Dampak Media Sosial terhadap Komunikasi Interpersonal

Artikel ini dapat membahas bagaimana media sosial mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain. Dari pertemanan hingga hubungan romantis, media sosial telah mempengaruhi cara orang berkomunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya, penggunaan pesan teks, video call, dan aplikasi perpesanan telah mengurangi interaksi tatap muka, namun pada saat yang sama juga memberikan kesempatan untuk tetap terhubung dengan orang lain di seluruh dunia.

Media sosial memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi sikap masyarakat terhadap isu-isu tertentu. Artikel ini bisa menjelaskan bagaimana platform seperti Twitter, Facebook, dan Instagram mempengaruhi pandangan politik, sosial, dan budaya. Isu-isu seperti kampanye politik, gerakan sosial, atau bahkan berita hoaks yang menyebar dengan cepat dapat dibahas dalam konteks ini.

Artikel ini bisa menjelaskan bagaimana media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental penggunanya. Meskipun media sosial dapat menjadi alat untuk mencari dukungan sosial, berbagi pengalaman, dan memperoleh informasi, beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan media sosial yang berlebihan dengan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan perasaan terisolasi.

Dalam dunia bisnis, media sosial telah menjadi alat yang sangat efektif untuk pemasaran dan branding. Artikel ini bisa membahas bagaimana perusahaan memanfaatkan platform media sosial untuk menjangkau audiens mereka, beriklan, dan membangun hubungan dengan pelanggan. Juga, tren terbaru dalam pemasaran digital, seperti influencer marketing dan penggunaan algoritma untuk menargetkan iklan, dapat menjadi topik yang menarik.

Topik ini bisa mencakup masalah etika dan privasi yang terkait dengan penggunaan media sosial. Misalnya, bagaimana data pribadi pengguna sering dikumpulkan dan digunakan oleh perusahaan teknologi untuk keperluan pemasaran. Juga, masalah terkait kebocoran data, penyalahgunaan informasi, serta peraturan tentang penggunaan data pribadi dapat dibahas.

Media sosial telah mengubah cara kampanye politik dilakukan. Artikel ini bisa membahas bagaimana kandidat politik dan partai-partai menggunakan media sosial untuk menjangkau pemilih, membangun citra, dan memobilisasi pendukung. Selain itu, fenomena berita palsu (fake news) yang beredar di media sosial dan dampaknya terhadap pemilu juga bisa menjadi topik penting.

Fokus artikel ini bisa tentang bagaimana generasi muda, terutama generasi Z, terpengaruh oleh media sosial. Dapat dibahas tentang cara mereka memperoleh informasi, membentuk identitas, serta pengaruh media sosial terhadap perilaku mereka. Topik ini juga bisa mencakup perbandingan antara generasi sebelumnya dengan generasi yang tumbuh bersama media sosial.

Media sosial juga mempengaruhi dunia pendidikan, baik sebagai alat bantu belajar maupun sebagai sarana untuk berbagi informasi. Artikel ini bisa membahas bagaimana media sosial digunakan oleh guru, siswa, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan pembelajaran. Di sisi lain, artikel ini juga dapat mengulas tantangan yang muncul, seperti penyebaran informasi yang tidak akurat atau gangguan belajar.

Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial telah menjadi alat yang sangat efektif untuk mengorganisir gerakan sosial. Artikel ini dapat membahas bagaimana media sosial mendukung gerakan seperti #MeToo, Black Lives Matter, atau gerakan perubahan iklim. Media sosial memungkinkan aktivisme berkembang lebih cepat dan lebih luas dengan menghubungkan orang-orang dari berbagai belahan dunia.

Artikel ini bisa mengangkat topik tentang kecanduan media sosial, yang kini menjadi masalah besar di kalangan penggunanya. Dampak dari kecanduan media sosial terhadap produktivitas kerja, hubungan sosial, dan kesehatan mental dapat dijelaskan. Artikel ini juga dapat memberikan saran mengenai bagaimana mengelola waktu di media sosial dan mengurangi dampak buruknya.

Komunikasi interpersonal adalah bentuk komunikasi yang terjadi antara dua individu atau lebih yang saling berinteraksi dan bertukar pesan dalam konteks tertentu. Komunikasi ini melibatkan berbagai aspek verbal dan non-verbal yang memengaruhi bagaimana pesan disampaikan dan diterima.Artikel ini dapat membahas pengertian dasar dari komunikasi interpersonal, yang melibatkan pertukaran informasi, perasaan, dan gagasan antara individu. Komunikasi interpersonal ini tidak hanya berbentuk kata-kata (verbal), tetapi juga melibatkan komunikasi non-verbal seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan kontak mata. Komunikasi interpersonal adalah dasar dari hubungan pribadi yang sehat dan produktif.

Pengirim pesan: orang yang menyampaikan pesan.

Pesan: informasi yang ingin disampaikan.

Saluran: media yang digunakan untuk menyampaikan pesan (verbal atau non-verbal).

Penerima pesan: orang yang menerima dan menginterpretasikan pesan.

Umpan balik: tanggapan dari penerima pesan terhadap pesan yang diterima.

Konteks: latar belakang atau situasi yang mempengaruhi komunikasi.

Komunikasi formal: terjadi dalam setting yang lebih terstruktur seperti di tempat kerja atau organisasi.

Komunikasi informal: lebih santai dan terjadi di luar konteks profesional, seperti percakapan antar teman atau keluarga.

Komunikasi satu lawan satu (dyadic): interaksi langsung antara dua orang.

