persentase penduduk dunia yang menilai kondisi kesehatan nya buruk menurut generasi (2022) adalah Gen Z mendapat angka 18% dan Gen Z sebanyak 58% merasa memiliki gangguan kesehatan mental. Kalau kita bedah secara fakta menurut beberapa survei yang saya temukan memang benar banyak sekali Gen Z yang merasakan demikian.
Tetapi menurut Menurut aktivis HAM dan penggiat inklusi Dr. Bahrul Fuad, M.A., hal itu hanyalah stigma karena masalah seputar kesehatan mental sudah terjadi sejak lama, hanya saja kesadaran soal kesehatan mental di masa lalu belum seperti sekarang.
Menurut aktivis HAM dan penggiat inklusi Dr. Bahrul Fuad, M.A., hal itu hanyalah stigma karena masalah seputar kesehatan mental sudah terjadi sejak lama, hanya saja kesadaran soal kesehatan mental di masa lalu belum seperti sekarang. Kalau lihat data, orang dewasa yang dipasung di daerah pedesaan juga masih banyak. Artinya, kesehatan mental jadi persoalan sejak dulu,” tutur Bahrul seperti dilansir dari Antara.
Di sisi lain, Presiden Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia (INASP) Dr. Sandersan Onie menuturkan generasi muda memang lebih rentan terkena depresi. Ini disebabkan karena tantangan yang dihadapi mereka jauh lebih berat dibandingkan generasi sebelumnya. Persaingan jauh lebih ketat, belum lagi media sosial yang membuat mereka jadi sibuk membandingkan diri sendiri dengan persona sempurna yang diunggah di dunia maya.
“Anak saat bertumbuh tidak cuma dibandingkan dengan kakak, adik atau teman, tapi di media sosial dibandingkan dengan anak dari seluruh dunia,” katanya. Generasi Z cenderung lebih berani mengakui kerapuhan dirinya karena mereka terpapar informasi mengenai kesehatan mental. Ini, katanya, patut dikagumi karena semua orang pasti mengalami masalah, tapi butuh keberanian untuk terbuka mengakuinya.
Menghakimi, memberi label bahkan menganggap remeh bukanlah langkah yang bijak bagi orang dewasa dalam menghadapi generasi Z. Orang dewasa sebaiknya memberikan contoh terbaik dalam menjaga kesehatan mental. Dan juga tidak hanya menuntut tanpa mengetahui apa yang diinginkan Gen Z pada masa ini.
Dan juga dari pernyataan diatas Gen Z pun kebanyakan memiliki beberapa masalah yang diantaranya:
- Kesehatan mental
Generasi Z sering dikatakan sebagai generasi yang lebih terbuka terhadap pembicaraan tentang kesehatan mental. Namun, meningkatnya tingkat stres akademis, kecemasan, dan depresi dalam kalangan Gen Z menjadi perhatian utama
- Isu lingkungan
Generasi Z tumbuh di tengah-tengah kekhawatiran yang meningkat tentang perubahan iklim dan dampaknya. Mereka adalah advokat lingkungan yang gigih dan terlibat dalam aksi iklim.
Menurut National Geographic, Gen Z adalah motor penggerak di balik banyak aksi protes iklim dan kampanye pelestarian lingkungan. Mereka memahami bahwa masa depannya terancam karena perubahan iklim. Karena hal itu, banyak dari mereka yang telah berkomitmen untuk mengambil tindakan.
- Isu kesenjangan sosial
Kesenjangan ekonomi dan sosial menjadi perhatian serius bagi Generasi Z. Mereka tumbuh di tengah-tengah krisis finansial dan menyaksikan tidak setaraan yang semakin membesar. Informasi penting disajikan secara kronologis Mengutip laman The Guardian, Generasi Z adalah generasi yang sangat sadar akan kesenjangan sosial dan semakin tertarik untuk memecahkan masalah ini. Mereka terlibat dalam kampanye sosial dan gerakan yang bertujuan mengurangi kesenjangan ekonomi dan rasial.
