
Gambar Public Restrooms: 15 Projects That Provide Functionality and Comfort in Urban Environments
(Sumber : ArchDaily)
Pendahuluan
Sebagai salah satu negara tropis dengan populasi yang besar, Indonesia menghadapi berbagai permasalahan permukiman dan kependudukan sekaligus permasalahan lingkungan seperti deforestasi di berbagai wilayah. Melihat pertumbuhan penduduk, perkembangan bangunan dan teknologi yang demikian pesat, penting untuk disadari bahwa keselarasan atau keseimbangan hubungan antara alam, bangunan serta manusia. Meningkatnya populasi manusia menyebabkan polusi yang semakin meningkat, hal ini membawa dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Diperlukan kesadaran setiap individu akan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dan melestarikannya.
Energi yang dihasilkan oleh alam digunakan dengan tidak meminimalisir dampak negatifnya bagi alam itu sendiri ataupun bagi manusia. Permasalahan lingkungan hidup saat ini sudah menjadi masalah yang serius di lingkungan Indonesia. Kelangsungan hidup lingkungan alam saat ini mulai banyak yang rusak dan sangat terancam akibat dari perubahan alam, termasuk faktor alam atau faktor dari manusianya itu sendiri. Inovasi dalam arsitektur ramah lingkungan kini menjadi solusi berkelanjutan yang vital dalam pembangunan modern. Meningkatnya kesadaran terhadap dampak lingkungan telah mendorong industri arsitektur untuk mencari dan mengimplementasikan solusi yang lebih ramah lingkungan dalam setiap rancangannya.
Kondisi ini menunjukkan perlunya upaya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan kesadaran kolektif untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Tanpa adanya tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini, tidak hanya keberlangsungan hutan yang terancam, tetapi juga kualitas hidup masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk menciptakan solusi yang efektif dalam menghadapi tantangan lingkungan di Indonesia.
Lingkungan dainggap sebagai serangkaian hubungan antara benda dengan benda lain, benda dengan manusia, dan antara manusia dengan manusia lainnya. Hubungan ini teratur, ada pola dan strukturnya. Lingkungan bukanlah suatu kumpulan benda acak. Hubungan tersebut adalah mengenai ruang : obyek dan manusia dihubungkan melalui berbagai tingkat pemisahan ruang. Pengaturan seperti ini dapat dilihat sebagai penampilan fisik dan wilayah-wilayah.
Inovasi dalam desain bangunan juga menjadi kunci dalam menciptakan bangunan yang lebih efisien secara energi dan lebih ramah lingkungan. Contoh inovasi termasuk penggunaan material daur ulang, desain bangunan yang memanfaatkan sumber energi alami seperti matahari dan angin, serta integrasi teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan penghuni. Dengan mengatasi tantangan ini dan menerapkan inovasi yang tepat, arsitektur berkelanjutan dapat menjadi norma dalam industri konstruksi. Desain yang memperhatikan sirkulasi udara alami, pencahayaan alami yang memadai, dan penggunaan material yang tidak beracun dapat menciptakan lingkungan interior yang sehat dan nyaman bagi penghuni. Hal ini dapat berkontribusi pada peningkatan produktivitas, konsentrasi, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Ini bukan hanya tentang menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan manusia dan lainnya. Dan ini bukan hanya tentang menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan manusia dan keberlanjutan planet ini secara keseluruhan.
“Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan, antara lain: seni, teknik, ruang/tata ruang, geografi, dan sejarah. “
Dari segi seni | Dari segi teknik |
Arsitektur adalah seni bangunan yang mencakup bentuk dan ragam hiasnya. Ini merupakan bentuk ekspresi artistik yang berfokus pada penciptaan struktur dan desain yang menyenangkan secara estetika untuk bangunan dan struktur lainnya. | Arsitektur adalah sistem mendirikan bangunan yang mencakup proses perancangan, konstruksi, dan struktur. Dalam hal ini, aspek dekorasi dan keindahan juga sangat penting. |
Arsitektur Ramah Lingkungan
Konsep bangunan ramah lingkungan atau green building concept adalah terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan danpemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah, dan memperhatikan kesehatan, kenyamanan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan. Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.
