Dunia Desain: Antara Kreativitas dan Inovasi

Awal Mula Desain Grafis (1500 SM – 500 M)

Sejarah desain grafis dapat ditelusuri dari lukisan pada gua di mana lukisan tersebut adalah cara manusia di masa itu berkomunikasi dari satu generasi ke generasi lainnya. Subjek lukisan gua ini utamanya menampilkan gambar hewan, cetakan tangan, senjata, dan referensi berburu lainnya. Komunikasi manusia kala itu lebih mengutamakan komunikasi secara visual.

Perkembangan Masa Pertengahan (500 M – 1500 M)

Desain grafis telah ada pertama kalinya saat kemunculan komunikasi visual. Piktograf dan simbol terlihat gua Lascaux di Prancis Selatan. Hal yang sama juga ditemukan di Blau Monument yang merupakan artefak pertama dengan penggunaan kata dan gambar.

Memang saat itu karya-karya ini tidak dianggap sebagai desain grafis. Namun, para desainer kala itu telah mencetuskan ide dan memperkenalkan kita pada hal-hal menarik seperti gambar, poster, spanduk, dan banyak lagi.

Revolusi Percetakan (1450 – 1800)

Percetakan dengan balok kayu di abad ke-9 dimulai di Tiongkok. Sedangkan pencetakan jenis logam digunakan di Korea empat ratus tahun kemudian. Namun, revolusi percetakan dimulai di Eropa.

Buku ditulis dengan tangan hingga tahun 1450 sebelum akhirnya kitab Gutenberg dicetak di Mainz pada 1455. Jutaan buku cetak beredar di seluruh Eropa dalam kurun waktu lima puluh tahun. Setengah juta di antaranya masih bertahan sampai sekarang.

Penyalinan manuskrip tradisi klasik mula-mula berlangsung di biara-biara Eropa selama Abad Pertengahan. Karya-karya mereka dicetak pada abad ke-15. Namun, pada Abad Pertengahan akhir, perkembangan berbagai bentuk kehidupan kota, perdagangan internasional, dan universitas, memperbanyak produksi dan penggunaan buku.

Mayoritas buku cetak, seperti manuskrip abad ke-15, dicetak di atas kertas. Kegiatan ini jauh lebih murah sebagai bahan baku dibandingkan perkamen atau kulit binatang yang digunakan pada abad-abad sebelumnya.

Prancis menjadi pusat tipografi dan desain buku fenomenal pada abad ke-16. Geoffroy Tory menciptakan buku dengan jenis, hiasan, dan ilustrasi yang mencapai kualitas kehalusan dan kompleksitas yang tampaknya kontradiktif. Ia termasuk seniman dengan bakat luar biasa termasuk desain, seni grafis, dan ilustrasi, selain karyanya sebagai seorang sarjana dan penulis. Dalam Book of Hours (1531), dia membingkai kolom tipe Romawi dengan batas modular yang merupakan pelengkap sempurna untuk ilustrasinya.

Masa Industri dan Modern (1800 – awal 1900an)

Desain grafis, seni, dan pemilihan elemen visual seperti tipografi, gambar, simbol, dan warna dapat menyampaikan pesan kepada audiens. Desain grafis muncul sebagai salah satu profesi yang unggul di Barat pada abad ke-19. Hal ini terjadi karena teknologi baru yang terbawa dari Revolusi Industri. Metode produksi baru inilah yang memisahkan desain media manual menjadi percetakan.

Akhirnya, muncullah penerbit buku, majalah, iklan dan berbagai poster sejak abad ke-19 hingga abad ke-20. Semuanya hadir melalui elemen visual komunikasi dan mengintegrasikannya menjadi satu kesatuan yang harmonis, menciptakan ekspresi yang sesuai dengan isinya. Akhirnya, muncullah tipografi William A. Dwiggins pada tahun 1922 yang menciptakan istilah desain grafis dalam mengidentifikasi bidang yang muncul.

Zaman Digital (1990-an hingga Sekarang)

Sepanjang abad ke-20, teknologi yang tersedia bagi para desainer terus berkembang pesat. Profesi ini berkembang sangat pesat, di mana desainer grafis tidak lagi menciptakan halaman majalah atau buku dan koran, tetapi juga mencetak baju, kemasan makanan, rambu lalu lintas dan sebagainya.