- Teknologi dan Privasi data
Karena kebutuhan dalam penggunaan teknologi begitu tinggi, Generasi Z semakin sadar akan pentingnya privasi data dalam dunia digital. Dalam Harvard Business Review dijelaskan bahwa banyak Gen Z yang prihatin dengan bagaimana data mereka dikumpulkan dan digunakan oleh perusahaan teknologi. Mereka mendesak untuk reformasi privasi data dan lebih banyak kontrol atas informasi pribadi mereka.
- Isu dan Kesejahtraan sosial
Banyak nya gen Z yang pengangguran
Generasi Z juga semakin aktif dalam memperjuangkan kesejahteraan sosial dan kesetaraan. Mereka menuntut perubahan dalam hal ras, gender, dan hak-hak LGBTQ+.
Menurut The New York Times, Gen Z adalah motor penggerak di balik banyak protes sosial dan kampanye kesetaraan. Mereka menuntut akuntabilitas dan perubahan struktural dalam masyarakat.
Dan menurut data badan pusat statistik (BPS) mengukapkan data bahwa gen Z kebanyakan tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran, sebanyak 10 juta data penduduk Indonesia gen Z dari umur 19 sampai 25 tahun tidak memiliki kegiatan apapun.
bila dirinci lebih lanjut, anak muda yang paling banyak masuk dalam ketegori NEET justru ada di daerah perkotaan yakni sebanyak 5,2 juta orang dan 4,6 juta di pedesaan. Fenomena maraknya pengangguran di kalangan Gen Z menjadi ancaman serius bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045. Gen Z adalah mereka yang lahir pada 1997 hingga 2012. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengungkapkan banyak dari pengangguran berusia muda tersebut tercatat baru lulus SMA sederat dan perguruan tinggi.
Penyebab gen Z menganggur
Menurut analisa Ida, faktor utamanya banyaknya angka pengangguran pada penduduk muda berusia 15-24 tahun ini adalah karena kurang singkron nya pendidikan dan permintaan tenaga kerja.
Dan juga kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia yang membuat gen Z tidak percaya diri dengan ketatnya persaingan serta salah satu hal yang membuat gen Z merasa memiliki gangguan terhadap mentalnya adalah tekan dari keluarga ataupun orang tua. Serta banyak sekali orang tua yang tidak mendegarkan apa mau dari sang anak.
Kebanyakan orang tua hanya ingin anak mengikuti keinginan mereka sendiri sehingga itu yang membuat para gen Z merasa tertekan dan terganggu nya kesehatan mental para gen Z.
Penyelesaian masalah
- Pekerjaan atau karier
Pada tahun ini penyelesaian masalah gen z dalam pekerjaan atau karrier adalah mendapatkan pekerjaan ideal dan pendapatan yang cukup. Dan memperkaya diri dengan kemampuan yang sesuai kebutuhan indrustri. Mempelajari minat dan bakat sesuai kemampuan.
- Finansial
Finansial juga menjadi salah satu tantangan yang harus di hadapi gen z. Penting bagi gen z bertanggung jawab dalam mengelola keuangan dengan baik. Dan juga penting bagi diri untuk mendapatkan bekal kemampuan mengelola uang.
- Percintaan
Terlalu fokus dengan karrier sering kali jadi alasan gen z dalam mengalami kegagalan dalam pecintaan dan untuk mengatasi nya pastikan sudah tahu dalam kebutuhan diri terlebih dahulu apakah sudah butuh dalam memulai hubungan setelah itu cobalah buat keyakinan nilai nilai dengan pertimbangan kamu sendiri
- Kesehatan
Gaya hidup yang kurang menghantui kesehatan gen z. Apalagi kesehatan mental yang seringkali di akibatkan oleh stres akibat pekerjaan dan lingkungan. Dan untuk mengatasi nya adalah luangkan waktu untuk berolahraga walau hanya sebentar selain itu juga kurangi makanan yang kurang sehat yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh sendiri.
- Mental
Kembali pada lingkugan keluarga untuk tidak memberikan tekanan yang berlebihan dan juga memberi ruang dan kesempatan yang yang gen Z inginkan, sehingga gen Z merasa di dengar dan mampu mengeksplor lebih jauh lagi dalam kemampuan yang dimiliki.
