EcoPocket: Asbak Portabel Ramah Lingkungan untuk Mengurangi Pencemaran Puntung Rokok di Ruang Publik

Merokok adalah kebiasaan yang umum di Indonesia, dengan prevalensi perokok dewasa mencapai 28.9% pada tahun 2023, menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan konsumsi rokok tertinggi di dunia. Namun, kebiasaan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga menimbulkan masalah lingkungan yang signifikan. Setiap tahun, lebih dari 50 miliar puntung rokok dibuang sembarangan di Indonesia. Setiap hari, miliaran puntung rokok dibuang, seringkali tanpa berpikir panjang. Benda kecil ini, yang tampak sepele, telah menjadi salah satu polutan paling melimpah di planet kita. Di Indonesia, negara dengan prevalensi perokok mencapai 28,9% dari populasi dewasa, masalah ini menjadi semakin kritis. Setiap tahun, lebih dari 50 miliar puntung rokok mencemari lingkungan kita, menyumbang hingga 34% dari total sampah di kawasan perkotaan. Ini bukan sekadar masalah kebersihan, melainkan krisis lingkungan yang tersembunyi di depan mata. Namun, di tengah tantangan ini, sebuah solusi inovatif lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM):

EcoPocket, sebuah asbak portabel yang dirancang tidak hanya untuk kenyamanan, tetapi juga untuk keberlanjutan.

Epidemi Senyap: Ancaman Puntung Rokok yang Terabaikan

Banyak yang tidak menyadari bahwa puntung rokok adalah bentuk sampah plastik. Filternya, yang terbuat dari selulosa asetat, adalah sejenis plastik yang membutuhkan waktu hingga satu dekade untuk dapat terurai sepenuhnya. Selama proses dekomposisi yang lambat itu, puntung rokok melepaskan berbagai bahan kimia beracun ke dalam tanah dan air. Penelitian yang mengkhawatirkan menunjukkan bahwa satu puntung rokok saja memiliki potensi untuk mengkontaminasi hingga seribu liter air, melepaskan zat-zat seperti arsenik, timbal, dan nikotin ke dalam ekosistem. Kontaminasi ini memiliki dampak toksikologis yang telah terbukti pada berbagai organisme, dari ikan hingga invertebrata laut, mengancam keseimbangan ekosistem perairan kita.

Akar masalah ini seringkali terletak pada kurangnya infrastruktur yang memadai. Di ruang publik, mulai dari taman kota hingga halte bus, sangat sulit menemukan tempat sampah yang dirancang khusus untuk puntung rokok. Studi telah mengidentifikasi bahwa ketiadaan fasilitas yang praktis dan mudah diakses menjadi penghalang utama bagi perokok untuk membuang puntung mereka secara bertanggung jawab. Hal ini menciptakan sebuah siklus pencemaran yang terus-menerus, di mana perilaku individu diperparah oleh keterbatasan lingkungan. Kebutuhan akan solusi yang portabel, pribadi, dan efektif menjadi sangat mendesak untuk memutus siklus ini dan mendorong perubahan perilaku.

Solusi dalam Genggaman: Memperkenalkan EcoPocket

Menjawab tantangan multidimensional ini, EcoPocket hadir sebagai sebuah inovasi yang ringkas dan kuat. Ini bukan sekadar wadah, melainkan sebuah perangkat yang dirancang dengan cermat untuk mengatasi masalah puntung rokok dari berbagai sudut. Dengan dimensi hanya 7 x 4 x 1,5 cm saat dilipat, EcoPocket dirancang untuk mobilitas, mudah diselipkan di saku atau tas tanpa memakan banyak tempat. Kapasitasnya yang mampu menampung hingga 10 puntung rokok membuatnya ideal untuk penggunaan sehari-hari, memberikan solusi praktis bagi perokok aktif.

Keunggulan utama EcoPocket terletak pada material dan teknologinya. Produk ini terbuat dari polimer

biodegradable yang tidak hanya tahan terhadap panas dari puntung yang baru dimatikan, tetapi juga dapat terurai secara alami dalam waktu 2-3 tahun, secara drastis mengurangi jejak ekologisnya dibandingkan dengan plastik konvensional. Keamanan adalah prioritas utama, yang diwujudkan melalui sistem pemadam api otomatis. Fitur ini secara instan memadamkan bara pada puntung rokok saat dimasukkan, menghilangkan risiko kebakaran yang seringkali terkait dengan pembuangan yang tidak aman.