Sejak awal abad ke-21, desainer grafis telah menjadi profesi global karena teknologi dan industri canggih yang telah menyebar ke seluruh dunia. Saat ini, desain grafis sering disebut desain komunikasi visual karena memang fungsinya yang mengkomunikasikan pesan dalam bentuk visual.

Tugas terpenting seorang desainer komunikasi visual adalah penggabungan elemen visual dan verbal menjadi satu kesatuan yang teratur dan efektif. Oleh karena itu, desain grafis adalah disiplin kolaboratif dimana penulis menghasilkan kata-kata yang didukung oleh fotografer dan ilustrator yang membuat gambar. Penggabungan tersebut tertuang melalui komunikasi visual yang lengkap dari desainer.

Sumber : https://binus.ac.id/malang/2023/08/sejarah-desain-grafis-perkembangan-dan-evolusi-kreativitas-visual/

Desain adalah bentuk ekspresi yang melibatkan pemikiran kreatif dan pemecahan masalah untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat dan menarik. Dunia desain mencakup berbagai disiplin ilmu, mulai dari desain grafis, desain produk, desain interior, hingga desain mode. Desain bukan hanya tentang estetika, tetapi juga bagaimana objek atau ide tersebut berfungsi dan berinteraksi dengan penggunanya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek dunia desain yang mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.

  1. Desain Grafis: Seni dalam Komunikasi Visual

Desain grafis merupakan salah satu cabang desain yang paling dikenal. Desain grafis melibatkan pembuatan elemen visual untuk menyampaikan pesan atau informasi. Ini bisa berupa logo, poster, brosur, hingga tampilan website. Seorang desainer grafis tidak hanya harus kreatif, tetapi juga memahami prinsip-prinsip komunikasi visual, seperti penggunaan warna, tipografi, dan komposisi.

2. Desain Produk: Memadukan Fungsi dan Estetika

Desain produk melibatkan pembuatan barang fisik yang digunakan oleh konsumen. Desainer produk tidak hanya perlu mempertimbangkan bentuk dan tampilan, tetapi juga bagaimana produk tersebut bekerja, nyaman digunakan, dan memenuhi kebutuhan pasar. Misalnya, desain sebuah smartphone tidak hanya mempertimbangkan estetika layar dan casing, tetapi juga ergonomi, fungsionalitas, serta pengalaman pengguna (user experience).

Desain produk yang baik menggabungkan inovasi teknologi dengan elemen estetika yang menarik. Contoh yang jelas adalah desain Apple, yang terkenal dengan produk-produknya yang elegan, sederhana, dan mudah digunakan. Desain produk tidak hanya tentang bentuk fisik, tetapi juga proses pemikiran yang terjadi di balik pembuatan barang tersebut.

3. Desain Interior: Membentuk Ruang yang Menginspirasi

Desain interior berfokus pada penataan ruang, menciptakan lingkungan yang nyaman dan estetis. Desainer interior tidak hanya bekerja dengan furnitur dan dekorasi, tetapi juga dengan pencahayaan, warna, tekstur, dan tata letak ruang. Tujuan desain interior adalah untuk menciptakan atmosfer yang sesuai dengan fungsi ruang tersebut, baik itu rumah tinggal, kantor, atau ruang komersial.

Desain interior sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita karena dapat memengaruhi suasana hati dan produktivitas. Misalnya, ruang kerja yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan konsentrasi dan kreativitas, sementara ruang tamu yang nyaman dapat meningkatkan kualitas waktu bersama keluarga.

4. Desain Mode: Seni Berpakaian yang Tak Lekang oleh Waktu

Desain mode adalah salah satu bentuk desain yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. Desainer mode menciptakan pakaian dan aksesori yang tidak hanya fungsional tetapi juga mencerminkan tren, budaya, dan identitas individu. Dalam desain mode, kreativitas tidak hanya terbatas pada pemilihan bahan dan warna, tetapi juga bagaimana desain tersebut dapat beradaptasi dengan perubahan musim dan preferensi masyarakat.

Perkembangan desain mode sangat dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya. Desainer mode terkenal seperti Coco Chanel dan Giorgio Armani telah mengubah wajah dunia fashion dengan menciptakan gaya yang tetap relevan dari generasi ke generasi.

