Perguruan tinggi saat ini tidak hanya menjadi tempat untuk menimba ilmu, tetapi juga menjadi wadah bagi pengembangan potensi mahasiswa, termasuk dalam bidang kewirausahaan. Fenomena mahasiswa yang cenderung mencari pekerjaan setelah lulus, alih-alih menciptakan lapangan kerja, menjadi perhatian penting dalam konteks pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu, membudayakan jiwa kewirausahaan sejak dini di kalangan mahasiswa menjadi krusial agar mereka dapat menjadi “mahasiswa pengusaha” yang mampu menciptakan nilai dan peluang baru (Pelipa & Marganingsih, 2020).
Dalam menghadapi era digital yang serba cepat dan dinamis, inovasi produk dan layanan telah menjadi strategi utama bagi perusahaan, termasuk UMKM, untuk 6 dan meningkatkan keunggulan kompetitif mereka (Detta et al., 2024). Transformasi digital telah mengubah pola hidup, bekerja, dan berbisnis, membuka pintu luas bagi masyarakat untuk berinteraksi, berbelanja, dan mencari informasi secara daring (Hisyam et al., 2024). Bagi mahasiswa, ketersediaan teknologi canggih ini memberikan potensi besar untuk mengembangkan wirausaha mereka, mulai dari mencari ide, membuat produk, hingga mempromosikannya agar menjangkau konsumen yang lebih luas (Hisyam et al., 2024). Media sosial, e-commerce, dan marketplace menjadi platform yang sangat efektif dalam mendukung aktivitas bisnis di era ini (Mauludin, 202).
Salah satu sektor jasa yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di lingkungan mahasiswa adalah jasa laundry. Politeknik Internasional Bali (PIB), misalnya, menghadapi masalah ketiadaan fasilitas laundry di asrama mahasiswanya, meskipun terdapat sekitar 1000 mahasiswa yang kesulitan mencuci pakaian mereka, terutama saat sibuk atau musim hujan. Situasi ini menunjukkan adanya kebutuhan pasar yang jelas dan tetap untuk layanan laundry di lingkungan kampus. Usaha laundry, yang bergerak di bidang jasa cuci dan setrika pakaian, memiliki pangsa pasar yang luas dari berbagai rentang usia dan kelas sosial, serta menjanjikan keuntungan yang menarik dengan modal yang relatif tidak terlalu besar.
Meskipun demikian, pengembangan bisnis laundry tidak lepas dari tantangan. Analisis kelayakan bisnis menjadi langkah awal yang esensial untuk mengkaji secara komparatif dan mendalam apakah suatu usaha layak dibangun dan dioperasikan secara rutin untuk mencapai keuntungan maksimal. Studi kelayakan bisnis perlu mempertimbangkan berbagai aspek, seperti aspek pasar, teknis, keuangan, manajemen, hukum, serta ekonomi dan sosial (Badrudin et al., 2025).
Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana perancangan jasa laundry yang efisien dapat menjadi model bisnis yang menjanjikan bagi mahasiswa, dengan memanfaatkan inovasi produk dan layanan, strategi pemasaran digital, serta orientasi kewirausahaan yang kuat untuk mencapai keunggulan kompetitif di tengah perkembangan ekonomi era digital.
Analisis Kelayakan Bisnis Jasa Laundry untuk Mahasiswa
Mengacu pada studi kelayakan bisnis laundry, dapat ditarik beberapa pelajaran penting yang relevan untuk perancangan jasa laundry bagi mahasiswa di UNIKOM atau kampus lainnya. Studi kelayakan bisnis perlu mempertimbangkan berbagai aspek penting (Badrudin et al., 2025).
1. Aspek Pasar: Jasa laundry di lingkungan kampus memiliki target pasar yang jelas dan tetap, yaitu seluruh mahasiswa yang tinggal di asrama, pengunjung graha kampus, civitas akademika, maupun civitas lainnya yang ada di sekitar kampus. Kuesioner yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan kebutuhan akan fasilitas laundry di area kampus, meskipun sudah ada pihak eksternal yang melayani. Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan laundry di dalam kampus akan sangat memudahkan mahasiswa, terutama jika mereka tidak memiliki kendaraan untuk mengakses laundry di luar kampus. Pentingnya memahami perilaku konsumen juga ditekankan, di mana keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis, serta kemudahan akses dan promosi yang menarik (Mauludin, 2022). Konsumen cenderung selektif dalam memilih produk (Mauludin, 2022).
