EcoStand: Phone Stand Custom dari Kayu/Triplek untuk Edukasi Mitigasi Bencana

Dalam era yang ditandai oleh perkembangan teknologi digital dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan, muncul berbagai inovasi kreatif yang berusaha menjawab dua tantangan besar tersebut: kebutuhan akan produk fungsional yang mendukung kehidupan modern, serta tanggung jawab kolektif terhadap kelestarian bumi. Salah satu inovasi menarik datang dari kelompok mahasiswa dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K), yang menciptakan produk bernama EcoStand.

EcoStand adalah penyangga ponsel (phone stand) custom berbahan dasar kayu/triplek ramah lingkungan, yang tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu penggunaan gawai, tetapi juga mengemban misi penting: mengedukasi masyarakat tentang mitigasi bencana secara kreatif dan berkelanjutan. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana EcoStand lahir, apa saja keunggulannya, serta dampak yang diharapkan dari produk ini terhadap masyarakat dan lingkungan.

Edukasi Mitigasi Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal

Salah satu kekuatan EcoStand yang membedakannya dari produk lain adalah kemampuannya mengangkat kearifan lokal dalam konteks kebencanaan. Di banyak daerah di Indonesia, sebenarnya sudah terdapat nilai-nilai lokal yang berkaitan erat dengan mitigasi. Misalnya, masyarakat adat di Simeulue, Aceh, mengenal istilah smong sebagai peringatan untuk segera menjauhi pantai saat gempa terjadi. Di daerah lain, seperti Jawa Tengah, rumah tradisional joglo dibangun dengan struktur tahan gempa secara alami.

EcoStand mencoba mengangkat cerita-cerita seperti itu ke dalam desain produknya. Dengan menggabungkan unsur edukasi modern dan narasi tradisional, EcoStand menjadi alat pembelajaran yang lebih mudah diterima oleh masyarakat lintas usia dan budaya. Produk ini tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menanamkan rasa kepemilikan terhadap budaya mitigasi, menjadikannya bagian dari identitas masyarakat.


Peran Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan

Proyek EcoStand juga menjadi contoh konkret bagaimana peran mahasiswa sebagai agen perubahan dapat diaktualisasikan secara nyata. Melalui program PKM-K, mahasiswa tidak hanya belajar teori kewirausahaan, tetapi juga menghadirkan solusi nyata untuk persoalan sosial di masyarakat.

Dengan pendekatan interdisipliner menggabungkan pengetahuan teknik, desain, lingkungan, dan komunikasi tim EcoStand menciptakan produk yang relevan, aplikatif, dan berdampak luas. Ini menjadi bukti bahwa inovasi sosial tidak harus kompleks, tetapi bisa dimulai dari hal sederhana dengan niat yang besar dan visi yang jelas.

Latar Belakang: Inovasi di Persimpangan Isu Lingkungan dan Mitigasi Bencana

Indonesia, sebagai negara yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, merupakan wilayah yang sangat rawan bencana. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa rata-rata terjadi lebih dari 2.500 bencana setiap tahunnya, mulai dari gempa bumi, banjir, tanah longsor, hingga letusan gunung berapi.

Sayangnya, kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang mitigasi bencana masih rendah, terutama di kalangan anak muda yang lebih banyak terpapar pada informasi digital, namun sering kali kurang memahami konten penting yang berkaitan dengan keselamatan dan tanggap darurat.

Di sisi lain, kaum muda adalah pengguna aktif perangkat mobile, khususnya ponsel pintar. Hampir setiap aktivitas mereka terhubung dengan gawai, mulai dari belajar, bekerja, berkomunikasi, hingga hiburan. Ini menjadi peluang emas untuk menghadirkan edukasi mitigasi bencana secara tidak langsung, melalui benda yang selalu ada di dekat mereka: phone stand.

Dari sinilah EcoStand hadir. Sebuah produk fungsional, edukatif, dan ramah lingkungan, yang mampu menyampaikan pesan penting secara halus namun efektif, dalam kehidupan sehari-hari.

Mengubah Gaya Hidup, Bukan Sekadar Membeli Produk

Lebih dari sekadar phone stand, EcoStand adalah simbol perubahan gaya hidup. Dalam era di mana konsumsi cenderung berlebihan dan produk cepat saji (fast goods) mendominasi pasar, EcoStand hadir membawa semangat slow living dan mindful consumption. Memiliki EcoStand berarti turut berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan dan penguatan literasi bencana, dua isu besar abad ini.

