Dalam industri kencantikan saat ini yang sedang marak diperbincangkan oleh semua kalangan, salah satu owner skincare Brand D ini sedang mengalami kasus yang dinilai salah satu produknya memiliki overclaim berlebihan.
Brand skincare ini merupakan brand skincare milik M, merupakan salah satu pengusaha muda yang berasal dari Kota Palembang. M memulai membangun bisnis dibidang perawatan kulit dan kecantikannya ini sejak 2018 lalu. Pada awal mendirikan bisnis ini, Melvina mengaku perjalanannya tidaklah mudah. Dengan niat awal untuk membantu perekonomian keluarganya, M pun memulai bisnis Skincare dengan modal sebesar Rp3,5 juta. Dalam membangun bisnis Skincare, M tidak melakukannya sendiri. Ia mendapat dukungan dari suami dan keluarganya. Hingga pada 2020, usai 2 tahun bisnisnya berjalan, ia berhasil mendapatkan legalitas produk dan izin edar dari BPOM. Dari sejak saat itu, bisnisnya pun mulai berkembang pesat hingga saat ini.
Ia pun mulai memperbanyak mitra untuk memperluas peluang bisnisnya. Dengan program kemitraan inilah, banyak wanita-wanita muda yang juga turut mendapatkan penghasilan dari bisnis Skincare. Selain itu, M juga kerap mengapresiasi para mitranya yang berhasil melakukan penjualan tinggi dengan membagikan hadiah setiap tahunnya mulai dari motor, mobil, logam mulia, hingga paket umrah.
Kesuksesan M dalam membangun bisnis Skincare ini juga menjadikannya sebagai pengusaha muda wanita yang berhasil memiliki kekayaan melimpah.
Dilihat dari salah satu platfrom sosial media milik pribadinya , M kerap mengunggah video yang menampilkan barang-barang mewah miliknya seperti rumah mewah miliknya di kawasan Talang Jambe Palembang, hingga deretan mobil mewah yang terparkir di garasinya. Tak heran, ia pun dijuluki Crazy Rich Asal Palembang oleh warganet.
Demi menyelamatkan citra brandnya yang mulai memburuk, sang owner Daviena rela menghabiskan 500 juta untuk fitur promote dalam berbagai video TikTok-nya, salah satunya pada video klarifikasi.
Dilansir dari unggahan Tiktok andreyudias pada 18 Oktober 2024, terangkum dengan jelas bagaimana bukti owner Daviena memakai fitur promote pada beberapa video klarifikasinya di Tiktok.
“Klarifikasi dia ada tiga video yang pake fitur ads atau promote”
Ketiga video klarifikasi Daviena itu menggunakan fitur promote dengan nominal biaya yang berbeda-beda. Seperti yang dituturkan Andre, video pertama Daviena itu menghabiskan biaya atau budget sebesar 227 juta dengan views didapatkan sebanyak 4,8 juta.
Untuk video kedua menghabiskan dana 110 juta dengan views atau ditonton sebanyak 12 juta kali.
Untuk video yang ketiga menghabiskan dana 145 juta dengan views 11 juta.
Awalnya Andre mengira sang owner Daviena menghabiskan budget sebanyak itu sampai ratusan juta hanya untuk klarifikasi demi menyelamatkan citra brandnya.
Namun, ternyata prasangka Andre salah. Ia melihat banyak video-video lain dari Daviena yang menggunakan fitur promote di Tiktok hanya berisikan konten flexing dan pencitraan.
Bahkan untuk konten flexing saja, Daviena skincare rela merogoh kocek puluhan juta guna memakai fitur promote.
Jika ditotal secara keseluruhan, dikalkulasikan dana yang gelontorkan Daviena untuk promote konten klarifikasi serta flexing dan pencitraan bisa menghabiskan setengah miliar seperti yang dijelaskan Andre.
Menanggapi fakta itu, banyak netizen yang merespon nyinyir apa yang dilakukan owner Daviena.
“Emang agak laen” komen netizen.
Dengan membuat iklan tersebut, Daviena Skincare telah melanggar aturan dalam Etika Periklanan Indonesia dimana iklan harus sesuai dengan norma kepatuhan, dan tidak mengesankan pemujaan ataupun pelecehan yang berlebih. Iklan juga tidak diperbolehkan menampilkan sedemikian rupa, sehingga mempengaruhi orang untuk memperolehnya dengan cara–cara yang tidak sah (Dewan Periklanan Indonesia, 2020).
apat disimpulkan bahwa akun Tiktok @Daviena Skincare telah melanggar Etika Pariwara Indonesia karena membuat konten yang hiperbol dengan menggiring persepsi buruk pada masyarakat. Konten yang di-upload mengenai promosi produk tepat jika konten tersebut tidak menimbulkan presepsi buruk pada produk Daviena Skincare. Menampilkan uang yang dilakukan oleh owner @DavienaSkincare juga melanggar Etika Pariwara Indonesia.
