Smart Ocean Guardians : Drone Pemantauan Polusi Laut

Bandung, Indonesia – Lautan dunia, yang vital bagi keseimbangan ekologis dan kesejahteraan sosial-ekonomi, menghadapi ancaman serius dari polusi sampah plastik dan limbah industri. Dengan perkiraan 11 juta ton sampah plastik masuk ke laut setiap tahunnya, dan angka ini diproyeksikan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2040 tanpa intervensi, kebutuhan akan solusi inovatif menjadi lebih kritis dari sebelumnya. Di Indonesia, negara kepulauan besar dengan jalur pelayaran padat, masalah ini diperparah oleh pembuangan limbah domestik dan industri secara ilegal, yang menyebabkan peningkatan kadar toksin, kerusakan ekosistem laut, dan ancaman terhadap kesehatan manusia.saat ini laut menghadapi ancaman serius berupa pencemaran dari sampah plastik dan limbah buangan kapal. Data dari United Nations Environment Programme (UNEP, 2021) menunjukkan bahwa sekitar 11 juta ton sampah plastik masuk ke laut setiap tahunnya, dan diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2040 tanpa intervensi nyata. Di Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan jalur pelayaran padat, pencemaran laut diperparah oleh limbah domestik dan industri yang dibuang secara ilegal. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya kadar toksin di perairan yang berdampak pada rusaknya ekosistem laut dan ancaman terhadap kesehatan manusia.

Fakta ini menunjukkan perlunya upaya konkret dan kreatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selama ini, pengawasan terhadap pembuangan limbah ke laut masih sangat terbatas. Banyak kejadian pembuangan limbah yang tidak terdeteksi karena terjadi di malam hari atau di lokasi terpencil yang tidak terjangkau oleh pengawasan manual. Selain itu, belum adanya sistem yang mampu mendeteksi peningkatan kadar toksin secara otomatis membuat proses penindakan menjadi lambat dan tidak efektif.

Menanggapi masalah mendesak ini, tim mahasiswa dari Universitas Komputer Indonesia telah mengusulkan inisiatif terobosan di bawah Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Konstruktif (PKM-VGK). Proposal mereka, berjudul “Pemanfaatan Drone untuk Deteksi Toksin dan Pelaporan Aktivitas Pembuangan Limbah di Laut,” menguraikan pengembangan sistem drone laut cerdas yang dirancang untuk mendeteksi, memantau, dan secara otomatis melaporkan pencemaran laut.

Solusi Inovatif: Drone Laut Otonom

Melihat urgensi masalah ini, mahasiswa dari Universitas Komputer Indonesia mengusulkan sebuah gagasan inovatif melalui Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Konstruktif (PKM-VGK). Gagasan ini selaras dengan semangat mahasiswa untuk menghasilkan karya yang kreatif dan solutif dalam bentuk media visual seperti animasi. Media animasi dipilih karena mampu menyampaikan pesan secara visual, menarik, dan mudah dipahami oleh masyarakat luas. Dengan demikian, teknologi dapat berperan penting tidak hanya dalam solusi teknis, tetapi juga dalam edukasi publik.

Gagasan yang diusulkan adalah pengembangan sistem drone laut cerdas yang mampu mendeteksi, memantau, dan melaporkan pencemaran secara otomatis. Drone ini akan dilengkapi dengan sensor toksin, sistem navigasi otonom, serta fitur pelaporan berbasis jaringan. Konsep sistem ini akan dikomunikasikan melalui visualisasi animasi 3D, dengan pendekatan ilmiah namun tetap kreatif dan mudah dipahami. Konten video akan menampilkan simulasi alur kerja sistem, skenario pencemaran, serta dampak positif dari penerapan teknologi ini. Gagasan ini diharapkan dapat memicu kesadaran publik sekaligus menjadi acuan pengembangan teknologi ramah lingkungan berbasis kecerdasan buatan.

Inti dari proposal ini terletak pada pendekatan tiga cabang:

  1. Drone Laut Otonom: Drone ini akan dilengkapi dengan sensor toksin (seperti sensor pH, sensor logam berat, dan sensor kimia lainnya) dan modul kamera untuk merekam aktivitas di permukaan laut. Drone ini mampu bergerak mengikuti jalur tertentu secara otomatis.
  2. Sistem Pemrosesan Data dan Pelaporan Otomatis: Memanfaatkan GPS dan kecerdasan buatan, sistem ini akan memproses data dari drone dan mengirimkan notifikasi secara real-time ke perangkat pemantau seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau tim patroli laut.
  3. Kampanye Video Edukatif: Untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya pelestarian ekosistem laut, video edukasi akan disebarluaskan melalui YouTube dan media sosial.