Menggunakan EcoStand secara tidak langsung mendorong pengguna untuk lebih peduli terhadap apa yang mereka miliki, dari mana asal bahan bakunya, siapa yang membuatnya, dan dampak sosial apa yang ditimbulkan dari sebuah barang kecil di meja mereka.

Pemanfaatan Teknologi untuk Meningkatkan Daya Jangkau

Dalam pengembangannya, EcoStand juga tidak lepas dari pemanfaatan teknologi digital sebagai media pendukung. Selain QR code yang mengarahkan pengguna ke materi mitigasi bencana interaktif, tim pengembang juga merencanakan pembuatan aplikasi pendamping berbasis Android dan iOS, yang berisi modul literasi kebencanaan, simulasi virtual, kuis edukatif, serta pelaporan potensi risiko di lingkungan sekitar.

Dengan mengintegrasikan produk fisik dan konten digital, EcoStand dapat menjangkau generasi muda yang akrab dengan teknologi, sekaligus mempermudah penyebaran informasi ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) yang sulit dijangkau oleh pendidikan formal.

Apa Itu EcoStand?

EcoStand adalah penyangga ponsel custom berbahan dasar kayu lapis (triplek) yang dapat disesuaikan desainnya sesuai dengan preferensi pengguna. Selain mendukung kenyamanan penggunaan ponsel, EcoStand juga menyampaikan pesan-pesan edukatif tentang mitigasi bencana yang dikemas secara visual melalui ukiran, cetakan, atau stiker pada permukaan produknya.

Produk ini dirancang dengan menggabungkan elemen estetika, fungsi, dan pesan sosial, menjadikannya berbeda dari phone stand komersial biasa yang umumnya hanya mengedepankan sisi fungsional semata.

Makna Emosional di Balik Produk Kecil

Salah satu kekuatan EcoStand terletak pada ikatan emosional yang dibangun antara pengguna dan produknya. Dengan desain yang personal dan pesan edukatif yang bersifat menyentuh, EcoStand bukan hanya barang pakai, tetapi juga bisa menjadi pengingat harian akan pentingnya kesiapan, harapan, dan perlindungan terhadap orang-orang tercinta.

Dalam beberapa edisi khusus, EcoStand bahkan dirancang sebagai souvenir bencana didedikasikan untuk mengenang peristiwa besar seperti tsunami Aceh, gempa Palu, atau erupsi Semeru sehingga produk ini juga bisa berfungsi sebagai alat memori kolektif dan healing komunitas.

Keunggulan dan Keunikan Produk

1. Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

EcoStand menggunakan material utama berupa kayu lapis daur ulang, yang dipilih karena sifatnya yang kokoh, ringan, dan mudah diolah. Dalam proses produksinya, tim menerapkan prinsip zero waste sebisa mungkin, dengan memanfaatkan limbah potongan kecil untuk produk miniatur atau gantungan kunci sebagai merchandise tambahan.

Selain itu, pewarnaan dan pelapisan menggunakan bahan berbasis air dan non-toksik, menjadikan produk ini aman bagi pengguna dan lingkungan.

2. Desain Custom dan Personal

Pengguna dapat memilih desain EcoStand sesuai dengan selera pribadi, mulai dari desain geometris, karakter budaya lokal, ilustrasi edukatif, hingga motif batik. Tim juga menyediakan opsi engraving nama pribadi atau logo komunitas, sehingga cocok untuk dijadikan merchandise komunitas, seminar, hingga program CSR perusahaan.

3. Media Edukasi Mitigasi Bencana

Setiap EcoStand dibekali dengan informasi edukatif terkait mitigasi bencana, baik dalam bentuk grafis ringkas, QR code menuju situs resmi BNPB atau BMKG, maupun ilustrasi panduan evakuasi yang dapat dilihat secara langsung di permukaan produk.

