STRATEGI BERTAHAN DAN BERKEMBANG BAGI UMKM INDONESIA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Tidak dapat diabaikan bahwa kemajuan teknologi digital di era revolusi industri 4.0 telah menimbulkan tantangan bagi UMKM di Indonesia. Cara bisnis telah diubah oleh kemajuan teknologi digital seperti Internet of Things (IoT), big data, kecerdasan buatan, dan lainnya. Oleh karena itu, UMKM harus beradaptasi untuk bertahan dan bersaing dalam pasar yang semakin kompetitif.

Peluang untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan pasar melalui pemanfaatan teknologi adalah salah satu dampak positif dari perubahan ini. Namun, banyak UMKM masih menghadapi kendala dalam mengadopsi dan memanfaatkan teknologi ini secara optimal. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh UMKM termasuk kekurangan sumber daya manusia yang terampil dalam bidang teknologi, ketidakmampuan untuk mendapatkan akses ke infrastruktur digital, dan kurangnya pemahaman tentang manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi tersebut. Oleh karena itu, perlu ada upaya dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta, untuk membantu dan melatih UMKM untuk menjadi lebih melek digital dan menggunakan teknologi ini dalam operasi bisnis mereka. Selain itu, akses yang lebih luas terhadap infrastruktur digital, termasuk konektivitas internet yang handal, sangat penting untuk memastikan bahwa UMKM dapat memanfaatkan penuh revolusi digital.

Selain itu, kerja sama antar UMKM dan bisnis lainnya juga dapat membantu mengatasi masalah ini. Kolaborasi dapat mencakup berbagi sumber daya, pengembangan solusi bersama, dan pertukaran pengetahuan. Dengan cara ini, UMKM dapat memperkuat posisi mereka dalam menghadapi persaingan global dan memanfaatkan peluang baru yang muncul melalui teknologi digital. Kesadaran tentang pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi digital juga harus ditingkatkan. Kampanye pendidikan dan inisiatif pemerintah dapat membantu UMKM lebih memahami keuntungan dan potensi keuntungan yang dapat diperoleh jika mereka menerapkan teknologi digital dalam bisnis.

Untuk membuat UMKM lebih siap untuk menghadapi perubahan bisnis yang cepat, penelitian tersebut mencerminkan kebutuhan mendesak akan program pelatihan dan pendidikan. Upaya untuk meningkatkan literasi digital dan pemahaman tentang teknologi digital harus menjadi fokus utama. Sementara itu, penelitian Jayani (2020) menunjukkan bahwa meskipun beberapa UMKM telah menggunakan e-commerce, mereka hanya menggunakan marketplace dan platform sosial media. Ini menunjukkan bahwa UMKM masih belum sepenuhnya memanfaatkan potensi big data dan AI dalam strategi bisnis mereka.

Kecerdasan buatan dan big data dapat meningkatkan efisiensi operasional, membantu dalam pengambilan keputusan, dan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang perilaku konsumen. Oleh karena itu, UMKM harus didorong untuk menggali lebih dalam potensi teknologi ini agar mereka dapat berkompetisi dengan baik di pasar digital.Selain itu, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa diperlukan dukungan lebih lanjut untuk infrastruktur digital yang lebih baik. Meningkatkan aksesibilitas terhadap teknologi dan konektivitas internet dapat membantu UMKM mengadopsi solusi digital yang lebih canggih dengan lebih baik.

Untuk mencapai transformasi digital yang lebih luas di kalangan UMKM, pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta harus bekerja sama untuk memberikan sumber daya, pelatihan, dan dukungan infrastruktur yang diperlukan. Ini memungkinkan UMKM untuk mempersiapkan diri untuk revolusi industri 4.0 dan memanfaatkan perkembangan teknologi digital dengan lebih baik.

Banyak UMKM mulai bergabung dengan pasar online seperti Tokopedia dan Shopee selain media sosial. Keterlibatan dalam marketplace memberikan keuntungan dalam hal ekspansi jangkauan pasar, memungkinkan UMKM untuk mencapai pelanggan yang lebih luas di seluruh negara. Selain itu, kehadiran di marketplace seringkali membantu UMKM dalam manajemen transaksi, pengiriman, dan pembayaran, yang membuat lebih mudah bagi mereka untuk menjalankan bisnis mereka.