5. Desain Digital: Menghadirkan Pengalaman Pengguna dalam Dunia Maya

Seiring dengan perkembangan teknologi, desain digital semakin menjadi salah satu cabang desain yang sangat penting. Desain web, aplikasi mobile, dan pengalaman pengguna (UX) adalah contoh nyata bagaimana desain digital berperan dalam kehidupan sehari-hari. Desain digital bertujuan untuk menciptakan pengalaman yang mulus dan memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan teknologi.

Dalam desain digital, estetika bertemu dengan fungsionalitas. Elemen-elemen seperti navigasi yang mudah dipahami, pemilihan warna yang tepat, serta desain yang responsif, memainkan peran penting dalam memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna.

Pentingnya Desain Grafis di Era Digital

Di era Revolusi Industri 4.0, desain grafis memiliki peran cukup penting dalam berbagai aspek kehidupan. Tak dipungkiri, untuk menyukseskan penjualan suatu produk ataupun event, pemasaran dan periklanan dengan konten visual yang menarik sangat dibutuhkan. Menanggapi hal tersebut, Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Himpunan Mahasiswa Komunikasi (Himakom UII) mengadakan Communication Webinar Series (CWS) 2021 bersama dengan Studio Kala pada Jumat (13/8) di hari pertama. Acara ini berlangsung tiga hari, sampai dengan 15 Agustus 2021 untuk mengakomodasi mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam memilih konsentrasi studi di semester lima.

Berangkat dari keinginan mendukung UMKM di tahun 2017 dalam hal branding dan desain, beberapa mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta membentuk studio desain yang kemudian diberi nama Studio Kala.

“Karena kita bisa, kalian juga bisa,” ungkap Angga Winasputra selaku Business Director di Kala saat menceritakan kisahnya bersama rekan-rekannya. Sebagai studio desain, Kala mengedepankan prinsip desain yang simpel (syarat dan ketentuan berlaku), indah, dan memiliki fungsi serta makna. Angga mengutip perkataan dari seorang desainer grafis Amerika, Saul Bass, ‘Design is thinking made visual’, bahwa apa yang kita pikirkan dan resapi bisa dituangkan melalui komposisi seni yang berangkat dari desain.

Sebagai desainer grafis yang menyelesaikan studinya di jurusan Ilmu Komunikasi, Ricky Pratama menekankan rumus Logic Meets Magic. Ia menambahkan bahwa mahasiswa ilmu komunikasi yang tertarik di bidang desain mendapat poin plus karena memperoleh bekal ilmu teori logika komunikasi yang rinci guna mengemas pesan melalui desain visual yang akan disajikan pada audiens.

“Bagiku, dengan adanya graphic design ini, kuliah Ilkom ku jadi berguna. Aku jadi tahu bagaimana cara nuangin ilmuku lewat desain dan memiliki impact ke dunia,” tambah Ricky Pratama. Dengan demikian, ilmu komunikasi dianggap memiliki kedekatan dengan industri kreatif khususnya di bidang desain grafis.

Dalam dunia profesional, beradu skill untuk menciptakan desain yang bagus bukan lagi poin utama, tetapi mengerjakan desain yang diminta klien dengan tepat dan cepat adalah kuncinya. Ricky mendorong para partisipan webinar untuk mengeksplorasi dan mengasah skill seluas mungkin selagi kuliah sebelum memasuki dunia kerja.

“Mulailah sekarang. Karena kita harus mengejar teman-teman Desain Komunikasi Visual (DKV) yang kuliahnya memang fokus di desain. Gunakan waktu luang untuk mengulik informasi, mencari referensi, memulai mendesain, dan kemudian mempublikasi hasil karya di Instagram contohnya,” papar Ricky. Memulai hal-hal kecil adalah langkah awal yang akan membuat orang lain sadar akan potensi diri kita. Ricky juga menambahkan bahwa dalam industri kreatif, portofolio menjadi sangat penting sehingga ia menyarankan untuk memperbanyak karya.

“Jika kalian adalah mahasiswa komunikasi yang mantap di dunia desain dan ingin jadi desainer, carilah magang yang posisinya graphic designer. Nantinya, bekerja di bidang yang sama dengan hobi kalian membuat kerja tidak akan terasa seperti beban kerja,” pesan Ricky menutup acara. (MRS/RS)

Sumber : https://www.uii.ac.id/pentingnya-desain-grafis-di-era-digital/

Jenis – jenis Desain Grafis

1. Drafterr

Drafter atau bisa juga dikatakan sebagai perancang memiliki fungsi untuk membuat suatu rancangan bangunan. Tugas seorang drafter adalah berkaitan dengan suatu industri atau arsitektur.

