Tren Penjualan Ikan Cupang dan Minat Generasi Muda: Menjangkau Pasar Usia 12–40 Tahun

Fenomena Tren Ikan Cupang yang Meledak dalam beberapa tahun terakhir, ikan cupang (Betta fish) menjadi salah satu tren hobi yang paling diminati di Indonesia. Media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube turut mempopulerkan keindahan ikan cupang melalui konten-konten viral. Komunitas pecinta cupang pun semakin berkembang, baik di kota besar maupun kecil. Daya tarik utamanya terletak pada warna yang memukau dan bentuk sirip yang unik, membuat banyak orang tertarik untuk memeliharanya. CupangKita melihat peluang ini sebagai momentum untuk memperkenalkan produk berkualitas kepada pasar yang semakin luas.

Ikan cupang atau Betta splendens telah lama menjadi salah satu ikan hias favorit masyarakat Indonesia. Dengan warna-warna mencolok, sirip yang unik, dan perawatannya yang relatif mudah, ikan cupang memiliki daya tarik kuat yang menjangkau berbagai kelompok usia. Namun dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak pandemi COVID-19, minat masyarakat terhadap ikan cupang mengalami lonjakan yang signifikan. Fenomena ini bukan hanya membuktikan potensi pasar, tetapi juga memberi sinyal kuat bahwa cupang bisa menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda masa kini.

Saat pandemi melanda, banyak orang mencari aktivitas baru yang bisa dilakukan di rumah. Media sosial dipenuhi dengan konten tanaman hias, memasak, dan tak ketinggalan: ikan cupang. Tren ini tumbuh cepat. Video unboxing cupang, lelang online, kontes virtual, hingga tutorial perawatan muncul hampir setiap hari di TikTok, Instagram, dan YouTube. Ikan cupang menjadi simbol baru dari hobi yang mudah diakses tapi tetap bisa menunjukkan selera estetik dan personalitas pemiliknya.

Dari tren tersebut lahir ide Cupang Kita, sebuah usaha yang saat ini tengah kami rintis. Meskipun belum resmi berjalan secara penuh, kami telah melakukan banyak riset pasar, mengamati perilaku konsumen, dan membangun fondasi untuk menghadirkan sesuatu yang bukan hanya mengikuti tren, tetapi juga membawa nilai edukasi dan komunitas. Kami percaya, bisnis ikan cupang tidak harus sekadar jual-beli. Ia bisa menjadi gerakan kecil yang memperkenalkan cinta pada makhluk hidup, mengajarkan tanggung jawab, dan menghadirkan ketenangan di tengah kesibukan.

Kenapa Ikan Cupang Memiliki Peminat yang Luas?

Ikan cupang tidak hanya menarik bagi kolektor, tetapi juga bagi pemula karena perawatannya yang relatif mudah dibandingkan ikan hias lainnya. Cupang bisa hidup dalam akuarium kecil tanpa aerator, sehingga cocok untuk anak-anak dan orang yang memiliki keterbatasan ruang. Selain itu, karakter agresif cupang jantan membuatnya sering dijadikan ikan aduan, meskipun kami di CupangKita lebih fokus pada keindahan dan keunikan warna sebagai nilai jual. Harga yang bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah, juga membuatnya bisa dijangkau berbagai kalangan.

Salah satu kekuatan utama kami terletak pada pendekatan segmentasi pasar yang jelas. Kami memetakan tiga kelompok usia utama, masing-masing dengan pendekatan yang berbeda: usia 18–27 tahun sebagai target inti, 28–40 tahun sebagai target sekunder, dan usia 12–17 tahun sebagai calon loyalis masa depan.

Usia 18–27 Tahun: Inti Pasar, Generasi Visual dan Digital

Kelompok ini adalah pengguna aktif media sosial, terbiasa dengan tren visual, dan memiliki pola konsumsi yang cepat. Mereka suka mencoba hal baru, dan hobi seperti memelihara cupang bisa menjadi ekspresi identitas sekaligus bagian dari estetika digital mereka. Cupang ditempatkan di meja kerja, difoto dalam pencahayaan indah, lalu diunggah sebagai bagian dari rutinitas produktif.

Selama pandemi, banyak dari mereka membeli cupang untuk pertama kalinya karena tertarik melihat temannya di TikTok atau Instagram. Saat ini, sebagian dari mereka sudah memiliki koleksi kecil dan mulai mendalami perbedaan jenis cupang, karakter warna, bahkan sistem lelang online. Mereka juga aktif di komunitas online, dan beberapa bahkan mulai menjual kembali ikan dari hasil ternak kecil-kecilan.

