Dalam dunia wirausaha, banyak orang hanya melihat hasil akhirnya—produk yang rapi, cantik, dan siap digunakan. Namun di balik setiap helai kain yang menggantung anggun di jendela rumah, terdapat proses panjang dan penuh tantangan. Saya ingin berbagi pengalaman pribadi saya selama menjadi bagian produksi di usaha gorden kami: Pd Ronal Gorden.
Proses Awal: Mencatat dan Memastikan Kejelasan Pesanan
Segala sesuatu dimulai dari komunikasi. Pelanggan menghubungi kami via WhatsApp atau media sosial seperti Instagram dan Facebook. Saya bertugas menerima permintaan mereka, mencatat detail ukuran jendela, tinggi plafon, preferensi bahan, warna, motif, dan model jahitan. Tak jarang pelanggan datang dengan contoh gambar dari Pinterest atau toko online.
Saya menggunakan sistem pencatatan semi-digital: pelanggan dicatat secara manual di buku order, lalu saya input ulang ke spreadsheet digital kami agar semua tim bisa melihat perkembangan tiap order. Ini sangat penting agar tidak ada informasi yang terlewat, terutama jika pesanan masuk dalam jumlah banyak.
Sebagai bagian produksi, saya juga bertanggung jawab untuk memastikan stok bahan, menghitung kebutuhan kain berdasarkan ukuran, serta mencatat aksesoris tambahan seperti ring, rel, hook, dan tali pengikat. Semua informasi ini harus lengkap sebelum diteruskan ke penjahit.
Koordinasi Antarbagian: Produksi Itu Kolaborasi
Produksi bukan kerja satu orang. Setelah pesanan masuk, saya koordinasikan ke bagian penjahit. Saya jelaskan model, ukuran, dan aksesoris yang harus digunakan. Dalam satu minggu, bisa masuk 8–15 pesanan, dan saya harus mengatur prioritas berdasarkan deadline yang dijanjikan ke pelanggan.
Saya juga berkoordinasi dengan bagian bahan dan aksesoris untuk memastikan semua elemen siap digunakan. Bila bahan tidak tersedia, saya langsung konfirmasi ke bagian pengadaan. Di sinilah peran saya sebagai “jembatan” antardepartemen sangat penting.
Tahap terakhir adalah pressing atau setrika uap. Ini bukan tahap sembarangan. Bahan tertentu seperti blackout atau katun tebal bisa rusak bila disetrika terlalu panas. Maka, saya harus brief bagian pressing dengan detail suhu dan posisi lipatan agar hasil akhir tetap estetis.
Aktivitas Harian Bagian Produksi
Setiap hari saya datang ke tempat produksi dan langsung melakukan pengecekan:
- Melihat order baru yang masuk semalam.
- Mengecek progres jahitan hari sebelumnya.
- Menyiapkan bahan dan aksesoris untuk jahitan hari ini.
- Memberikan briefing kepada penjahit.
- Mencatat status order di spreadsheet.
- Melakukan QC (Quality Control) sebelum dikemas.
- Meng-update pelanggan terkait progres pesanan mereka.
Kegiatan ini berlangsung dari pagi sampai sore, dan seringkali saya harus multitasking: membalas chat pelanggan, memverifikasi pesanan, mengecek hasil jahit, hingga menata produk yang akan dikirim.
Tantangan di Lapangan: Ketelitian adalah Kunci
Ketelitian adalah modal utama di produksi. Salah sedikit saja dalam ukuran bisa membuat kain terbuang dan kerja ulang dilakukan. Saya pernah mengalami kejadian salah mencatat tinggi 2,30 meter menjadi 3,20 meter. Akibatnya, bahan jadi boros, dan saya harus bertanggung jawab penuh untuk revisinya.
Ada juga tantangan saat permintaan custom rumit, seperti kombinasi dua bahan atau permintaan jahit motif sejajar. Di sinilah saya harus berkomunikasi lebih intens dengan penjahit dan bahkan menggambar sketsa manual agar mereka paham bentuk akhir yang diinginkan.