2. Aspek Teknis: Sistem laundry koin menjadi pilihan yang sangat direkomendasikan karena sesuai dengan keinginan pasar dan manajemen, menawarkan efektivitas dan efisiensi. Laundry koin memungkinkan pelanggan untuk mencuci pakaian sendiri (self-service), mengurangi keluhan, memberikan kepuasan karena pakaian tidak tercampur dengan orang lain, dan meminimalkan biaya operasional karena tidak membutuhkan banyak pekerja. Pemanfaatan teknologi dalam operasional menjadi kunci kelayakan dari aspek teknis.
3. Aspek Keuangan: Proyeksi keuangan menunjukkan bahwa bisnis laundry di lingkungan kampus berpotensi balik modal dalam waktu dua tahun dan menghasilkan profit. Dengan asumsi penjualan koin per hari seharga Rp 20.000 per koin, pendapatan tahunan bisa mencapai Rp 360.000.000, dengan keuntungan tahunan sekitar Rp 186.000.000 setelah dikurangi biaya operasional seperti bahan, listrik, air, dan gaji karyawan. Penting untuk dicatat bahwa biaya sewa tempat di lingkungan kampus bisa saja Rp 0 karena dikelola oleh manajemen kampus. Kelayakan bisnis laundry juga dilihat dari aspek kelayakan investasi yang mampu melebihi target profit (Badrudin et al., 2025).
4. Aspek Manajemen: Kejelasan manajemen merupakan faktor penting. Bisnis laundry di kampus dapat diawasi oleh manajemen operasional kampus dan hanya membutuhkan sedikit karyawan karena sistem laundry koin yang otomatis. Struktur organisasi yang sederhana namun efektif dapat memberikan keuntungan yang signifikan.
5. Aspek Hukum: Pengurusan izin usaha di lingkungan kampus cenderung lebih mudah dan tidak memerlukan banyak perizinan yang kompleks. Kesiapan manajemen kampus untuk mengurus perizinan jika fasilitas laundry akan diadakan di kampus menunjukkan dukungan yang kuat dari aspek hukum.
6. Aspek Ekonomi dan Sosial: Aspek ini menjadi satu-satunya yang dinilai belum layak dalam studi kasus, terutama karena bisnis laundry koin tidak membutuhkan banyak karyawan sehingga kurang membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar, serta belum adanya sistem pengolahan limbah yang memadai. Mengingat konsep “green campus” yang mungkin dimiliki banyak perguruan tinggi, penting untuk memiliki sistem pengolahan limbah mandiri yang aman bagi lingkungan. Ini menjadi tantangan yang harus dipertimbangkan dalam perancangan model bisnis, misalnya dengan mengeksplorasi penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan dalam proses pencucian atau bahkan menerapkan sistem pengolahan limbah yang inovatif untuk mendukung keberlanjutan.
Inovasi Produk dan Layanan dalam Jasa Laundry Mahasiswa
Inovasi menjadi kunci dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat, termasuk di sektor laundry (Detta et al., 2024). Inovasi tidak hanya berarti mengembangkan produk baru, tetapi juga meningkatkan proses operasional dan mengembangkan model bisnis baru. Dalam konteks jasa laundry untuk mahasiswa, beberapa inovasi dapat diterapkan:
- Sistem Berbasis Teknologi: Selain sistem koin, integrasi dengan aplikasi mobile dapat menjadi inovasi yang menarik. Mahasiswa dapat memesan, melacak cucian, dan melakukan pembayaran melalui aplikasi. Pemanfaatan media sosial sebagai alat pemasaran dan hubungan pelanggan (Customer Relationship Management/CRM) juga krusial. Penelitian Djatnika & Gunawan (2021) menunjukkan bahwa faktor Facilitating Conditions, Performance Expectancy, dan Trust berpengaruh signifikan terhadap niat penggunaan media sosial sebagai implementasi teknologi CRM dalam aktivitas usaha. Artinya, pelaku UMKM memiliki persepsi positif terhadap penggunaan media sosial dalam bisnis mereka, karena media sosial dianggap dapat menunjang dan memudahkan aktivitas bisnis, serta mereka merasa aman dengan sistem yang ditawarkan (Djatnika & Gunawan, 2021). Fitur seperti promosi diskon, cashback, dan flash sale yang populer di e-commerce bisa diadopsi dalam aplikasi laundry (Mauludin, 2022).