Dalam 5 solusi penyelesaian masalah yang di hadapi gen z jika dilakukan tidak menutup kemungkinan tidak akan ada lagi gen Z yang bermental tempe dan juga yang memiliki gangguan mental sehingga dapat membuat gen Z memperlihatkan jati diri mereka sendiri tanpa harus tertekan sedikit pun.
Kesimpulan
Generasi Z dihadapkan pada beragam permasalahan yang kompleks dan mendalam pada tahun 2020-an. Meskipun dianggap sebagai generasi yang terampil dalam teknologi serta optimis, mereka juga menghadapi tantangan serius seperti kesehatan mental, isu lingkungan, dan ketidaksetaraan.
Meski begitu, Gen Z telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat dan dunia. Generasi ini adalah motor penggerak di balik banyak gerakan sosial dan politik saat ini, dan masa depan mereka memiliki potensi besar untuk membentuk dunia yang lebih baik. Dan juga gen Z memiliki potensi besar bagi perubahan bangsa ini karena melek nya gen Z dalam melihat perkembangan teknologi, keterampilan,optimisme dan juga berani dalam mencoba hal yang dimana hal itu dapat membuat perubahan bagi negara ini. Dan tugas bagi orang tua yang mempunyai anak generasi Z adalah harus mendukung dan lebih mendengarkan, tidak membandingkan, tidak toxic dan percaya degan kemampuan anak sendiri.
Dan tidak juga memberikan tekanan yang berlebihan, apalagi memberikan tekanan yang tidak bukan fashion atau hal dan kemampuan yang dia miliki. Yang di mana dapat memicu kesehatan mental atau bahkan yang lebih parah bunuh diri.
persentase penduduk dunia yang menilai kondisi kesehatan nya buruk menurut generasi (2022) adalah Gen Z mendapat angka 18% dan Gen Z sebanyak 58% merasa mempunyai gangguan kesehatan mental. Kalau kita bedah secara fakta menurut beberapa survei yang saya temukan memang benar banyak sekali Gen Z yang merasakan demikian.
Tetapi menurut Menurut aktivis HAM dan penggiat inklusi Dr. Bahrul Fuad, M.A., hal itu hanyalah stigma karena masalah seputar kesehatan mental sudah terjadi sejak lama, hanya saja kesadaran soal kesehatan mental di masa lalu belum seperti sekarang.
Menurut aktivis HAM dan penggiat inklusi Dr. Bahrul Fuad, M.A., hal itu hanyalah stigma karena masalah seputar kesehatan mental sudah terjadi sejak lama, hanya saja kesadaran soal kesehatan mental di masa lalu belum seperti sekarang. Kalau lihat data, orang dewasa yang dipasung di daerah pedesaan juga masih banyak. Artinya, kesehatan mental jadi persoalan sejak dulu,” tutur Bahrul seperti dilansir dari Antara.
Di sisi lain, Presiden Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia (INASP) Dr. Sandersan Onie menuturkan generasi muda memang lebih rentan terkena depresi. Ini disebabkan karena tantangan yang dihadapi mereka jauh lebih berat dibandingkan generasi sebelumnya. Persaingan jauh lebih ketat, belum lagi media sosial yang membuat mereka jadi sibuk membandingkan diri sendiri dengan persona sempurna yang diunggah di dunia maya.
“Anak saat bertumbuh tidak cuma dibandingkan dengan kakak, adik atau teman, tapi di media sosial dibandingkan dengan anak dari seluruh dunia,” katanya. Generasi Z cenderung lebih berani mengakui kerapuhan dirinya karena mereka terpapar informasi mengenai kesehatan mental. Ini, katanya, patut dikagumi karena semua orang pasti mengalami masalah, tapi butuh keberanian untuk terbuka mengakuinya.
Menghakimi, memberi label bahkan menganggap remeh bukanlah langkah yang bijak bagi orang dewasa dalam menghadapi generasi Z. Orang dewasa sebaiknya memberikan contoh terbaik dalam menjaga kesehatan mental. Dan juga tidak hanya menuntut tanpa mengetahui apa yang diinginkan Gen Z pada masa ini.