Selain itu, saya juga harus siap menghadapi kendala dari luar—seperti keterlambatan bahan dari supplier, hujan saat proses pengiriman, hingga komplain kecil dari pelanggan. Semua itu harus diselesaikan secara cepat dan profesional.
Inovasi Digital yang Membantu Produksi
Sebagai mahasiswa Sistem Informasi, saya mencoba mengintegrasikan teknologi ke dalam proses kerja kami. Berikut beberapa inovasi kecil yang saya lakukan:
- Google Sheets: Untuk manajemen pesanan, jadwal pengerjaan, dan status order real-time.
- Canva: Untuk membuat label produk, katalog digital, dan desain feed Instagram.
- Google Drive: Untuk menyimpan dokumentasi hasil produksi sebagai portofolio digital.
- Formulir Digital: Saya juga sedang merancang formulir digital untuk order masuk agar pelanggan bisa langsung input ukuran dan permintaan khusus lewat link.
Dengan inovasi-inovasi ini, pekerjaan jadi lebih rapi, efisien, dan transparan. Tim juga lebih mudah memantau progres tanpa harus saling tanya terus-menerus.
Pengalaman Menangani Pelanggan Unik
Salah satu pengalaman menarik yang saya alami adalah saat ada pelanggan yang meminta gorden dengan motif karakter kartun untuk kamar anaknya. Ia ingin desain yang ceria tapi tetap matching dengan interior rumah bergaya minimalis. Permintaan ini cukup menantang karena kami harus mencari bahan khusus yang tidak biasa kami stok.
Saya berdiskusi cukup panjang dengan bagian bahan untuk mencari supplier yang bisa menyediakan motif seperti yang diminta. Setelah menemukannya, saya harus pastikan ukuran motif tidak terpotong saat dijahit. Proses ini mengajarkan saya pentingnya kesabaran, ketelitian, dan pendekatan personal kepada pelanggan.
Hasil akhirnya sangat memuaskan. Pelanggan mengirimkan foto kamar anaknya yang sudah terpasang gorden, lengkap dengan emoji senyum dan ucapan terima kasih. Hal-hal kecil seperti ini yang membuat saya semakin semangat bekerja di bagian produksi.
Belajar Branding dari Sisi Produksi
Walau saya bukan bagian marketing, saya sadar bahwa branding bukan hanya soal tampilan di media sosial. Setiap detail dalam proses produksi ikut membentuk citra merek kami. Misalnya, hasil jahitan yang rapi, lipatan yang simetris, packaging yang bersih dan estetik—semua itu memberi kesan profesional.
Saya juga mengusulkan untuk memberikan label kecil bertuliskan “Pd Ronal Gorden” pada bagian belakang gorden. Ini tampak sepele, tapi ternyata membuat pelanggan merasa bahwa produk kami punya identitas. Bahkan, beberapa pelanggan yang awalnya tidak tahu nama brand kami jadi ingat dan merekomendasikan ke teman mereka.
Produksi dan Kepuasan Pelanggan
Banyak pelanggan kembali order karena mereka puas dengan hasil sebelumnya. Saya sering melihat pola: pelanggan A order untuk ruang tamu, lalu sebulan kemudian order lagi untuk kamar tidur. Bahkan ada yang akhirnya memesan untuk rumah orang tuanya juga.
Ini membuat saya semakin yakin bahwa produksi yang tepat, cepat, dan rapi bukan hanya soal menyelesaikan pekerjaan, tapi juga menanam kepercayaan. Setiap gorden yang kami kirimkan adalah “representasi bisnis” kami di rumah pelanggan.
Keterkaitan dengan Mata Kuliah Kewirausahaan
Dari mata kuliah Kewirausahaan, saya belajar konsep penting seperti value creation, efisiensi proses, dan customer satisfaction. Semua itu saya alami langsung di lapangan, bukan hanya dalam teori.
Misalnya, ketika saya menyusun ulang alur kerja produksi agar lebih efisien (dari pencatatan manual ke digital), saya sedang menerapkan prinsip efisiensi biaya dan waktu. Saat saya membuat checklist kualitas produk, saya sedang menerapkan kontrol mutu. Dan saat saya mencatat feedback dari pelanggan dan meneruskan ke tim, saya menerapkan prinsip continuous improvement.
