Fudgy Brownies Bukan Sekadar Camilan: Strategi Branding Manis ala Anak INBISKOM

Pernah gak sih kamu bikin brownies yang super fudgy-lembut, moist, cokelatnya lumer-tapi tetep aja sepi pembeli? Padahal udah nyobain berbagai promo, harga temen, bahkan free ongkir. Tapi kok... masih kalah sama brownies tetangga?

Tenang. Bukan berarti brownies kamu kurang enak. Mungkin kamu cuma belum mengenalkan brand-mu dengan benar.

Sebagai mahasiswa INBISKOM (Inovasi Bisnis dan Komunikasi), kita gak cukup cuma bisa bikin produk, tapi juga harus ngerti gimana caranya bikin orang kenal, suka, dan loyal sama produk kita. Nah, disinilah branding ambil peran penting.

Branding bukan cuma soal nama dan logo lucu. Branding adalah tentang bagaimana orang memandang dan merasa terhadap produk kamu. Di artikel ini, kita bakal bahas langkah-langkah prkatis membangun branding fugdy brownies yang bikin orang nggak cuma beli sekali, tapi juga cerita ke temen-temennya.

Branding adalah tentang bagaimana menciptakan dan mengelola citra yang kuat dan positif di benak konsumen.”

keller (2013)

Jadi, bukan sekedar “tahu”, tapi juga tentang bagaimana pelanggan merasakan dan mengingat produk kita.

Contohnya: ketika orang dengar kata “fugdy brownies“, kamu pengen mereka langsung inget kelezatan cokelat lumer buatanmu, packaging yang estetik, atau pelayanan ramah yang kamu kasih. Dengan branding yang kuat, produk kamu bisa beda dari ribuan brownies lainnya.

Langkah-langkah Membangun Branding Fudgy Brownies

1.Kenali Target Pasarmu

Sebelum mulai branding, kamu harus tahu dulu: brownies ini buat siapa?
Apakah buat:
  • Mahasiswa yang cari camilan buat begadang?
  • Ibu muda yang suka kirim snack ke sekolah anaknya?
  • Orang kantoran yang suka ngemil manis di jam istirahat?

Kalau kamu tahu siapa targetmu, kamu bisa lebih mudakh menyesuaikan desain, bahasa promosi, sampai jenis topping.

2. Ciptakan Nama dan Identitas Visual yang Melekat

Nama brand itu penting. Pilih nama yang:

  • Mudah diingat
  • Gak terlalu panjang
  • Punya makna atau emosi

Misalnya: “Fudgynesia”, “FudgyBro!”, atau “Leleh.in”.

Setelah itu, buat logo, warna khas, dan packaging yang sesuai. Kalau brand kamu mengankat kesan home-made yang hangat, kamu bisa pakai warna-warna coklat, cream, atau pastel. Jangan lupa, konsisten visual itu penting-di stiker, media sosial, dan bahkan di kotak kiriman.

3. Pilih Suara Brand-mu

Coba bayangin kalau brand kamu bisa ngomong, suaranya kayak gimana?

  • Friendly?
  • Warm?
  • Cheerful

Contoh: kalau brand kamu ditujukan ke mahasiswa, kamu bisa pakai gaya bahasa santai:

“Brownies fudgy yang siap nemenin kamu skripsian sampe pagi!”

Tapi kalau kamu menyasar pasar premium, bisa pakai bahasa lebih elegan:

“Sensasi cokelat pekat, tekstur mewah, dalam setiap gigitan.”

4. Tulis Cerita di Balik Brand-mu

Orang suka cerita. Jadi jangan ragu untuk membagikan kisah kenapa kamu bikin brownies ini:

  • Resep warisan keluarga?
  • Hobi yang berubah jadi bisnis?
  • Keinginan bikin produk lokal yang setara kualitas premium?

Cerita seperti ini bikin brand kamu terasa lebih personal dan jujur. Pelanggan pun merasa lebih dekat dan percaya.

5. Bandung Interaksi Lewat Media Sosial

Instagram dan TikTok bukan cuma tempat promosi, tapi juga tempat membangun hubungan.

Coba lakukan ini:

  • Posting behind the scene bikin brownies
  • Bikin poiing; “Team fudgy atau crunchy?”
  • Repost review dari pembeli
  • Tulis caption yang nyambung sama kehidupan sehari-hari

Semakin kamu berinteraksi, semakin kuat kesan brand kamu di mata mereka.

6. Konsisten, Tapi Jangan Kaku

Brand yang kuat itu konsisten. Tapi bukan berarti kamu gak boleh eksplorasi.

Contoh: kamu bisa tetap pakai warna brand yang sama, tapi ganti-ganti gaya desain sesuai momen (Ramadhan, Hari Raya, valentine, Natal, dll)-asal masih nyambung sama kepribadian brand kamu.

Kesalahan Branding yang Sering Terjadi

Biar kamu gak jatuh ke lubang yang sama, ini beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari:

  • Terlalu sering ganti konsep
  • Gak punya target pasar yang jelas.
  • Desain asal-asalan
  • Caption dan komunikasi yang ngebosenin
  • Cuma jalan, gak pernah berinteraksi

Ingatt!! Branding bukan soal kelihatan bagus doang, tapi bikin orang merasa terhubung.

Ide Konten Branding Fudgy Brownies

  • Testimoni jujur dari teman dan pembeli
  • Video slice brownies slow motion
  • Q&A di Story IG: “Kenapa brownies kamu fudgy banget?”
  • Fun fact: manfaat cokelat untuk mood
  • Before-after: packaging awal vs yang sekarang

Semua konten ini bisa bantu membangun kesan bahwa brand kamu hidup, aktif, dan dekat dengan pelanggan.

Brownies Bisa Lumer, Tapi Brand Harus Kuat

Branding bukan hal instan. Tapi kalau kamu konsisten membangun citra, komunikasi, dan cerita yang kuat, maka fudgy brownies kamu bukan cuma dicicip sekali, tapi juga dibicarakan, direkomendasikan, bahkan ditungguin tiap batch-nya.

Sebagai mahasiswa INBISKOM, kamu punya bekal kreatif dan analitis buat menjadikan produk kecil jadi bisnis yang dikenal luas. Jadi, yuk jangan cuma fokus ke rasa, tapi juga ke bagaimana kamu menyampaikan rasa itu lewat brand-mu.

Brand yang baik bukan cuma bikin kenyang, tapi juga bikin orang kembali.


Ditulis oleh:
Ghina Mutia Azka Ramdhani
Mahasiswi INBISKOM – Universitas Komputer Indonesia
IG: @ghinamtia | TikTok: @meigleitee

Referensi:

  • Keller, K. L. (2013). Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. Pearson Education.
  • Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th Edition). Pearson.
  • Aaker, D. A. (1996). Building Strong Brands. Free Press.