Sistem pemadam api otomatis EcoPocket bekerja saat puntung rokok dimasukkan, mencegah risiko kebakaran. Teknologi anti-bau menggunakan lapisan karbon aktif untuk menyerap bau tidak sedap, menjadikannya nyaman dibawa. Desain lipat yang ergonomis membuatnya mudah dibuka dan ditutup dengan satu tangan, serta kedap udara untuk mencegah abu rokok tercecer. EcoPocket hadir dalam tiga varian warna (hitam, biru navy, dan hijau forest) dengan kemasan kertas daur ulang yang informatif.

Pasar produk ramah lingkungan di Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan, dengan peningkatan 15.3% dalam permintaan produk pengelolaan sampah personal pada tahun 2024. Dengan 28.9% populasi dewasa Indonesia adalah perokok aktif (sekitar 58 juta orang), terdapat pasar potensial yang sangat besar untuk EcoPocket. Di Kota Bandung, 62% dari 100 responden perokok bersedia menggunakan asbak portabel jika tersedia dan praktis. Dengan perkiraan 450.000 perokok aktif di Bandung, segmen pasar yang potensial mencapai 279.000 orang, dengan target penjualan 13.950 unit di tahun pertama.

Produk sejenis di pasaran seringkali terlalu besar, mahal (Rp50.000-Rp150.000), dan tidak ramah lingkungan. EcoPocket memiliki keunggulan kompetitif dengan desain kompak, material biodegradable, fitur pemadam api otomatis, teknologi anti-bau, dan harga yang lebih terjangkau (Rp35.000-Rp45.000).

Strategi pemasaran EcoPocket mencakup segmentasi pasar demografis (perokok aktif 18-45 tahun, fokus 25-35 tahun), psikografis (individu peduli lingkungan, menyukai produk praktis), dan geografis (fokus awal di Kota Bandung). Strategi produk menekankan kepraktisan, keamanan, dan dampak lingkungan positif, disertai leaflet informatif. Harganya kompetitif (Rp35.000-Rp45.000) dengan diskon 15% untuk pembelian pertama dan paket bundling.

Distribusi akan dilakukan secara online melalui e-commerce (Tokopedia, Shopee, Blibli) dan website resmi, serta offline melalui toko retail ramah lingkungan, kafe, dan vending machine di taman kota. Promosi melibatkan digital marketing (Instagram, TikTok, Facebook), content marketing (blog, artikel, video), kolaborasi dengan influencer lingkungan lokal, community engagement (kampanye pembersihan lingkungan), dan corporate partnership.

Aspek produksi EcoPocket berfokus pada efisiensi dan dampak lingkungan. Bahan baku polimer biodegradable akan didapatkan dari pemasok lokal bersertifikasi ramah lingkungan. Komponen lain seperti karbon aktif dan mekanisme pemadam api juga dipilih dengan pertimbangan lingkungan. Produksi awal dilakukan melalui kerjasama dengan workshop injeksi plastik di Bandung, meliputi injeksi material, pemasangan komponen, dan quality control.

Kapasitas produksi ditargetkan 300 unit per bulan pada 6 bulan pertama, meningkat menjadi 1.500 unit per bulan pada akhir tahun pertama. Sistem Just-In-Time (JIT) diterapkan untuk meminimalkan biaya penyimpanan. Kontrol mutu dilakukan secara ketat, termasuk uji ketahanan panas, kekedapan, dan efektivitas pemadam api.

Analisis keuangan menunjukkan investasi awal sebesar Rp19.000.000, dengan biaya produksi per unit Rp25.000 dan harga jual Rp40.000. Proyeksi pendapatan tahun pertama Rp240.000.000 dengan laba bersih Rp45.000.000. BEP sebesar 1.267 unit, ROI 136.8% (2 tahun), dan payback period 10 bulan, menunjukkan prospek yang menjanjikan.