Komunikasi kelompok kecil: melibatkan interaksi dalam kelompok yang lebih besar dari dua orang, misalnya dalam pertemuan atau diskusi.

latar belakang budaya memengaruhi cara orang berkomunikasi, termasuk pemahaman terhadap bahasa tubuh, ekspresi wajah, atau cara berbicara.hubungan antara pengirim dan penerima pesan (misalnya teman, kolega, atasan).sifat individu seperti introversi atau ekstroversi juga mempengaruhi cara orang berkomunikasi.perasaan yang dirasakan oleh individu pada saat berkomunikasi bisa mempengaruhi cara pesan disampaikan atau diterima.Artikel ini dapat menjelaskan perbedaan antara komunikasi verbal (kata-kata yang diucapkan) dan non-verbal (gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh lainnya). Kedua jenis komunikasi ini saling melengkapi dan dapat memperkuat atau justru bertentangan dengan pesan yang disampaikan secara verbal.kesalahpahaman atau penafsiran pesan yang salah oleh penerima.seperti suara bising, jarak yang terlalu jauh, atau kondisi yang tidak mendukung komunikasi.perasaan marah, frustrasi, atau kebingungan yang dapat mengganggu pemahaman pesan.prasangka yang mempengaruhi cara seseorang mendengarkan atau menanggapi pesan.

Salah satu aspek penting dari komunikasi interpersonal adalah peranannya dalam membangun dan memelihara hubungan, baik dalam keluarga, persahabatan, atau hubungan romantis. Artikel ini dapat membahas bagaimana komunikasi yang terbuka dan jujur dapat memperkuat hubungan, serta bagaimana keterampilan mendengarkan yang aktif, empati, dan keterbukaan dapat membantu mengatasi konflik dalam hubungan.Salah satu aspek yang sering dibahas dalam komunikasi interpersonal adalah pentingnya keterampilan mendengarkan. Artikel ini dapat menjelaskan bahwa komunikasi yang efektif bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang bagaimana kita mendengarkan dengan penuh perhatian, memahami pesan yang disampaikan, dan memberikan umpan balik yang sesuai.Artikel ini dapat membahas bagaimana teknologi modern, seperti ponsel dan media sosial, memengaruhi komunikasi interpersonal. Meskipun teknologi memungkinkan komunikasi jarak jauh, ada juga tantangan yang muncul, seperti kurangnya komunikasi non-verbal atau peningkatan komunikasi yang dangkal (misalnya lewat pesan teks atau emoji).

Dalam lingkungan kerja, komunikasi interpersonal sangat penting untuk meningkatkan kolaborasi, memperjelas instruksi, dan membangun hubungan baik dengan rekan kerja. Artikel ini dapat membahas tentang pentingnya komunikasi yang efektif dalam tim, pengelolaan konflik, dan bagaimana komunikasi yang baik dapat meningkatkan produktivitas serta menciptakan lingkungan kerja yang positif.

Komunikasi interpersonal adalah elemen fundamental dalam kehidupan sehari-hari yang memengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain di berbagai konteks. Artikel yang membahas komunikasi interpersonal seringkali memberikan wawasan yang berguna dalam meningkatkan hubungan sosial dan memperbaiki kualitas interaksi dengan orang lain.

Media sosial telah mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Dengan platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp, dan TikTok, komunikasi interpersonal yang dulunya terbatas pada interaksi tatap muka atau komunikasi melalui telepon kini bisa dilakukan secara online, dalam waktu nyata atau melalui pesan tertulis. Artikel ini akan membahas berbagai dampak positif dan negatif media sosial terhadap komunikasi interpersonal.Salah satu dampak positif terbesar dari media sosial adalah kemampuannya untuk menghubungkan orang-orang yang berada di lokasi geografis yang jauh. Media sosial memungkinkan individu untuk tetap berkomunikasi dengan teman, keluarga, atau rekan kerja, terlepas dari jarak dan zona waktu. Dengan adanya platform komunikasi seperti WhatsApp, Skype, dan Zoom, komunikasi menjadi lebih mudah dan terjangkau.

Media sosial memungkinkan percakapan untuk berlangsung lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan komunikasi tradisional seperti surat atau panggilan telepon. Informasi dapat disebarkan dengan cepat kepada banyak orang dalam waktu singkat. Hal ini sangat bermanfaat dalam konteks profesional dan sosial, seperti dalam organisasi atau acara komunitas.Meskipun media sosial menawarkan banyak cara untuk berinteraksi, komunikasi non-verbal (seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan intonasi suara) sangat terbatas. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman atau misinterpretasi pesan yang disampaikan. Dalam komunikasi tatap muka, tanda-tanda non-verbal sangat penting untuk memahami konteks dan perasaan seseorang.Media sosial sering mendorong komunikasi yang lebih dangkal atau superfisial. Banyak orang cenderung berkomunikasi dengan cara yang lebih singkat atau hanya berbagi status dan pembaruan kehidupan secara umum. Ini bisa membuat hubungan menjadi kurang mendalam dibandingkan dengan percakapan tatap muka yang melibatkan interaksi yang lebih personal dan emosional.Penggunaan media sosial yang berlebihan sering kali dapat mengganggu interaksi tatap muka, terutama dalam lingkungan keluarga atau teman. Orang-orang mungkin lebih fokus pada perangkat mereka daripada berinteraksi langsung dengan orang di sekitar mereka. Hal ini bisa mengurangi kualitas waktu yang dihabiskan bersama, yang sangat penting untuk memperkuat hubungan interpersonal.Salah satu masalah utama yang muncul dengan komunikasi melalui media sosial adalah kecenderungan untuk lebih cepat munculnya konflik atau kesalahpahaman. Karena komunikasi tertulis (seperti pesan teks atau tweet) tidak menyertakan nada suara atau ekspresi wajah, pesan sering kali bisa disalahpahami. Hal ini dapat memicu konflik yang seharusnya dapat diselesaikan lebih mudah dalam komunikasi langsung.Meskipun media sosial dapat membantu orang tetap terhubung, penggunaan berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan mempengaruhi kualitas komunikasi interpersonal. Ketergantungan pada media sosial dapat menyebabkan perasaan kesepian, kecemasan, atau depresi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi interaksi sosial di dunia nyata. Seringkali, orang merasa terisolasi meskipun mereka selalu aktif di media sosial.Di sisi lain, media sosial juga dapat memberikan manfaat besar dalam membangun dukungan sosial, terutama bagi mereka yang kesulitan berkomunikasi atau memiliki keterbatasan fisik. Platform online memungkinkan orang untuk bergabung dengan komunitas yang memiliki minat atau pengalaman yang sama, memberikan mereka rasa kebersamaan dan dukungan emosional.

