MBTI Sebagai Alat Untuk Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi adalah elemen penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam membangun hubungan personal dan profesional. Setiap individu memiliki cara unik dalam menyampaikan pikiran, memahami pesan, serta merespons situasi. Perbedaan ini seringkali menjadi penyebab kesalahpahaman dalam komunikasi. Dalam konteks ini, Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) dapat menjadi alat yang efektif untuk memahami dinamika komunikasi antarpribadi dengan lebih mendalam.


Komunikasi antarpribadi adalah proses interaksi yang terjadi antara dua orang atau lebih, di mana informasi, ide, dan perasaan dipertukarkan secara langsung. Menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, komunikasi ini melibatkan kontak langsung dalam bentuk percakapan, baik secara tatap muka maupun melalui media lain. Dalam komunikasi antarpribadi, terdapat ciri khas berupa adanya timbal balik antara para pelaku komunikasi, yang memungkinkan mereka untuk saling memahami dan merespons satu sama lain.


Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah alat asesmen kepribadian yang telah populer sejak diciptakan oleh Katharine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers pada tahun 1939. MBTI dirancang untuk membantu individu memahami diri mereka sendiri dan orang lain melalui pengelompokan kepribadian ke dalam 16 tipe berdasarkan empat dimensi utama: Ekstrovert (E) vs. Introvert (I), Sensing (S) vs. Intuition (N), Thinking (T) vs. Feeling (F), dan Judging (J) vs. Perceiving (P). Dalam konteks komunikasi antarpribadi, pemahaman mengenai tipe kepribadian ini dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan interaksi sosial, kolaborasi, dan hubungan personal.

  1. Ekstroversi (E) vs. Introversi (I): Bagaimana seseorang mendapatkan energi, apakah dari interaksi sosial atau refleksi internal.
  2. Sensasi (S) vs. Intuisi (N): Cara seseorang menerima informasi, apakah melalui fakta konkret atau pola dan konsep abstrak.
  3. Berpikir (T) vs. Merasa (F): Bagaimana seseorang membuat keputusan, apakah berdasarkan logika atau nilai-nilai personal.
  4. Menilai (J) vs. Memahami (P): Pendekatan terhadap kehidupan, apakah terorganisasi atau fleksibel dan spontan.

Setiap kombinasi dari dimensi ini menghasilkan tipe kepribadian tertentu, dan jika dijumlahkan memiliki 16 tipe kepribadian yang dibagi menjadi empat klasifikasi.

Berdasarkan website 16personalities.com, ada empat klasifikasi MBTI, yang pertama adalah Analysts yang berisi tipe kepribadian dengan N dan T yang dikenal sebagai orang yang rasional, netral dan intelektual. Tipe kepribadian yang masuk adalah INTJ, INTP, ENTJ dan ENTP.

Kemudian Diplomat yaitu kelompok kepribadian yang memiliki N dan F dimana mereka adalah orang-orang yang memiliki rasa empati, jiwa diplomatis dan idealisme yang tinggi. Di dalamnya ada tipe kepribadian INFJ, INFP, ENFP dan ENFJ.

Sentinels adalah kelompok kepribadian yang memiliki S dan J seperti ISFJ, ISTJ, ESFJ dan ESTJ. Kelompok kepribadian ini terkenal dengan orang yang berguna, fokus dalam memberikan perintah, mengandalkan keamanan dan kestabilan.

Terakhir adalah Explorers yang memiliki tipe S dan P. Kelompok kepribadian ini adalah orang yang memiliki sifat yang spontan, cerdik dan fleksibel. Orang-orang ini memiliki tipe kepribadian ISFP, ISTP, ESFP dan ESTP.

Berikut adalah penjelasan setiap karakter dari MBTI:

1. Ekstrovert dan Introvert: Gaya Interaksi yang Berbeda

Ekstrovert cenderung menikmati percakapan langsung, terbuka, dan spontan. Mereka biasanya energik dalam diskusi kelompok dan sering mendominasi percakapan. Sebaliknya, introvert lebih suka mendengarkan, merenung sebelum merespons, dan merasa lebih nyaman dalam diskusi yang mendalam atau satu lawan satu.

Misalnya, dalam tim kerja, seorang ekstrovert seperti ENFP mungkin ingin berbagi ide dengan antusias dalam rapat, sementara seorang introvert seperti INFP lebih suka menyampaikan ide mereka melalui tulisan. Memahami perbedaan ini membantu mengurangi tekanan bagi introvert dan memanfaatkan energi ekstrovert.