Namun, UMKM harus memastikan konsistensi dalam branding, konten yang menarik, dan layanan pelanggan yang ramah untuk memaksimalkan hasil dari strategi ini. Selain itu, memiliki pemahaman yang baik tentang algoritma dan fitur platform dapat sangat penting untuk mengembangkan bisnis mereka di era digital dengan memanfaatkan marketplace dan media sosial.Dalam hal produksi, sejumlah kecil UMKM telah memulai proses otomasi dengan menerapkan digitalisasi pada beberapa proses produksi menggunakan mesin digital. Diharapkan ini akan meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi mereka. Meskipun demikian, sebagian besar UMKM tetap menggunakan metode konvensional untuk mengelola keuangan, administrasi, dan inventori.

Dalam situasi seperti ini, ada kemungkinan untuk lebih meningkatkan penerapan teknologi dalam elemen-elemen manajemen bisnis tersebut. Menggunakan software khusus untuk keuangan, administrasi, dan pengelolaan inventori dapat membantu UMKM mengoptimalkan operasi mereka. Penelitian ini menemukan bahwa ada peluang untuk mendukung UMKM dalam meningkatkan kemampuan digital mereka, terutama dalam hal manajemen operasional dan pemasaran. Ini akan membantu mereka menjadi lebih kompetitif di era modern.

Salah satu kendala utama bagi UMKM untuk mengadopsi teknologi digital adalah keterbatasan modal dan investasi infrastruktur serta keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk mengoperasikan teknologi baru. Peningkatan kapasitas internal dan pembangunan jejaring sangat penting bagi UMKM untuk menghadapi tantangan di era digital. Hasil konsisten ini memberikan dasar yang kuat untuk merekomendasikan pendekatan pengembangan yang melibatkan penguatan UMKM secara internal dan membangun jaringan yang kokoh.

Untuk memastikan UMKM memiliki fondasi yang kuat untuk mengelola dan mengembangkan bisnis mereka di tengah perubahan teknologi dan pasar yang dinamis, peningkatan kapasitas internal mencakup elemen seperti peningkatan keterampilan SDM, penerapan teknologi informasi, dan peningkatan efisiensi operasional. Salah satu langkah penting dalam mendukung keberlangsungan UMKM adalah pembangunan jejaring. Melalui kerja sama dan koneksi dengan pihak terkait, UMKM dapat memperluas jangkauan pasar, mendapatkan sumber daya tambahan, dan berbagi pengetahuan dan pengalaman. Jejaring juga dapat membantu dalam inovasi produk, akses ke peluang bisnis baru, dan pemasaran bersama.

Dengan demikian, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa UMKM harus fokus pada upaya internal yang melibatkan pengembangan keterampilan dan teknologi sambil secara aktif terlibat dalam aktivitas jejaring untuk memitigasi risiko dan memperluas peluang di era digital. Diharapkan bahwa penerapan strategi ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan UMKM dalam lingkungan bisnis yang terus berubah. Oleh karena itu, saran kebijakan yang dapat diambil adalah untuk berkonsentrasi pada memberikan pelatihan teknologi digital kepada karyawan UMKM, memberikan dukungan selama proses implementasi, dan memberikan insentif untuk mendorong adopsi teknologi.

Selain itu, ditekankan bahwa kerja sama lintas disiplin sangat penting, di mana asosiasi bisnis, pemerintah, akademisi, dan komunitas teknologi dapat bekerja sama untuk membangun ekosistem yang mendukung UMKM dalam transformasi digital. Inisiatif kolaboratif ini dapat mencakup penyediaan sumber daya, akses ke pelatihan, dan kemampuan untuk memberikan akses modal atau investasi bagi usaha kecil dan menengah (UMKM) yang berniat mengadopsi teknologi digital.

Diharapkan UMKM dapat lebih sukses menghadapi tantangan dan peluang di era digital dan meningkatkan daya saing mereka di pasar dengan mengatasi kendala-kendala utama ini dan menerapkan rekomendasi kebijakan yang sesuai. Hingga saat ini, strategi digitalisasi yang diterapkan oleh UMKM partisipan seringkali sporadis dan inkremental, dan belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam strategi digital yang komprehensif. Penggunaan teknologi baru seperti Internet of Things, cloud computing, dan data analytics masih sangat terbatas.