Contoh konten edukasi yang disisipkan meliputi:

  • Protokol evakuasi saat gempa: Drop, Cover, and Hold On
  • Tips menyusun tas siaga bencana
  • Informasi jalur evakuasi dan titik kumpul
  • Skenario simulasi kebakaran atau banjir

4. Kolaboratif dan Memberdayakan Komunitas

EcoStand bukan hanya produk mahasiswa, tetapi juga merupakan hasil kolaborasi dengan pengrajin lokal dan UMKM di bidang pertukangan dan desain. Model ini tidak hanya mengedepankan kemandirian mahasiswa, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan penguatan rantai pasok berbasis komunitas.

Strategi Bisnis dan Pemasaran

Segmentasi Pasar

EcoStand menyasar beberapa segmen pasar strategis:

  • Mahasiswa dan pelajar: kelompok yang paling sering menggunakan ponsel dalam aktivitas harian
  • Pegiat lingkungan dan komunitas edukasi: yang mencari produk berkelanjutan dan berdampak sosial
  • Instansi pendidikan dan pemerintah daerah: untuk keperluan sosialisasi mitigasi bencana
  • Perusahaan CSR dan lembaga donor: sebagai produk edukatif untuk kampanye sosial
  • Konten Creator: mereka menggunakan nya karena kepentingan untuk melakukan pekerjaannya sebagai konten creator

Saluran Pemasaran

Tim menggunakan berbagai saluran untuk memasarkan produk, di antaranya:

  • Platform digital: Instagram, TikTok, dan Shopee
  • Pameran kewirausahaan kampus dan daerah
  • Kerja sama dengan sekolah dan komunitas relawan bencana
  • Penawaran produk bundling dengan seminar atau pelatihan mitigasi bencana

Dampak yang Diharapkan

1. Peningkatan Kesadaran Mitigasi Bencana

Dengan menjadikan EcoStand bagian dari kehidupan sehari-hari, pengguna akan terpapar secara konsisten dengan pesan-pesan penting mengenai kesiapsiagaan bencana. Hal ini diharapkan dapat memicu refleksi, diskusi, dan aksi nyata di lingkungan masing-masing.

2. Kontribusi terhadap Keberlanjutan Lingkungan

Melalui pemanfaatan bahan baku yang ramah lingkungan dan minim limbah, EcoStand mendukung agenda keberlanjutan dan pengurangan sampah non-organik, khususnya plastik.

3. Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Dengan melibatkan pengrajin lokal dalam proses produksi, produk ini mendorong inklusivitas ekonomi dan memperkuat jaringan kewirausahaan sosial yang berakar di masyarakat.

4. Dampak Psikososial

Produk ini dirancang tidak hanya sebagai alat edukasi, tapi juga pemantik kesadaran psikologis. Menempatkan EcoStand di meja kerja atau belajar mengingatkan pengguna akan pentingnya resiliensi mental, manajemen risiko, dan respons adaptif saat bencana terjadi

Rencana Pengembangan ke Depan

EcoStand bukan proyek jangka pendek. Tim memiliki rencana jangka menengah dan panjang yang mencakup:

  • Pengembangan varian produk: seperti tatakan gelas, lampu meja, rak mini, dan kalender kayu yang semuanya memuat unsur edukatif mitigasi bencana.
  • Integrasi teknologi digital: penggunaan QR code interaktif dan teknologi augmented reality (AR) yang memungkinkan pengguna menyaksikan simulasi bencana langsung dari ponsel mereka.
  • Program adopsi komunitas: EcoStand akan dijadikan alat bantu pelatihan di desa tangguh bencana dan sekolah siaga bencana, bekerja sama dengan BNPB dan lembaga terkait.
  • Pengembangan sistem reseller mahasiswa: agar EcoStand bisa menjadi sumber pemasukan tambahan dan media pembelajaran kewirausahaan bagi mahasiswa di seluruh Indonesia.

Kesimpulan

EcoStand adalah bukti nyata bahwa kreativitas dan kepedulian sosial dapat menyatu dalam sebuah produk sederhana namun berdampak. Melalui desain yang personal, bahan yang berkelanjutan, dan pesan edukatif yang kuat, EcoStand hadir sebagai solusi inovatif untuk menjawab tantangan mitigasi bencana dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia.

Bagi tim PKM-K yang berada di balik proyek ini, EcoStand bukan hanya alat bantu ponsel. Ia adalah simbol dari semangat perubahan, kolaborasi lintas sektor, dan komitmen untuk masa depan yang lebih aman dan lestari.