Teknologi yang Bukan Cuma Pintar, Tapi Juga Peduli
Teknologi seharusnya bukan hanya soal kecepatan, efisiensi, atau kecanggihan semata. Di balik semua itu, ada satu hal yang kadang terlupakan: kepedulian. Apakah inovasi yang kita buat sudah benar-benar menjangkau semua orang?
Di Indonesia, menurut data BPS tahun 2024, sekitar 7,85 juta orang mengalami gangguan penglihatan. Artinya, jutaan orang harus menghadapi ruang publik yang seringkali belum sepenuhnya ramah. Jalur pemandu di trotoar bisa saja tertutup kendaraan, bahkan menjadi tempat jualan. Dan alat bantu seperti tongkat putih, meskipun masih menjadi andalan, belum mampu mendeteksi kendaraan yang melaju atau lubang tak terlihat di depan.
.Nah, dari realita inilah muncul ide keren dari saya beserta tim untuk merancang alat yang bermanfaat untuk sekitar lingkungan kami, kami merupakan mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) lahirlah alat bantu: sebuah tongkat pintar yang bukan hanya membantu berjalan, tapi juga menjaga keselamatan, memudahkan navigasi, dan dirancang inklusif untuk anak hingga dewasa. Nama alat ini adalah: Netrana.
- Apa Sih Netrana Itu?
Netrana adalah tongkat teleskopik yang dirancang khusus untuk tunanetra. Tapi bukan tongkat biasa, karena tongkat ini dibekali teknologi pintar berbasis IoT (Internet of Things). Tongkat ini bisa mengenali rintangan, memberikan panduan arah, dan bahkan punya tombol darurat untuk situasi genting. Yang lebih menarik lagi, semuanya terkoneksi dengan aplikasi mobile yang mudah digunakan.
Selain mengedepankan teknologi, Netrana juga dibangun dengan pendekatan desain yang human-centered. Artinya, setiap fitur yang dikembangkan benar-benar mempertimbangkan pengalaman pengguna tunanetra secara langsung—bukan hanya berdasarkan asumsi, tapi juga hasil observasi dan uji coba. Mulai dari tinggi tongkat yang fleksibel, navigasi berbasis suara, hingga letak tombol darurat yang mudah dijangkau, semuanya dirancang untuk memudahkan pengguna di situasi nyata
Dengan desain yang fleksibel dan fitur-fitur modern, Netrana jadi jawaban atas kebutuhan mobilitas yang aman, nyaman, dan inklusif.
- Fitur-Fitur Canggih dalam Tongkat yang Sederhana
Meski terlihat simpel, Netrana punya “isi dalam” yang luar biasa. Yuk, kita bahas satu per satu:
1. Desain Fleksibel untuk Semua Usia.
Netrana dilengkapi mekanisme teleskopik, yang artinya bisa disesuaikan dengan tinggi pengguna. Cocok untuk dewasa dan juga anak-anak.
2. Deteksi Objek Real-Time.
Ditenagai oleh algoritma YOLOv8 dan Vision Transformer (ViT), Netrana bisa mendeteksi berbagai objek seperti tiang, lubang, kendaraan, atau halangan lainnya secara langsung. Informasi ini disampaikan melalui getaran dan suara, jadi tetap bisa digunakan meskipun lingkungan sekitar berisik.
3. Navigasi Lewat Suara.
Netrana terhubung ke aplikasi mobile yang menggunakan Google Maps API. Pengguna cukup menyebutkan tujuannya, dan aplikasi akan memberi panduan arah langkah demi langkah. Gak perlu repot pegang HP sambil jalan.
4. Tombol SOS untuk Situasi Darurat.
Kalau pengguna mengalami masalah, cukup tekan tombol panic button. Sistem akan langsung mengirim notifikasi ke keluarga atau kerabat lengkap dengan lokasi real-time.
Semua fitur ini bekerja secara sinkron berkat integrasi teknologi ESP32-S3 CAM sebagai pengolah data utama dan konektivitas yang memungkinkan komunikasi antara tongkat dan aplikasi pendamping. Bahkan ketika pengguna berada di lokasi yang ramai atau bising, umpan balik berupa getaran tetap bisa diandalkan untuk memberi sinyal keberadaan rintangan. Dengan begini, pengguna tak lagi harus membagi fokus antara tongkat dan ponsel saat berjalan.