Dan juga dari pernyataan diatas Gen Z pun kebanyakan memiliki beberapa masalah yang diantaranya:
- Kesehatan mental
Generasi Z sering dikatakan sebagai generasi yang lebih terbuka terhadap pembicaraan tentang kesehatan mental. Namun, meningkatnya tingkat stres akademis, kecemasan, dan depresi dalam kalangan Gen Z menjadi perhatian utama
- Isu lingkungan
Generasi Z tumbuh di tengah-tengah kekhawatiran yang meningkat tentang perubahan iklim dan dampaknya. Mereka adalah advokat lingkungan yang gigih dan terlibat dalam aksi iklim.
Menurut National Geographic, Gen Z adalah motor penggerak di balik banyak aksi protes iklim dan kampanye pelestarian lingkungan. Mereka memahami bahwa masa depannya terancam karena perubahan iklim. Karena hal itu, banyak dari mereka yang telah berkomitmen untuk mengambil tindakan.
- Isu kesenjangan sosial
Kesenjangan ekonomi dan sosial menjadi perhatian serius bagi Generasi Z. Mereka tumbuh di tengah-tengah krisis finansial dan menyaksikan tidak setaraan yang semakin membesar. Informasi penting disajikan secara kronologis Mengutip laman The Guardian, Generasi Z adalah generasi yang sangat sadar akan kesenjangan sosial dan semakin tertarik untuk memecahkan masalah ini. Mereka terlibat dalam kampanye sosial dan gerakan yang bertujuan mengurangi kesenjangan ekonomi dan rasial.
- Teknologi dan Privasi data
Karena kebutuhan dalam penggunaan teknologi begitu tinggi, Generasi Z semakin sadar akan pentingnya privasi data dalam dunia digital. Dalam Harvard Business Review dijelaskan bahwa banyak Gen Z yang prihatin dengan bagaimana data mereka dikumpulkan dan digunakan oleh perusahaan teknologi. Mereka mendesak untuk reformasi privasi data dan lebih banyak kontrol atas informasi pribadi mereka.
- Isu dan Kesejahtraan sosial
Banyak nya gen Z yang pengangguran
Generasi Z juga semakin aktif dalam memperjuangkan kesejahteraan sosial dan kesetaraan. Mereka menuntut perubahan dalam hal ras, gender, dan hak-hak LGBTQ+.
Menurut The New York Times, Gen Z adalah motor penggerak di balik banyak protes sosial dan kampanye kesetaraan. Mereka menuntut akuntabilitas dan perubahan struktural dalam masyarakat.
Dan menurut data badan pusat statistik (BPS) mengukapkan data bahwa gen Z kebanyakan tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran, sebanyak 10 juta data penduduk Indonesia gen Z dari umur 19 sampai 25 tahun tidak memiliki kegiatan apapun.
bila dirinci lebih lanjut, anak muda yang paling banyak masuk dalam ketegori NEET justru ada di daerah perkotaan yakni sebanyak 5,2 juta orang dan 4,6 juta di pedesaan. Fenomena maraknya pengangguran di kalangan Gen Z menjadi ancaman serius bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045. Gen Z adalah mereka yang lahir pada 1997 hingga 2012. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengungkapkan banyak dari pengangguran berusia muda tersebut tercatat baru lulus SMA sederat dan perguruan tinggi.
Penyebab gen Z menganggur
Menurut analisa Ida, faktor utamanya banyaknya angka pengangguran pada penduduk muda berusia 15-24 tahun ini adalah karena kurang singkron nya pendidikan dan permintaan tenaga kerja.
Dan juga kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia yang membuat gen Z tidak percaya diri dengan ketatnya persaingan serta salah satu hal yang membuat gen Z merasa memiliki gangguan terhadap mentalnya adalah tekan dari keluarga ataupun orang tua. Serta banyak sekali orang tua yang tidak mendegarkan apa mau dari sang anak.
Kebanyakan orang tua hanya ingin anak mengikuti keinginan mereka sendiri sehingga itu yang membuat para gen Z merasa tertekan dan terganggu nya kesehatan mental para gen Z.