Gagasan inovatif ini berpijak pada disiplin ilmu teknik elektro, rekayasa perangkat lunak, kelautan, dan teknologi lingkungan. Integrasi dengan AI akan membantu mengklasifikasikan jenis pencemaran dari data visual dan sensor, serta memberikan rekomendasi awal kepada petugas pengawas. Sistem pelaporan otomatis dan GPS akan mengirimkan titik koordinat pencemaran langsung ke server pusat dan

dashboard tim pengawas lingkungan untuk ditindaklanjuti dengan cepat.

Tujuan dan Manfaat Program

Program Kreativitas Mahasiswa ini memiliki beberapa tujuan utama:

  • Merancang dan mengembangkan inovasi teknologi berupa drone autonomous laut yang mampu melakukan deteksi kadar toksin di perairan secara otomatis dan real-time.
  • Menyusun sistem pelaporan dan pelacakan lokasi pembuangan limbah di laut dengan memanfaatkan sensor, navigasi GPS, serta kecerdasan buatan.
  • Meningkatkan efektivitas pemantauan pencemaran laut melalui pendekatan berbasis teknologi, sehingga membantu pihak berwenang dalam mengidentifikasi dan menindak pelaku pembuangan limbah secara ilegal.
  • Mendorong kesadaran publik terhadap pentingnya pelestarian ekosistem laut, melalui media komunikasi kreatif dan konten edukatif yang disebarluaskan kepada masyarakat luas.

Manfaat dari program ini antara lain:

  • Memberikan solusi alternatif dalam upaya pelestarian lingkungan laut melalui pemanfaatan teknologi berbasis drone autonomous.
  • Mempermudah proses pemantauan dan pelacakan pencemaran laut secara cepat, akurat, dan berkelanjutan.
  • Menjadi gagasan inspiratif yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan laut.
  • Menumbuhkan semangat inovatif mahasiswa dalam merespons permasalahan lingkungan melalui pendekatan kreatif dan konstruktif.

Menghubungkan Teknologi dan Kesadaran Melalui Animasi

Menyadari kekuatan media visual, proposal ini menekankan pembuatan video animasi 3D untuk mengkomunikasikan solusi teknologi yang kompleks ini dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Video berdurasi 2-4 menit ini akan menggambarkan masalah pencemaran laut, memperkenalkan drone cerdas sebagai solusi, mensimulasikan alur kerjanya, dan menunjukkan dampak positif penerapannya.

Alur naratif video animasi dimulai dengan mengilustrasikan memburuknya pencemaran laut akibat pembuangan limbah beracun secara ilegal oleh kapal-kapal. Kemudian, video beralih menampilkan solusi berupa teknologi drone laut otonom yang dapat mendeteksi kadar toksin secara

real-time, melacak sumber pencemaran, dan mengirimkan data langsung ke pusat pengawasan. Animasi ini bertujuan untuk memicu kesadaran publik dan mendorong partisipasi dalam menjaga lingkungan laut.

Rumusan Gagasan dan Landasan Ilmiah

Gagasan ini terdiri dari tiga komponen utama:

  1. Drone autonomous laut yang dapat bergerak mengikuti jalur tertentu secara otomatis, dilengkapi dengan sensor toksin (seperti sensor pH, sensor logam berat, dan sensor kimia lainnya), serta modul kamera untuk merekam aktivitas di permukaan laut.
  2. Sistem pemrosesan data dan pelaporan otomatis yang menggunakan GPS, dan sistem notifikasi ke perangkat pemantau (misal Dinas Lingkungan Hidup/DLH atau tim patroli laut).
  3. Pendekatan edukatif berbasis video yang disebarluaskan ke publik melalui YouTube dan media sosial, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perlindungan ekosistem laut.

Gagasan ini berpijak pada disiplin ilmu teknik elektro, rekayasa perangkat lunak, kelautan, dan teknologi lingkungan. Sensor toksin dan kimia dapat membaca fluktuasi zat-zat berbahaya di air, seperti merkuri, arsenik, atau minyak. Teknologi ini, meskipun sudah digunakan di laboratorium, perlu disesuaikan agar bisa dipasang pada drone laut.

Drone autonomous sendiri telah digunakan dalam survei kelautan, pemetaan, bahkan pengawasan satwa liar. Integrasi dengan AI dan sistem deteksi dini merupakan bentuk modifikasi dan pengembangan yang sesuai dengan prinsip konstruktif PKM-VGK. Kecerdasan buatan (AI) akan membantu mengklasifikasikan jenis pencemaran dari data visual dan sensor, serta memberikan rekomendasi awal kepada petugas pengawas. Sistem pelaporan otomatis dan GPS akan mengirimkan titik koordinat pencemaran langsung ke server pusat dan

dashboard tim pengawas lingkungan, sehingga mereka bisa segera menindaklanjuti.