- Bukan Sekadar Alat, Tapi Solusi Sosial
Di balik semua teknologi itu, ada misi sosial yang kuat. Netrana lahir dari keinginan untuk menghadirkan kesetaraan di ruang publik.
Bayangkan saja:
seorang tunanetra perempuan berjalan sendiri di malam hari. Di samping tantangan mobilitas, ada juga ancaman keamanan. Data Komnas Perempuan mencatat peningkatan kasus kekerasan seksual terhadap perempuan disabilitas di tahun 2019. Di sinilah peran Netrana menjadi sangat relevan bukan hanya membantu berjalan, tapi juga melindungi dan memberi rasa aman.
- Bagaimana Proses Netrana Dibangun?
Netrana bukan alat jadi dalam semalam. Inovasi ini dikembangkan oleh tim mahasiswa UNIKOM menggunakan metode kerja Agile Scrum, yang umum dipakai di perusahaan teknologi besar.
- Mereka membagi proses jadi dua bagian utama:
Pengembangan Perangkat Keras (IoT):
Menggunakan komponen seperti ESP32-S3 CAM, sensor ultrasonik, dan motor getar, semuanya dirakit untuk bekerja sebagai satu sistem.
- Pembuatan Aplikasi Mobile:
Aplikasi pendamping yang menjadi “otak” dari sistem navigasi, pengenalan objek, dan fitur SOS.
Setelah alat selesai, dilakukan pengujian teknis dan user acceptance test bersama pengguna tunanetra di bawah pengawasan UPT Kementerian Sosial. Hasilnya? Alat ini dinyatakan layak dan sangat membantu.
Menariknya, dalam proses pengembangan Netrana, tim mahasiswa juga memanfaatkan pendekatan pembelajaran berkelanjutan. Mereka mengambil beberapa kursus online yang mendukung penguasaan teknologi seperti IoT, Vision Transformer, dan integrasi Google Maps API. Ini membuktikan bahwa inovasi bukan hanya hasil dari teori kampus semata, tapi juga semangat eksplorasi dan belajar mandiri.
Tidak hanya berhenti sampai produk jadi, tim juga menyiapkan rencana promosi melalui media sosial agar dampaknya bisa menjangkau lebih luas. Harapannya, alat ini bisa diadopsi oleh komunitas, sekolah luar biasa, hingga lembaga sosial sebagai bagian dari program inklusivitas.
Semua keunggulan ini nggak datang begitu saja. Tim pengembang Netrana melakukan banyak sesi diskusi dan uji coba untuk memastikan teknologi yang dipilih benar-benar cocok digunakan oleh tunanetra. Mereka harus mempertimbangkan banyak aspek kecil yang mungkin luput dari perhatian kita, seperti apakah suara panduan cukup jelas di jalan yang ramai, atau apakah getaran terasa cukup kuat di tangan yang berkeringat.
Bahkan hal-hal kecil seperti berat tongkat, posisi tombol, dan daya tahan baterai jadi perhatian utama. Tujuannya satu: alat ini benar-benar nyaman, aman, dan siap pakai dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak Langsung ke Kehidupan Nyata
Netrana tidak hanya memperkenalkan teknologi baru. Ia membawa harapan baru. Harapan bahwa:
- Tunanetra bisa melangkah lebih percaya diri di ruang publik.
- Keluarga jadi lebih tenang karena bisa memantau lokasi pengguna.
- Potensi kecelakaan akibat lubang atau kendaraan bisa diminimalkan.
Lebih dari itu, Netrana ikut menyuarakan gerakan inklusif, mendukung SDG (Sustainable Development Goals) nomor 10 tentang pengurangan kesenjangan.
Tapi lebih dari itu, Netrana juga menciptakan koneksi emosional antara pengguna, keluarga, dan lingkungan sekitar. Dengan fitur pelacakan lokasi dan tombol SOS, keluarga tidak lagi harus menunggu kabar dengan cemas saat orang terkasih yang tunanetra keluar rumah. Sekarang, mereka bisa mengetahui posisi dan keadaan dengan lebih pasti.