Rencana pengembangan usaha mencakup diversifikasi produk (EcoPocket Premium dan Mini), ekspansi pasar ke kota-kota besar lainnya, peningkatan kapasitas produksi, dan pengembangan program daur ulang. Selain itu, akan diupayakan sertifikasi ramah lingkungan dan paten untuk desain dan teknologi. Program edukasi masyarakat yang lebih luas tentang pengelolaan sampah puntung rokok juga akan dikembangkan.

Proses produksi EcoPocket akan melalui tahapan sistematis: pengadaan bahan baku dari supplier terverifikasi, proses injeksi plastik di workshop Bandung, perakitan komponen manual (karbon aktif, pemadam api, sistem pengunci, logo), quality control ketat, dan pengemasan ramah lingkungan dengan box karton daur ulang dan leaflet informatif.

Tim inti EcoPocket terdiri dari 3 mahasiswa dengan pembagian tugas yang komprehensif: Ketua Tim sebagai Manajer Proyek dan Pemasaran, Anggota Pertama sebagai Kepala Riset, Pengembangan dan Produksi, dan Anggota Kedua sebagai Kepala Keuangan dan Distribusi. Sistem pengelolaan didukung pencatatan terstruktur menggunakan software akuntansi sederhana dan sistem inventory, implementasi quality assurance melalui SOP, dan manajemen risiko komprehensif. Pertemuan koordinasi mingguan akan memastikan sinkronisasi kerja dan pemantauan progres.

Program PKM-K EcoPocket direncanakan selama 4 bulan. Bulan pertama fokus pada riset material dan pengembangan desain. Bulan kedua untuk produksi batch pertama dan persiapan pemasaran. Bulan ketiga untuk peluncuran produk dan implementasi strategi pemasaran. Bulan keempat untuk ekspansi distribusi, produksi batch kedua, dan evaluasi program secara keseluruhan.

Keseluruhan program ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah puntung rokok dan menciptakan model bisnis berkelanjutan dengan dampak positif bagi lingkungan dan sosial. Dengan demikian, EcoPocket bukan hanya sebuah produk, tetapi sebuah langkah nyata menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Promosi akan digencarkan melalui digital marketing yang menarik, content marketing yang edukatif tentang bahaya puntung rokok, kolaborasi dengan influencer yang memiliki audiens relevan, kegiatan komunitas yang berfokus pada kebersihan lingkungan, dan kemitraan korporat dengan perusahaan yang memiliki program keberlanjutan. Melalui pendekatan pemasaran yang komprehensif ini, EcoPocket berambisi tidak hanya menjual produk, tetapi juga mengedukasi dan mendorong perubahan perilaku positif di masyarakat.

Dengan tim yang solid, analisis keuangan yang menjanjikan (ROI 136,8% dalam 2 tahun dan Payback Period 10 bulan), serta rencana pengembangan usaha yang ambisius (diversifikasi produk, ekspansi pasar, peningkatan kapasitas produksi, program daur ulang, sertifikasi, dan edukasi masyarakat), EcoPocket memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat Indonesia. Mari kita dukung inovasi ini untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat!

Referensi:Barliana, M. S. (2025). Pendekatan Arsitektural dalam Penyediaan Tempat Khusus Merokok: Solusi untuk Kesehatan, Kelestarian Lingkungan, dan Harmoni Sosial.

Jurnal Inovasi Global, 3(1), 24-36.

Lubis, E. M., Afifah, Y., Abidin, F. A., Shiddiq, M. D. A., & Ismah, Z. (2023). Hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi di Desa Saentis.

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 23(2), 2001-2005.

Mahakam, D. A. S., & Penyusun, T. Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup.

Sugianto, L. I., Iriani, D., & Triyadi, A. (2020). Perancangan Kampanye Sampah Puntung Rokok Di Taman Kota Bandung (Studi Kasus: Alun-Alun Bandung, Alun-Alun Regol Dan Taman Lansia).

Kreatif: Jurnal Karya Tulis, Rupa, Eksperimental dan Inovatif, 2(1), 12-15.

Suryoadji, K. A., Sutanto, R. L., Christian, C., Putra, E. N. W., Faruqi, M., Simanjuntak, K. T., … & Ali, N. (2024). Dampak Merokok terhadap Kesehatan Lingkungan: Sebuah Tinjauan Naratif.