- Produk dan Layanan Tambahan: Menawarkan layanan tambahan seperti cuci dan setrika linen (sprei, selimut) selain pakaian biasa dapat memperluas target pasar. Inovasi produk juga bisa mencakup penggunaan deterjen ramah lingkungan atau layanan khusus untuk pakaian sensitif. Namun, perlu diperhatikan efektivitas deterjen ramah lingkungan; misalnya, citric acid dan EM (Effective Microorganisms) mungkin kurang efektif untuk menghilangkan noda dibandingkan deterjen konvensional, terutama pada noda lemak dan protein. Sodium percarbonate dan baking soda menunjukkan potensi lebih baik, khususnya pada noda protein. Oleh karena itu, penting untuk memahami karakteristik setiap bahan pembersih dan mengaplikasikannya dengan tepat (Hwang & Lee, 2024).
- Personalisasi dan Pengalaman Pelanggan: Konsumen modern tidak hanya mencari produk yang memenuhi kebutuhan fungsional, tetapi juga menginginkan pengalaman yang memikat dan personalisasi (Detta et al., 2024). Dalam bisnis laundry, ini bisa berarti menyediakan pilihan pewangi, pelicin, atau bahkan layanan antar-jemput yang disesuaikan dengan jadwal padat mahasiswa. Membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan (Customer Relationship Management/CRM) melalui pendekatan yang terintegrasi (teknologi, proses, dan SDM) akan menumbuhkan loyalitas pelanggan (Kasih et al., 2021; Djatnika & Gunawan, 2021). Kualitas pelayanan yang baik juga sangat berpengaruh terhadap loyalitas dan nilai pelanggan (Dwiyatma & Indrawijaya, 2024).
- Kolaborasi dan Jaringan: Membangun relasi dan jaringan, baik dengan sesama mahasiswa, komunitas, atau bahkan entitas kampus lain, dapat memperluas jangkauan pasar dan membangun kredibilitas (Hisyam et al., 2024). Mahasiswa dapat memanfaatkan modal sosial mereka untuk promosi dari mulut ke mulut atau melalui media sosial (Hisyam et al., 2024).
Strategi Pemasaran Online dan Orientasi Kewirausahaan
Pemasaran online menjadi aspek vital dalam bisnis di era digital, terutama bagi UMKM. Penggunaan media sosial saat ini sudah banyak digunakan untuk melakukan kegiatan promosi produk atau jasa karena media sosial dapat dengan mudah diakses oleh semua orang dan tidak heran lagi setiap orang pasti memiliki media sosial. Minimnya biaya promosi dan pengiklanan di media sosial membuat banyak pelaku UMKM mudah berselancar di media sosial (Supandi & Johan, 2022).
- Kreativitas Konten Digital: Dalam memasarkan produk laundry, pelaku usaha harus kreatif dalam pembuatan konten di media sosial agar menarik perhatian dan berbeda dari kompetitor (Supandi & Johan, 2022). Visualisasi yang menarik di media sosial dan foto produk yang berkualitas tinggi sangat penting untuk membangun citra produk (Hisyam et al., 2024).
- Penggunaan Berbagai Platform: Selain WhatsApp yang sering digunakan mahasiswa untuk berjualan, platform lain seperti Instagram dan TikTok juga efektif untuk promosi dan menjangkau pasar lebih luas (Supandi & Johan, 2022).
- Respon Terhadap Perilaku Konsumen: Strategi pemasaran online harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan mampu membaca keinginan konsumen (Supandi & Johan, 2022). Analisis perilaku konsumen menunjukkan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis (Mauludin, 2022). Penting untuk memahami apa yang memotivasi mahasiswa dalam berbelanja, seperti kebutuhan, harga terjangkau.
- Orientasi Kewirausahaan: Orientasi kewirausahaan yang mencakup inovasi, proaktivitas, dan pengambilan risiko, memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing dan kinerja bisnis laundry (Dwiyatma & Indrawijaya, 2024). Mahasiswa perlu didorong untuk aktif mencari ide baru, berani mengambil risiko yang terukur, dan terus berinovasi dalam layanan laundry mereka (Pelipa & Marganingsih, 2020). Ini akan membantu mereka menghadapi persaingan yang ketat, di mana satu jenis barang bisa dijual oleh puluhan orang (Hisyam et al., 2024).
- Membangun Keunggulan Bersaing: Keunggulan bersaing, yang dimediasi oleh orientasi kewirausahaan dan kualitas pelayanan, sangat penting untuk kinerja bisnis. Ini bisa dicapai melalui nilai tambah yang unik, seperti kualitas layanan yang lebih tinggi dengan harga yang sama atau bahkan lebih baik dari kompetitor (Dwiyatma & Indrawijaya, 2024).