Untuk segmen ini, Cupang Kita merancang pendekatan konten yang ringan, menarik, dan edukatif. Edukasi bukan dalam bentuk yang membosankan, melainkan interaktif: kuis tentang jenis cupang, tips dekorasi minimalis untuk wadah ikan, dan live session Q&A di Instagram atau TikTok. Kami ingin menjadi sumber informasi sekaligus ruang aman bagi para pemula untuk belajar dan merasa didukung.

Usia 28–40 Tahun: Stabil, Berkualitas, dan Selektif

Kelompok ini sering kali sudah mapan secara finansial dan memiliki ritme hidup yang lebih stabil. Mereka mungkin tidak mengikuti tren secara aktif, tapi saat tertarik pada sesuatu, mereka cenderung menggali lebih dalam. Ikan cupang bagi mereka adalah bentuk relaksasi, dekorasi ruangan, atau bahkan aset hobi jangka panjang.

Beberapa dari mereka membeli ikan untuk dipajang di ruang kerja, memilih jenis cupang dengan warna elegan dan perawatan yang minim. Sebagian lainnya mulai tertarik mengikuti kontes cupang lokal, memilih kualitas genetik yang lebih baik, dan memperhatikan detail seperti bentuk ekor, pergerakan, dan warna tubuh.

Untuk segmen ini, Cupang Kita akan menyediakan lini produk premium dengan foto asli, deskripsi lengkap, dan kemungkinan konsultasi langsung. Kami tidak hanya menawarkan ikan, tapi juga pengalaman dan informasi. Dengan pendekatan yang lebih personal, kami berharap pelanggan merasa dihargai dan dipandu.

Usia 12–17 Tahun: Bibit Loyalis, Edukatif, dan Antusias

Remaja adalah kelompok dengan energi besar dan keingintahuan tinggi. Mereka sangat responsif terhadap pengaruh teman dan konten media sosial. Selama pandemi, banyak dari mereka yang mulai mengenal cupang karena melihat tren di YouTube, TikTok, atau dari lingkungan sekolah.

Meskipun daya beli mereka belum tinggi, mereka adalah pasar masa depan yang sangat menjanjikan. Jika dirangkul sejak awal, mereka bisa menjadi pelanggan setia dalam jangka panjang. Untuk kelompok ini, kami sedang merancang “paket starter” yang mencakup ikan cupang sehat, wadah kecil, dan sedikit pakan, dikemas dengan edukasi ringan seperti buku panduan mini atau video tutorial.

Tujuannya bukan mengejar keuntungan dari transaksi pertama, tapi membangun pengalaman menyenangkan dan positif. Kami ingin mereka merasa bangga punya cupang, belajar merawatnya, dan jika kelak mereka berkembang menjadi penghobi atau bahkan penjual, mereka tetap mengingat Cupang Kita sebagai titik awal mereka.

Bagaimana CupangKita Menyelesaikan Masalah Pasar?

Masalah umum dalam bisnis cupang adalah tingkat kematian ikan selama pengiriman dan penipuan online. Kami mengatasinya dengan: Pengemasan berteknologi Menggunakan bubble wrap dan oksigen yang cukup, Transaksi aman Hanya melalui platform terpercaya atau COD,

Edukasi pembeli ,Memberikan panduan perawatan gratis,

Dengan strategi ini, CupangKita tidak hanya menjual ikan, tetapi juga pengalaman memelihara cupang yang menyenangkan.

Belajar dari Pandemi, Menyiapkan Masa Depan

Pandemi memberi pelajaran penting: bahwa minat terhadap sesuatu bisa tumbuh cepat jika didukung oleh media sosial, edukasi, dan akses yang mudah. Namun kami juga sadar bahwa setelah pandemi, tren bisa menurun. Tapi yang tertinggal adalah komunitas—orang-orang yang tetap menyukai cupang meski tren tidak lagi viral.

Karena itu, Cupang Kita tidak hanya ingin mengikuti tren, tetapi menciptakan hubungan jangka panjang. Kami ingin membangun komunitas: orang-orang yang saling berbagi pengalaman, saling bertanya, bahkan saling mengirim cupang hasil ternakan sendiri. Kami ingin jadi wadah pertumbuhan, bukan sekadar toko.

Dalam waktu dekat, kami juga akan mengembangkan:

  • Sistem penjualan online dengan layanan cepat, ramah, dan aman.
  • Bundling produk yang fleksibel sesuai kebutuhan dan anggaran.
  • Konten edukatif rutin di Instagram, TikTok, dan YouTube.
  • Kolaborasi dengan mikro-influencer di dunia hobi, pet, dan desain interior.
  • Workshop online dan offline, serta kemungkinan membuka toko fisik mini di kota asal kami.