Studi ini sejalan dengan hasil Jayani (2020), yang menunjukkan bahwa digitalisasi UMKM hanyalah tahap awal. Penelitian Jayani menunjukkan bahwa UMKM masih terbatas dalam adopsi teknologi, yang menunjukkan betapa pentingnya meningkatkan kapasitas internal mereka untuk menghadapi tantangan transformasi digital. Jayani (2020) mengamati bahwa UMKM memerlukan langkah-langkah strategis untuk mengadopsi teknologi agar sesuai dengan tren digital yang berkembang pesat. Pemahaman mendalam tentang transformasi ini menunjukkan bahwa upaya nyata diperlukan untuk meningkatkan literasi digital, menerapkan solusi teknologi yang relevan, dan menjamin keberlanjutan dalam mengelola aktivitas sehari-hari.

Oleh karena itu, temuan dari kedua penelitian ini menunjukkan bahwa UMKM, pemerintah, dan sektor swasta harus bekerja sama untuk membuat kebijakan dan program pendukung. Diharapkan langkah ini akan mempercepat adaptasi UMKM terhadap revolusi digital karena UMKM baru saja didigitalisasi. Perluasan pengetahuan, akses ke sumber daya, dan dukungan infrastruktur akan sangat penting untuk memastikan keberhasilan transisi UMKM ke era digital yang lebih maju.Sebagian besar bisnis kecil dan menengah (UMKM) masih belum banyak memanfaatkan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan. Digitalisasi baru terfokus pada tugas yang dianggap paling sederhana dan murah karena kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan pengetahuan dan investasi.

Kondisi ini menunjukkan bahwa diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman UMKM tentang potensi manfaat dari teknologi modern. Selain itu, diperlukan insentif dan dukungan yang lebih besar dari pemerintah dan sektor swasta untuk mendorong UMKM untuk mengadopsi teknologi ini. Investasi dalam pelatihan dan pendampingan teknologi serta penyediaan akses yang lebih mudah terhadap sumber daya yang diperlukan dapat menjadi langkah penting untuk membantu UMKM mengatasi kendala pengetahuan dan investasi. Dengan demikian, UMKM dapat mempercepat langkah mereka menuju digitalisasi yang lebih holistik dan memanfaatkan potensi penuh dari perkembangan teknologi informasi yang ada.

Proses sistematis perlu diterapkan untuk meningkatkan kesiapan dan kemampuan digital UMKM. Pertama, pemerintah harus memberikan instruksi yang menyeluruh tentang hal-hal seperti penggunaan media sosial, manajemen inventori digital, keuangan digital, dan pemanfaatan teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan. Pelatihan harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan kebutuhan spesifik UMKM. Selain itu, infrastruktur pendukung seperti akses internet yang cepat dan terjangkau serta fasilitas yang memungkinkan UMKM mengakses platform digital harus disediakan.

Kampanye publik juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya transformasi digital. Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, termasuk UMKM, tentang manfaat dan peluang digitalisasi. Sangat penting untuk bekerja sama dan bekerja sama dengan pemerintah, institusi pendidikan, komunitas teknologi, asosiasi bisnis, dan sektor lain. Untuk mendukung UMKM dalam transformasi digital, ini akan menciptakan ekosistem yang mendukung, membagikan pengetahuan, dan menyediakan sumber daya.

Selain itu, memberikan insentif dan dukungan keuangan, seperti pinjaman dengan bunga rendah atau hibah untuk investasi teknologi, dapat mendorong usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk mengadopsi teknologi digital tanpa mengalami beban keuangan yang signifikan. Diharapkan UMKM dapat meningkatkan kesiapan dan kemampuan digital mereka dengan menerapkan langkah-langkah ini secara sistematis. Ini akan memungkinkan mereka bersaing secara lebih kompetitif dalam revolusi industri 4.0 dan memperkuat posisi mereka dalam rantai nilai ekonomi secara keseluruhan.

Referensi

Jayani, D.H. (2020). Pemanfaatan Teknologi Digital oleh UMKM di Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis, 8(2), 125-135.