Tidak hanya itu, awal mula perseteruan ini terjadi adalah dengan adanya Doktif (Dokter Dedektif) yang melakukan uji laboratorium salah satu produk milik “Brand D” ini. terbukti bahwa hasil laboratorium menunjukan adanya Overclaim pada ingridients produk milik “Brand D” ini.
Dokter detektif sendiri adalah sosok yang sering kali muncul dalam pembicaraan yang menyangkut skincare terutama di ruang TikTok. Konten kreator yang akrab dengan sebutan doktif itu selalu membagikan konten menggemparkan terkait produk skincare yang beredar di pasaran. Dimana perempuan berhijab ini disebut rela merogoh kocek sendiri untuk menguji apakah klaim-klaim dari produk yang beterbangan sesuai dengan kenyataan atau malah terjadi penyimpangan.
Dalam hasil uji laboratorium, Dokter Detektif mengungkapkan bahwa kandungan niacinamide di body lotion merek D tidak terdeteksi sama sekali.
“Jadi memang niacinamide-nya nggak kedeteksi, maksudnya nggak kedeteksi berarti bisa nggak ada atau emang (kandungannya) sangat kecil banget,” ujar Dokter Detektif pada Minggu, 8 September 2024, melalui akun TikTok-nya. Dokter Detektif pun mempertanyakan kualitas produk tersebut, mengingat harganya yang relatif tinggi. Ia menyebut bahwa klaim yang dibuat oleh merek D bukan sekadar berlebihan, tetapi sudah mengarah pada false claim atau klaim palsu.
“Brand D, saya mau tanya dong, kan harganya cukup mahal, ini jatuhnya bukan over claim lagi loh guys, tapi false claim, jadi bisa bentuk penipuan publik,” tegasnya.
Meski nama merek dirahasiakan dengan inisial D, banyak netizen yang langsung mengarah pada produk body lotion milik Daviena Skincare, karena kemasan khasnya yang berwarna merah marun.
Tanggapan mengenai body lotion tersebut juga datang dari dokter lain yang populer di TikTok, yaitu dr. Richard Lee.
Menurut dr. Richard Lee, produk body lotion merek D bukanlah produk abal-abal karena telah teruji oleh BPOM. Ia menambahkan bahwa klaim pembohongan publik tidak tepat, sebab persentase niacinamide dalam produk tersebut memang tidak dicantumkan dalam kemasan.
“Jadi brand D sudah dicek oleh Dokter Detektif, niacinamide-nya cuma 0,3 sampai 0,5 persen, nggak abal-abal karena produk tersebut sudah BPOM, pembohongan nggak? nggak juga, karena di dalam produk nggak pernah ditulis persenan niacinamide,” kata dr. Richard Lee pada Rabu 11 September 2024.
Namun, dr. Richard Lee mengakui bahwa kandungan niacinamide pada merek D sangat kecil dan jauh dari standar umum yang biasanya berkisar antara 5 sampai 10 persen.
Baru-baru ini produk yang diulasannya memiliki kaitan dengan pemilik daviena skincare tapi berimbas pada dr. Richard Lee. Melalui akun TikTok barunya @dokterdetektif.real, konten kreator yang kerap kali tampil mengenakan topeng tersebut mengklaim ada seorang dokter yang terlihat baik namun nyatanya adalah pembohong besar.
Hal ini membuat pengguna body lotion tersebut kemungkinan besar tidak akan mendapatkan hasil yang diharapkan dari segi pencerahan kulit.
Tidak hanya body lotionnya yang di anggap memiliki overclaim tetapi retinolnya juga terbukti memiliki overclaim dalam kandungnnya. ditemukan kembali oleh dokter detektif ketika dokter detektif melakukan pengujian retinal pada tiga produk skincare. Yaitu dari brand E yang mengklaim produknya memiliki kandungan retinol sebesar 0,2 persen. Kemudian produk dari merek doktif sendiri dengan klaim serupa.
Lalu produk ketiga dari merek D yang merujuk pada Daviena skincare dimana mereka mengatakan kandungan retinal produknya mencapai 2,5 persen. Pengujian dokter detektif tersebut menggunakan parameter retinol dengan alasan gugus turunannya nyaris sama.