2. Sensasi dan Intuisi: Cara Menerima Informasi

Orang dengan preferensi sensasi lebih fokus pada detail dan fakta konkret. Mereka cenderung mendengarkan informasi yang praktis dan relevan secara langsung. Sebaliknya, individu intuitif tertarik pada konsep, visi jangka panjang, dan ide abstrak.

Dalam percakapan, seseorang dengan tipe kepribadian ISTJ (Sensasi) mungkin ingin berbicara tentang rencana spesifik dan langkah-langkah yang harus diambil. Di sisi lain, ENFP (Intuisi) mungkin lebih tertarik mendiskusikan potensi atau kemungkinan baru yang bisa dieksplorasi. Menyesuaikan gaya komunikasi ini dapat mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan kolaborasi.

3. Berpikir dan Merasa: Cara Membuat Keputusan

Tipe berpikir lebih fokus pada objektivitas dan logika dalam komunikasi. Mereka sering mengedepankan fakta, bukti, dan argumen rasional. Sebaliknya, tipe merasa lebih memperhatikan emosi dan nilai-nilai personal, sehingga komunikasi mereka sering diwarnai dengan empati dan kehangatan.

Ketika berhadapan dengan konflik, seorang ENTJ (Berpikir) mungkin cenderung menyelesaikannya secara langsung dengan diskusi tegas. Sebaliknya, seorang ESFJ (Merasa) mungkin lebih memilih mendekati konflik dengan cara yang menjaga hubungan emosional. Memahami pendekatan ini membantu menciptakan komunikasi yang lebih efektif dan harmonis.

4. Menilai dan Memahami: Pendekatan terhadap Kehidupan

Tipe menilai cenderung terorganisasi, terstruktur, dan suka menyelesaikan tugas sesuai rencana. Dalam komunikasi, mereka mengharapkan kejelasan, ketepatan waktu, dan tujuan yang jelas. Di sisi lain, tipe memahami lebih fleksibel dan adaptif. Mereka nyaman dengan percakapan spontan dan perubahan rencana.

Misalnya, seorang ISTJ (Menilai) mungkin merasa frustrasi jika diskusi kerja tidak memiliki agenda yang jelas. Sebaliknya, seorang ENFP (Memahami) mungkin merasa terkekang oleh struktur yang terlalu kaku. Dengan mengenali preferensi ini, kita dapat menciptakan suasana komunikasi yang lebih inklusif.

Untuk mengidentifikasi tipe MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) Anda sendiri, anda dapat mengunjungi website tes MBTI secara gratis dengan menjawab beberapa pertanyaan yang akan mengarahkan pada hasil akhir tipe kepribadian. Namun, anda juga dapat mengikuti tes sederhana yang tidak terlalu mendalam mengenai MBTI menggunakan 4 pertanyaan standar namun hasilnya akan tidak terlalu akurat.

MBTI memiliki manfaat dalam komunikasi antarpribadi, berikut beberapa manfaat MBTI dalam komunikasi antarpribadi:

1. Meningkatkan Pemahaman Diri Sendiri

Salah satu manfaat utama dari tes MBTI adalah membantu individu memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik. Dengan mengetahui tipe kepribadian mereka, orang dapat mengenali kekuatan dan kelemahan dalam interaksi sosial mereka2. Misalnya, seseorang yang menyadari bahwa mereka adalah tipe Introvert mungkin akan lebih memilih interaksi dalam kelompok kecil atau situasi yang tenang, sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan lebih nyaman.

2. Meningkatkan Komunikasi dengan Orang Lain

MBTI juga berfungsi untuk meningkatkan komunikasi dengan orang lain. Dengan memahami tipe kepribadian orang lain, individu dapat menyesuaikan gaya komunikasi mereka agar lebih sesuai dengan preferensi lawan bicara23. Misalnya, jika seseorang mengetahui bahwa rekan kerjanya adalah Ekstrovert, mereka mungkin akan lebih terbuka untuk berdiskusi di lingkungan yang ramai atau dinamis.

3. Mengurangi Konflik dalam Hubungan

Dengan memahami perbedaan kepribadian, individu dapat mengurangi potensi konflik dalam hubungan interpersonal. Misalnya, pasangan yang memiliki tipe kepribadian yang berbeda dapat belajar bagaimana cara terbaik untuk mendukung satu sama lain, sehingga menciptakan hubungan yang lebih harmonis3. Pemahaman ini juga bisa membantu dalam mengatasi perbedaan pendapat atau gaya komunikasi yang berbeda.

4. Meningkatkan Kolaborasi dalam Tim

Di lingkungan kerja, pemahaman tentang tipe kepribadian anggota tim dapat meningkatkan kolaborasi dan kinerja tim secara keseluruhan2. Pemimpin dapat menggunakan informasi ini untuk mengatur tugas sesuai dengan kekuatan masing-masing anggota tim, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan harmonis.

