Di tengah era digital yang semakin pesat, penggunaan smartphone telah menjadi kebutuhan utama. Namun, masih jarang ditemukan produk aksesoris ponsel yang tidak hanya fungsional tetapi juga memiliki nilai edukatif dan ramah lingkungan. Dari keresahan ini, lahirlah EcoStand, sebuah inovasi phone stand custom berbahan kayu/triplek yang tidak hanya mendukung produktivitas pengguna gawai, tetapi juga menyisipkan pesan edukatif tentang mitigasi bencana.
Latar Belakang Inovasi
Indonesia merupakan negara yang berada di jalur cincin api, yang membuatnya rentan terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap mitigasi bencana masih minim. Edukasi yang bersifat pasif dan tidak interaktif menjadi salah satu penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dalam memahami langkah-langkah mitigasi.
Di sisi lain, tren penggunaan produk custom dan eco-friendly terus mengalami peningkatan. Banyak generasi muda yang mulai peduli terhadap isu lingkungan dan lebih memilih produk yang sustainable. Inilah yang menjadi celah peluang dari proyek EcoStand: sebuah produk sederhana namun sarat makna.
Konsep Produk
EcoStand adalah phone stand yang terbuat dari limbah kayu atau triplek yang didesain secara ergonomis dan estetik. Produk ini bersifat customizable; artinya, konsumen dapat memilih desain visual yang mereka sukai, seperti motif alam, ilustrasi bencana, atau panduan cepat tanggap darurat. Selain itu, bagian bawah stand disematkan QR code yang dapat di-scan untuk mengakses informasi atau video edukatif tentang mitigasi bencana.
Produk ini tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu menonton atau bekerja dengan smartphone, tapi juga menjadi media penyebar informasi edukatif. Dengan cara ini, edukasi bencana bisa masuk ke ruang-ruang pribadi masyarakat secara lebih halus dan berkelanjutan.
Proses Eksperimen dan Validasi Produk
Tim kami memulai dengan merancang beberapa prototipe menggunakan software desain 3D. Setelah desain jadi, kami melakukan proses pemotongan menggunakan mesin laser cutting untuk presisi bentuk. Triplek dipilih sebagai bahan utama karena mudah didapat, murah, dan memiliki tampilan natural yang estetik. Prototipe diuji dari segi:
Kekuatan material terhadap berat smartphone
Kestabilan bentuk saat digunakan
Respon pengguna terhadap nilai estetik dan pesan edukatif
Hasil dari uji coba ini sangat positif. Banyak responden merasa terbantu dengan adanya QR code berisi informasi bencana karena selama ini edukasi seperti itu jarang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai Tambah dan Diferensiasi
Produk EcoStand menawarkan nilai tambah yang kuat:
Edukasi Bencana: Menyisipkan edukasi dalam produk sehari-hari
Eco-friendly: Menggunakan material sisa kayu dan triplek
Custom Design: Menyesuaikan desain dengan preferensi konsumen
Low Cost – High Impact: Biaya produksi rendah namun berdampak luas
Berbeda dengan produk sejenis di pasaran yang umumnya hanya fokus pada fungsi phone stand, EcoStand menggabungkan fungsi edukasi dan advokasi sosial ke dalam satu produk sederhana.
Strategi Pengembangan dan Pemasaran
Untuk menjangkau pasar lebih luas, kami mengandalkan strategi:
Digital marketing melalui media sosial seperti Instagram dan TikTok dengan konten edukatif singkat
Kolaborasi dengan sekolah dan komunitas kebencanaan untuk dijadikan souvenir edukatif
Pameran dan bazar kampus untuk mengenalkan produk kepada sesama mahasiswa dan civitas akademika
Rencana jangka panjang kami adalah menjadikan EcoStand sebagai gerakan nasional dalam meningkatkan literasi mitigasi bencana, terutama di kalangan muda. Kami juga berencana menambahkan fitur AR (Augmented Reality) pada QR code untuk pengalaman edukatif yang lebih interaktif.
Penutup
Melalui EcoStand, kami belajar bahwa kewirausahaan bukan hanya tentang mencari profit, tapi juga bisa menjadi wadah untuk mengedukasi dan membawa perubahan positif. Dengan sentuhan kreativitas dan kepedulian sosial, produk sederhana seperti phone stand bisa menjelma menjadi media pembelajaran yang menyenangkan dan berdampak.
Kami berharap inovasi ini dapat terus dikembangkan dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk menciptakan produk yang solutif, edukatif, dan ramah lingkungan. Karena pada akhirnya, wirausaha sejati bukan hanya menciptakan produk, tetapi juga menciptakan makna di balik setiap produk itu.
Ditulis oleh:
Azra luigi hidayat
Program Studi Manajemen
Universitas Komputer Indonesia
Referensi:
BNPB. (2022). Pedoman Mitigasi Bencana untuk Pemula.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2023). Laporan Tahunan Pengelolaan Limbah Kayu.