Apa yang terlintas di pikiran saat mendengar Branding? Pasti sebagian orang mungkin langsung membayangkan logo, warna khas atau tagline. Ya, itu semua tidak salah. Akan tetapi branding lebih dari itu. Branding juga bisa kita bangun dengan pendekatan costumer atau juga pemberian makna yang mendalam untuk produk yang kita miliki. Menurut (Muntazori,dkk. 2019) Brand bukan hanya sekedar nama, simbol dan logo melainkan semua yang ada di benak konsumen.
Sama halnya ketika kita mempunyai usaha terutama usaha di dunia entertaiment peridolan dengan gaya jejepangan maka dipastikan branding bisa jauh lebih dari sekedar visual. Lunite salah satu idol yang saya amati berhasil dalam membangun citra mereka yang bukan hanya lewat penampilan atau lagu saja. Akan tetapi, mereka juga menghadirkan pengalaman yang penuh makna. Mulai dari interaksi hangat antara Lunite dengan fans dan lunite juga menghadirkan merchandise yang sangat iconic dengan image Lunite yang dapat melekat di hati fans Lunite.
Dalam artikel ini, saya ingin berbagi sudut pandang saya setelah bergabung dalam pengelolaan Lunite dan ini merupakan usaha yang saya kelola bersama-sama dengan teman saya untuk program Inbiskom pada mata kuliah Kewirausahaan Unikom. Bagaimana Lunite membangun brand mereka yang dimana ini sangat menarik bagi saya. Karena, bukan hanya untuk dunia entertaiment saja tetapi juga bisa untuk siapapun yang ingin membangun brand baik itu pembisnis, kreator dan lain sebagainya.
Makna Branding, Fans, Feelings dan Lunite
Sebelum membahas lebih lanjut bagaimana Lunite membangun brandingnya. Kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai apa itu Branding, Fans, Feelings, Produk dan Lunite. Branding berasal dari kata dasar Brand yang memiliki arti merek. Berdasarkan kamus Bahasa Indonesia merek diartikan sebagai tanda pengenal. Dimana tanda ini digunakan sebagai pengenal yang menyatakan nama dan sebagainya. Kalau dalam Istilah merek dagang itu artinya menerangkan nama, simbol, gambar, huruf, kata yang digunakan oleh industri maupun perusahaan dalam memberikan sebutan pada barang yang mereka produksi. Dimana hal ini bertujuan untuk membedakan produk sendiri dengan produk lainnya ( Prasetyo & Febriani, 2020). Namun seiring berjalannya waktu, Branding akan semakin berkembang. Sehingga kini Branding didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan komunikasi dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand (Alimin dkk, 2022). Maka dari itu, branding saat ini bukan hanya menyebar luaskan kepada khalayak tentang logo saja. Tetapi, membangun pendekatan dengan pembeli atau pelanggan dan pemberian makna yang terdalam terhadap produk yang dihasilkan juga menjadi hal penting untuk membangun branding pada saat ini.
Selanjutnya, Fans merupakan seseorang atau sekelompok orang yang memilliki ketertarikan terhadap suatu hal seperti halnya tokoh, barang dan lain sebagainya. Atau juga bisa dikatakan sebuah istilah kelompok penggemar. Biasanya fans dalam ranah jejepangan ini sering disebut dengan panggilan wibu. Dilansir dari superprof.Blog wibu berasal dari bahasa Jepang yaitu Weaaboo atau Weeaboo. Pada mulanya kata ini hadir di komik strip di surat kabar yang berjudul The Perry Bible Fellowship Karya Nicholas Gurewitch yang dimana pada waktu ini kata Wibu belum memiliki makna tersendiri. Namu dengan seiring waktu kata Wibu ini pada akhirnya bermakna merujuk kepada seseorang yang sangat menyukai atau fanatic terhadap budaya Jepang. Dalam dunia industri entertaiment, fans bukan hanya sekedar pendukung saja. Tetapi juga berperan sebagai pelanggan utama yang menopang keberlangsungan grup melalui pembelian merchandise, tiket dan partipasi pada setiap acara.
Feelings atau dalam istilah lain adalah rasa atau perasaan. Biasanya pemberian feelings ini akan selalu berkaitan dengan makna produk yang diproduksi. Feelings merupakan elemen yang penting dalam branding karena ini menyangkut keputusan pelanggan yang tidak hanya didasarkan pada logika, tetapi juga pada emosi seperti kepercayaan, kenyamanan dan kebanggaan. Karena, perasaan yang ditanamkan dalam sebuah brand dalam benak pelanggan akan seringkali lebih diingat dibanding produk itu sendiri.