Komunikasi antarpribadi juga melibatkan umpan balik, dimana umpan balik tersebut sangat berpengaruh terhadap keharmonisan hubungan antarpribadi. MBTI memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan individu dalam memberikan umpan balik. Setiap tipe kepribadian dalam MBTI menunjukkan cara yang berbeda dalam menangani kritik dan memberikan umpan balik, yang dipengaruhi oleh preferensi dasar mereka. Berikut adalah beberapa cara bagaimana MBTI mempengaruhi kemampuan memberikan umpan balik:

1. Persepsi Terhadap Umpan Balik

Setiap tipe MBTI memiliki cara yang unik dalam memandang umpan balik. Misalnya:

  • Tipe Thinking (T): Individu dengan tipe ini cenderung melihat umpan balik sebagai informasi yang objektif dan logis. Mereka lebih fokus pada fakta dan hasil, sehingga dapat memberikan kritik yang langsung dan berbasis data. Mereka mungkin kurang mempertimbangkan perasaan orang lain saat memberikan umpan balik, yang bisa membuat penerima merasa diserang.
  • Tipe Feeling (F): Sebaliknya, individu dengan tipe Feeling lebih memperhatikan perasaan orang lain. Mereka cenderung memberikan umpan balik dengan cara yang lebih sensitif dan empatik, berusaha untuk tidak menyakiti perasaan penerima. Ini membuat mereka lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata saat memberikan kritik.

2. Gaya Komunikasi dalam Memberikan Umpan Balik

Gaya komunikasi juga dipengaruhi oleh dimensi Ekstrovert (E) dan Introvert (I):

  • Ekstrovert (E): Tipe ini biasanya lebih terbuka dan langsung dalam menyampaikan umpan balik. Mereka cenderung berbicara dengan percaya diri dan mungkin lebih suka memberikan umpan balik secara langsung di depan orang lain.
  • Introvert (I): Tipe ini mungkin lebih memilih untuk memberikan umpan balik secara pribadi atau dalam situasi yang lebih tenang. Mereka cenderung memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dikatakan, sehingga umpan balik mereka bisa lebih terstruktur tetapi juga bisa terasa kurang spontan.

3. Respons terhadap Kritik

Cara individu menerima kritik juga dipengaruhi oleh tipe kepribadian mereka:

  • ENFJ dan INFJ: Tipe ini mungkin merasa sangat terpengaruh oleh kritik karena mereka mencari harmoni dan keaslian dalam hubungan. Mereka perlu belajar untuk memisahkan kritik dari identitas pribadi mereka agar dapat mengubahnya menjadi alat untuk pertumbuhan.
  • INTJ dan ENTJ: Tipe pemimpin ini mungkin akan merespons kritik dengan defensif jika mereka merasa bahwa kritik tersebut menyerang kecerdasan atau kemampuan strategis mereka. Namun, jika mereka mampu melihat kritik sebagai kesempatan untuk memperbaiki strategi, mereka bisa mengubahnya menjadi pengalaman belajar yang berharga.

4. Kemampuan Memberikan Umpan Balik Konstruktif

Setiap tipe MBTI memiliki kekuatan dan kelemahan dalam memberikan umpan balik konstruktif:

  • Tipe Judging (J): Tipe ini cenderung lebih terstruktur dalam memberikan umpan balik. Mereka biasanya memiliki rencana dan cara sistematis untuk menyampaikan informasi, sehingga umpan balik mereka sering kali jelas dan mudah dipahami.
  • Tipe Perceiving (P): Tipe ini mungkin lebih fleksibel dan adaptif dalam pendekatan mereka, tetapi bisa kurang konsisten dalam menyampaikan umpan balik. Mereka mungkin perlu berusaha lebih keras untuk memastikan bahwa umpan balik mereka tetap fokus dan tidak terlalu terbuka.

MBTI memainkan peran penting dalam mempengaruhi bagaimana individu memberikan dan menerima umpan balik. Dengan memahami tipe kepribadian masing-masing, individu dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal mereka, termasuk kemampuan untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan efektif. Mengadaptasi gaya komunikasi sesuai dengan preferensi kepribadian dapat membantu menciptakan lingkungan di mana kritik dianggap sebagai alat untuk pertumbuhan daripada serangan pribadi.

