Kebutuhan akan batu bata meningkat sebagai akibat dari pertumbuhan konstruksi saat ini. Namun, produksi bata konvensional terus menghasilkan emisi karbon tinggi dan eksploitasi tanah liat. Sebaliknya, kami melihat potensi besar dari limbah serbuk kayu yang dihasilkan oleh industri pengolahan kayu, yang biasanya dibuang atau dibakar. Serbuk kayu dapat menjadi bahan baku yang sangat berharga jika digunakan dengan benar. Oleh karena itu, kami mengembangkan EcoStone, sebuah solusi kreatif untuk batu bata yang dibuat dari serbuk kayu dan ramah lingkungan.
Kami melakukan penelitian literatur selama pengembangan EcoStone dan menemukan bahwa bahan organik seperti serbuk kayu memiliki banyak manfaat untuk bahan bangunan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa serbuk kayu dapat meningkatkan insulasi termal dan menurunkan berat material, yang membuatnya ideal untuk dinding interior atau bangunan non-struktural. Kami percaya produk ini layak untuk pengembangan lebih lanjut berkat referensi dari jurnal seperti Sustainable Building Materials (Nugraha, 2021) dan laporan dari berbagai proyek mahasiswa teknik sipil.
Untuk mendapatkan komposisi bahan terbaik, kami melakukan berbagai tes. Kami melakukan beberapa uji coba dan menemukan formula yang paling cocok untuk ini: 60% serbuk kayu halus kering, 35% semen, dan 5% perekat alami. Namun tidak semua percobaan berhasil. Versi awal EcoStone yang kami buat ternyata mudah patah ketika dipindahkan. Kandungan air terlalu tinggi, dan pengeringan tidak merata. Dari sini kami belajar pentingnya penyesuaian suhu dan kelembapan selama proses pengeringan agar struktur bata tetap padat dan kokoh.
Setelah dicampur dan dicetak menjadi cetakan bata, mereka dikeringkan tanpa dibakar selama lima hingga tujuh hari. Dengan metode ini, EcoStone menjadi lebih hemat energi dan tidak menghasilkan emisi karbon sebanding dengan bata tradisional.
Eksperimen menunjukkan bahwa EcoStone kuat, ringan, dan tahan air. Sangat cocok untuk bangunan yang tidak memiliki struktur seperti dinding sekat, pagar taman, atau panel dekoratif.
Keuntungan dari EcoStone dibandingkan dengan bata konvensional, EcoStone memiliki banyak keuntungan. Ini termasuk menjadi lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan pembakaran dan limbah. Itu juga lebih ringan, sehingga lebih mudah untuk diangkut dan dipasang. Itu juga lebih ekonomis karena bahan bakunya mudah diperoleh dan murah. Terakhir, itu memiliki nilai tambah sosial karena melibatkan komunitas lokal selama proses produksi.
Kami tidak hanya mengurangi sampah industri, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru dengan menggunakan limbah serbuk kayu. Untuk mengumpulkan serbuk kayu, kami bekerja sama dengan beberapa pengrajin kayu di daerah tersebut. Selain itu, ini membuka lapangan kerja bagi orang-orang di daerah tersebut untuk membantu dalam proses pencampuran, pencetakan, dan pengeringan batu bata.
Kami juga percaya bahwa EcoStone dapat membantu orang belajar tentang pentingnya menggunakan bahan bangunan berkelanjutan. Salah satu mitra kami, Pak Ujang — pengrajin mebel di Cimahi — mengatakan:
“Sebelum ada EcoStone, limbah serbuk kayu di tempat kami hanya dibuang begitu saja. Sekarang, kami bisa memanfaatkannya dan mendapatkan penghasilan tambahan.”
Kami menggunakan strategi digital marketing yang mengedukasi untuk memasarkan EcoStone. Kami menyebarkan keuntungan menggunakan batu bata yang ramah lingkungan melalui website dan media sosial kami.
Langkah pertama kami adalah menjual secara pre-order dan menargetkan pasar lokal seperti taman, proyek perumahan kecil, kafe, dan tempat usaha yang menganut konsep ramah lingkungan.
Beberapa masalah yang telah kami hadapi sejauh ini adalah sebagai berikut: kualitas produk tidak stabil saat pengeringan tergantung pada cuaca; dan, karena belum menggunakan mesin otomatis, skala produksi masih sangat kecil.
Selanjutnya, kami bermaksud untuk:
Mengembangkan EcoStone menjadi blok paving atau panel dinding ringan dengan peralatan semi-otomatis. Berkolaborasi dengan komunitas bangunan hijau dan arsitek muda. Mendaftarkan EcoStone sebagai produk Hak Kekayaan Intelektual.
Untuk memastikan kelayakan teknis dan kekuatan EcoStone dalam skala industri, kami juga berencana melakukan uji laboratorium formal. Masyarakat belum terbiasa dengan material alternatif, dan mereka perlu dididik lebih lanjut.
Tetapi kami yakin bahwa semua kesulitan ini adalah bagian dari proses inovasi.
Sebagai mahasiswa, berpartisipasi dalam PKM dan membuat EcoStone adalah pengalaman yang sangat berharga. Kami menyadari bahwa inovasi dapat dimulai dari masalah sederhana yang ada di sekitar kita. Yang penting adalah keberanian untuk berusaha, bekerja sama, dan terus belajar.
Kami berharap EcoStone akan menjadi inspirasi bagi siswa lain untuk memulai bisnis berdampak, terutama yang berkaitan dengan keberlanjutan dan lingkungan.
EcoStone bukan hanya produk, itu adalah bukti nyata dari upaya untuk mengatasi masalah lingkungan. Keberlanjutan adalah kebutuhan masa depan, bukan hanya mode. Dan perubahan itu dapat dimulai dari kita sendiri, dari kampus, dari ide-ide kecil, dan dari sampah.
Saya ingin mengucapkan terima kasih atas waktu Anda untuk membaca artikel ini hingga akhir. Saya berharap dapat memberikan inspirasi dan dorongan baru kepada teman-teman semua untuk membuat sesuatu yang baru dan kreatif.