Bagi pengguna sendiri, rasa percaya diri dan independensi meningkat. Bayangkan betapa besarnya dampak psikologis ketika seseorang bisa berkata, “Aku bisa pergi sendiri,” tanpa rasa takut atau khawatir berlebihan.
Lebih jauh lagi, alat ini juga menginspirasi perubahan cara pandang masyarakat terhadap disabilitas. Kehadiran teknologi seperti Netrana menyampaikan pesan bahwa keterbatasan bukan akhir dari kemampuan. Justru, dengan dukungan inovasi, semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk bergerak, berkarya, dan menjalani hidup secara utuh.
Tidak hanya itu, Netrana juga memberi efek domino terhadap cara masyarakat sekitar memperlakukan penyandang disabilitas. Saat pengguna berjalan dengan percaya diri dan terlihat menggunakan teknologi bantu, orang-orang di sekitar cenderung memberikan ruang, bantuan, atau bahkan mulai peduli. Tongkat ini bukan hanya alat bantu jalan, tapi juga alat bantu perubahan sikap sosial.
Bahkan, saat alat ini diperkenalkan dalam sesi uji coba bersama lembaga sosial, banyak responden yang mengatakan bahwa mereka merasa lebih dihargai dan dianggap mampu. Ini penting—karena rasa percaya diri bukan hanya dibangun dari dalam, tapi juga dari bagaimana lingkungan memperlakukan kita.
Akhir Kata: Netrana, Langkah Kecil untuk Perubahan Besar
Teknologi terbaik bukanlah yang paling mahal atau rumit, tapi yang paling bisa menjawab kebutuhan nyata masyarakat. Netrana membuktikan itu.
Tongkat ini mungkin terlihat sederhana, tapi nilai yang dibawanya luar biasa: keadilan akses, keselamatan, dan kemandirian.
Dan mungkin… ini juga jadi pengingat buat kita semua, bahwa setiap langkah kecil kalau dilakukan dengan niat baik dan empati bisa mengubah dunia.
Karena pada akhirnya, inovasi yang paling berarti adalah yang mampu menyentuh hidup orang lain secara nyata, memperbaiki apa yang selama ini diabaikan, dan memberi ruang bagi mereka yang tak selalu terdengar suaranya.
Lewat Netrana, mahasiswa UNIKOM telah menunjukkan bahwa inovasi bukan soal seberapa canggih teknologi yang kamu kuasai, tapi sejauh mana kamu bisa membuat teknologi itu berpihak pada manusia. Khususnya mereka yang selama ini harus berjalan sendirian, dalam gelap, tanpa banyak yang peduli.
Semoga Netrana bukan sekadar proyek, tapi jadi gerakan. Gerakan untuk terus menciptakan solusi yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak nyata. Dan siapa tahu, inovasi berikutnya bisa datang dari kamu?
Jangan tunggu jadi ahli baru berani bikin solusi. Lihat sekitar, temukan masalah nyata, dan mulai dari apa yang kamu bisa. Siapa pun bisa berkontribusi mulai dari mahasiswa, dosen, bahkan komunitas kecil. Karena inovasi bukan milik segelintir orang, tapi milik semua yang mau peduli.
Ke depan, harapannya Netrana bisa didistribusikan secara luas ke sekolah luar biasa, komunitas disabilitas, dan bahkan menjadi bagian dari program CSR perusahaan atau pemerintah. Tidak menutup kemungkinan juga untuk mengembangkan versi lanjutan, seperti integrasi dengan AI untuk prediksi rute aman atau fitur komunikasi dua arah antara pengguna dan keluarga.
Mari kita sama-sama dukung karya-karya seperti ini, karena setiap ide yang lahir dari kepedulian akan selalu punya tempat di hati masyarakat. Dan semoga semangat mahasiswa UNIKOM ini bisa jadi pemantik munculnya lebih banyak inovasi lokal yang berpihak pada sesama!
#UNIKOM #PKM2025 #InovasiMahasiswa #TeknologiUntukSemua #Netrana #DisabilitasBerdaya #IoTInklusif
✅ Artikel ini diadaptasi dari Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-KC) UNIKOM berjudul “Netrana”, karya Adisya Ainun Fatihah dan tim Netrana lainnya.