- Konsistensi dan Motivasi Diri: Tantangan terbesar dalam berwirausaha seringkali datang dari diri sendiri, yaitu kesulitan untuk konsisten dalam promosi dan pengembangan produk (Hisyam et al., 2024). Motivasi internal, seperti kebutuhan akan penghasilan tambahan dan kemandirian finansial, dapat menjadi pendorong kuat bagi mahasiswa untuk menjaga konsistensi dalam berwirausaha (Hisyam et al., 2024).
Kesimpulan
Perancangan jasa laundry yang efisien untuk mahasiswa memiliki potensi besar sebagai model bisnis yang layak di era digital. Keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan mahasiswa dalam berwirausaha, termasuk mencari ide, melakukan survei bahan untuk produk, serta memanfaatkan teknologi untuk pembuatan, promosi, dan pemasaran produk.
Faktor-faktor pendukung yang ada meliputi ketersediaan teknologi, terdapat peluang penghasilan tambahan, serta dukungan dari keluarga juga teman, dan motivasi dan kreativitas individu (Hisyam et al., 2024). Namun, ada juga faktor penghambatnya seperti keterbatasan modal, persaingan ketat, dan kesulitan individu dalam menjaga konsistensi berwirausaha.
Penerapan inovasi produk dan layanan, terutama melalui platform digital, serta adopsi orientasi kewirausahaan yang kuat, akan memungkinkan bisnis laundry untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Dengan memahami perilaku konsumen, menjaga kualitas pelayanan, dan terus berinovasi, mahasiswa dapat membangun model bisnis laundry yang tidak hanya efisien tetapi juga berkelanjutan dan menguntungkan. Pada akhirnya, kombinasi persiapan yang matang dan strategi yang tepat akan menghasilkan keberhasilan sebagai wirausahawan mahasiswa di tengah dinamika ekonomi digital yang terus berkembang.
Daftar Pustaka
Badrudin, D., Hildani, M. H., & Astuti, D. (2025). Studi Kelayakan Bisnis Pada Usaha Laksana Laundry Kiloan DiDesa Klapanunggal Kabupaten Bogor. Jurnal Ilmu Manajemen dan Pendidikan| E-ISSN: 3062-7788, 1(4), 131-138.
Detta, J. V., Hudzaifah, M. A., Tandiayuk, J., Andarini, S., & Kusumasari, I. R. (2024). Inovasi produk dan layanan sebagai strategi utama dalam meningkatkan keunggulan kompetitif. Economics And Business Management Journal (EBMJ), 3(01), 38-42.
Djatnika, T., & Gunawan, A. I. (2021). Perspektif adopsi media sosial sebagai implementasi teknologi manajemen hubungan pelanggan (crm) pada umkm. Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS, 7(2), 78-87.
Dwiyatma, R., & Indrawijaya, S. (2024). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kinerja Bisnis Laundry Dengan Keunggulan Bersaing Sebagai Intervening. Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan, 13(03), 830-844.
Hisyam, C. J., Maharani, A. I., Istiharoh, I., & Putri, P. A. (2024). Analisis Peluang Wirausaha Mahasiswa di Tengah Perkembangan Ekonomi Era Digital. Journal of Creative Student Research, 2(3), 116-134.
Hwang, N., & Lee, K. W. (2024). The Washing Effects of Eco-Friendly Laundry Aids. Journal of the Korean Society of Clothing and Textiles, 48(5), 823-839.
Kasih, N. L. S., Winata, I. G. K. A., & Sanjaya, N. M. W. S. (2021). Peran Customer Relationship Management, Service Quality, Nilai Pelanggan Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan. JURNAL STIE SEMARANG (EDISI ELEKTRONIK), 13(3).
Mauludin, M. S. (2022). Analisis perilaku konsumen dalam transaksi di e-commerce. Proceedings of Islamic Economics, Business, and Philanthropy, 1(1), 108-123.
Pelipa, E. D., & Marganingsih, A. (2020). Membangun Jiwa Wirausahawan (Entrepreneurship) Menjadi Mahasiswa Pengusaha (Entrepreneur Student) Sebagai Modal Untuk Menjadi Pelaku Usaha Baru. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JURKAMI), 5(2), 125-136.
Supandi, A., & Johan, R. S. (2022). Pengaruh strategi pemasaran online terhadap pendapatan pelaku UMKM di Kecamatan Cilandak. JABE (Journal of Applied Business and Economic), 9(1), 15-24.
Nama : Rizky Chandra Aditya
Kelas : IS-3
NIM : 10522097