Arsitektur Ramah Lingkungan ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha
meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan
menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal .
Konsep Ramah Lingkungan juga bisa diaplikasikan pada pengurangan penggunaan energi
(misalnya energi listrik), low energy house dan zero energy building dengan memaksimalkan penutup bangunan (building envelope). Penggunaan energi terbarukan
seperti energi matahari, air, biomass, dan pengolahan limbah menjadi energi juga patut
diperhitungkan. Arsitektur Ramah Lingkungan sangat berpengaruh penting terhadap
kehidupan manusia, baik di masa lampau, sekarang terutama akan datang. Arsitektur Ramah Lingkungan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Pendekatan perencanaan Arsitektur Ramah Lingkungan memiliki beberapa aspek yang menjadi solusi dari permasalahan yang ada. Efisiensi energi, efisiensi air, area untuk penghijauan, dan pengelolaan limbah tentu diperhatikan dalam membangun sebuah gedung dengan konsep Green Building.
Bangunan ramah lingkungan (green building) adalah suatu bangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan aspek penting penanganan dampak perubahan iklim. Green building saat ini mulai menjadi syarat untuk pembangunan berkelanjutan. Bukan hanya diterapkan untuk bangunan perkantoran saja, tetapi juga untuk bangunan institusi pemerintah, termasuk institusi pendidikan. Hal ini juga dapat menjadi keunggulan tersendiri karena saat ini di Indonesia masih sedikit jumlah bangunan yang masuk kategori bangunan ramah lingkungan dan belum terdapat bangunan pendidikan yang termasuk di dalamnya, sehingga perlu diterapkannya arsitektur ramah lingkungan pada bangunan pendidikan untuk mendukung lingkungan yang lebih baik dan memberi efek positif bagi penggunanya.
GBCI ( GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA )
Telah menerbitkan panduan penilaian (rating tools) untuk sertifikasi bangunan ramah lingkungan, baik untuk bangunan baru, bangunan eksisting dan interior .

PARKROYAL on Pickering / WOHA
Gambar PARKROYAL on Pickering / WOHA
Sumber : ArchDaily
Tujuan dari pendekatan Ramah lingkungan ini terangkum ke dalam prinsip Arsitektur Ramah Lingkungan, yaitu:
- Mengupayakan terpeliharanya kelestarian sumber daya alam melalui pemahaman perilaku alam secara holistik dan kontekstual.
- Penggunaan sistem-sistem bangunan yang hemat energi, diutamakan penggunaan sistem- sistem pasif (alami), selaras dengan iklim setempat dan menggunakan potensi setempat.
- Penggunaan material yang ekologis, setempat, sesuai iklim dan daur ulang serta meminimalkan dampak negatif pada alam (limbah).
- Meningkatkan penyerapan gas buang dengan memperluas dan melestarikan vegetasi dan habitat mahluk hidup (ekosistem).
- Menggunakan teknologi dengan dasar ekologi (ramah lingkungan)
Ada beberapa hal yang sangat dipertimbangkan dalam Arsitektur Ramah Lingkungan Menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2014 antara lain:
- Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air limbah, sampah) dan pemakai bangunan ikut dalam pemeliharaan bangunan.
- Memilih lokasi yang strategis. Hal ini dimaksudkan agar akses atau pencapaian bisa dilakukan dengan berjalan kaki atau bersepeda sehingga mampu mengurangi emisi atau gas buangan yang terlalu banyak dari kendaraan bermotor.
- Menghemat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan efisiensi penggunaan energi dengan meminimalisasi penggunaan energi untuk AC, optimalisasi pada penggunaan sumber daya energi alternatif dan energi surya.
- Penyesuaian lingkungan alam setempat (memperhatikan orientasi terhadap matahari, angin, perubahan suhu serta penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim).
- Memelihara lingkungan (udara, tanah dan air) dan siklus peredaran alam. Contohnya dalam kegiatan penggunaan bahan bangunan harus memperhatikan rantai pembentuk bahannya (sebaiknya daur ulang).
