Kalau saja dua tahun lalu Fira tidak iseng mengunggah foto brownies buatannya ke Instagram, mungkin ia masih bekerja di kantor sebagai admin biasa. Tapi hidup memang penuh kejutan. Dari sekadar iseng, sekarang brownies miliknya sudah punya nama brand sendiri, followers lebih dari 15 ribu, dan reseller di lima kota. Apa yang membuat bisnis rumahan ini bisa tumbuh pesat? Jawabannya ada pada satu kata: digital marketing.
Digital Marketing Itu Apa, Sih?
Buat yang masih awam, digital marketing adalah segala bentuk aktivitas pemasaran atau promosi produk/jasa yang dilakukan lewat platform digital. Mulai dari media sosial (Instagram, TikTok, Facebook), website, email, sampai ke mesin pencari seperti Google. Bedanya dengan pemasaran konvensional? Biayanya bisa jauh lebih murah, tapi dampaknya—kalau strateginya benar—bisa sangat luar biasa.
Fira, si pemilik brownies tadi, tidak pernah belajar digital marketing secara formal. Tapi ia paham satu hal: orang suka lihat makanan enak. Jadi ia mulai mengunggah video saat membuat brownies, memperlihatkan cokelat meleleh, tekstur kue yang lembut, dan proses pengemasan yang rapi. Ia tidak menjual dulu—hanya membangun rasa penasaran. Dan itu berhasil.
Dari Branding ke Closing
Dalam digital marketing, dikenal istilah funnel atau saluran. Ibarat corong, pelanggan butuh “dipandu” dari sekadar tahu produk, tertarik, hingga akhirnya membeli. Proses ini terdiri dari:
- Awareness: Calon pelanggan mengenal brand kamu. Bisa lewat konten menarik, giveaway, atau kolaborasi.
- Interest: Mereka mulai tertarik. Biasanya karena testimoni, value produk, atau keunikan brand.
- Desire: Pelanggan ingin punya. Di sini, visual produk, promo, atau copywriting punya peran besar.
- Action: Mereka membeli. Nah, inilah titik closing yang diharapkan.
Fira membangun awareness dengan rutin upload konten, interest dengan membagikan testimoni dan komentar lucu dari teman-temannya, dan desire dengan menunjukkan packaging estetik serta pembeli yang puas. Setelah itu, ia buat strategi promosi yang simpel: diskon khusus untuk yang order via DM sebelum jam 6 sore. Hasilnya? Puluhan pesanan masuk hanya dari satu story.
Manfaat Digital Marketing untuk Wirausaha Muda
Digital marketing bukan cuma untuk brand besar. Justru untuk wirausaha muda dan mahasiswa yang baru mulai usaha, ini adalah peluang emas. Kenapa?
- Biaya minim, dampak maksimal: Tidak perlu sewa tempat atau bikin brosur. Cukup smartphone dan kreativitas.
- Jangkauan luas: Konten bisa menjangkau orang di kota atau bahkan negara lain.
- Bisa ukur hasilnya: Lewat analytics, kita bisa tahu siapa yang melihat konten, berapa yang klik, dan berapa yang beli.
- Bangun komunitas loyal: Follower bukan cuma penonton, tapi bisa jadi pembeli dan penggerak promosi.
Tools yang Bisa Digunakan
Mau mulai digital marketing tapi bingung harus pakai apa? Ini beberapa tools yang bisa dicoba:
- Canva: Untuk desain konten Instagram, katalog, hingga poster digital.
- CapCut / InShot: Untuk edit video pendek yang bisa diunggah ke TikTok atau Reels.
- Google Analytics: Untuk menganalisis pengunjung website kamu.
- Meta Business Suite: Buat jadwalkan posting dan lihat performa iklan di Instagram/Facebook.
- Mailchimp: Kalau kamu mau mulai kirim email promosi atau newsletter.
Kebanyakan tools ini gratis, atau punya versi gratis yang sudah cukup untuk pemula.
Tips Memulai Digital Marketing
Kalau kamu baru mau terjun ke dunia digital marketing untuk usahamu, ini beberapa tips praktis:
- Kenali dulu target pasar
Jangan semua orang ditarget. Fokus saja ke satu kelompok: misalnya mahasiswa yang suka kopi susu, ibu muda yang suka produk homemade, atau pecinta drakor yang suka jajan sambil nonton. - Pilih platform yang sesuai
Kalau targetmu anak muda, Instagram dan TikTok adalah tempat terbaik. Kalau lebih serius dan profesional, mungkin LinkedIn cocok. Tapi jangan memaksakan semua platform sekaligus—fokus dulu di satu atau dua. - Bikin konten yang konsisten dan bernilai
Konten bukan hanya promosi. Beri tips, hiburan, atau cerita di balik produkmu. Orang suka koneksi yang personal. - Gunakan storytelling
Jangan jualan terus. Ceritakan proses kamu membangun usaha, tantangan, atau hal lucu yang terjadi di dapur produksi. - Pantau dan evaluasi
Coba cek konten mana yang paling banyak disukai, waktu posting paling efektif, dan jenis promosi yang berhasil.
Digital Marketing Bukan Jalan Pintas, Tapi Jalan Cerdas
Digital marketing memang bukan sulap. Perlu waktu, eksperimen, dan konsistensi. Tapi untuk mahasiswa atau wirausahawan muda, ini adalah bekal penting di era sekarang. Bahkan banyak brand besar yang sekarang sukses, awalnya cuma dimulai dari akun Instagram kecil.
Kisah Fira mungkin sederhana, tapi inspiratif. Dia tidak punya modal besar, tidak punya tim marketing, tapi punya satu hal yang tak kalah penting: kemauan belajar dan keberanian mencoba. Dan berkat digital marketing, ia kini bukan cuma seorang pembuat brownies, tapi pemilik brand dengan pelanggan loyal.
Penutup
Digital marketing bukan hanya alat jualan, tapi sarana membangun hubungan, menunjukkan nilai, dan menciptakan pengalaman. Kalau kamu sedang memulai usaha, jangan lewatkan potensi besar dari dunia digital. Siapa tahu, usahamu yang kecil hari ini bisa jadi besar besok—asal tahu cara mengenalkannya ke dunia.
Ditulis oleh:
Dida Aburahmani Danuwijaya
Referensi:
Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2019). Digital Marketing (7th ed.). Pearson Education.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson.
Ryan, D. (2016). Understanding Digital Marketing: Marketing Strategies for Engaging the Digital Generation. Kogan Page.