Media sosial juga mempengaruhi cara orang membentuk dan mengekspresikan identitas sosial mereka. Individu sering kali membagikan pencapaian, pemikiran, dan nilai-nilai mereka melalui platform ini, yang dapat memengaruhi cara orang lain melihat mereka. Meskipun ini bisa memperkuat hubungan, itu juga bisa menyebabkan tekanan sosial untuk tampil sempurna di depan orang lain.Secara keseluruhan, media sosial memberikan banyak kemudahan dalam komunikasi interpersonal, mempercepat pertukaran informasi, dan memungkinkan orang untuk tetap terhubung, terutama di dunia yang serba cepat dan terhubung ini. Namun, ada juga dampak negatif yang perlu diwaspadai, seperti berkurangnya kualitas komunikasi tatap muka, peningkatan kesalahpahaman, dan efek negatif terhadap kesehatan mental. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan media sosial dengan bijak, menjaga keseimbangan antara komunikasi digital dan interaksi langsung, serta tetap menjaga hubungan interpersonal yang sehat.

George Gerbner, seorang pakar komunikasi yang terkenal, menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan yang melibatkan lebih dari satu individu. Menurut Gerbner, komunikasi ini sangat dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya, yang berperan penting dalam menentukan bagaimana pesan dikirim dan diterima. Gerbner menekankan pentingnya interaksi manusia dalam membangun pemahaman bersama dan menciptakan hubungan yang kuat antar individu.

Joseph A. DeVito, dalam bukunya yang sangat populer “The Interpersonal Communication Book”, mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai proses dimana dua orang atau lebih saling berinteraksi, bertukar pesan, dan mencoba untuk mempengaruhi satu sama lain dalam konteks tertentu. DeVito juga menekankan bahwa komunikasi interpersonal mencakup komunikasi verbal dan non-verbal, serta peran emosi dan nilai-nilai pribadi yang sangat berpengaruh dalam proses komunikasi tersebut.”Komunikasi interpersonal adalah proses di mana orang-orang saling mempengaruhi satu sama lain dalam konteks tertentu.”

Wilbur Schramm, seorang komunikolog terkenal, berfokus pada model komunikasi dan konsep saluran komunikasi dalam interaksi antar individu. Menurut Schramm, komunikasi interpersonal tidak hanya melibatkan pengiriman dan penerimaan pesan, tetapi juga adanya interpretasi dan makna yang diberikan oleh kedua pihak dalam komunikasi tersebut. Schramm menekankan bahwa konteks sosial dan budaya yang dimiliki individu berpengaruh besar pada cara pesan ditafsirkan.”Komunikasi interpersonal adalah pertukaran informasi yang terjadi dalam konteks sosial tertentu, di mana kedua pihak saling mempengaruhi satu sama lain.”

Albert Mehrabian, seorang psikolog yang banyak mengkaji komunikasi non-verbal, terkenal dengan teori 70% komunikasi adalah non-verbal. Menurutnya, dalam komunikasi interpersonal, aspek non-verbal (seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan nada suara) jauh lebih dominan dalam menyampaikan pesan dibandingkan dengan kata-kata itu sendiri. Mehrabian berpendapat bahwa untuk membangun hubungan yang baik, komunikasi non-verbal sangat penting dalam menunjukkan keaslian dan emosi yang ingin disampaikan.

Menurut McCroskey (2006): Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara langsung, baik secara tatap muka atau melalui media lainnya, untuk mencapai pemahaman atau pengaruh.

Menurut Barnlund (2008): Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang terjadi dalam hubungan antarpribadi, di mana pesan-pesan yang disampaikan dapat dipengaruhi oleh latar belakang sosial, budaya, serta karakteristik individu.

Menurut Gudykunst (2003): Komunikasi interpersonal adalah pertukaran informasi, ide, dan perasaan antara individu yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung dalam konteks yang dekat atau pribadi.

Secara keseluruhan, komunikasi interpersonal mencakup baik komunikasi verbal maupun non-verbal yang terjadi antara individu dalam konteks hubungan sosial yang lebih mendalam, seperti teman, keluarga, atau pasangan. Proses ini melibatkan saling pengaruh yang bisa membentuk pemahaman, hubungan, serta tindakan dalam kehidupan sehari-hari.

Media sosial mempercepat alur komunikasi. Pesan yang biasanya membutuhkan waktu lama untuk disampaikan kini dapat diterima dalam hitungan detik. Hal ini membuat komunikasi lebih efisien dan memudahkan orang untuk tetap terhubung dengan orang lain tanpa hambatan waktu atau ruang.

Platform media sosial memberi kesempatan bagi individu untuk berbagi perasaan, pikiran, dan informasi secara lebih terbuka. Beberapa orang merasa lebih nyaman mengungkapkan pendapat atau perasaan mereka secara online, terutama dalam kondisi yang lebih anonim atau jauh dari tatap muka langsung.

Meskipun media sosial mempermudah komunikasi, terkadang interaksi di dunia maya bisa lebih dangkal dibandingkan dengan komunikasi tatap muka. Interaksi non-verbal seperti ekspresi wajah, nada suara, dan bahasa tubuh sering kali hilang dalam komunikasi online. Hal ini bisa mempengaruhi kedalaman dan keaslian komunikasi, serta memperburuk pemahaman dan empati antara individu.

Media sosial juga dapat memperburuk konflik interpersonal. Tanpa adanya ekspresi langsung dan kesan wajah, pesan dapat disalahartikan, yang menyebabkan ketegangan atau perselisihan yang lebih cepat. Ketidakjelasan dalam komunikasi tertulis (seperti pesan teks atau komentar) dapat menambah peluang terjadinya misinterpretasi.

Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk interaksi langsung dengan orang terdekat. Ketika seseorang lebih banyak berkomunikasi melalui media sosial, hubungan pribadi dapat mengalami penurunan kualitas karena kurangnya komunikasi tatap muka yang mendalam dan nyata.

Media sosial memungkinkan adanya komunikasi paralel, di mana individu dapat berinteraksi dengan beberapa orang sekaligus tanpa keterbatasan fisik. Ini dapat mempercepat penyebaran informasi dan mempererat hubungan dalam kelompok, namun di sisi lain bisa membuat komunikasi lebih terfragmentasi dan kurang fokus pada hubungan individu tertentu.