Untuk menjadi seorang perancang, perlu ketelitian yang tinggi. Oleh sebab itu, seorang perancang harus selalu hati-hati pada pekerjaannya. Beberapa aplikasi yang bisa digunakan pada jenis desain grafis ini adalah Archicad, Autocad dan 3D Revit Architecture.

2. Editor

Jenis desain grafis yang kedua adalah editor. Editor memiliki beberapa fungsi. Seperti membuat banner, membuat cover atau sampul, membuat logo, stiker, poster, kartu nama dan lain sebagainya.

Editor sering dibutuhkan di dunia publikasi. Umumnya, dunia periklanan juga sering membutuhkan seorang editor. Beberapa aplikasi yang bisa digunakan seorang editor antara lain seperti corel draw, adobe photoshop dan illustrator.

3. Layouter

Layouter adalah jenis desain grafis yang fungsinya membuat tatanan letak di majalah atau koran. Tujuannya supaya lebih enak dipandang.

Layouter juga sering dibutuhkan di dalam dunia percetakan. Beberapa aplikasi yang bisa digunakan untuk layouter adalah Adobe Page Maker, Ms. Publisher dan Adobe InDesign.

4. Art Director

Art director memiliki fungsi untuk membuat karya seni seperti hiasan atau visual effect. Dalam proses pembuatannya, diperlukan kreativitas yang tinggi. Beberapa aplikasi yang bisa digunakan untuk art director seperti Photo paint, Photoshop, Art creator dan Corel draw.

5. Fotografer

Fotografer adalah jenis desain grafis yang memiliki fungsi untuk pengeditan foto. Dalam hal ini, perlu adanya keahlian yang tinggi di dalam dunia fotografi. Seperti ahli dalam menyunting foto sesuai event yang perfect.

Sama seperti jenis desain grafis lainnya, fotografer juga membutuhkan kreativitas yang tinggi. Selain itu, dituntut untuk menguasai software aplikasi editing. Fotografer sering dibutuhkan di dalam dunia edit foto, wartawan dan fotografi. Beberapa aplikasi yang dapat digunakan seperti Ieworks san Photo studio.

6. Animator

Animator adalah jenis desain grafis memiliki fungsi untuk menunjang pekerjaan di dalam bidang motion grafis, film fantasi dan sebuah iklan. Dalam proses pengerjaannya, seorang animator membutuhkan daya tahan yang tinggi.

Tidak hanya itu, dibutuhkan juga kesabaran, kreativitas dan pengetahuan yang tinggi pula. Seorang animator akan sering dijumpai di dunia pertelevisian, advertising dan perfilman. Aplikasi yang dibutuhkan seperti 3D maya, Adobe Flash, Gif Animator dan After Effect.

7. Visualisator

Fungsi visualisator dalam desain grafis adalah memberikan sebuah gambaran di suatu karya produk. Produk yang dibuat umumnya berbentuk nyata atau 3 dimensi.

Setiap orang yang ingin menggunakan jenis desain grafis ini harus memiliki kemampuan otak bagian kanan yang tinggi. Dalam menguasai aplikasi desain grafis, visualisator akan sering dibutuhkan dalam dunia visualisasi produk serta presentasi produk. Beberapa aplikasi yang dapat digunakan yaitu Digital Clay, Autocad dan 3D Max.

8. Video Editor

Fungsi dari seorang video editor adalah untuk mengedit video atau film sekaligus merangkap sebagai seorang video shooter. Dalam melakukannya, diperlukan imajinasi yang tinggi.

Video editor sering dibutuhkan di dalam dunia industri musik dan dunia perfilman. Aplikasi yang bisa digunakan seperti After Effect, Sony Vegas dan Video Studio.

9. Integrater Designer

Fungsinya adalah untuk mengedit video dan film, yang sekaligus akan memerankan sebagai seorang video shooter. Aplikasi yang dapat digunakan seperti Premiere Pro.

Sumber : https://www.gramedia.com/best-seller/desain-grafis/