Sedangkan Produk merupakan segala sesuatu hal yang berbentuk fisik maupun non fisik, yang ditawarkan oleh produsen untuk dibeli, diminta, dicari, dan digunakan atau di konsumsi pasar sebagai pemenuhan atas kebutuhan (Oscar & Megantara, 2020). Bagian terpenting yang ada pada produk adalah desain produk itu sendiri. Desain produk merupakan perancangan dan perencanaan suatu benda agar memiliki nilai lebih dalam dan dari berbagai aspeknya seperti fungsi yang lebih efektif, tampilan yang lebih indah sampai kegunaan dari si produknya harus lebih mudah dan nyaman serta tidak mudah rusak atau tidak sulit dirawat (Pasulu, dkk. 2024)
Lunite merupakan sebuah Idol Grup asal Bandung yang terdiri dari tiga member diantaranya ada Shincan, Levi dan Dino. Konsep dari grup ini mengacu pada gaya idol grup dari Jepang. Lunite memulai debutnya pada tanggal 27 Januari 2024. Nama Lunite tergabung dari 3 kata yaitu “Lune”, “Nite (night)”, dan “Unite” dengan makna keseluruhan simbol persatuan yang memancarkan cahaya dan harapan di tengah kegelapan malam. Untuk logo Lunite sendiri berbentuk bulan dan bintang dengan sentuhan warna emas dan biru tua. Dengan menampilkan sebuah penampilan nyanyian dan tarian secara bersamaan. Lunite juga sudah secara resmi menerbitkan single pertamanya yang berjudul Radiasi pada tanggal 14 Februari 2025, single ini sudah bisa di akses di berbagai platform streaming seperti youtube, spotify, apple music dan lain sebagainya. Lagu dari lunite ini berciri dengan gendre soft rock dengan alunan gitar dan bass yang mencolok. Selain itu juga Lunite mempunyai Merchendise diantaranta seperti poster grup, poster permember, photocard, gantungan kunci, sticker dan Cheki. Luniter memiliki fansclub yang bernama moonite.
Branding produk yang dilakukan Lunite
Lunite menghadirkan mercendise yang sangat iconic dengan lunitenya sendiri mulai dari poster, photocard, gantungan kunci, sticker dan Cheki. Menurut sudut pandang saya ketika melihat Lunite sedang tampil untuk merch yang paling laris adalah Cheki. Dilansir dari Blogwota.com cheki merupakan foto polaroid. Namun dalam dunia idol cheki bermakna foto berdua dengan member idol dalam foto polaroid (baik sendiri maupun berdua). Cheki sendiri biasanya dibarengi dengan sesi berbicara secara langsung dengan para member. Cheki biasanya dilakukan setiap kali para Idol tampil atau mengadakan acara. Pada saat sesi cheki Lunite akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk para fansnya. Seperti mengajak bicara kepada fans dengan penuh kehangatan dan kegembiraan. Dimana hal tersebut akan menjadi memori indah bagi fans Lunite. Jadi, halni juga dapat dikatakan sebagai branding yang dilakukan lunite, dengan pelayanan yang ramah dimana akan menciptakan loyalitas di hati Fans karena fans akan merasakan dihargai dan juga dikenal.
Akan tetapi, merchandise yang lain juga tak kalah menarik dan dapat memikat hati para fans Lunite bukan hanya Cheki saja. Setiap item, mulai dari photocard, poster, gantungan kunci, hingga sticker, yang dirancang secara langsung oleh para member Lunite sendiri. Sehingga, setiap merchnya akan memiliki sentuhan personal dan ciri khas yang kuat. Desain yang unik dan merepresntasikan setiap karakteristik masing-masing member membuat setiap merchandise terasa spesial. Tak hanya itu, Lunite juga sangat memperhatikan kualitas pada setiap merchnya. Semua merchandise yang diproduksi dengan bahan dan cetakan yang berkualitas tinggi. Sehingga bukan hanya sekedar koleksi saja, tetapi juga bisa bertahan lama dan menjadi kenang-keangan yang berharga bagi para Fans. Setiap merchindise menjadi media untuk memperkuat ikalatan emosional antara Lunite dan fansnya. Jadi, dengan menciptakan produk yang berkualitas dan penuh makna juga termasuk membangun brandung yang perlu menjadi perhatian khusus.