“Sebenarnya dari produknya kalau kita pegang itu tidak ada pembohongan sama sekali, tapi berguna nggak produknya? ada hasil nggak? pastinya nggak. Kalau niacinamide-nya 0,3 persen ya pasti nggak ada hasil sama sekali,” tambahnya.
Tidak terima dengan kritik yang dilayangkan oleh dr. Richard Lee, owner Daviena, Melvhina Husyanti justru memberikan respons yang cukup tajam. Melvhina membalas kritikan itu dengan mempertanyakan produk DNA Salmon milik dr. Richard Lee yang sempat viral, karena diklaim memiliki jarum dalam aplikatornya untuk meningkatkan efektivitas penggunaannya.
“Dok soal jarum gimana? Klarifikasi dong, jangan urusin jualan orang melulu,” sindir owner Daviena Skincare dalam kolom komentar akun dr. Richard Lee, seolah membalikkan kritikan yang diterimanya.
Melvhina mencoba mempertanyakan kredibilitas produk dr. Richard Lee yang sempat viral, tapi menurutnya kini sudah tidak beredar lagi di pasaran. “Apa karena dia dokter, mau sesalah apa pun tetap kalian benarkan? Masih ingat ga produk dia DNA SALMON DIRUMAH AJA yang ada jarumnya, kok hilang di peredaran? Katanya BPOM kenapa tiba-tiba menghilang dan ditarik dari peredaran?” tulis akun Owner Daviena Skincare.
Lebih lanjut, Melvhina merasa mampu menerima kritikan dari orang lain, kecuali kritik dari dr. Richard Lee karena ada sejarah ketidaksukaan atau ketidakpercayaan terhadapnya. “Saya sangat terima dikritik asalkan orangnya benar. Tapi untuk orang satu ini tidak ya, sangat banyak kelicikan beliau dari dulu terhadap saya,” tutupnya.
Doktif menyebut bahwa Owner Daviena Skincare tidak mengetahui kandungan pada produknya sendiri. Ia juga menambahkan bahwa dirinya tidak mau menjual produk yang merugikan konsumen. Dirinya berharap Owner Daviena Skincare bisa lebih berhati-hati saat mengeluarkan produk baru.
Doktif juga meminta claim produk baru daviena bisa dipertanggungjawabkan nantinya jika diujikan pada Lab Indonesia.
“Saya sangat terima dikritik asalkan orangnya benar. Tapi untuk orang satu ini tidak ya, sangat banyak kelicikan beliau dari dulu terhadap saya,” tutupnya.
Dan ditegaskan bahwa pengujian tersebut hanya untuk melihat apakah ketiga produk betul memuat retinol dan bukan untuk menilai kesesuaian klaim persentase yang dinyatakan. Tak butuh waktu lama, pengujian doktif ini menyebutkan bahwa produk D jadi over klaim, karena tidak ditemukan kandungan retinal sama sekali.
Sampai disitu, publik mulai bergosip menimbulkan kegaduhan di dunia maya hingga dr. Richard Lee ikut angkat bicara. Mengambil sisi kontra, dr. Richard menyebut pengujian yang dilakukan doktif kurang bijaksana karena seharusnya kadar retinal diuji dengan retinal begitupun sebaliknya.
Bahkan dokter kelahiran Palembang itu menguatkan pendapatnya dengan mencocokkan data temuan pribadi dengan tiga ahli kimia. Sayangnya bukan jadi lurus, permasalahan ini semakin bercabang.
Ada yang bertanya-tanya kenapa dr. Richard tidak menampilkan hasil lab secara gamblang seperti doktif yang terang-terangan menunjukkan hasil uji cobanya. Tidak sedikit berspekulasi tentang hubungan brand D dengan dokter lulusan Universitas Sriwijaya tersebut.
Namun sebenarnya spekulasi tersebut terpatahkan jika mengingat diawal videonya, dr. Richard memastikan dirinya tidak mengenal secara pribadi owner brand D ini. Hingga sekarang perseteruan ini terus berlanjut dengan undangan terbuka satu sama lain untuk beradu data dan argumen.
Selain itu, dr. Richard menekankan tidak akan menanggapi hal-hal yang berbau penyerangan secara personal. Disamping itu, doktif mengatakan telah mengirim produk brand D tersebut untuk di uji retinal di Shanghai, China dan hasilnya akan keluar sekitar 15 hari kerja.