Seberapa Besar Peluang Pasar Ikan Cupang?Berdasarkan riset, pasar ikan hias di Indonesia terus tumbuh, dengan cupang menjadi salah satu komoditas paling dicari. Di platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee, penjualan cupang meningkat signifikan, terutama selama pandemi ketika orang mencari hobi baru. CupangKita memproyeksikan potensi pasar yang besar, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, di mana komunitas pecinta cupang aktif. Dengan strategi pemasaran digital yang tepat, bisnis ini bisa terus berkembang pesat.

Visi Jangka Panjang Cupang Kita

Kami tidak melihat ini sebagai usaha musiman. Kami ingin Cupang Kita berkembang menjadi brand lokal yang dipercaya, ramah pemula, dan dicintai komunitas. Dalam beberapa tahun ke depan, kami menargetkan bisa:

  • Memiliki toko fisik kecil yang ramah anak muda dan keluarga.
  • Menjadi tempat edukasi seputar ikan hias.
  • Menjalin kemitraan dengan peternak lokal untuk kualitas terbaik.
  • Menyelenggarakan kontes kecil atau gathering komunitas.
  • Memperluas segmen ke perlengkapan cupang, seperti lampu LED, aksesoris wadah, dan pakan alami.

Kami ingin hadir dalam setiap perjalanan pelanggan dari pertama kali melihat cupang, belajar merawat, hingga mungkin jadi kolektor atau penjual. Dalam setiap tahap itu, kami ingin Cupang Kita hadir sebagai teman, bukan hanya penjual.

Penutup

tren ikan cupang yang mencuat saat pandemi bukanlah kebetulan. Ia merupakan refleksi dari kebutuhan manusia akan ketenangan, estetika, dan keterhubungan emosional dalam situasi yang tidak menentu. Setelah pandemi mereda, sebagian tren mungkin meredup, tetapi jejak yang ditinggalkan tetap kuat: komunitas-komunitas online tetap aktif, para penghobi tetap berkembang, dan permintaan ikan cupang tidak benar-benar hilang hanya berubah bentuk dan arah.

Dalam konteks ini, Cupang Kita lahir bukan sebagai reaksi terhadap tren sesaat, melainkan sebagai tanggapan strategis terhadap perubahan jangka panjang dalam gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat. Kami percaya bahwa bisnis yang bertahan bukanlah yang paling besar, tetapi yang paling mampu memahami kebutuhan pelanggan, memberi nilai lebih, dan tumbuh bersama komunitasnya.

Melalui pendekatan yang membagi pasar berdasarkan usia dan kebutuhan nyata, kami ingin hadir di setiap tahapan perjalanan pelanggan dari anak sekolah yang penasaran dan baru belajar merawat, hingga dewasa muda yang ingin mengekspresikan diri lewat hobi, hingga penghobi berpengalaman yang mencari kualitas dan kepuasan personal. Kami ingin menjadi ruang yang inklusif, di mana siapa pun bisa memulai perjalanannya bersama ikan cupang.

Lebih dari sekadar bisnis, Cupang Kita membawa misi sosial: menyebarkan kesadaran tentang pentingnya memperlakukan hewan dengan kasih sayang, menciptakan momen positif di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, dan membangun ikatan antara manusia dan makhluk kecil yang sering diremehkan ini. Ikan cupang mengajarkan ketelatenan, konsistensi, dan keindahan dalam kesederhanaan nilai-nilai yang juga menjadi fondasi bisnis kami.

Kami masih berada di tahap awal, dan jalan yang akan ditempuh tentu tidak selalu mudah. Akan ada tantangan, persaingan, dan mungkin keraguan dari sekitar. Namun kami percaya, dengan komitmen terhadap edukasi, pelayanan yang jujur, dan pendekatan yang humanis, Cupang Kita dapat berkembang menjadi usaha yang berdampak bukan hanya secara ekonomi, tetapi juga secara sosial dan emosional.

Dalam beberapa tahun ke depan, kami membayangkan Cupang Kita tidak hanya sebagai nama toko, tapi sebagai gerakan kecil yang hidup: hadir di berbagai kota, menjalin kemitraan dengan peternak lokal, menjadi tempat belajar bagi remaja, tempat berkumpulnya komunitas penghobi, dan ruang bertumbuh bagi siapa saja yang ingin memulai perjalanan kecil mereka bersama ikan cupang.

Dan ketika seseorang memulai cerita pertamanya dengan seekor cupang kecil di wadah sederhana, kami berharap nama Cupang Kita menjadi bagian dari kisah itu bukan karena kami menjual, tetapi karena kami hadir, memahami, dan mendampingi.