Dapat disimpulkan bahwa cara-cara Lunite melakukan Branding produk yaitu dengan cara melakukan pelayanan yang ramah dimana ini akan menciptakan loyalitas di hati fans dan juga setiap merchandise atau produk yang dihadirkan selalu dengan kualitas yang bagus dan penuh makna agar bisa dapat menyampaikan emosional yang kuat antar lunite dan fans. Lalu ada beberapa dampak yang telah dihasilkan dari Branding yang telah dilakukan Lunite seperti: Peningkatan pada penjualan Merchendise dapat meningkatkan pemasukan yang ada pada Lunite. Untuk pendapatan tertinggi seluruh merchindise pernah mencapai Rp 1.500.000. Selanjutnya Fans Lunite selalu berkembang dengan seiring waktu, untuk saat ini per bulan Juni Followers Lunite di Instagram berjumlah 957 Followers. Dampak selanjutnya juga adalah fan engagment dimana banyak fan yang sukarela menyebarkan promosi kegiatan Lunite melalui media sosial, dimana dampak ini merupakan bentuk loyalitas yang bertumbuh dari kedekatan secara emosional yang berhasil dibangun.
Tidak hanya dibidang entartaiment tetapi cara yang dilakukan Lunite dalam Branding Produk juga dapat dilakukan oleh pengusaha pada bidang lain. Misal, pengusaha yang berfokus usaha dibidang fashion maka bisa juga untuk membangun brandingnya dengan cara yang Lunite lakukan. Seperti, memberikan pelayanan yang penuh perhatian dan empati kepada pelanggan dengan cara menyapa setiap pelanggan yang datang ke butik, memberi kartu ucapan, memberikan diskon khsusus atau juga dapat memberikan hadiah kecil kepada pelanggan dan lain sebagainya. Dimana hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun Loyalitas agar pelanggan merasa dihargai secara khusus. Selain itu juga produk yang dihasilkan atau produk yang akan dijual harus diperhatikan kualitasnya. Produk harus memiliki kualitas yang tinggi dan juga memiliki makna tersendiri sehingga produk akan dapat melekat dihati pelanggan.
Pada akhirnya, branding bukan hanya soal memasarkan logo saja tetapi juga tentang bagaimana kemampuan kita membangun hubungan yang tulus dan bermakna. Lunite telah membuktikan bahwa pendekatan yang penuh perhatian dan empati bisa menciptakan loyalitas yang kuat. Bagi sesiapapun yang ingin membangun brand baik itu usahanya dibidang kreator dan pelaku usaha lainnya coba untuk menyentuh hati para pelanggan. bukan hanya menjual produknya saja. Karena ketika emosi sudah terhubung, branding akan berdiri dengan sendirinya.
Refrensi
Alimin. E, Eddy. E, Afriani. D, Agusfianto. N. P, Octavia. Y. F, Mulyaningsih. T, Satriawan. S, Yulianah. S, Yusuf. M, Irwansyah. R, Moonti. A, Sudarni. A.A.C, Endrawati. B. F, Suhadarliyah, Armiani, Adayani. S. U, Tabun. M. A . (2022). Manajemen Pemasaran (Kajian Pengantar di Era Bisnis Modern). (n.p): Seval Literindo. https://www.google.co.id/books/edition/Manajemen_Pemasaran/JYV4EAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=branding+produk&pg=PA102&printsec=frontcover
FRZTKAL_ .”Cheki?? Apa Itu??” Blogwota.com, 3 April 2019, https://blogwota.com/2025/9448/apa-itu-cheki/
Kurniawan. Apa Itu Wibu? Apa itu Otaku? Inilah Perbedaannya. Superprof.Blog. 30 Juli 2024, https://www.superprof.co.id/blog/apa-yang-dimaksud-dengan-wibu-otaku/#:~:text=Wibu:%20Sering%20kali%20memiliki%20pemahaman,serta%20modern%20dari%20budaya%20Jepang
Muntzori. A. F, Litsya. A, Qeis. M. I. (2019). BRANDING PRODUK UMKM PEMPEK GERSANG. Jurnal Desain. https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Jurnal_Desain/article/view/4252/2691
Oscar. B, Megantara. H. (2020). Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Muslim Army. Jurnal Bisnis dan Pemasaran. https://ejurnal.ulbi.ac.id/index.php/promark/article/view/717/523
Pasulu. M, Aini. N, Lenas. M. N. (2024). Pengenalan Dasar- Dasar Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif. Makasar: Idebuku. https://www.google.co.id/books/edition/PENGENALAN_DASAR_DASAR_KEWIRAUSAHAAN_DAN/QRIGEQAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=produk+adalah&pg=PA64&printsec=frontcover
Prasetyo. B. D, Febriani. N.S. (2020). Strategi Branding . Malang: UB Press. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=whoIEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=pengertian+Branding&ots=nzrwOvYJkD&sig=8duWD0h7r7WBIQLV5c5PtTN1ua0&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20Branding&f=false