Media sosial memberikan ruang bagi individu untuk mengkonstruksi dan menampilkan identitas diri mereka, yang mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seseorang mungkin memproyeksikan citra tertentu tentang dirinya, yang bisa berbeda dari realitas. Hal ini bisa memengaruhi hubungan interpersonal baik secara positif maupun negatif, tergantung pada sejauh mana kesenjangan antara identitas yang diproyeksikan dan yang nyata.

Perkembangan media sosial telah merubah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi dalam hubungan interpersonal. Meskipun memberikan banyak kemudahan dan manfaat dalam hal jangkauan komunikasi, kecepatan, dan kemudahan akses, ada juga dampak negatif seperti berkurangnya kualitas komunikasi, kecenderungan misinterpretasi pesan, dan potensi kerusakan hubungan karena komunikasi yang tidak autentik. Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan penggunaan media sosial dengan interaksi tatap muka untuk mempertahankan kualitas hubungan interpersonal yang sehat.

Dengan media sosial, orang dapat berbagi pesan dengan cepat melalui berbagai format: teks, gambar, video, atau bahkan siaran langsung. Kecepatan ini memungkinkan komunikasi yang lebih efisien dan respons yang lebih cepat antara individu, mendekatkan hubungan interpersonal dalam situasi yang biasanya memerlukan waktu atau usaha lebih besar untuk berkomunikasi.

Media sosial memperkuat keterhubungan sosial dalam komunikasi interpersonal. Platform ini memungkinkan orang untuk menjaga hubungan dengan teman-teman lama, keluarga, atau rekan kerja meskipun mereka tidak berada di lokasi yang sama. Ini penting untuk mempertahankan ikatan sosial dan meningkatkan rasa kedekatan atau keterhubungan meski tidak ada interaksi fisik.

Media sosial mendukung dua bentuk komunikasi, yaitu komunikasi asinkron (tidak langsung) dan sinkron (langsung). Misalnya, berkomunikasi melalui pesan teks di WhatsApp atau mengirim komentar di Facebook adalah bentuk komunikasi asinkron, sementara interaksi langsung melalui video call di Zoom atau panggilan suara adalah bentuk komunikasi sinkron. Kedua bentuk komunikasi ini berkontribusi pada fleksibilitas dan keberagaman cara orang berinteraksi dalam komunikasi interpersonal.

Media sosial memungkinkan orang untuk berbagi lebih banyak tentang diri mereka—mulai dari status kehidupan, pemikiran, hingga gambar atau video pribadi. Ini dapat memperdalam hubungan interpersonal, namun juga bisa menciptakan konflik atau ketegangan, terutama bila ada kesalahpahaman atau kebocoran informasi pribadi. Misalnya, jika seseorang merasa terganggu dengan cara orang lain memposting sesuatu yang tidak sesuai harapan mereka, hal ini bisa menurunkan kualitas hubungan interpersonal.

Media sosial memberikan ruang bagi individu untuk membentuk dan mempresentasikan identitas diri mereka. Interaksi di media sosial sering kali memperlihatkan versi tertentu dari diri seseorang—misalnya, versi ideal atau versi yang lebih disesuaikan dengan norma sosial. Ini dapat mempengaruhi cara orang berkomunikasi dalam hubungan interpersonal karena orang mungkin lebih cenderung menunjukkan sisi terbaik mereka, yang bisa membentuk persepsi orang lain tentang mereka.

Meskipun media sosial dapat memperkaya komunikasi interpersonal, ada juga dampaknya terhadap keterampilan komunikasi tatap muka. Misalnya, seseorang yang lebih sering berinteraksi di media sosial mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi langsung, terutama dalam situasi yang membutuhkan pengendalian emosi atau membaca bahasa tubuh lawan bicara.

Media sosial sangat berguna dalam menjaga hubungan jarak jauh, baik dalam hubungan pertemanan, keluarga, maupun hubungan romantis. Platform seperti Skype, WhatsApp, atau FaceTime memungkinkan pasangan atau teman yang terpisah jarak untuk tetap terhubung secara real-time, memperkuat komunikasi interpersonal meski terpisah oleh ratusan atau ribuan kilometer.

Media sosial menghubungkan orang dari berbagai latar belakang budaya, menciptakan peluang untuk interaksi sosial lintas budaya. Komunikasi interpersonal yang terjadi dapat mempengaruhi persepsi, nilai, dan pemahaman antar individu dari budaya yang berbeda. Namun, perbedaan budaya ini juga bisa menjadi tantangan, karena komunikasi bisa saja mengandung perbedaan interpretasi atau nilai yang tidak selalu jelas di dunia maya.

Media sosial memperkaya komunikasi interpersonal dengan menyediakan saluran yang lebih cepat, lebih luas, dan lebih fleksibel untuk berinteraksi. Namun, meskipun memberikan banyak keuntungan dalam hal keterhubungan dan kemudahan berkomunikasi, media sosial juga membawa tantangan dalam menjaga kedalaman komunikasi, terutama terkait dengan pengaruh negatif seperti misinterpretasi pesan, kecenderungan untuk mengurangi komunikasi tatap muka, dan potensi konflik interpersonal. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan media sosial dengan bijak agar dapat memperkuat hubungan interpersonal secara positif.

Menurut Kaplan dan Haenlein (2010): Media sosial adalah sebuah grup aplikasi berbasis internet yang membangun pada fondasi teknologi web 2.0 yang memungkinkan individu untuk berpartisipasi dalam pembuatan dan pertukaran konten. Mereka menekankan bahwa media sosial bukan hanya sekadar platform untuk berbagi informasi, tetapi juga untuk berinteraksi dan membangun komunitas.

Menurut Boyd dan Ellison (2008): Media sosial adalah situs web yang memungkinkan individu untuk membuat profil publik atau semi-publik dalam batas sistem yang terbatas. Situs ini memungkinkan individu untuk berkomunikasi dengan daftar koneksi yang mereka buat dan melihat daftar koneksi orang lain dalam sistem tersebut.