MBTI juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan mendengarkan dalam komunikasi antarpribadi. Berikut adalah beberapa cara bagaimana tipe MBTI mempengaruhi kemampuan mendengarkan seseorang:

1. Persepsi dan Respons Terhadap Emosi

Tipe kepribadian dalam MBTI, terutama dimensi Thinking (T) dan Feeling (F), memainkan peran penting dalam cara individu mendengarkan:

  • Thinking (T): Individu dengan tipe Thinking cenderung lebih fokus pada logika dan fakta. Mereka mungkin lebih mementingkan isi pesan daripada emosi yang menyertainya. Ini bisa membuat mereka kurang peka terhadap nuansa emosional dalam percakapan, sehingga mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami perasaan orang lain saat mendengarkan.
  • Feeling (F): Sebaliknya, individu dengan tipe Feeling lebih peka terhadap emosi dan perasaan orang lain. Mereka cenderung mendengarkan dengan empati dan berusaha memahami perasaan di balik kata-kata. Ini membuat mereka menjadi pendengar yang lebih baik, karena mereka tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan, tetapi juga merasakan apa yang dirasakan oleh pembicara1.

2. Gaya Mendengarkan Berdasarkan Ekstroversi dan Introversi

Dimensi Ekstrovert (E) dan Introvert (I) juga mempengaruhi cara seseorang mendengarkan:

  • Ekstrovert (E): Tipe ini cenderung lebih aktif dalam percakapan dan mungkin lebih suka berbicara daripada mendengarkan. Mereka mungkin menghadapi tantangan dalam memberikan perhatian penuh saat orang lain berbicara, karena mereka lebih terfokus pada interaksi sosial.
  • Introvert (I): Tipe Introvert biasanya lebih suka mendengarkan daripada berbicara. Mereka cenderung memberikan perhatian penuh kepada pembicara dan merenungkan informasi sebelum merespons. Ini menjadikan mereka pendengar yang baik, karena mereka sering kali memberikan ruang bagi orang lain untuk mengekspresikan diri2.

3. Keterampilan Empati

Beberapa tipe MBTI dikenal memiliki keterampilan empati yang tinggi, yang sangat penting dalam mendengarkan:

  • INFJ dan ISFJ: Tipe kepribadian ini dikenal sebagai pendengar yang luar biasa karena kemampuan mereka untuk merasakan emosi orang lain dan memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan. Mereka sering kali dapat menangkap nuansa halus dalam percakapan, membuat orang merasa didengar dan dihargai1.

4. Kemampuan Mengingat Detail

Tipe kepribadian seperti ISFJ dan ESFJ dikenal memiliki kemampuan untuk mengingat detail penting dari percakapan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa mereka benar-benar peduli dengan apa yang dibicarakan oleh orang lain, sehingga meningkatkan kualitas mendengarkan mereka. Dengan mengingat detail, mereka dapat menunjukkan perhatian yang lebih besar dalam interaksi sosial1.

5. Pengaruh Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional, yang merupakan kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi sendiri serta memahami emosi orang lain, sangat penting dalam konteks mendengarkan. Individu dengan kecerdasan emosional tinggi cenderung menjadi pendengar yang lebih baik karena mereka mampu berempati dan memberikan respons yang sesuai terhadap perasaan orang lain23.

Selain manfaat, MBTI juga memiliki kekurangan dalam komunikasi antarpribadi. Contohnya adalah stereotipisasi, dimana terdapat risiko bahwa individu akan mengandalkan label kepribadian sebagai cara untuk menilai orang lain secara sepihak tanpa mempertimbangkan nuansa kepribadian mereka. Kemudian kepribadian bukanlah sesuatu yang statis karena individu dapat menunjukkan perilaku berbeda tergantung pada situasi atau konteks tertentu. Terakhir, MBTI adalah salah satu dari banyak model kepribadian, oleh karena itu dalam menggunakan alat ini hanya sebagai panduan daripada sebagai kebenaran mutlak mengenai seseorang.

MBTI adalah alat yang berharga untuk memahami diri sendiri dan orang lain dalam konteks komunikasi antarpribadi. Dengan memanfaatkan wawasan dari tes ini, individu dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka, membangun hubungan yang lebih baik, serta menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis. Namun, penting untuk tetap kritis terhadap keterbatasan tes ini dan menggunakannya sebagai alat bantu dalam proses pengembangan pribadi dan interpersonal.

Dengan demikian, MBTI bukan hanya sekedar alat asesmen kepribadian namun merupakan jendela menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika komunikasi antarindividu di berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Menggunakan MBTI sebagai alat bantu dalam komunikasi antarpribadi memungkinkan kita untuk menghargai perbedaan dan memperkuat koneksi sosial di berbagai aspek kehidupan kita.