Material Ramah Lingkungan
Material ramah lingkungan yang dimaksud adalah material yang memperhatikan dan mengupayakan agar seluruh aspek material ramah bagi lingkungan. Hal tersebut bisa ditandai melalui efisiensi energi dan efisiensi penggunaan ruang yang dihasilkan material. Contoh karakteristik dari efisiensi energi yang dihasilkan material adalah memiliki dampak seminimal mungkin bagi lingkungan, dapat mengurangi limbah, produk material aman bagi lingkungan, biaya perawatan material yang minim, proses pemasangan material yang mudah dan tidak memakan banyak biaya dan energi, dan lain sebagainya. Sedangkan, contoh karakteristik efisiensi penggunaan ruang adalah material yang memiliki fleksibilitas dan durabilitas yang tinggi, material mudah ditemukan sehingga dapat meringankan proses transportasi material, dan lain sebagainya (S. Efendi, 2020).
Penggunaan material prafabrikasi dapat mempercepat proses konstruksi. Penggunaan bata ringan sebagai material dinding dapat mempercepat pemasangan, penggunaan material perekat semen instan pada bata ringan, dapat menghemat penggunaan biaya pemasangan. Rangka baja yang digunakan pada atap, bertujuan untuk menghindari penggunaan kayu untuk struktur atap. Penggunaan konstruksi dinding baru berupa sandwich wall dapat menurunkan suhu di dalam ruang. Pada bagian lantai, penggunaan tempurung kelapa dapat menyerap panas dan bunyi. Pemilihan cat pelapis dinding menggunakan cat rendah bau, rendah VOC, dan tidak menggandung logam berat. Gypsupboard digunakan pada bagian langit-langit memiliki fungsi untuk membuat ruangan lebih cepat dingin. Penggunaan pendingin buatan dengan refrigerant R32 memiliki potensi merusak lingkungan lebih rendah dari refrigerant R22, sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.
Penerapan Arsitektur Ramah Lingkungan Untuk Mewujudkan Pendidikan Kreatif Dan Berlanjutan
Arsitektur ramah lingkungan dalam pendidikan kreatif dan berkelanjutan tidak hanya fokus pada infrastruktur fisik saja, tapi juga integrasi perilaku dan budaya yang peduli lingkungan. Dengan desain bangunan hijau, fasilitas ekologis, edukasi lingkungan, serta teknologi dan material ramah lingkungan, bangunan sekolah-sekolah dapat menjadi contoh utama bagi generasi masa depan. Dalam implementasi arsitektur ramah lingkungan untuk pendidikan kreatif dan berkelanjutan, pentinglah untuk agar dapat mempertimbangkan semua aspek mulai dari desain bangunan sampai kegiatan edukatif yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, sekolah-sekolah akan dapat menjadi pusat pembelajaran yang tidak hanya pada bidang akademis tetapi juga dengan adanya rasa peduli lingkungan dengan cara turut serta dalam berkontribusi positif terhadap kemajuan berkelanjutan global.
Manfaat Desain Bangunan Dengan Konsep Ramah Lingkungan
Terdapat beberapa manfaat desain bangunan dengan konsep arsitektur ramah lingkungan, yaitu:
- Mengurangi emisi karbon dengan cara, membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
- Menghemat energi, dengan cara mengurangi tagihan listrik dan biaya operasional bangunan.
- Meningkatkan kualitas udara, dengan cara menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk penghuni.
- Meningkatkan nilai properti, karena bangunan yang ramah lingkungan umumnya lebih diminati dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Tantangan Dan Solusi Desain Bangunan Dengan Konsep Ramah Lingkungan
Terdapat beberapa tantangan dan solusi desain bangunan dengan konsep arsitektur ramah lingkungan, yaitu:
- Biaya awal yang tinggi : Meskipun biaya awal mungkin lebih tinggi, namun dalam jangka panjang akan memberikan keuntungan yang lebih besar.