Menurut Michael (2012): Media sosial adalah platform komunikasi digital yang memungkinkan pengguna untuk saling berbagi informasi, berinteraksi, dan berpartisipasi dalam komunitas virtual. Dalam pengertian ini, media sosial mencakup berbagai platform seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, dan lainnya, yang memungkinkan interaksi sosial melalui berbagai format, seperti teks, gambar, atau video.

Menurut Rheingold (2000): Media sosial adalah sebuah bentuk komunitas yang muncul sebagai hasil dari perkembangan teknologi komputer yang memungkinkan individu untuk berinteraksi, berbagi, dan membentuk komunitas secara virtual. Media sosial membantu terciptanya hubungan sosial yang lebih luas meskipun terbatas secara fisik.

Menurut Safko dan Brake (2009): Media sosial adalah platform yang memberikan kesempatan kepada individu atau kelompok untuk berinteraksi, berbagi konten, dan membangun jaringan sosial melalui internet. Mereka menganggap media sosial sebagai bagian dari evolusi internet yang mengubah cara orang berkomunikasi

Menurut Merriam-Webster Dictionary: Media sosial adalah bentuk komunikasi yang melibatkan situs web dan aplikasi yang memungkinkan orang untuk berbagi konten, terhubung dengan orang lain, dan berpartisipasi dalam percakapan online.

Secara umum, para ahli sepakat bahwa media sosial adalah platform atau aplikasi berbasis internet yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berbagi informasi, membangun jaringan sosial, dan berpartisipasi dalam pembuatan dan distribusi konten. Media sosial tidak hanya mencakup pertukaran pesan teks, tetapi juga gambar, video, dan suara, serta dapat membangun hubungan sosial yang lebih luas meskipun secara fisik terpisah.

Memahami Proses Interaksi Antar IndividuKomunikasi interpersonal membantu ilmu komunikasi mempelajari bagaimana individu bertukar pesan secara langsung, baik secara verbal maupun non-verbal. Ini mencakup cara orang menyampaikan ide, emosi, dan pemikiran untuk mencapai pemahaman bersama.Dalam ilmu komunikasi, komunikasi interpersonal berkontribusi pada pemahaman bagaimana hubungan dibentuk, dipelihara, atau diakhiri. Ini termasuk hubungan personal (keluarga, teman) maupun profesional (rekan kerja, klien).Studi tentang komunikasi interpersonal membantu mengembangkan keterampilan komunikasi seperti mendengarkan aktif, empati, dan kemampuan menyampaikan pesan dengan jelas, yang esensial dalam berbagai konteks komunikasi.Komunikasi interpersonal menjadi landasan untuk memahami komunikasi kelompok, organisasi, dan massa. Interaksi interpersonal sering menjadi awal dari pesan yang menyebar lebih luasIlmu komunikasi menggunakan prinsip komunikasi interpersonal untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas pesan, seperti konteks, hubungan antar individu, dan gaya komunikasi.Ilmu komunikasi menggunakan prinsip komunikasi interpersonal untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas pesan, seperti konteks, hubungan antar individu, dan gaya komunikasi.Komunikasi interpersonal membantu menjelaskan bagaimana konflik antarindividu dapat diatasi melalui negosiasi, kompromi, dan dialog yang konstruktif, yang relevan dalam berbagai studi komunikasi.Dalam konteks komunikasi organisasi, pemasaran, atau media, prinsip komunikasi interpersonal digunakan untuk memahami audiens, membangun kepercayaan, dan menciptakan pesan yang persuasif.Dengan demikian, komunikasi interpersonal tidak hanya menjadi objek kajian dalam ilmu komunikasi tetapi juga menjadi landasan bagi penerapan praktisnya di berbagai bidang.

Media sosial memberikan data besar (big data) untuk menganalisis pola komunikasi digital, seperti interaksi, preferensi audiens, dan persebaran informasi. Penelitian ini membantu memahami dinamika komunikasi di era modern.Media sosial memengaruhi pengembangan teori komunikasi, seperti teori agenda-setting, spiral keheningan, dan komunikasi massa. Studi tentang media sosial memungkinkan ilmuwan memahami bagaimana pesan menyebar dan memengaruhi opini publik secara lebih cepat dan global.Sebagai platform komunikasi massa yang mudah diakses, media sosial memungkinkan pesan disebarkan ke audiens yang luas dengan biaya rendah. Ini menjadi alat penting untuk mempelajari dinamika penyampaian pesan dan pengaruhnya.Media sosial menggabungkan aspek komunikasi interpersonal dan kelompok dalam konteks digital, memungkinkan pengguna berkomunikasi secara langsung (chat) atau dalam komunitas virtual. Ilmu komunikasi mempelajari bagaimana interaksi ini membentuk hubungan dan identitas.Media sosial digunakan dalam kampanye politik, pemasaran, dan advokasi sosial. Ilmu komunikasi mempelajari strategi penyampaian pesan, keterlibatan audiens, dan dampaknya terhadap perilaku masyarakat.Pengguna media sosial sering kali membangun citra diri melalui konten yang dibagikan. Ilmu komunikasi mempelajari bagaimana orang membentuk identitas digital dan bagaimana ini memengaruhi komunikasi mereka dengan orang lain.Media sosial menjadi saluran utama penyebaran informasi, tetapi juga rawan terhadap disinformasi dan hoaks. Ilmu komunikasi berperan dalam mempelajari mekanisme verifikasi fakta, literasi media, dan efek berita palsu pada masyarakat.Media sosial mengubah cara audiens mengonsumsi berita, hiburan, dan informasi. Ilmu komunikasi menganalisis perubahan ini untuk memahami implikasinya terhadap media tradisional dan perilaku pengguna.Media sosial memfasilitasi komunikasi lintas budaya, mempertemukan individu dari berbagai latar belakang. Ilmu komunikasi memanfaatkan media sosial untuk memahami komunikasi antarbudaya dan dampaknya terhadap globalisasi.Media sosial menawarkan berbagai format komunikasi, seperti video, gambar, dan teks pendek. Hal ini membuka peluang untuk menguji efektivitas berbagai metode penyampaian pesan.

