, TUGAS ARTIKEL KEWIRAUSAHAAN.

DOSEN: Prof. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, MT dan Ferry Stephanus Suwita, S. Kom., MT