Menjaga Konsistensi dan Standar Produksi
Dalam usaha yang sedang tumbuh seperti Ddronal Gorden, menjaga standar produksi secara konsisten adalah tantangan tersendiri. Meskipun tim kami tidak besar, kami selalu berusaha agar hasil jahit, finishing, hingga pengemasan tetap berada pada kualitas terbaik. Saya belajar bahwa pelanggan tidak hanya membeli produk, tetapi juga membeli pengalaman dan kepercayaan.
Untuk memastikan itu, saya mulai membuat panduan internal atau semacam SOP kecil. Misalnya, bagaimana cara memotong kain sesuai pola yang efisien, bagaimana cara lipat standar sebelum masuk ke pressing, atau checklist sebelum pengiriman.
Peran Komunikasi dalam Tim Produksi
Selama saya bekerja di bagian produksi, saya menyadari bahwa komunikasi internal adalah fondasi dari kelancaran alur kerja. Kesalahan kecil seperti salah memahami model jahitan, ukuran bahan, atau jenis aksesoris bisa terjadi hanya karena instruksi tidak disampaikan dengan jelas.
Saya membiasakan diri membuat catatan kerja harian dan menggunakan grup WhatsApp internal khusus update pekerjaan. Saya juga belajar menyampaikan revisi dengan bahasa sopan agar tidak membuat tim merasa disalahkan. Komunikasi yang baik ternyata menciptakan suasana kerja yang lebih nyaman dan produktif.
Produksi sebagai Pusat Inovasi
Banyak orang menganggap inovasi hanya berasal dari tim kreatif atau marketing. Tapi saya percaya, produksi juga bisa jadi pusat inovasi. Misalnya, saat ada masalah bahan yang sulit dijahit, kami mencari teknik sambung alternatif. Atau ketika banyak pesanan mendadak, saya mencoba mengatur ulang jadwal produksi agar lebih efisien.
Saya pernah mengusulkan penggunaan alat press manual tambahan agar bisa memangkas waktu setrika. Hasilnya, dalam satu hari kami bisa menyelesaikan lebih banyak produk. Hal-hal kecil seperti ini membuat saya sadar bahwa inovasi bisa datang dari siapa saja, asal berani mencoba dan berpikir lebih efisien.
Visi Jangka Panjang Sebagai Bagian Produksi
Saya tidak ingin hanya jadi “orang produksi biasa.” Saya ingin menjadi seseorang yang bisa membawa perubahan dan kemajuan dari sisi sistem, efisiensi, dan inovasi. Saya juga ingin punya pemahaman lengkap dari hulu ke hilir—dari cara memilih bahan, memproduksi, sampai menyusun strategi distribusi produk.
Saya percaya, menjadi wirausahawan bukan hanya tentang untung dan rugi. Tapi tentang bagaimana kita bisa terus bertumbuh, menciptakan dampak, dan mengembangkan potensi diri sambil membangun mimpi bersama tim.
Menjadi Bagian dari Perubahan
Bekerja di bagian produksi selama kuliah membuat saya menyadari bahwa perubahan tidak selalu dimulai dari hal besar. Terkadang, perubahan dimulai dari niat untuk memperbaiki hal kecil—menata ulang data pesanan, menegur dengan cara yang baik, menyarankan cara kerja yang lebih rapi, atau sekadar membantu rekan kerja yang kewalahan.
Ddronal Gorden memang masih skala kecil, tapi saya percaya dengan sistem kerja yang baik dan semangat kolaborasi, usaha ini bisa naik level. Saya bangga bisa menjadi bagian dari proses itu—bagian dari perubahan, meskipun tidak selalu terlihat oleh pelanggan.
Saya ingin terus belajar dan mengembangkan diri, baik sebagai mahasiswa Sistem Informasi maupun sebagai bagian dari pelaku UMKM lokal. Karena bagi saya, wirausaha bukan hanya tentang menjual produk, tapi tentang membangun nilai dan menjadi lebih baik setiap harinya.
Muhammad Asgi Hariya Putra Raka Siwi
10522089