Media sosial mengubah cara pesan disebarkan dan diterima oleh masyarakat. Ilmu komunikasi memanfaatkan media sosial untuk mempelajari dinamika komunikasi massa, di mana audiens dapat berinteraksi langsung, memberikan umpan balik, dan berpartisipasi dalam penyebaran informasi.Media sosial memungkinkan informasi untuk tersebar dengan sangat cepat dan mencapai audiens global dalam waktu singkat. Hal ini memungkinkan ilmu komunikasi untuk mempelajari fenomena viral, tren komunikasi, serta dampak cepat informasi terhadap masyarakat.Media sosial mengubah cara orang berinteraksi satu sama lain. Ilmu komunikasi memanfaatkan media sosial untuk mempelajari interaksi sosial yang terjadi dalam berbagai platform, seperti komunikasi antara teman, pengikut, atau bahkan antarorganisasi.Media sosial menjadi ruang bagi individu untuk membangun dan menyampaikan identitas mereka. Ilmu komunikasi memanfaatkan ini untuk mempelajari bagaimana orang memanipulasi identitas diri mereka melalui teks, gambar, dan video yang dibagikan di platform sosial.Media sosial memberikan wawasan langsung mengenai audiens, seperti preferensi, perilaku, dan reaksi terhadap pesan tertentu. Ilmu komunikasi memanfaatkan data dari media sosial untuk menganalisis persepsi publik terhadap suatu isu, merek, atau individu.Media sosial memainkan peran besar dalam komunikasi pemasaran. Ilmu komunikasi mempelajari bagaimana perusahaan, organisasi, dan individu menggunakan media sosial untuk memasarkan produk, mempengaruhi keputusan pembelian, dan membangun hubungan dengan pelanggan.Media sosial memungkinkan pembentukan opini publik secara cepat, baik untuk isu sosial, politik, atau budaya. Ilmu komunikasi mengkaji bagaimana opini terbentuk, bagaimana pengaruh kelompok atau influencer berperan, dan bagaimana perbedaan opini dapat menciptakan polarisasi.Media sosial juga penting dalam manajemen krisis. Ilmu komunikasi mempelajari bagaimana organisasi merespons isu atau krisis yang menyebar melalui media sosial, serta bagaimana mereka dapat memelihara reputasi di dunia maya.Media sosial memperkenalkan cara-cara baru dalam komunikasi interpersonal, termasuk pesan instan, video call, dan interaksi langsung. Ini memberi wawasan pada ilmu komunikasi mengenai perubahan dalam cara individu berinteraksi secara pribadi melalui teknologi.Secara keseluruhan, media sosial membawa perubahan besar dalam cara ilmu komunikasi memahami proses komunikasi, dan memberikan banyak material untuk riset mengenai perilaku komunikasi dalam era digital.

Lasswell mendefinisikan komunikasi sebagai “Who says what, in which channel, to whom, with what effect?”. Artinya, ilmu komunikasi mempelajari proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima melalui media tertentu, serta dampaknya.

Menurut Schramm, komunikasi adalah suatu proses berbagi informasi, ide, atau sikap, yang melibatkan proses timbal balik antara pengirim dan penerima. Ia juga menekankan bahwa komunikasi membutuhkan umpan balik (feedback) untuk mencapai kesempurnaan.

Komunikasi menurut Shannon dan Weaver adalah proses mentransmisikan pesan dari sumber informasi melalui saluran komunikasi ke penerima. Mereka juga memperkenalkan konsep noise (gangguan) dalam komunikasi.

Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses di mana suatu ide dialihkan dari satu sumber ke satu atau lebih penerima dengan tujuan untuk mencapai pemahaman bersama. Fokusnya adalah pada inovasi, penyebaran, dan adopsi informasi.

Osgood mendefinisikan komunikasi sebagai usaha untuk menciptakan makna bersama melalui proses pertukaran simbol-simbol antara dua pihak atau lebih. Ia menekankan pentingnya pemaknaan dalam komunikasi.

Menurut McQuail, ilmu komunikasi adalah studi tentang bagaimana pesan diproduksi, ditransmisikan, dan diterima dalam masyarakat. Ia juga mempelajari pengaruh media massa terhadap audiens.

Wilbur Lang Schramm dan Donald F. RobertsMereka berpendapat bahwa komunikasi adalah tindakan berbagi atau pertukaran informasi, gagasan, atau perasaan dengan tujuan tertentu. Komunikasi melibatkan elemen-elemen seperti sumber, pesan, saluran, dan penerima.

Kincaid menyatakan bahwa komunikasi adalah proses di mana dua individu atau lebih saling bertukar informasi untuk mencapai pemahaman bersama. Dalam hal ini, komunikasi dipandang sebagai suatu proses sosial.

Komunikasi adalah proses di mana seseorang (komunikator) mentransmisikan pesan kepada orang lain (komunikan) dengan tujuan untuk memengaruhi perilaku mereka.

Menurut Cangara, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Definisi ilmu komunikasi dari para ahli ini menunjukkan bahwa komunikasi melibatkan elemen-elemen penting seperti pesan, media, penerima, dan umpan balik, serta bertujuan untuk menciptakan pemahaman bersama atau memengaruhi orang lain. Studi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari komunikasi interpersonal hingga komunikasi massa dan teknologi digital.