Skenario Konten Animasi

Video berdurasi 2–4 menit ini akan dikomunikasikan melalui platform YouTube sebagai media penyampai gagasan secara kreatif dan edukatif. Cerita dimulai dari permasalahan pencemaran laut akibat pembuangan limbah beracun oleh kapal-kapal secara ilegal. Gagasan utama dalam video ini adalah hadirnya solusi berupa teknologi drone laut

autonomous yang dapat mendeteksi kadar toksin secara real-time, melacak sumber pencemaran, dan mengirimkan data langsung ke pusat pengawasan. Narasi disampaikan dalam bentuk animasi 3D dengan gaya visual yang menarik dan mudah dipahami, agar pesan lingkungan dapat menjangkau audiens lebih luas.

Skenario video dibagi menjadi beberapa adegan utama:

  • Scene 1 – Laut dalam Krisis: Menampilkan animasi laut biru yang berubah keruh, disertai grafis statistik UNEP tentang 11 juta ton sampah per tahun, dan narasi pembuka tentang kondisi laut yang memburuk.
  • Scene 2 – Munculnya Solusi Inovatif: Menunjukkan laboratorium riset, prototipe drone laut, dan overlay UI yang menampilkan ikon AI dan sensor, diiringi narasi tentang pengembangan drone cerdas penjaga laut.
  • Scene 3 – Pameran Fitur Drone: Animasi memperlihatkan bagian-bagian drone satu per satu dengan label dan ilustrasi penggunaannya, menjelaskan kemampuan sensor toksin, GPS, navigasi otomatis, kamera thermal, dan pemindai visual.
  • Scene 4 – Aksi Nyata: Menggambarkan suasana malam hari di mana drone mendeteksi lonjakan toksin, peta berkedip, kapal patroli mendekati kapal pelanggar, dan adegan penindakan singkat.
  • Scene 5 – Kolaborasi dan Harapan: Menampilkan relawan membersihkan pantai, drone dan warga bekerja berdampingan, serta laut yang mulai membiru kembali, menekankan pentingnya kolaborasi manusia dan teknologi.
  • Scene 6 – Penutup: Menampilkan laut bersih, ikan berenang, dan layar bertuliskan “Jaga Laut, Jaga Masa Depan,” dengan narasi penutup yang inspiratif tentang menjaga laut dan kehidupan bumi.

Pelaksanaan Proyek dan Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan PKM-VGK ini dilakukan melalui proses perancangan dan produksi video animasi. Ini mencakup beberapa tahap:

  • Penyusunan Naskah dan Storyboard: Menyusun daftar adegan berdasarkan naskah cerita lengkap, termasuk visualisasi data pencemaran, ilustrasi fitur drone, adegan pelacakan sumber limbah, serta aksi masyarakat menjaga lingkungan.
  • Pengembangan Aset Visual: Mendesain gaya visual animasi 3D motion graphic dengan sentuhan ilustrasi semi-realistis. Setiap adegan dirancang secara digital, mencakup pembuatan latar tempat, karakter animasi, dan objek utama seperti drone laut.
  • Produksi Animasi: Merancang setiap adegan, menggabungkan ilustrasi latar tempat dan objek utama dengan elemen animasi bergerak, pemberian efek transisi, visualisasi data, dan penyesuaian durasi. Narasi suara yang telah direkam disesuaikan secara sinkron dengan gerakan animasi.
  • Pascproduksi: Menggabungkan narasi suara (voice-over) dengan musik latar dan efek suara pendukung. Penyesuaian audio dilakukan agar intensitas suara tetap konsisten. Editing akhir meliputi penyusunan transisi yang halus, pengaturan warna, dan pemotongan adegan tidak relevan agar durasi tetap efektif dan tidak melebihi 4 menit.

Tim berencana menyelesaikan proyek ini dalam waktu empat bulan. Anggaran yang diajukan untuk program ini adalah Rp 6.000.000, dengan Rp 5.000.000 diharapkan dari Belmawa dan Rp 1.000.000 dari Perguruan Tinggi.

Anggota Tim:

  • Ryzaldy Muchlis (Ketua Tim): Bertanggung jawab dalam menyusun naskah, sinopsis, storyboard, dan alur cerita animasi.
  • Ferdi Febrian Kusmiadi (Anggota): Bertanggung jawab dalam desain aset visual 3D, animasi karakter, dan tata letak scene.
  • Syifa Fauzia Rahmayanie (Anggota): Bertanggung jawab dalam editing video, musik latar, unggah konten, dokumentasi, dan promosi.

Inisiatif ini menggarisbawahi peran penting teknologi dan komunikasi kreatif dalam menangani tantangan lingkungan yang mendesak, bertujuan untuk menginspirasi tindakan publik dan berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan “Kehidupan Bawah Air” (SDG 14: Life Below Water).