- Keterbatasan teknologi : Teknologi ramah lingkungan terus berkembang, sehingga perlu terus mengikuti perkembangan terbaru.
- Regulasi : Perlu adanya dukungan regulasi yang kuat untuk mendorong pembangunan bangunan ramah lingkungan.
Implementasi Desain Bangunan Dengan Konsep Ramah Lingkungan
Penerapan implementasi desain bangunan dengan konsep arsitektur ramah lingkungan dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:
- Desain Bangunan Hijau: Menggunakan material ramah lingkungan dan teknologi yang mendukung efisiensi energi. Contohnya adalah penggunaan panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi sekolah.
- Penggunaan Material Berkelanjutan: Memilih material lokal dan daur ulang untuk konstruksi bangunan. Ini tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga mendukung ekonomi lokal.
- Integrasi Teknologi Cerdas: Menerapkan sistem manajemen energi yang cerdas untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, seperti sistem pencahayaan otomatis yang menyesuaikan dengan cahaya alami
Kesimpulan
Arsitektur Ramah Lingkungan ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Sangatlah penting untuk menerapkan konsep ini dalam pembangunan yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti standar dan sertifikasi yang ditetapkan, serta menggunakan desain dan teknologi yang efisien dalam pemakaian energi dan air serta meningkatkan kualitas lingkungan. Desain ramah lingkungan untuk bangunan di daerah perkotaan sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan. Dengan menerapkan berbagai solusi yang telah disebutkan di atas, kita dapat membangun kota yang lebih hijau dan sehat untuk generasi mendatang.
Daftar Pustaka
- Adhimastra, I. K. (2014). Arsitektur Dan Pendidikan Arsitektur. Jurnal Anala, 2(1).
- Karuniastuti, N. (2015). Bangunan ramah lingkungan. Swara Patra: Majalah Ilmiah PPSDM Migas, 5(1).
- Anugrah, P., Rahayu, E. S., Sanitha, O. D., Adji, F. F., & Siswadi, R. S. (2023). PENDEKATAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN SEBAGAI PRINSIP BANGUNAN SEKOLAH BERBASIS ALAM: Studi Kasus Green School, Bali. JURNAL PERSPEKTIF ARSITEKTUR, 18(1), 23-30.
- Pulungan, A. S. (2021). Penerapan Prinsip Arsitektur Ramah Lingkungan pada Fasilitas Konservasi Air di Balige, Danau Toba. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 3(2), 3111-3122.
- Maslucha, L., Putrie, Y. E., Handryant, A. N., & Rahmah, S. (2020). Pendidikan arsitektur dan edukasi tentang bambu sebagai material ramah lingkungan. The Indonesian Green Technology Journal, 9(1), 14-24.
- Suweda, I. R. (2023). Arsitektur Ramah Lingkungan Sebagai Solusi. Retrieved from https://www.inpetra.id/mewujudkan-arsitektur-ramah-lingkungan-solusi-untuk-pembangunan-berkelanjutan/
- Purwanto, J. (2024). Mewujudkan arsitektur ramah lingkungan. Retrieved from https://cedsgreeb.org/kompetisi-esai/ramah-lingkungan-2/
- Sanni, V. T. (2024). Redesain Pasar Pengging Dengan Pendekatan Arsitektur Ramah Lingkungan (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
- Setiawan, E. O., & Chandra, A. (2019). Analisa Arsitektur Ramah Lingkungan Kafe Teras Rumah Surabaya. Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan Dan Industri, 133-140.
- Atmojo, B. S., Santosa, H., & Haripradianto, T. (2016). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dengan Pendekatan Arsitektur Ramah Lingkungan (Doctoral dissertation, Brawijaya University).
- Angin, A. P. (2024). ARSITEKTUR BERKELANJUTAN: TANTANGAN DAN INOVASI MENUJU BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN. WriteBox, 1(3).
- Bella, C., & Darmayanti, T. E. (2022). Penerapan Material Ramah Lingkungan pada Microlibrary Bima Kota Bandung. Waca Cipta Ruang, 8(1), 37-41.