Ilmu komunikasi interpersonal memiliki banyak manfaat, baik secara individu maupun dalam kehidupan sosial. Membantu individu memahami pesan, emosi, dan perspektif orang lain secara lebih efektif.Mengurangi kesalahpahaman yang dapat muncul akibat perbedaan cara berpikir atau penyampaian pesan.Membantu mempertahankan hubungan melalui keterampilan mendengarkan aktif, empati, dan komunikasi terbuka.Ilmu ini memberikan wawasan tentang cara menyelesaikan konflik secara efektif melalui negosiasi, kompromi, dan dialog yang sehat.Membantu menjaga hubungan tetap harmonis meskipun terdapat perbedaan pendapat.Melatih individu untuk menyampaikan ide, emosi, dan informasi secara jelas dan efektif.Mengasah keterampilan berbicara, mendengarkan, dan membaca bahasa tubuh.Komunikasi yang baik meningkatkan kepercayaan, keterbukaan, dan saling pengertian, yang berkontribusi pada kepuasan dalam hubungan interpersonal.Berkomunikasi secara interpersonal memungkinkan individu untuk berbagi perasaan, mendapatkan dukungan, dan mengurangi stres atau tekanan.Membantu mengembangkan rasa percaya diri dalam interaksi sosial.Dalam konteks profesional, komunikasi interpersonal membantu dalam membangun tim yang solid, memperkuat kerja sama, dan meningkatkan produktivitas.Mengurangi konflik dalam tim melalui komunikasi yang terbuka dan saling menghormati.Memudahkan adaptasi dalam berbagai lingkungan sosial melalui kemampuan memahami norma, budaya, dan perilaku orang lain.Membantu membangun jaringan sosial yang lebih luas dan bermanfaat.Komunikasi interpersonal memungkinkan diskusi yang mendalam, pertukaran ide, dan konsensus dalam pengambilan keputusan, baik dalam keluarga maupun di tempat kerja.Melalui komunikasi interpersonal, seseorang dapat membujuk atau memengaruhi orang lain dengan cara yang etis, misalnya dalam membangun kerja sama atau memberikan motivasi.Ilmu komunikasi interpersonal memberikan dasar penting untuk membangun hubungan yang sehat, menyelesaikan masalah secara konstruktif, dan mencapai tujuan individu maupun kelompok. Manfaat ini berlaku di berbagai aspek kehidupan, mulai dari hubungan personal hingga profesional.

Strategi untuk Memaksimalkan Dampak Positif Menggunakan Media Sosial adalah Batasi waktu penggunaan dan fokus pada interaksi yang bermakna.Gunakan media sosial sebagai alat pelengkap untuk mendukung komunikasi langsung.Pelajari cara menyampaikan pesan secara efektif dan memahami konteks komunikasi di dunia digital.Media sosial memiliki dampak yang kompleks terhadap komunikasi interpersonal. Di satu sisi, ia memudahkan koneksi dan ekspresi diri, tetapi di sisi lain, dapat mengurangi kualitas interaksi langsung. Dengan penggunaan yang bijak, media sosial dapat menjadi alat yang memperkaya hubungan interpersonal, bukan menggantikannya.

Media sosial memungkinkan individu untuk terhubung dengan teman, keluarga, atau kenalan yang berjauhan secara geografis. Hal ini memperluas jangkauan komunikasi interpersonal di luar batas fisik.Dengan fitur seperti pesan instan, video call, dan grup diskusi, media sosial memfasilitasi komunikasi yang cepat dan efisien. Pengguna dapat berbagi informasi, foto, atau video secara real-time.Media sosial memungkinkan individu untuk berpartisipasi dalam diskusi tentang isu-isu sosial, politik, atau budaya, yang dapat memperkaya perspektif dan memperkuat hubungan interpersonal melalui kesamaan minat atau tujuan.Ketergantungan pada media sosial dapat mengurangi frekuensi dan kualitas interaksi tatap muka, yang penting untuk membangun hubungan emosional yang mendalam.Komunikasi melalui media sosial sering kali tidak disertai dengan isyarat non-verbal seperti ekspresi wajah atau intonasi suara, sehingga pesan bisa disalahartikan.Penggunaan berlebihan media sosial dapat menciptakan ketergantungan yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara langsung.Media sosial sering kali memperlihatkan pendapat yang berbeda secara tajam, yang dapat memicu konflik antarindividu dan memengaruhi hubungan interpersonal.

Dampak negatif media sosial terhadap komunikasi interpersonal adalah Ketergantungan pada media sosial dapat mengurangi frekuensi dan kualitas interaksi tatap muka, yang penting untuk membangun hubungan emosional yang mendalam.Komunikasi melalui media sosial sering kali tidak disertai dengan isyarat non-verbal seperti ekspresi wajah atau intonasi suara, sehingga pesan bisa disalahartikan.Penggunaan berlebihan media sosial dapat menciptakan ketergantungan yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara langsung.Media sosial sering kali memperlihatkan pendapat yang berbeda secara tajam, yang dapat memicu konflik antarindividu dan memengaruhi hubungan interpersonal.Meski terhubung secara digital, beberapa pengguna merasa terisolasi secara emosional karena kurangnya koneksi mendalam yang biasanya diperoleh melalui interaksi langsung.

Tahapan Perkembangan Media Sosial adalah Generasi Awal (2000-an)Platform seperti Friendster, MySpace, dan Facebook (awal peluncuran) menjadi pionir dalam menyediakan ruang untuk berbagi profil dan menjalin koneksi. Fokusnya pada koneksi personal memulai era baru dalam komunikasi digital.Era Visual (2010-an)Platform berbasis visual seperti Instagram, Pinterest, dan Snapchat muncul, menawarkan pengalaman berbagi konten visual (foto dan video). Ini meningkatkan keterlibatan pengguna melalui fitur interaktif seperti “like,” komentar, dan cerita (stories).Dominasi Video dan Streaming (2015 ke atas)YouTube, TikTok, dan fitur live streaming di berbagai platform seperti Facebook dan Instagram membawa dimensi baru dalam keterlibatan pengguna. Konten video pendek dan siaran langsung menciptakan komunikasi dua arah yang lebih dinamis.Integrasi E-Commerce dan AI (Saat Ini)Media sosial telah berkembang menjadi platform multifungsi dengan integrasi fitur e-commerce, kecerdasan buatan (AI), dan personalisasi konten. Pengguna tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga produsen konten yang aktif.Dengan perkembangan teknologi mobile dan internet, media sosial menjadi lebih mudah diakses kapan saja dan di mana saja, meningkatkan waktu yang dihabiskan oleh pengguna.Fitur seperti “like,” “share,” komentar, polling, dan cerita meningkatkan partisipasi aktif pengguna. Algoritma yang merekomendasikan konten juga membantu mempertahankan perhatian pengguna.Media sosial memungkinkan individu untuk membangun personal branding, yang menciptakan lapangan baru bagi keterlibatan pengguna dalam bentuk kolaborasi dan interaksi dengan pengikut.Kemampuan platform untuk menyajikan konten real-time (misalnya, trending topics dan live events) mendorong pengguna untuk terlibat secara aktif.Elemen permainan seperti lencana, poin, atau tantangan (contohnya dalam TikTok atau Instagram Reels) menciptakan keterlibatan yang kompetitif dan menyenangkan.Media sosial memperluas jangkauan komunikasi, memungkinkan pengguna dari berbagai belahan dunia untuk terhubung dan berbagi informasi.Keterlibatan pengguna dalam bentuk komentar, likes, dan diskusi menciptakan ruang untuk bertukar ide dan opini.Media sosial menjadi platform bagi individu dan bisnis untuk memasarkan produk dan layanan mereka, menciptakan lapangan kerja baru seperti content creator dan digital marketer.Media sosial memberikan ruang bagi pengguna untuk terlibat dalam kampanye sosial, donasi online, dan diskusi isu global.

