Siapa bilang rempah-rempah cuma bisa jadi bumbu dapur? Di tangan mahasiswa, rempah bisa disulap jadi peluang usaha yang kreatif, wangi, dan pastinya ramah lingkungan. Itulah yang kami coba wujudkan lewat produk bernama Aromatikas—sebuah pewangi alami berbasis rempah lokal yang terinspirasi dari kekayaan alam dan kearifan budaya Indonesia.
Produk ini bukan sekadar pewangi ruangan biasa, tapi sebuah usaha kreatif yang menggabungkan aroma khas Nusantara, kesadaran lingkungan, dan nilai estetika dalam satu bentuk sederhana: sachet pengharum yang bisa digantung di lemari, kamar, mobil, atau ruang kerja. Kami ingin menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar keharuman—yaitu rasa nyaman yang sehat dan berakar dari budaya sendiri.
Awal Mula Ide
Semuanya berawal dari masalah sederhana: lemari di kamar kos yang sering bau apek. Kami terbiasa menggunakan pengharum ruangan dari minimarket, tapi setelah dicek kandungannya, ternyata mengandung bahan kimia sintetis seperti formalin dan ftalat yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Dari situ muncul ide: kenapa nggak pakai bahan alami saja?
Indonesia kaya akan rempah-rempah. Aromanya kuat, manfaatnya banyak, dan sebagian besar bisa didapat dari pasar tradisional. Setelah diskusi, lahirlah Aromatikas—produk pewangi yang menggunakan cengkeh, kayu manis, sereh, dan rempah lainnya sebagai bahan utama.
Proses Pembuatan: Antara Riset dan Kearifan Lokal
Meskipun terlihat simpel, pembuatan Aromatikas memerlukan pengetahuan dasar tentang cara mengolah rempah agar aromanya tahan lama. Kami mempelajari teknik pengeringan suhu rendah, peracikan aroma, dan pengemasan ramah lingkungan. Rempah dipotong, dikeringkan, lalu dicampur sesuai takaran tertentu agar menghasilkan aroma yang tidak terlalu kuat, tapi cukup bertahan di ruangan tertutup.
Kami juga memilih kemasan yang bisa digunakan kembali. Kantong kain kecil dari bahan daur ulang atau pouch dari kain katun menjadi pilihan kami. Ini bukan cuma soal tampilan, tapi juga soal tanggung jawab terhadap lingkungan. Kami ingin produk ini ramah bumi, bukan cuma wangi.
Kreativitas, Branding dan Dampak Lingkungan
Nama Aromatikas dipilih karena mewakili dua hal: “aroma” dan “rempah klasik”. Kami ingin orang langsung paham bahwa ini produk alami khas Indonesia. Desain produknya dibuat dengan nuansa etnik dan alami, agar tetap cocok ditempatkan di rumah modern maupun tempat yang lebih tradisional.
Penggunaan rempah sebagai pewangi bukan hanya soal inovasi produk, tapi juga bentuk dukungan terhadap pertanian lokal dan pengurangan limbah plastik. Sebagian besar bahan baku Aromatikas kami beli dari petani kecil dan pasar tradisional. Kemasan yang kami gunakan juga tidak menghasilkan sampah yang sulit terurai.
Selain itu, karena proses pembuatannya sederhana dan bisa dilakukan di rumah, produk ini juga bisa memberdayakan ibu rumah tangga, komunitas remaja, atau mitra UMKM. Dengan pelatihan singkat, siapa pun bisa terlibat dalam produksinya.
Peluang Bisnis yang Terbuka Lebar
Permintaan terhadap produk alami dan ramah lingkungan terus meningkat, terutama di kalangan anak muda dan keluarga muda yang mulai peduli dengan kesehatan dan lingkungan. Ini menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
Aromatikas bisa dijual secara online, di event UMKM, atau melalui toko oleh-oleh lokal. Karena bentuknya kecil, ringan, dan tidak cepat rusak, produk ini mudah dikirim dan cocok dijadikan oleh-oleh khas daerah. Ke depannya, kami berencana mengembangkan lini produk seperti refill pewangi, lilin rempah, dan pengharum mobil.
Aromatikas bukan sekadar usaha kecil berbasis rempah. Ini adalah upaya mengangkat potensi alam Indonesia melalui cara yang kreatif, sehat, dan berkelanjutan. Lewat produk ini, kami ingin membuktikan bahwa inovasi tidak selalu harus canggih, yang penting adalah bermanfaat, relevan, dan punya dampak positif.
Lewat mata kuliah kewirausahaan dan program PKM, kami belajar bahwa ide bisnis bisa muncul dari hal-hal sederhana di sekitar kita. Dan yang lebih penting: bisnis itu bukan cuma soal untung, tapi juga soal nilai, budaya, dan keberlanjutan.