Penyelesaian masalah
- Pekerjaan atau karier
Pada tahun ini penyelesaian masalah gen z dalam pekerjaan atau karrier adalah mendapatkan pekerjaan ideal dan pendapatan yang cukup. Dan memperkaya diri dengan kemampuan yang sesuai kebutuhan indrustri. Mempelajari minat dan bakat sesuai kemampuan.
- Finansial
Finansial juga menjadi salah satu tantangan yang harus di hadapi gen z. Penting bagi gen z bertanggung jawab dalam mengelola keuangan dengan baik. Dan juga penting bagi diri untuk mendapatkan bekal kemampuan mengelola uang.
- Percintaan
Terlalu fokus dengan karrier sering kali jadi alasan gen z dalam mengalami kegagalan dalam pecintaan dan untuk mengatasi nya pastikan sudah tahu dalam kebutuhan diri terlebih dahulu apakah sudah butuh dalam memulai hubungan setelah itu cobalah buat keyakinan nilai nilai dengan pertimbangan kamu sendiri
- Kesehatan
Gaya hidup yang kurang menghantui kesehatan gen z. Apalagi kesehatan mental yang seringkali di akibatkan oleh stres akibat pekerjaan dan lingkungan. Dan untuk mengatasi nya adalah luangkan waktu untuk berolahraga walau hanya sebentar selain itu juga kurangi makanan yang kurang sehat yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh sendiri.
- Mental
Kembali pada lingkugan keluarga untuk tidak memberikan tekanan yang berlebihan dan juga memberi ruang dan kesempatan yang yang gen Z inginkan, sehingga gen Z merasa di dengar dan mampu mengeksplor lebih jauh lagi dalam kemampuan yang dimiliki.
Dalam 5 solusi penyelesaian masalah yang di hadapi gen z jika dilakukan tidak menutup kemungkinan tidak akan ada lagi gen Z yang bermental tempe dan juga yang memiliki gangguan mental sehingga dapat membuat gen Z memperlihatkan jati diri mereka sendiri tanpa harus tertekan sedikit pun.
Kesimpulan
Generasi Z dihadapkan pada beragam permasalahan yang kompleks dan mendalam pada tahun 2020-an. Meskipun dianggap sebagai generasi yang terampil dalam teknologi serta optimis, mereka juga menghadapi tantangan serius seperti kesehatan mental, isu lingkungan, dan ketidaksetaraan.
Meski begitu, Gen Z telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat dan dunia. Generasi ini adalah motor penggerak di balik banyak gerakan sosial dan politik saat ini, dan masa depan mereka memiliki potensi besar untuk membentuk dunia yang lebih baik. Dan juga gen Z memiliki potensi besar bagi perubahan bangsa ini karena melek nya gen Z dalam melihat perkembangan teknologi, keterampilan,optimisme dan juga berani dalam mencoba hal yang dimana hal itu dapat membuat perubahan bagi negara ini. Dan tugas bagi orang tua yang mempunyai anak generasi Z adalah harus mendukung dan lebih mendengarkan, tidak membandingkan, tidak toxic dan percaya degan kemampuan anak sendiri.
Dan tidak juga memberikan tekanan yang berlebihan, apalagi memberikan tekanan yang tidak bukan fashion atau hal dan kemampuan yang dia miliki. Yang di mana dapat memicu kesehatan mental atau bahkan yang lebih parah bunuh diri. Sebuah kebanggaan bagi saya pribadi jika para gen Z dapat merasakan hal yang dimana mereka inginkan seperti terhindar dari gangguan mental, rasa tidak percaya diri, tekanan dari lingkungan, mendapatkan lingkungan yang toxic, dan hubungan percintaan yang toxic. Agar para genz dapat mengeluarkan kemampuan mereka yang dimana dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara ini. Dan juga dapat bisa menginspirasi ke generasi berikutnya yang akan datang
Demikian artikel yang saya buat mohon maaf bila ada kekurangan atau kata yang kurang berkenan di dengar.
Demikian artikel yang saya buat mohon maaf bila ada kekurangan atau kata yang kurang berkenan di dengar.