Ketergantungan DigitalPengguna dapat menjadi terlalu terikat dengan media sosial, yang berdampak pada produktivitas dan kesehatan mental.Polarisasi dan KonflikAlgoritma yang memperkuat konten tertentu dapat menciptakan polarisasi, memperbesar perbedaan pendapat, dan memicu konflik.Kurangnya PrivasiKeterlibatan pengguna sering kali datang dengan risiko data pribadi yang terekspos.Kecanduan Validasi SosialKeterlibatan seperti “likes” dan komentar dapat membuat pengguna terlalu bergantung pada pengakuan sosial di media sosial.Perkembangan media sosial telah mengubah cara pengguna terlibat dengan konten dan komunitas di dunia digital. Dengan berbagai fitur yang semakin inovatif, keterlibatan pengguna menjadi lebih aktif dan kompleks. Namun, penting bagi pengguna untuk bijak dalam mengelola waktu dan aktivitas di media sosial agar dampak negatif dapat diminimalkan.

Komunikasi interpersonal memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan individu dan sosial.Membantu memahami pikiran, perasaan, dan perspektif orang lain secara lebih mendalam.Mengurangi kesalahpahaman dalam hubungan personal maupun profesional.Mempermudah pembentukan dan pemeliharaan hubungan interpersonal, seperti pertemanan, hubungan keluarga, dan hubungan profesional.Membantu menciptakan kepercayaan dan keintiman dalam hubungan.Komunikasi interpersonal memberikan cara untuk menyelesaikan konflik dengan mendengarkan, berdiskusi, dan mencari solusi bersama.Membantu meredakan ketegangan melalui dialog yang terbuka dan jujur.Melatih kemampuan berbicara, mendengarkan secara aktif, dan memahami isyarat non-verbal.Membantu individu beradaptasi dalam berbagai situasi sosial.Dalam lingkungan kerja, komunikasi interpersonal yang efektif meningkatkan kerja sama dan produktivitas tim.Memudahkan koordinasi tugas dan pengambilan keputusan bersama.Dengan berbagi pikiran dan perasaan, individu dapat mengurangi tekanan emosional dan mendapatkan dukungan dari orang lain.Membantu menciptakan rasa memiliki dan diterima dalam lingkungan sosial.Komunikasi interpersonal memberikan umpan balik yang konstruktif, sehingga individu dapat belajar dari pengalaman dan meningkatkan diri.Membantu membangun rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.Membantu menyampaikan ide atau pesan secara jelas dan efektif, sehingga orang lain dapat memahami dengan baik.Menjadi sarana untuk berbagi wawasan dan pengetahuan.Dalam konteks profesional atau sosial, komunikasi interpersonal dapat digunakan untuk memotivasi, membujuk, atau memengaruhi orang lain secara positif.Dalam dunia kerja, komunikasi interpersonal membantu membangun hubungan yang sehat antara kolega, atasan, dan klien.Meningkatkan peluang keberhasilan dalam negosiasi, presentasi, atau kolaborasi bisnis.Komunikasi interpersonal adalah fondasi penting dalam kehidupan pribadi dan profesional. Dengan menguasai komunikasi interpersonal, individu dapat membangun hubungan yang lebih baik, menyelesaikan masalah dengan lebih efektif, dan menciptakan kehidupan sosial yang lebih harmonis.

Komunikasi interpersonal kini mengalami perubahan besar akibat perkembangan media sosial. Media sosial menjadi platform di mana individu dapat berinteraksi secara personal, meskipun berada di lokasi yang berbeda.Kelebihan: Cepat, mudah, dan memungkinkan percakapan privat.Kekurangan: Kurangnya isyarat non-verbal dapat menyebabkan salah tafsir.Kelebihan: Memungkinkan komunikasi terbuka di ruang publik dan membangun diskusi.Kekurangan: Rentan terhadap konflik atau perdebatan tidak sehat di ruang publik.Kelebihan: Memberikan pengalaman komunikasi yang lebih personal dengan ekspresi wajah dan intonasi suara.Kekurangan: Membutuhkan koneksi internet stabil.Kelebihan: Meningkatkan kolaborasi dan komunikasi antara banyak orang dengan minat yang sama.Kekurangan: Informasi bisa menjadi berlebihan dan sulit diatur.Kelebihan: Menjaga hubungan tetap dekat meskipun tanpa komunikasi langsung.Kekurangan: Kurang interaktif jika tidak ada tanggapan dari audiens.Kelebihan: Komunikasi singkat dan cepat untuk menunjukkan perhatian.Kekurangan: Tidak memberikan konteks mendalam dalam komunikasi.Kelebihan: Memperkuat hubungan melalui kerja sama kreatif.Kekurangan: Memerlukan waktu dan koordinasi lebih banyak.Kelebihan: Mendukung pertukaran informasi yang kaya dan mendalam.Kekurangan: Tidak selalu personal karena banyak peserta yang anonim.Media sosial telah menciptakan berbagai bentuk baru komunikasi interpersonal yang mempermudah dan memperluas interaksi. Meskipun memiliki kelebihan dalam hal efisiensi dan jangkauan, media sosial juga menghadirkan tantangan seperti kurangnya keintiman dan potensi misinterpretasi. Oleh karena itu, pengguna perlu bijak dalam menggunakan media sosial untuk menjaga kualitas hubungan interpersonal.