Bukan hanya merespons dengan permintaan maaf, sang pemilik justru membalas dengan sindiran, yang kemudian memicu reaksi keras dari publik dan netizen. Alih-alih mengakui kesalahan atau memberikan klarifikasi yang jelas, sang owner Daviena Skincare justru menanggapi dengan nada sindiran. Netizen ramai-ramai mengkritik respons sang pemilik Daviena yang dianggap kurang profesional. “Enggak lucu banget,” komentar seorang netizen, menanggapi sindiran dari pemilik merek tersebut.
Beberapa waktu terakhir, muncul berbagai desas-desus yang menyebutkan bahwa
Dokter Richard Lee tidak terdaftar dalam Konsil Kedokteran Indonesia dan menerima saham sebesar 20% dari Daviena, sebuah brand skincare.
Isu ini sempat menjadi perbincangan di media sosial, sehingga Dokter Richard Lee memutuskan untuk memberikan klarifikasi melalui akun Instagram-nya.
Dalam klarifikasinya, Dokter Richard Lee membantah tuduhan tersebut dan memberikan bukti konkret terkait statusnya sebagai
dokter terdaftar di Indonesia serta membantah klaim bahwa dirinya memiliki saham di Daviena. Dokter Richard Lee membantah isu yang beredar tentang dirinya yang dikatakan tidak terdaftar dalam Konsil Kedokteran Indonesia.
Melalui unggahan di Instagram, ia membagikan tangkapan layar dari pencarian namanya dalam database Konsil Kedokteran Indonesia. Dalam tangkapan layar tersebut, nama Richard Lee terdaftar sebagai seorang dokter yang merupakan alumni Universitas Sriwijaya, Palembang, dengan tanggal penetapan pada 11 Februari 2020
Percakapan singkat dokter Charli dan juga percakapan singkat dokter Richard Lee dengan pemilik Skin Care Daviena –Instagram/dr.richard_lee
“Bukan klarifikasi, hanya memberikan data dan fakta,” tulisnya dalam unggahan tersebut, menanggapi tuduhan yang menyebut dirinya tidak sah sebagai dokter.
Isu lain yang beredar adalah tuduhan bahwa Dokter Richard Lee memiliki saham sebesar 20% di perusahaan skincare Daviena.
Klarifikasi ini kembali disampaikan oleh Dokter Richard Lee dalam sebuah percakapan singkat dengan Melvina Husyanti, pemilik Daviena, yang ia bagikan di Instagram.
Dalam percakapan tersebut, Dokter Richard Lee bertanya kepada Melvina mengenai kabar yang menyebutkan dirinya mendapatkan saham 20% dari Daviena.
Pesan tersebut berbunyi, “Melvin kok aku denger dapet 20% dari saham Daviena??! Kapan-kapan kita dapat perjanjian seperti itu?”
Melvina kemudian membalas pesan tersebut dengan penjelasan, “Dok, maaf banget… aku nggak enak dengan dokter dengan keadaan seperti ini… aku nggak ada ngomong apa-apa dan nggak tahu dari mana asal 20% ini… maaf, niatku minta bantu dokter meluruskan, tapi dokter kebawa-bawa masalah aku.”
Menanggapi hal ini, Dokter Richard Lee menegaskan kembali, “Kredibilitas aku dipertaruhkan di sini. Aku tambahin, kamu pure nggak ada dapat apapun.”
Dokter Richard Lee menegaskan bahwa sejak awal niatnya adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan bukan untuk merugikan pihak manapun.
Dokter Richard Lee juga berikan data mengenai identitas di konsil kedokteran Indonesia–Instagram/dr.richard_lee
Ia juga menambahkan bahwa dirinya tidak pernah menerima saham apapun dari Daviena.
“Dari awal niatan saya hanya untuk edukasi, tidak ada keinginan untuk menjatuhkan pihak manapun. Semoga data ini tidak membuat kegaduhan lebih lanjut,” ujar Dokter Richard Lee dalam unggahannya.
Dalam klarifikasinya, Dokter Richard Lee juga menunjukkan hasil laboratorium dari retinal, yang tampaknya terkait dengan beberapa informasi yang beredar.
Namun, ia menekankan bahwa langkah-langkah tersebut hanya bertujuan untuk memberikan data yang jelas dan tidak berniat menambah keributan.
Dengan memberikan bukti-bukti terkait statusnya sebagai dokter terdaftar dan membagikan percakapan pribadi dengan pemilik Daviena, Dokter Richard Lee berharap dapat meluruskan semua tuduhan yang tidak berdasar tersebut.
Ia menegaskan bahwa tuduhan mengenai kepemilikan saham di Daviena adalah salah informasi, dan niatnya selalu untuk edukasi, bukan untuk merugikan siapa pun.